Bab 3 PDF
Bab 3 PDF
id 57
digilib.uns.ac.id
BAB III
PERUBAHAN PENGELOLAAN MUSEUM SANGIRAN
1983-2013
Museum Sangiran adalah sebuah museum situs (site museum) atau disebut
situs.
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan fungsi
museum.1 Karena museum terdiri dari empat unsur utama yaitu bangunan,
koleksi, pengelola dan pengunjung, maka mamajemen museum juga dapat dipilah
situs di Jawa yang dikelola oleh BP3 antara lain adalah Museum Situs Trowula
Indonesia, Departemencommit
1
to user
Kebudayaan dan Periwisata, Pedoman
Pengelolaan Museum (Jakarta: Direktorat Museum, 2007), hlm. 17
57
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
yang dikelola oleh BP3 Jawa Timur, Museum Situs Banten Lama yang dikelola
oleh BP3 Jawa Barat, dan Museum Situs Sangiran yang dikelola oleh BP3 Jawa
antaranya adalah: (1) Karena adanya temuan yang melimpah dari suatu situs. (2)
situs tersebut. (3) Untuk melindungi temuan situs dari pencarian dan penggalian
liar. (4) Sebagai lembaga kajian ilmiah terhhadap situs dan koleksi temuannya. (5)
1992 tentang Benda Cagar Budaya (pasal 1 ayat 2), yaitu “...adalah lokasi yang
menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (pasal 1 ayat
5), yaitu:
2
Agus Aris Munandar, “Museum Situs, Kajian Awal Kemungkinan
Pembukaan Museum situs di Sindangbarang, Taman Sari, Bogor” Museografia,
commitDepartemen
Majalah Ilmu Permuseuman, (Jakarta: to user Kebudayaan dan Pariwisata,
Direktorat Museum, 2007), hlm. 93-95
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Direktorat Jenderal
Kebudayaan
Keterangan:
_______________ : Garis Direktiva
Sumber: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah tahun 2000
1983-2002 dikelola oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) Jawa
commit (UPT)
Tengah selaku Unit Pelaksana Teknis to user yang merupakan salah satu staf
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
teknis Direktorat Sejarah dan Purbakala (DSP) dan bertanggung jawab langsung
Pendidikan dan Kebudayaan. Museum Situs Sangiran merupakan salah satu unit
atau bagian pengelolaan situs di wilayah yang merupakan bagian dari UPT SPSP.
oleh instansi lain. Beberapa instansi dan lembaga penelitian sering mengadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
----------------------- : Garis Koordinasi
_______________ : Garis Direktiva
kawasan situs cagar budaya di wilayah Jawa Tengah termasuk Sangiran. Dalam
jawab Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah selaku Unit
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah dan Karyawan Pemda Sragen,
Tabel 4. Pegawai Museum Situs Sangiran dari SPSP/ BP3 Jawa Tengah dan
Pemda Kabupaten Sragen 1983-2007
Tahun
No. 1983-2002 2002-2007
Tenaga Ahli Jumlah Keterangan Tenaga Ahli Jumlah Keterangan
1. Arkeolog 1 Pemda Sragen Arkeolog 2 BP3 Jateng dan
Pemda Sragen
Sangiran pada tahun 1983-2002 berasal dari Suaka Peninggalan Sejarah dan
sehingga totalnya menjadi 48 orang karyawan yang berasal juga dari Balai
Kebanyakan pegawai yang sudah PNS-S1, mereka yang sudah terseleksi secara
resmi dan dipilih dari kedua instansi tersebut. Bagi pegawai yang masih honorer
atau PNS-SMU (Satpam) diambil dari masyarakat sekitar Museum Sangiran yang
terdiri dari ahli arkeologi, staf administrasi, staf pemeliharaan, staf konservasi,
Museum tersebut dibangun di atas tanah seluas 1000 m² dan diberi nama
kemudian dipindahkan ke Museum tersebut. Sejak saat itu sampai dengan tahun
1980-an Situs Sangiran yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Sragen dikelola
Sejak tahun 2004, Direktorat Sejarah dan Purbakala telah bekerja keras
pengembangan situs. Selama 2 tahun disiapkan, pengerjaan Master Plan ini juga
melibatkan para stake-holders di daerah dan para pakar (termasuk dari kalangan
Penebitan Master Plan Situs Sangiran oleh Direktorat Jenderal Sejarah dan
Pelestarian Situs Sangiran, yang juga melibatkan para pakar dan stake-holders.
