Laporan Akhir FS SPAM KBB PDF
Laporan Akhir FS SPAM KBB PDF
L
A
P
O
R
A
N
A
K
H
I
R
Juli
2015
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan laporan untuk memenuhi kewajiban konsultan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja pada Kegiatan Penyusunan FS (Studi kelayakan) SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Batujajar).
Laporan ini berisi latar belakang dari kegiatan ini, gambaran umum, kondisi eksisting SPAM,
metodologi pekerjaan, gambaran awal studi, dan hasil survey lapangan yang telah dilakukan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak-pihak yang mendukung
kelancaran dalam penyusunan Laporan Akhir ini. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Laporan Akhir ii
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................II
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... VII
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. VIII
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
2.9.1 Kebijakan dan Strategi Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat ...... 16
Laporan Akhir iv
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir v
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
9.3 ALTERNATIF KELEMBAGAAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DAN/ATAU BADAN USAHA ............ 95
10.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................97
Laporan Akhir vi
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
DAFTAR TABEL
Tabel 2 1 Kemiringan Lereng per Kecamatan (Ha)................................................................ 7
Tabel 2 2 Curah Hujan Rata- Rata Tahunan di Wilayah Kabupaten Bandung Barat ............... 8
Tabel 2 3 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Bandung Barat, 2010-2011 .............................. 9
Tabel 2 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Barat 2007-2012 ....................................... 9
Tabel 2 5 Data Debit Minimum Tahunan Pada Beberapa Sungai di Kabupaten Bandung Barat
........................................................................................................................................... 12
Tabel 2 6 Ketersediaan Air Permukaan Di Kabupaten Bandung Barat ................................. 13
Tabel 2 7 Ringkasan Realisasi APBD 5 tahun terakhir ........................................................ 15
Tabel 2 8 Arahan Fungsi Kawasan Pusat – Pusat Pertumbuhan di Kab. Bandung Barat ....... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Jaringan Perpipaan Utama SPAM Cijanggel .............................................................................. 27
BAB I PENDAHULUAN
Kapasitas produksi air minum di Kabupaten Bandung Barat belum sepenuhnya dapat melayani
kebutuhan penduduk. Saat ini masih diperlukan pengembangan kapasitas sistem agar penduduk
dapat dilayani oleh sistem penyediaan air minum sepenuhnya.
Kemampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air minum untuk penduduk tersebut
terbatas. Keterbatasan dana, sumber daya manusia, luas dan tersebarnya daerah pelayanan serta
kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara sarana dan prasarana sering menjadi pokok
permasalahan. Sementara itu penyediaan air minum sendiri merupakan suatu upaya yang cukup
komplek, baik dari segi manajemen, teknik maupun legalitas. Berbagai persoalan dapat ditemui
dalam rangka penyediaan air minum untuk suatu wilayah seperti masalah ketersediaan sumber air
yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Oleh karena itu, dalam rangka usaha pemenuhan kebutuhan air bagi penduduk Kabupaten
Bandung Barat maka Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang melalui Kegiatan Penyediaan Sarana Air
Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama bagi masyarakat miskin akan melaksanakan Penyusunan FS
(Studi Kelayakan) Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan Wilayah Tengah (Kec. Padalarang,
Ngamprah, Batujajar) Kabupaten Bandung Barat.
a. Maksud
Untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu
wilayah pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial budaya,
ekonomi, kelembagaan dan finansial.
b. Tujuan Kegiatan
Tersusunnya dokumen kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di perkotaan
untuk wilayah Kec. Padalarang, Ngamprah, Batujajar Kabupaten Bandung Barat.
c. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah agar pengembangan sarana dan prasarana air minum yang
direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat layak secara ekonomi, keuangan,
lingkungan, dan kelembagaan sehingga dapat berfungsi secara berkelanjutan dan bermanfaat
optimal.
Laporan Akhir 1
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Ruang lingkup pekerjaan penyusunan studi kelayakan pembangunan sistem penyediaan air minum
di perkotaan untuk wilayah Kec. Padalarang, Ngamprah, Batujajar Kabupaten Bandung Barat
meliputi Studi Kelayakan yang ditinjau dari :
a. Aspek teknis teknologis, meliputi aspek kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas
bahan yang baik, kemudahan operasi dan pemeliharaan, kemudahan suku cadang, jaminan
kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi teknis.
b. Aspek lingkungan, meliputi dampak negatif dan positif pada lingkungan, baik pada saat
pelaksanaan pembangunan maupun pada saat pengoperasian.
c. Aspek sosial meliputi penerimaan masyarakat dan potensi konflik air baku serta
penggunaan lahan.
d. Aspek budaya meliputi dinamika budaya setempat.
e. Aspek ekonomi meliputi Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan Economic Benefit
Cost Ratio (EBCR).
f. Aspek finansial atau keuangan meliputi kelayakan proyek dengan parameter Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return, Benefit Cost Ratio (BCR), dan Payback Period serta
kelayakan pendanaan dengan parameter Debt Coverage Ratio (DCR) dan saldo kas Akhir.
g. Aspek kelembagaan meliputi rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
untuk dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SPAM.