Naskah ini selesai pada tahun 2007, sehingga dengan terbitnya Master Plan dan
DED tersebut, telah memiliki acuan pengembangan Situs Sangiran yang jelas,
mengacu pada Master Plan dan DED yang telah dibuat dan disetujui bersama,
tanpa sama sekali bertentangan dengan prinsip-prinsip pelestarian situs. Dalam hal
langkah yang dilakukan di situs budaya dunia ini. Sebagai sebuah situs dunia yang
sarat akan informasi tentang evolusi manusia purba, Situs Sangiran sangat pantas
dimilikinya. Informasi yang diperoleh dari situs ini, diharapkan dapat menjawab
tanah atau lahan yang kosong dan membantu dalam pembangunan yang berjalan.
Museum Sangiran:
Milik
Tanah
Pemerintah
4. Kantor - - 16.125m2 -
Daerah Tk. I
BPSMPS
Jawa Tengah
Sumber: Pelimpahan Wewenang Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset
oleh Museum Sangiran dilaksanakan secara step by step dan tanah untuk
pembangunan adalah tanah Pemerintah Daerah Tk. 1 Jawa Tengah dan Pemda Tk.
commit to user
3
Harry Widianto dan Truman Simanjuntak., op.cit., hlm. 131.
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
telah dihibahkan digunakan untuk membangun gedung galery bawah tanah dua
lantai, gedung penerima tamu dan ruan audioo visual, dan gedung seminar.
tahun 2004-2007. Sebagian besar pembangunan tersebut didanai oleh APBD Tk. 1
Jenis Dibangun
No. Tahun Sumber Luas Keterangan
Bangunana Oleh
1. Gedung 2003 APBN 850 m2 BP3 Jateng Berita Acara No.
Perkantoran 1135a/301.PL/BP3/P
-VIII/2009
2. Bangunan 2007 APBN 260 m2 BP3 Jateng Berita Acara No.
Tlasar 1135a/301.PL/BP3/P
-VIII/2009
3. Gedung 2008 APBN 527 m2 BP3 Jateng Berita Acara No.
Wisma 1135a/301.PL/BP3/P
Peneliti -VIII/2009
4. Gedung 2008 APBN 112 m2 BP3 Jateng Berita Acara No.
Audio Visul 1135a/301.PL/BP3/P
untuk Tamu -VIII/2009
Dinas
5. Gedung Jenset 2008 APBN 132 m2 Dirjen Sejarah BPSMP Sangiran
dan Purbakala No. STG/ Setdijen/
PPK/SP/XII/2009
6. Gedung 2007 APBN 1215m Dirjen Sejarah BPSMP Sangiran
2
Animasi 2 dan Purbakala No. STG/ Setdijen/
lantai PPK/SP/XII/2009
7. Gedung 2008 APBN 725 m2 Dirjen Sejarah BPSMP Sangiran
Pamer Utama dan Purbakala No. STG/ Setdijen/
PPK/SP/XII/2009
8. Gedung 2008 APBN 224 m2 Dirjen Sejarah BPSMP Sangiran
Perpustakaan dan Purbakala No. STG/ Setdijen/
PPK/SP/XII/2009
Total : 5413m2
Tabel 6 menjelaskan bahwa selain tanah yang dihibahkan oleh Pemda ada
juga juga bangunan yang dihibahkan yaitu Gedung perkantoran terdiri 3 lantai,
commit to user
bangunan tlasar, gedung wisama peneliti, gedung audio visual untuk tamu dinas
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
luas tanah 1.749 m2, dan untuk sumber biaya dalam pembangunan tersebut di
danai oleh APBN dan di bangun oleh BP3 Jawa Tengah. Untuk pembangunan
gedung jenset, gedung animasi 2 lantai, gedung pamer utama, dan gedung
dengan jumlah luas tanah 2.296 m2, dan untuk sumber dana dalam pembangunan
tersebut didanai oleh APBN dan di bangun oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala.
dan lingkungannya, maka pada tanggal 15 Maret 1977 melalui Surat Keputusan
Daerah Cagar Budaya dengan luas wilayah sekitar 46,5 km2. Sehingga untuk lebih
yang dilakukan oleh Museum Sangiran untuk menarik para wisatawan manca
Bawah Tanah.
dilihat dari pembangunan di luar museum yaitu adanya pelebaran jalan atau
perpustakaan, kantor, ruang animasi, penataan tempat parkir dan banyak lainnya.
Berbagai pembangunan yang dilakukan dengan tahap demi setahap dan dengan
tujuan untuk membuat museum tersebut menjadi lebih baik. Museum kelihatan
baik tidak cuman dilihat dari bangunannya tetapi dilihat juga fasilitasnya, fasilitas
temuan fosil (imbalan jasa), pembuatan home page “World Heritage” serta
peningkatan daya listrik dan banyak lagi fasilitas yang mendukung. Banyaknya
tersebut tidak terlepas dari dana atau biaya, sehingga dari APBD Kabupaten
Sragen, APBD Provinsi, APBN, dan BP3 Jawa Tengah ikut berpartisipasi dalam
commit to user
pendanaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran pada tahun 2003
Pandang yaitu:
Agar pengunjung dapat melihat Museum Sangiran dari jarak jauh dan
bahkan Museum Sangiran terlihat kayak baskom kalau dilihat dari Menara
Pandang, serta dapat melihat langsung batas wilayah Museum Sangiran.4
sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran. Selain
itu, untuk memeuhi kebutuhan para wisatawan ada tempat penginapan yang
nyaman di Kawasan Sangiran yang telah dibangun Wisma Sangiran (guets house
sebagai lobby. Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang
dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan
sebenarnya bukan fasilitas dari Museum Sangiran, tetapi fasilitas pendukung yang
4
commit to user
Wawancara dengan Anjarwati Sri Sayekti selaku Pegawai Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan pada 29 Desember 2013
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
dikeluarkan merupakan sebuah kantor Unit yang dikelola dibawah 2 instansi yang
berbeda yaitu instansi pusat dan instansi daerah. Instansi pusat adalah Balai
Pelaksana Teknis) dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. Sebagai sebuah
museum. Dari instansi daerah adalah Dinas Pariwisata Sragen yang menempatkan
Museum Sangiran dalam posisi sebagai Daerah ODTW (Obyek Daya Tarik
sejarah umat manusia sehingga perlu dilestarikan, bahwa untuk melestarikan situs
tersebut perlu dibentuk suatu lembaga yang secara khusus dan terpadu mengelola
situs dan kawasan di sekitar Sangiran. Dengan berbagai rencana besar pelestarian
dan lain sebab, tidak pernah tercipta. Padahal, implementasi dari Master Plan dan
DED yang telah dicanangkan tersebut menuntut sebuah action yang kontinyu,
sejak dini hingga kemudian hari. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Sejarah dan
dan kemudian disetujui oleh Pemerintah, dan disahkan sebagai sebuah Unit
dengan rencana pengelolaan Museum Situs Sangiran yang baru dan untuk lebih
5
commit to Ilmiah
Kumpulan Makalah (Pertemuan user Arkeologi XI), Ikatan Ahli
Arkeologi Indonesia (IAAI) Solo, 13-16 Juni 2008, hlm. 217
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
antaranya adalah UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, Peraturan
diubah beberapa kali terakhir dengan keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun
2006, Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas dan
Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id
Sangiran” sebagai pengganti museum yang lama, selesai diabngun dan diresmikan
Prof. Wiendhu Nuryanti, Ph.D. Inilah babak baru bagi sejarah Museum Sangiran
sendiri, karena peresmian museum ini menandai loncatan status yang sangat
museum dinamis. Di lain pihak, peresmian Museum Manusia Purba Sangiran ini
sebuah situs Warisan Dunia UNESCO. Itulah sebabnya, untuk lebih memberikan
arti, peresmian museum ini juga diwarnai dengan beberapa even berbobot
internasional, seperti: seminar internasional dengan tema “75 Years After The
atas Formasi Kubah di Pucung (Desa Dayu) yang dilaksanakan oleh Balai
internasional dari museum dan situs ini, yang diharapkan di masa depan, mampu
instansi yang berbeda yaitu instansi pusat dan instansi daerah. Instansi pusat yaitu
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran selaku Unit Pelaksana Teknis
menuju Museum Sangiran.6 Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran mulai
beroperasi:
Baru pada awal tahun 2009 Kantor Balai Pelestarian Situs Manusia Purba
Sangiran ini secara resmi mulai beroperasional sejalan dengan turunnya
dana DIPA dari Pusat.7
6
Wawancara dengan Anjarwati Sri Sayekti selaku Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata tanggal 22 Oktober 2013
7
commit
Wawancara dengan Rusmulia to userHidayat selaku Kasi Pelindungan
Tjiptadi
tanggal 7 Oktober 2013.