Sistematika Laporan Antara pekerjaan penyusunan Studi Kelayakan sistem penyediaan air minum
di perkotaan untuk wilayah Kec. Padalarang, Ngamprah, Batujajar Kabupaten Bandung Barat
adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, serta
sistematika pembahasan Laporan Antara.
Laporan Akhir 2
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Bab ini berisi uraian mengenai indikasi awal dampak lingkungan dari rencana
kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi dan operasi
yang meliputi perkiraan sumber dan dampak kegiatannya.
Bab ini berisi uraian mengenai asumsi dan parameter ekonomi dan keuangan,
analisis biaya, serta pola/skema pendanaan, analisis dan proyeksi ekonomi &
keuangan proyek.
Bab ini berisi kajian aspek kelembagaan terkait dengan rencana pembangunan dan
pengelolaan SPAM termasuk alternatif kelembagaan yang akan dikembangkan
meliputi alternatif lembaga pengelola dan bentuk kerjasama sesuai dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Laporan Akhir 3
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Perkotaan wilayah tengah yang terdiri dari Kecamatan Padalarang, Ngamprah, dan Batujajar
menjadi fokus pada pekerjaan penyusunan STudi kelayakan SPAM ini. Ketiga kecamatan tersebut
masuk ke dalam bagian dari 16 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat. Luas Kabupaten Bandung
Barat adalah 1.305,77 km2, sedangkan luas dari masing-masing kecamatan tersebut tertera pada
table berikut.
Tabel 2. 1 Jumlah Desa dan Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat
Luas
Jumlah Jumlah
N0. Kecamatan Wilayah RW RT
Desa KK
(km2)
1. Padalarang 10 51.4 208 776 44162
2. Batujajar 7 32.04 112 374 25109
3. Ngamprah 11 36.01 160 745 43646
Jumlah 28 119.45 480 1895 112917
Kecamatan Ngamprah adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat
dengan luas Wilayah 36.01 km2 dan ketinggian rata-rata 1.100 meter dari permukaan laut.
Laporan Akhir 4
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kecamatan Ngamprah terdiri dari 11 Desa, 45 Kedusunan, 159 RW dan 749 Rukun Tetangga.
Desa/ kelurahan yang terdapat di Kecamatan Ngamprah beserta luasnya tertera pada Tabel
berikut.
Sumber : Potensi Desa Tahun 2013 dalam Kecamatan Ngamprah Dalam Angka Tahun 2014
Kecamatan Padalarang adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat
dengan luas 51.40 Km2 dan ketinggian rata-rata 897 meter dari permukaan laut.
Laporan Akhir 5
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kecamatan Padalarang terdiri dari 10 Desa, 42 Kedusunan, 211 Rukun Warga, dan 794 Rukun
Tetangga. Desa/ kelurahan yang terdapat di Kecamatan Padalarang beserta luasnya tertera pada
Tabel berikut.
Sumber : Potensi Desa Tahun 2013 dalam Kecamatan Ngamprah Dalam Angka Tahun 2014
Kecamatan Batujajar adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat,
Kecamatan Batujajar adalah terletak di antara 63o.73' 71o,031' Lintang Selatan dan 107o1,10'
107o4.40' Bujur Timur, dengan luas wilayah 32,04 km2.
Laporan Akhir 6
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kecamatan Batujajar terdiri dari 7 Desa, 28 dusun, 112 Rukun Warga dan 374 Rukun Tetangga.
Desa/ kelurahan yang terdapat di Kecamatan Batujajar beserta luasnya tertera pada Tabel berikut.
No Desa/Kelurahan
1 Selacau
2 Batujajar Barat
3 Batujajar Timur
4 Giriasih
5 Galanggang
6 Pangauban
7 Cangkorah
Sumber : Potensi Desa Tahun 2013 dalam Kecamatan Ngamprah Dalam Angka Tahun 2014
2.3.1 TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah subur dengan kondisi geografis yang
berbukit-bukit dengan ketinggian dan kemiringan yang variatif. Topografi kecamatan Ngamprah,
Padalarang, dan Batujajar terlihat seperti Tabel di bawah.
8-15 % 15 – 25 %
0-8 % 25 – 40 %
No Kecamatan (Agak (Agak >40 %
(Datar) (Curam)
landai) curam)
1 Padalarang 4.096 202 860 - -
Laporan Akhir 7
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Ditinjau dari ketinggian wilayah, sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung Barat terletak pada
ketinggian 500 – 1000 mdpl (46,68 %), 1000 – 1500 m dpl (8,10 %), sisanya terletak pada
ketinggian <500 m dpl.
2.3.2 KLIMATOLOGI
Dari segi klimatologi data curah hujan dan hari hujan dari Kabupaten bandung Barat tertera pada
Tabel di bawah ini.
Tabel 2 2 Curah Hujan Rata- Rata Tahunan di Wilayah Kabupaten Bandung Barat
Curah hujan tertinggi terjadi di daerah pegunungan di bagian utara Kab. Bandung Barat (3.000 –
3.500 mm/tahun) terdapat di sebagian wilayah Kec. Cikalong Wetan dan Cipeundeuy.
Laporan Akhir 8
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Hari Hujan
Curah Hujan Rainfall (hari)
(mm) Rainy Days
Bulan (day)
No.
Month
2010 2011 2010 2011
1 Januari 336,3 169,5 26 20
2 Februari 363,5 189,5 22 17
3 Maret 353,5 113,0 26 17
4 April 150,5 235,9 17 22
5 Mei 215,5 123,5 21 17
6 Juni 96,9 96,2 17 6
7 Juli 106,0 83,7 18 11
8 Agustus 114,2 0,0 17 -
9 September 331,5 20,4 28 4
10 Oktober 248,6 110,3 25 11
11 Nopember 229,5 303,8 26 24
12 Desember 215,0 177,5 26 21
2.4 DEMOGRAF I
Berdasarkan demografi yang diperoleh dari BPS Kabupaten Bandung Barat, memperlihatkan
bahwa pada tahun 2013 Kecamatan Padalarang memiliki penduduk terbanyak dibanding 2
kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 167126 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Ngamprah, kemudian
Kecamatan Batujajar.
Bila ditinjau dari kepadatan penduduknya (per km2), Kecamatan Ngamprah memiliki kepadatan
tertinggi yaitu sebesar 4605 penduduk per kilometer persegi, dengan luas wilayah 32,04 km2.
Sedangkan Kec. Batujajar memiliki kepadatan penduduk terendah, dengan luas wilayah 32,04
km2, sehingga kepadatan penduduk per kilometer persegi adalah 2891 penduduk.
Laporan Akhir 9
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 2. 5Jumlah Penduduk, dan Kepala Keluarga dan rata-rata penduduk per keluarga
menurut desa tahun 2013, Kecamatan Ngamprah
Tabel 2. 6Jumlah Penduduk, dan Kepala Keluarga dan rata-rata penduduk per keluarga
menurut desa tahun 2013, Kecamatan Padalarang
No Desa Penduduk Kepala Keluarga (KK) Rata-rata Penduduk per Kepala Keluarga
1 Laksanamekar 16670 4990 3
2 Cimerang 8145 2574 3
3 Cipeundeuy 11978 2981 4
4 Kertajaya 17832 5433 3
5 Jayamekar 15599 4711 3
6 Padalarang 30908 9027 3
7 Kertamulya 22808 5481 4
8 Ciburuy 17269 4754 4
9 Tagogapu 10354 3218 3
10 Campakamekar 12169 3428 4
Jumlah 163732 46597 4
Tabel 2. 7Jumlah Penduduk, dan Kepala Keluarga dan rata-rata penduduk per keluarga
menurut desa tahun 2013, Kecamatan Batujajar
Rata-rata Penduduk
No Desa Penduduk Kepala Keluarga (KK)
per Kepala Keluarga
1 Selacau 16588 4741 3
2 Batujajar Barat 14515 3602 4
3 Batujajar Timur 11872 3108 4
4 Giriasih 16778 4672 4
5 Galanggang 15403 4972 3
6 Pangauban 6177 1997 3
7 Cangkorah 5867 1799 3
Jumlah 125670 35349 4
Laporan Akhir 10
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Beberapa sumber air di Kabupaten Bandung Barat yang perlu dilestarikan dan dipelihara
fungsinya adalah Sungai Citarum dan anak sungainya, Danau atau Situ (Ciburuy, Lembang dan
Situ Umar), Waduk atau reservoar (Saguling dan Cirata).