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
Budaya No. 5 tahun 1992 pasal 18 ayat (1) dan ayat (3), yaitu (1)Pengelolaan
benda cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab Pemerintah dan
(3)Ketentuan mengenai tata cara pengelolaan benda cagar budaya dan situs
Sesuai dengan sasaran atau target peran dan fungsi Museum Sangiran,
yaitu: (1). Mengetahui potensi dan nilai penting Situs Sangiran; (2).
pihak-pihak lain yang peduli dalam melakukan kegiatan di dalam kawasan; (6).
untuk evaluasi dan monitoring. Sasaran dan target tersebut bermuara pada visi dan
dunia, regional, nasional maupun lokal”. Di samping itu dilaksanakan dengan misi
museum, yaitu: (1). Melestarikan bentang alam, tinggalan alam dan tinggalan
budaya Kawasan Sangiran yang unik dan sangat penting bagi ilmu pengetahuan,
sejarah dan kebudayaan; (2). Menciptakan jalinan kerjasama yang padu antar para
sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan; (5). Menyajikan hasil penelitian dari
pengkajian data tentang manusia purba di Asia; (7). Menyajikan nilai-nilai penting
masyarakat.8
Sangiran maka pada tahun 2007 oleh MENPAN dibentuk Kantor Balai Pelestarian
dan tata kerja Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS).
8
Soeroso, Rencana Induk Pelestarian dan Pengembangan Kawasan
commit to user
Sangiran (Jakarta: Direktorat Peninggalan Purbakala Direktorat Sejarah dan
Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2004), hlm. 13.
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
Kepala
Sub Bagian
Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha merupakan seksi utama setelah kepala kantor,
Untuk itu Sub Bagian Tata Usaha ini setidaknya harus didelegasikan ke dalam
empat sub seksi yaitu persuratan, keuangan, rumah tangga, dan kepegawaian.
tunjangan, biaya perjalanan, dan urusan tiket. Sub-seksi Rumah Tangga tugasnya
Kasubbag
Tata Usaha
Gaji
Pengetikan Logistik Humas
Bulanan
Daftar
Penggandaan Tunjangan Perlengkapan
Penilaian
Biaya Kenaikan
Expedisi Kebersihan
Perjalanan Pangkat
b. Seksi Pelestarian
mempunyai tugas memelihara dan melestarikan koleksi baik yang ada di museum
maupun yang masih terpendam di lokasi situs. Sub seksi ini diusulkan terdiri dari
dua sub seksi yaitu sub seksi pelestarian koleksi museum dan sub seksi pelestarian
situs. Sub seksi pelestarian koleksi museum tugasnya antara lain meliputi
commit to koleksi.
konservasi, preservasi, dan rekontruksi user Sub seksi pelestarian situs
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
tugasnya antara lain meliputi urusan pengamanan situs, urusan tata lahan situs,
Seksi Pelestarian
Temuan
Preservasi Monitoring Konservasi Baru
Situs
Pada awal tahun 2009 Kantor Balai Pelestarian Situs Manusia Purba
Sangiran ini secara resmi mulai beroperasional sejalan dengan turunnya dana
DIPA dari Pusat. Balai sudah bisa melakukan berbagai kegiatan, setiap seksi di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
1. 2009 1. Pengamanan
- Tanggal 16 April 2009 mengawasi pengepakan fosil
untuk pameran bersama Dinas Pariwisata Kabupaten
Sragen.
- Tanggal 27 April 2009 pengambilan fosil dari Dinas
Pariwisata.
- Tanggal 25 April 2009 memantau kunjungan dari Biro
Wisata Australia.
- Mengikuti Diklat Khusus Satuan Pengaman Warisan
Dunia (2 orang Satpam) di Balai Konservasi
Peninggalan Borobudur.
2. Monitoring Situs
- Peninjauan temuan rahan bawah stegodon, kepala
kerbau dan 2 tulang kaki, tulang kaki gajjah 2,
molusca dan gigi elephas di Pucung, tanggal 22
Januari 2009 temuan-temuan tersebut sudah disimpan
di laboratorium BPSMP Sangiran.
- Peninjauan pemotretan tanah longsor di Bukuran dan
Cengklik Kelurahan Bukuran Kecamatan Kalijambe,
tanggal 26 Februari 2009.