Dari hasil studi Direktorat Geologi Tata Lingkungan, sumber air bawah tanah di Wilayah
Kabupaten Bandung Barat dibagi ke dalam beberapa zona:
d. Daerah resapan
Tidak dikembangkan bagi peruntukan kecuali untuk air minum dan rumah tangga
dengan pengambilan maksimum 100 m³ per bulan. Daerah resapan ini meliputi
Kecamatan Lembang dan Cisarua.
Kabupaten Bandung Barat memiliki ± 90 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum,
Sungai Cimahi, Sungai Cibeureum, Sungai Citarum Hulu, dan Sungai Cikarial, yang melewati
Kecamatan Cipongkor, Kecamatan Cililin, Kecamatan Cihampelas, dan Kecamatan Batujajar.
Laporan Akhir 11
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Waduk Saguling terletak di sungai Citarum yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu di
Kecamatan Cililin, Batujajar, dan Cipongkor. Waduk tersebut digunakan untuk PLTA,
irigasi dan penyediaan air minum. Kapasitas waduk direncanakan 1.000 juta m3.
Waduk Cirata terletak ke arah hilir dari Waduk Saguling yang lokasinya berada di
Kecamatan Cipeundeuy, volume direncanakan sekitar 2.000 juta m3, dengan ketinggian
muka air + 220 m/dpl.
Nama Sungai Stasiun Pengukur DAS (km2) tahun Q min.Rata2 Tr =5 th Tr =10 th Tr =20 th
Eps.
Laporan Akhir 12
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Di Kabupaten Bandung Barat terdapat daerah resapan air tanah yang merupakan resapan utama
atau primer meliputi bagian lereng bervegetasi lebat pada ketinggian tertentu sampai puncak
gunung yang terutama dibentuk oleh batuan gunung api muda. Selain itu, zona resapan utama
meliputi pula bagian daerah pegunungan dan perbukitan berupa punggungan yang bertindak
sebagai tinggian pemisahan air utama bagi sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan.
Beberapa mata air yang terdapat di wilayah Kabupaten Bandung Barat adalah Mata Air Cipatat,
Mata Air Kertawangi, Mata Air Pasir Langu, Mata air ganjarsari, dan Mata Air Kalang Banteng.
Komoditas padi merupakan komoditas yang paling besar di Kabupaten Bandung Barat yakni
sekitar 197.339 ton atau 56.72%, sedangkan produksi komoditas kacang hijau merupakan
komoditas yang paling kecil yaitu sebesar 51 ton atau 0.01%.
Laporan Akhir 13
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
2.7 PEREKONOMIAN
Ringkasan realisasi APBD Kabupaten Bandung Barat dalam lima Tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Laporan Akhir 14
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 15
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian tanah aktual menunjukkan bahwa tanah yang terdapat di
wilayah Kabupaten Bandung Barat dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Sangat sesuai untuk Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB) mencapai luas sekitar
18.410,03 Ha (14,09%) dan Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK) mencapai luas
sekitar 26.957,26 Ha (20,63%) dari seluruh luas wilayah Kabupaten Bandung Barat;
b. Sangat sesuai untuk Tanaman Tahunan (TT) mencapai luas sekitar 39.571,24 Ha
(30,30%) dari seluruh luas wilayah Kabupaten Bandung Barat;
c. Tidak sesuai untuk Tanaman Pangan Lahan Basah (TPLB), Tanaman Pangan Lahan
Kering (TPLK) dan Tanaman Tahunan (TT), yang pada saat ini merupakan Tanaman
Tahunan berupa hutan yang berfungsi sebagai konservasi mencapai luas sekitar
39.243,75 Ha (30,05%) dari seluruh luas wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Dalam rangka mengakomodasi paradigma baru perencanaan wilayah dan untuk mewujudkan
rencana tata ruang yang berkelanjutan dan operasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-
Undang Penataaan Ruang No. 26 Tahun 2007, maka kebijakan penataan ruang adalah sebagai
berikut :
1. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan melalui
pendekatan partisipatif;
2. Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTRW KBB 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun, dalam hal RTRW KBB tidak mampu mengakomodasikan dinamika perkembangan
yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal;.