- Peninjauan tanah longsor di jalan menuju Menara
Pandang, lokasi Trianggulasi Ngebung, lokasi
Grogolan-Kalijambe-Plupuh, jalan pagerjo yang
patah, tanggal 2 Maret 2009.
- Tanggal 8,10, dan 11 Juni 2009 peninjauan patok
batas cagar budaya situs Sangiran.
2. 2010 1. Pengamanan
- Penyertaan satpam dalam pelatihan satuan
pengamanan warisan dunia di Borobudur 25-31 Maret
2010 dalam menyertakan 3 personil satpam.
- Mengikuti pembinaan Satpam dari Polsek Kalijambe.
2. Monitoring
- Tanggal 8-11 Maret 2010, monitoring dan peninjauan
lapangan guna pembuatan profil stratigrafi temuan
fosil Hominid di Bukuran tahun 1998.
- Tanggal 10 Maret 2010, monitoring ruutin dwi
mingguan di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar dengan fokus pada
pengecekan patok batas situs Sangiran.
commit to user
- Tanggal 1 April 2010 pengecekan lokasi longsor di
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
3. Penyelamatan
- Menyelamatkan fosil temuan Sugiyo Cahyono di
Dusun Glagah Ombo (ditepi parit), Desa Ngebung,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada
tanggal 2 Februari 2012.
c. Seksi Eksplorasi
tidak bergerak yang berada di lapangan maupun tersimpan diruangan. Seksi ini
disusulkan terdiri dari dua sub seksi yaitu Sub Seksi Laboratorium dan Sub Seksi
Seksi Eksplorasi Situs tugasnya antara lain meliputi urusan survey, ekskavasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
Seksi Eksplorasi
Inventarisasi Survey
Katalogisasi Ekskavasi
Registrasi Riset
d. Seksi Pemanfaatan
dapat berguna bagi pendidikan dan kebudayaan, hal ini tertera dalam UU No. 5
Tahun 1992 pasal 19 ayat (1), yaitu Benda cagar budaya tertentu dapat
Seksi Pemanfaatan
Desain Perpustakaan
Pameran Bimbingan
Penyuluhan
Pameran Bulletin
Masyarakat
Tetap Situs
Panduan
Pameran
Berkala
Guru & Pelajar
Website
Pengunjung
Museum
CD Interaktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran yang
9
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 48 Tahun 2011 Tentang Perubahan Penggunaan Nama Kementerian
commit to Pendidikan
Pendidikan Nasional Menjadi Kementerian user Dan Kebudayaan.
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
orang yang terdiri dari: Peneliti 2 orang (1 ahli peneliti utama dan 1 peneliti
pemanfaatan 7 orang, satpam 10 orang dan dari Pemda ada 9 orang pegawai yang
purba. Tugas BPSMP Sangiran juga diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
kerja Balai, melaksanakan penyelamatan dan pengamanan artefak, fosil, dan situs
fungsi, yaitu:
10
commit
Wawancara dengan Budhy to user
Sancoyo selaku Kasubag TU pada tanggal 19
Oktober 2013
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id
Sangiran.
Inspektorat Sekretariat
Jenderal Jenderal
Ditjen
Kebudayaan
Direktorat Pembinaan
dan Permuseuman
Nilai Budaya
Kesenian dan
Perfilman
didalam SK Nomor 54 tahun 2012 yang di pimpin oleh seorang Kepala yang
Rincian tugas BPSMP Sangiran juga diatur didalam Peraturan Menteri Pendidikan
Sangiran terdiri dari Kepala, Subbagian Tata Usaha, Seksi Pelindungan, Seksi
Kepala
Subbagian
Tata Usaha
Jabatan
Fungsional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id
usaha juga didalam peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan No. 30 tahun
2013 yaitu melakukan penyusunan program kerja Subbagian dan konsep program
b. Seksi Pelindungan
dikuatkan dalam SK Nomor 54 tahun 2012 dan mengacu pada UU No. 11 Tahun
2010. Adapun perbedaannya dapat dilihat dari rincian tugasnya, tugas Seksi
Pelindungan lebih luas, tidak hanya melestarikan Cagar Budaya bahkan juga
11
Wawancara dengan Rusmulia Tjiptadi Hidayat selaku Kasi Pelindungan
tanggal 5 Desember 2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
Rincian tugas seksi pelindungan juga didalam peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pendidikan No. 30 tahun 2013 yaitu melakukan penyusunan program kerja seksi,
Monitoring/Penyelamatan fosil
1. Tujuan/Sasaran
2. Lokasi
12
Zonasi adalah penentuan batas-batas keruangan Situs Cagar Budaya dan
Kawasan Cagar Budaya sesuai dengan kebutuhan. Sistem Zonasi mengatur fungsi
ruang pada Cagar Budaya, baik vertikal maupun horizontal. Sistem Zonasi terdiri
atas, (1). Zona Inti, (2). Zona Peyangga, (3). Zona Pengembangan; dan/atau (4).