3. Peninjauan kembali RTRW KBB lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, dalam hal
terjadi perubahan kondisi lingkungan strategi tertentu yang berkaitan dengan bencana
Laporan Akhir 16
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
alam skala besar, serta ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan dan
atau perubahan batas wilayah kabupaten berdasarkan undang-undang;
4. Tindak lanjut RTRW KBB kedalam rencana yang lebih terperinci; dan
5. Penyelarasan RDRTK subtansi RTRW KBB.
Laporan Akhir 17
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 18
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
a. Penetapan sistem perkotaan sesuai fungsi, yaitu PKN, PKL, PPK, dan PPL;
b. Pengembangan sistem perkotaan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
serta fungsi kegiatan dominannya;
c. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara untuk menjaga
lingkungan yang berkelanjutan;
d. Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah selatan dengan tidak
melebihi daya dukung dan daya tampungnya;
e. Penataan dan pengembangan jaringan prasarana wilayah yang dapat menjadi
pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali, dan pendorong pengembangan wilayah
untuk mewujudkan sistem perkotaan di kabupaten;
f. Mendorong terlaksanannya peran WP dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan
wilayah dan sebaran penduduk;
g. Perwujudan dan pemeliharaan kelestarian kawasan lindung;
h. Pencegahan kerusakan kawasan lindung;
i. Perwujudan keterpaduan kawasan budidaya; dan
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung.
Strategi penetapan sistem perkotaan sesuai fungsi, yaitu PKN, PKL, dan PPL, meliputi:
a. Meningkatkan peran kabupaten sebagai bagian dari PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya
sebagai pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional, dan regional;
b. Meningkatkan peran PKL pekotaan sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
c. Meningkatkan peran PKL perdesaan sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal yang
menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.
d. Meningkatkan peran PPK sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa, dengan memantapkan fungsi PPK untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian di WP, melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung.
e. Meningkatkan peran PPL sebagai kawasan perdesaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala desa.
Laporan Akhir 19
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Strategi pengembangan system perkotaan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
serta fungsi kegiatan dominannya, meliputi :
a. Mendorong perkembangan permukiman vertikal dikawasan padat penduduk; dan
b. Mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar di kawasan padalarang ngamprah,
Lembang, dan batujajar.
Strategi pengedalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah selatan dengan tidak melebihi
daya dukung dan daya tampungnya, meliputi :
a. Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana untuk
meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana ;
b. Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30 % dari luas kawasan
perkotaan; dan
c. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk mempertahankan
tingkat pelayanan prasaran dan sarana kawasan perkotaan, serta mempertahankan fungsi
kawasan perdesaan di sekitarnya.
Strategi penataan dan pengembangan jaringan sarana wilayah yang dapat menjadi pengarah,
pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong pengembangan wilayah untuk mewujudkan
system perkotaan di kabupaten, meliputi :
a. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan serta kualitas jaringan prasarana wilayah
untuk mendukung pergerakan antar WP;
b. Mengembangkan sistem angkutan umum masal, sebagai bagian dari system transportasi di
wilayah PKN kawasan perkotaan Bandung Raya;
c. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta fasilitas pendukung
kegiatan perkotaan dan perdesaan di setiap WP;
d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana sumber daya air berbasis DAS untuk
menunjang kegiatan perkotaan, industri, dan pertanian ;
e. Meningkatkan system pengelolaan dan pemprosesan sampah di kabupaten, sesuai dengan
proyeksi pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatan perkotaan;
f. Meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan budaya, terutama di PKL, untuk
meningkatkan kualitas hidup penduduk serta mengurangi mobilitas dan migrasi kepusat
kegiatan di PKN.
Laporan Akhir 20
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya
tampung, meliputi :
a. Membatasi pengembangan lahan terbangun di kabupaten bagian utara ;
b. Mengatur bentuk permukaan tanah pertanian tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan
untuk mengendalikan air larian dan mencegah erosi;
c. Mengendalikan pembangunan pada lahan yang melampaui daya dukung dan daya tampung;
dan
d. Mengendalikan kegiatan pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.
Laporan Akhir 21
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Strategi struktur ruang Kabupaten Bandung Barat mencakup strategi penataan ruang makro dan
mikro. Strategi ini akan menjadi dasar konsep pengembangan wilayah Kabupaten Bandung Barat
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
kabupaten Bandung Barat meliputi :
1. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan
perkotaan dan wilayah sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan; dan
3. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif
dalam pengembangan wilayah disekitarnya.
Usaha peningkatan kesejahteraan sosial selain dilaksanakan untuk memperbaiki tata kehidupan
masyarakat, baik material maupun spiritual juga diarahkan untuk mengatasi masalah pokok dalam
kesejahteraan sosial yaitu anak terlantar, anak nakal, korban penyalahgunaan narkotik (narkoba),
penyandang cacat, gelandangan, tuna susila, wanita rawan sosial dan lain-lain.