Zona Penunjang. Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2012 pasal 73
ayat (1 dan 3), hlm. 59 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id
4. Pelaksanan Kegiatan
- Albertus Nikko SD, SS, Marlia Yuliyanti Rosyidah, SSi, Pipit Puji
L, SSi, Utama SY, Widiyono, Kalimin, Haryono, SH, Suwita
Nugraha, ST, Febri W, SS, Nur Kholish, A.Md, Yudha HIB, A.Md.
5. Hasil
Konservasi
1. Tujuan/Sasaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id
3. Waktu Pelaksanaan
4. Pelaksanan Kegiatan
c. Seksi Pengembangan
dalam SK Nomor 54 tahun 2012 dan mengacu pada UU No. 11 Tahun 2010.
13
Wawancara dengan Muhammad Hidayat selaku Kasi Pengembangan
tanggal 5 Desember 2013
14
Revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk
menumbuhkan kembali nilai-nilai penting Cagar Budaya dengan penyesuaian
fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai
budaya masyarakat. Revitalisasi potensi Situs Cagar Budaya atau Kawasan Cagar
Budaya memperhatikan tata ruang, tata letak, fungsi sosial, dan/atau lanskap
commit to user Cagar Budaya Nomor 11 Tahun
budaya aslli berdasarkan kajian. Undang-Undang
2012 pasal 80 ayat (1), hlm. 67
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id
Pendidikan No. 30 tahun 2013 yaitu melakukan penyusunan program kerja seksi,
nilai yang melekat padanya dan (2)Setiap kegiatan pengembangan Cagar Budaya
a. Penelitian
merupakan salah satu lokasi terpenting di Kawasan Situs Sangiran yang dianggap
lingkungannya. Dari lokasi ini telah diperoleh sebuah fosil atap tengkorak Homo
erectus dan berbagai jenis peralatannya serta fosil berbagai jenis binatang purba.
Fosil atap tengkorak Homo erectus tersebut merupakan individu dewasa yang
kemungkinan berjenis kelamin wanita. Atap tengkorak ini berkarakter tipik dan
ditemukan pada satuan batuan pasir dan tufa bagian dari litologi Formasih Kabuh.
menghasilkan berbagai artefak: kapak genggam, bola-bola batu andesit, dan juga
alat serpih, serta alat tulang pada lapisan pasir halus hingga kasar berwarna abu-
abu kebiruan.
Salah satu arti penting temuan fosil atap tengkorak Homo erectus dari
adalah hampir pasti bahwa lapisan pengandung fosil manusia itu identik dengan
lapisan budaya dari kotak penggalian yang hanya berjarak sekitar 25 meter dari
interpretasi: bahwa atap tengkorak Homo erectus Grogolan tersebut berasal dari
individu inilah yang suatu saat dulu, sekitar 500.000 hingga 700.000 tahun silam,
membuat dan menggunakan peralatan berupa kapak genggam, alat serpih, dan
bola batu
Berdasarkan potensi tersebut, maka pada lokasi ini akan dibangun sebuah
Terkait dengan hal tersebut, maka Balai Pelestarian Situs Manusia Purba
cagar budaya Situs Sangiran di Kluster Manyarejo, Dusun Grogolan Wetan, Desa
pada tanggal 29 Agustus 2013 sampai dengan 17 September 2013. Tim peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id
terdiri dari Ilham Abdullah, S.S sebagai ketua tim, dengan anggota : Wahyu
Widianta, S.S, Haris Rahmanendra, S.S, Iwan Setiawan Bimas, S.S, Suwito
Ariyanto, Metta Adityas Permata Sari, S.S, Susilo, Edi Sutrisno, Triyanto, Erwin
b. Hasil Penelitian
Telah dilakukan penggalian pada dua sector yaitu sector I, sector II dan sector III,
kecuali K 19 yang dibuka hanya 1x2 m di sebelah barat. dan pada sector III
dibuka 4 kotak dengan ukuran 2 x 2 m. Pada sector I dan sector 2 penamaan kotak
(1,2,3 dan seterusnya), dimulai dengan K14 dan seterusnya (lihat lampiran). Pada
sector III digunakan system grid, kotak bedara pada grid M5, M6, N5 dan N6.
Kedalaman kotak pada sector I adalah 720 cm yang diisi oleh 1. lapisan
resen: lempung pasiran bercampur batu apung terkongkresi bongkah batu pasir
mengandung kreweng. 2. Formasi kabuh bawah: batu pasir halus, batu pasir kasar
Kedalaman kotak pada sector III adalah 600 cm diisi oleh 1. Lapisan
Temuan berjumlah 253 buah terdiri atas: bubalus sp., stegodon sp,
anatomis binatang terdiri cranium, tanduk, gigi, tulang kaki, gading, tulang rusuk.
Temuan diperolah dari ekskavasi (dikotak dan diayakan) dan survey. Temuan
yang menarik adalah temuan pada kotak di sector 1 yaitu K21, K22, K23, K25,
dan K 17. Pada kedalaman antara 560 hingga 620 terdapat sebuah layer arkeologi
c. Seksi Pemanfaatan
Rincian tugas seksi pemanfaatan juga didalam peraturan Menteri Kebudayaan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
1. Dokumentasi
a. Tujuan/Sasaran
- Dokumentasi kegiatan-kegiatan kantor dan kunjungan tamu.
b. Lokasi
- Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.
c. Waktu Pelaksanaan
- Tanggal 1-30 September 2013.
d. Hasil
- Foto kegiatan BPSMP Sangiran diantaranya kegiatan rutin dari Seksi
Pemanfaatan, Pengembangan, dan Pelindungan, kegiatan pemeliharaan
gedung, rapat pembuatan Master Plan Situs Patiayam, rapat evaluasi
kantor BPSMPS, pameran di Grha Solo Raya, dan kunjungan dari
Bappeda Semarang.
Salah satu program seksi pemanfaatan adalah distribusi buku, ialah pembagian
buku untuk tamu kantor, sekolah dalam area Situs Sangiran, serta sekolah yang
luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
Tengah. Selama ini telah dikelola secara intensif oleh Pemerinatah Pusat,
Terkait dengan hal tersebut maka pada tahun 2009 telah disusun MoU
antara pemerinntah pusat dan daerah dalam rangka pelestarian dan pengembangan
Jawa Tengah, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. MoU ini tertuang
pada setiap tahun antara Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen
Sangiran)
Untuk mengantisipasi terjadinya jual beli fosil, maka perlu adanya pola
upaya pelestarian situs Sangiran. Agar terjadi kerjasama yang baik dan harmonis,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id
maka perlu diciptakannya hubungan baik dengan Pemerintah Desa yang ada di
Situs Sangiran, dengan terbinanya jalinan hubungan yang baik dan harmonis
dalam berbagai hal salah satunya akses informasi temuan fosil. Dengan interaksi
dengan pemerintah desa maupun kecamatan yang berada dalam Situs Sangiran,
dapat diketahui langkah yang harus diambil jika ada masyarakat menemuka fosil.
Hal ini dapat terjadi karena pihak pemerintah desa maupun kecamatan sering
berikut:
Bagan 11. Proses Kontrol Setelah Temuan Fosil Masuk BPSMP Sangiran
Penyerahan
Konservasi Imbalan
Penerimaan Identifikasi
Fosil Fosil
Registrasi Penyimpanan
Inventaris di Gudang/ R.
Pameran
Sumber: Wiwit Hermanto, Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Unversitas Sebelas Maret, 2012
16
Wiwit Hermanto, Pola Komunikasi Antara Balai Pelestarian Situs
Manusia Purba Sangiran Dengan Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Situs
Sangiran, Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas
commit to user
Maret Surakarta, 2012, hlm. 77-78.