Laporan Akhir 22
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 23
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Pelayanan SPAM di Kabupaten Bandung Barat sebagian dikelola oleh PT Perdana Multiguna
Sarana Bandung Barat atau disingkat dengan PMgS. PMgS adalah Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) pertama di Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada tahun 2009 berdasarkan
Perda No. 21 Tahun 2009.
Berdasarkan Perda No. 21 Tahun 2009, BUMD memiliki core business perusahaan sebagai berikut:
Pengelolaan Air Baku
Pariwisata
Agrobisnis (Off Farm)
Sarana Prasarana
Selain itu, Wilayah Kabupaten Bandung Barat juga dilayani oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten
Bandung dan pada Tahun 2013 tecatat telah melayani Sambungan langsung sebanyak 10.163 SR.
Laporan Akhir 24
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
• Jika diasumsikan 1 sambungan rumah terdiri dari 4 jiwa maka PT PMgS telah
melayani air bersih kepada 5.440 jiwa masyarakat Kabupaten Bandung Barat di
Kecamatan Cisarua dan Ngamprah.
Laporan Akhir 25
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 26
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 27
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 28
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 29
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Jumlah pelanggan yang dilayani oleh masing-masing SPAM ditunjukkan pada Tabel di bawah.
Terlihat bahwa terdapat kenaikan jumlah pelanggan dari Tahun 2014 ke tahun 2015 untuk
SPAM Cijanggel, sebesar 5,6 %.
Untuk pelanggan di wilayah SPAM GPI mengalami penurunan pada Triwulan I ini disebabkan
banyaknya pemutusan pelanggan karena piutang yang menunggak.
Laporan Akhir 30
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat
Nomor 21 Tahun 2009 telah mendirikan badan usaha milik daerah (BUMD) bernama PT Perdana
Multiguna Sarana Bandung Barat (PMGS) yang salah satu tugasnya adalah menyelenggarakan
pengembangan system penyediaan air minum bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat
sebagaimana ditegaskan lebih jauh dalam Akta Pendirian Perusahaan Nomor 56 Tanggal 8
November 2010, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU-58074.AH.01.01 pada tahun 2010. Selain itu PT PMGS juga telah
mendapatkan konsesi (izin) pengelelolaan SPAM khususnya di wilayah perkotaan Kabupaten
Bandung Barang melalui SK Bupati.
Dengan demikian PT PMGS adalah lembaga pengelola SPAM di Kab. Bandung Barat yang secara
formal merupakan kepanjangan tangan Pemkab Bandung Barat dalam melaksanakan
kewajibannya dalam mengadakan pelayanan dasar air minum kepada masyarakat Bandung Barat.
Ada juga beberapa lembaga penyelenggara SPAM diantaranya SPAM Swasta/Komunitas yang
dikelola oleh pengembang perumahan, Sistem pedesaan non perpipaan dan PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung yang masih melayani di wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu di wilayah
pelayanan Kecamatan Lembang, Cisarua, Ngamprah, Cikalong Wetan, Padalarang, Batujajar dan
Kecamatan Cililin.
Laporan Akhir 31
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Secara administratif, wilayah pelayanan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung meliputi 3 (tiga)
daerah otonom yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Wilayah
pelayanan dari PDAM Tirta Raharja yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bandung
Barat, secara rinci terlihat Tabel berikut.
Tabel 2. 10 Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung yang masuk dalam
Wilayah Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2013
Kec Padalarang dan Batujajar masuk ke dalam wilayah pelayanan Cabang IV PDAM Tirta Raharja,
sedangkan Kec Ngamprah kebutuhan airnya tidak dilayani oleh PDAM. Dari Tabel dapat diketahui
jumlah SR pada Kec Padalarang adalah 1898 Pada Bulan Juli 2013, dan SR pada Kec. Batu jajar
adalah 721 unit.
Selain Sistem Pelayanan air denganJaringan Perpipaan, di Wilayah Tengah Kabupaten bandung
Barat juga dilayani oleh SPAM bukan Jaringan Perpipaan. Modul SPAM BJP di Kabupaten
Bandung Barat yang didata pada Tahun 2013 ditunjukkan pada tabel berikut.