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id
dilakukan identifikasi temuan fosil, proses ini merupakan proses awal yang
dilakukan oleh BPSMP Sangiran dalam mengontrol temuan fosil yang diserahkan
masyarakat. Proses identifikasi temuan fosil dilakukan oleh petugas yang ahli
dibidang anatomi dan juga petugas yang sudah berpengalaman dalam melakukan
berdasarkan spesies temuan fosil. Dengan proses administrasi tersebut akan dapat
diketahui denga jelas jumlah koleksi fosil yang ada di Museum Sangiran. Setelah
Proses ini dilakukan di laboratorium dengan petugas yang sudah ahli dalam segi
pengalaman dan ilmu. Tujuan konservasi adalah “...guna melindungi fosil dari
Setelah proses konservasi, fosil akan dapat menjadi utuh atau setidaknya
lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan selesainya proses konservasi, kemudian
dilihat apakah layak dipamerkan atau fosil tersebut sebaga data temuan disimpan
di storage atau gudang. Proses yang terakhir adalah pemberian imbalan, nilai
imbalan yang diberikan tergantung dengan temuan fosil satu denga lainnya.
17
Wawancara dengan Rusmulia Tjiptadi Hidayat selaku Kasi Pelindungan
tanggal 11 November 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id
melakukan kontrol terhadap masyarakat dan juga benda cagar budaya (fosil).
kepada penemu fosil disertai dukungan dana yang memadai yang setiap tahun
Tim penilai ini bekerja menilai besar imbalan untuk setiap temuan fosil
berdasarkan nilai ekonomis saja seperti yang dilakukan oleh tengkulak, penilaian
1). Memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
2). Bentuk mewakili gaya/ tipe yang khas. 3). Memiliki sifat yang
18
Wawancara dengan Muhammad Hidayat selaku Kasi Pengembangan
tanggal 12 Februari 2014 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id
istimewa, 4). Jumlah terbatas dan langka, 5). Memperlihatkan ciri kesatuan
yang utuh.19
Dengan kriteria penilaian imbalan yang tidak hanya menilai fosil dari
aspek ekonomis saja menjadikan nilai fosil lebih tinggi. Hal ini menggugah
nilai imbalan yang lebih tinggi daripada dahulu akan membuat penemu fosil “...
lebih tenang menyerahkan fosil kemuseum, imbalan sudah lebih baik, museum
Imbalan dinilai sudah lebih baik karena waktu pemberian imbalan saat ini
sudah teratur dibanding dulu saat masih belum menjadi Unit Pelaksana Teknis
imbalan ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sekali dan disaksikan oleh
telah membentuk tim penilai yang bertugas menilai setiap fosil yang diserahkan
masyarakat. Tim penilai ini bekerja sejak fosil diserahkan karena fosil yang
dilaporkan, maksimal 2 Minggu dari hari pelaporan, maka nilai imbalan sudah
pemberina imbalan kepada penemu fosil. Ini akan mendukung upaya penyadaran
masyarakat akan arti pentingnya fosil sehingga masyarakat akan turut berperan
19
Bambang Sulistyanto., op.cit, hlm. 79
20 commit
Wawancara dengan Sutarno to user
tanggal 13 Februari 2014
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id
berharap diberi imbalan yang tinggi atau setidaknya tidak terlalu jauh dibanding
dengan harga yang diberikan oleh tengkulak. Penemu fosil yang melaporkan
temuan fosilnya kepada BPSMP Sangiran dapat mengetahui akan diberi imbalan
tetap menunggu undangan tanpa melakukan upaya lain. Penemu fosil ini dapat
mengerrti besarnya nilai imbalan saat mereka dalang dalam acara penyerahan
imbalan. Sebelum acara penyerahan imbalan, mereka akan diundang tetapi “...
diberikan jika akan diadakan peyerahan imbalan. Tujuan masyarakat penemu fosil
penemu fosil mengaharapkan mendapat temuan fosil yang utuh dan berharga
fosilnya adalah:
Dulu proses imbalan memang lama, tapi itu dulu kalau sekarang cepat,
saya bisa tahu saat ada undangan untuk pengambilan imbalan. Dan
masalah imbalan emang tergantung hasil temuan fosilnya, tetapi imbalan
yang sekrang lebih banyak dari yang dulu dan fosil yang saya temuan
21
commit
Wawancara dengan Sutarno to user
tanggal 13 Februari 2014
22
Wawancara dengan Sutarno tanggal 13 Februari 2014
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id
adalah fosil sejenis Fr. Mandibula Dextra Cervus sp (masalah jenis fosil
saya mendapat informasi dari BPSMP Sangiran).23
senang dan merasa tenang jika melaporkan temuan fosilnya ke pada BPSMP
Sangiran. Dan dengan melaporkan temuan fosilnya, penemu fosil tidak akan
commit to user
23
Wawancara dengan Sutarno tanggal 13 Februari 2014