No Kecamatan Jumlah penduduk (Jiwa) Jumlah KK terlayani (Unit SR) Tingkat Pelayanan
1 Padalarang 152.303 28.479 74,80%
2 Ngamprah 142.051 31.695 89,25%
3 Batujajar 82.982 17.695 85,30%
Sumber : Data Profil Desa 2012, BPMPD, dalam RISPAM KBB 2013
Laporan Akhir 32
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
3.3.1 KELEMBAGAAN
PT. Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat merupakan kelembagaan pengelolaan SPAM yang
berada di Kabupaten Bandung Barat. Tujuan didirikannya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT.
Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih
masyarakat Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka menjalankan tujuan tersebut, kegiatan
perusahaan meliputi :
1. Mengolah sumber air untuk memperoleh air bersih dan menyalurkannya kepada
pelanggan
2. Membangun jaringan distribusi dan transmisi dalam rangka untuk mengoptimalkan
penyaluran air bersih kepada masyarakat di wilayah kerjanya
3. melakukan pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan
kebocoran/kehilangan air
Adapun struktur organisasi BUMD PT. Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat terdapat pada
gambar berikut.
Laporan Akhir 33
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
3.2.2 PENGATURAN
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 21 Tahun 2009 tentang pendirian badan
usaha milik daerah (BUMD) bernama PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat
(PMGS) yang salah satu tugasnya adalah menyelenggarakan pengembangan sistem penyediaan
air minum bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat sebagaimana ditegaskan lebih jauh dalam
Akta Pendirian Perusahaan Nomor 56 Tanggal 8 November 2010, yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-58074.AH.01.01 pada
tahun 2010.
Penurunan kapasitas penyediaan air dari sumber-sumber air yang digunakan di Kabupaten
Bandung Barat tentunya merupakan permasalahan dalam pelayanan kebutuhan air minum dan
juga merupakan tantangan yang dihadapi dalam usahanya untuk meningkatkan cakupan
pelayanannya.
Rumusan permasalahan sistem penyediaan air minum yang ada di Kabupaten Bandung Barat
adalah sebagai berikut :
a. Sistem pelayanan belum efisien
b. Jaringan pipa terbatas untuk pengembangan
c. Cakupan pelayanan rendah
d. Biaya Operasional Tinggi
e. Pengembangan jaringan
f. Angka Kebocoran yang Tinggi
g. Kualitas air kurang bersih
h. Tarif yang masih rendah
Kegiatan operasional dilihat dari sisi keuangan masih menunjukkan perlu perbaikan dalam
pelaksanaan kegiatan operasionalnya. Permasalahan yang terjadi dari keuangan yaitu:
• Kecilnya presentase panagihan DRD (Data Real Ditagihkan) setiap bulannya, rata-rata
penagihan berkisar 65-70% saja, yang berakibat penerimaan kas menjadi kecil.
• Pelanggan Baru dari sambungan rumah baru masih sedikit dikarenakan debit air yang ada
hanya bisa mencukupi pelanggan aktif yang sudah ada
Laporan Akhir 34
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tindakan :
1. Konfirmasi kepada pihak PERHUTANI (kurang efektif)
2. Konfirmasi kepada pihak kepolisian (kurang efektif)
3. Pengajuan PHL untuk penjagaan (sedang dilakukan)
Tindakan :
- Pernah dilakukan beberapa kali mediasi antara pengelola pengguna bak bertempat di Kantor
Desa Kerta Wangi, ditengahi oleh Kepala Desa dan Aparat Keamanan tetapi tidak ada titik
temu / penyelesaian
2. Wilayah yang dilewati antara bak Cijanggel – bak Muril (Kebon Cau, Cipeusing, Pasir Ipis dan
Barukai) banyak terjadi pencurian di jalur utama (teppingan ilegal)
- Sehingga pemasukan kebak Muril banyak pengurangan / kehilangan debit air
Tindakan :
- Pernah dilakukan mediasi dengan warga (pendekatan sosialisasi) tetapi tidak ada titik temu
/penyelesaian
- Dilakukan inventalisir jalur dan penertiban jalur dengan pengajuan 2 orang PHL ( sedang
dilakukan)
Laporan Akhir 35
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tindakan :
- Penyaringan dilakukan dengan menggunakan jaring / polinet (kurang efektif)
2. Akibat terjadinya pengurangan debit air ke bak Muril maka pendistribusian dilakukan
dengan sistem tutup - buka valve (pendistribusian per_wilayah)
- Ketidakpuasan pelangganakan waktu Pendistribusian
Tindakan :
- Pemasangan bokstreet di setiap gate / bold valve (kurang efektif)
4. Masih banyak pelanggan yang melakukan penyambungan untuk membagi kepada tetangga
atau saudara pelanggan (non pelang gan) sesudah meter air sehingga waktu dan kuantitas
pendistribusian terhadap pelanggan yang lainnya terganggu
Tindakan :
- Pelanggan yang melakukan tersebut diberikan pengertian oleh petugas distribusi (kurang
efektif)
5. Masih banyak teppingan jalur SR yang mengambil dari jalur utama 6 Jalur pipa baik pipa 4’’,
2’’, 1,5’’ dan 1’’ di beberapa wilayah sering terjadi gangguan (pecah) kemungkinan umur
ekonomi pipa sudah habis atau kualitas pipa tidak standard
Tindakan :
- Sebagian sudah diganti
Laporan Akhir 36
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kabupaten Bandung Barat memiliki banyak sungai , dengan sungai utama adalah sebagai berikut :
Beberapa sungai utama tersebut mengalir melewati wilayah Padalarang yaitu Sungai Cimeta yang
mengalir melalui wilayah Kecamatan Cipatat, Ngamprah dan Padalarang. Aliran Sungai Cukang
Kawung mengalir melalui Kecamatan Ngamprah, sedangkan aliran Sungai Cimahi mengalir
melalui wilayah Kecamatan Batujajar dan Padalarang. Selain sungai-sungai utama, wilayah
Kabupaten bandung Barat juga terdapat sungai-sungai sedang dan kecil yang juga berfungsi
sebagai saluran drainase.
Sungai-sungai utama di wilayah Kabupaten Bandung Barat termasuk sungai yang mengalir
sepanjang tahun (perennial stream). Aliran sungai di Wilayah Kabupaten Bandung Barat berpola
susunan tulang rusuk dengan Sungai Citarum sebagai tulang belakangnya.
Dampak dari pola ini menjadikan Sungai Citarum mempunyai beban pencemaran maupun
sedimentasi yang tergolong berat. Beberapa anak sungainya membawa buangan bahan
pencemaran akibat aktivitas industri dan juga membawa erosi yang mengakibatkan terjadinya
sedimentasi pada beberapa muara anak sungai tersebut.
Seluruh wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum,
meskipun kondisi hidrologi setiap wilayah berbeda. Luas daerah tangkapan dari DAS Citarum ini
kurang lebih 268.130 hektar. Selain itu, di Kabupaten Bandung Barat seperti di Kecamatan
Laporan Akhir 37
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Cikalong Wetan, Cipatat, Batujajar, Gunung Halu dan Rongga relatif kering dengan debit sungai
rata-rata <500 m3/det, sedangkan di wilayah lainnya debitnya lebih dari < 200 m3/det, antara
lain Kecamatan Cisarua (3 buah sungai, total debit 418 m3/det), Kecamatan Lembang (10 buah
sungai, total debit 244 m3/det).
A. Waduk Saguling
Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian
643 m di atas permukaan laut. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang
berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit
dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW. Kapasitas waduk mencapai 875.000.000 m3.
Berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Pemerintah Kabupaten Garut, Pemerintah
Kabupaten Bandung, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Pemerintah Kota Bandung dan
Pemerintah Kota Cimahi tentang “Kerjasama Regional Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan
Infrastruktur Air Minum, Sampah dan Air Limbah di Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan
Sekitarnya”, tanggal 25 Juni 2010. Salah satu dari isi kesepakatan tersebut adalah mengupayakan
pemanfaatan SPAM Regional Bandung Barat-Timur dengan kapasitas sebesar 4.200 L/det dari
Waduk Saguling.
Kecamatan-kecamatan Kabupaen Bandung Barat yang berada disekitar Wilayah Waduk Saguling
adalah Kecamatan Padalarang, Batujajar, Saguling, Cihampelas, Cililin dan Cipongkor.
B. Waduk Cirata
Bendungan Cirata terletak ke arah hilir dari Waduk Saguling yang meliputi wilayah Kabupaten
Bandung, Kabupaten Cianjur dan Purwakarta dengan luas 7.111 Ha dan luas genangan 6.200 Ha.
Area yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Bandung Barat seluas 2.500 Ha, yang berada
Di Kecamatan Cipeundeuy, dengan ketinggian muka air + 220 m/dpl. Pemanfaatan Air Bendungan
Cirata meliputi pembangkit tenaga listrik dengan daya 1000 MW, perikanan dan pariwisata. Salah
satu permasalahan penting Waduk Cirata adalah erosi dan sedimentasi yang intensif.
Selain dimanfaatkan sebagai sumber air PLTA, Waduk cirata juga dimanfaatkan sebagai lokasi
perikanan rakyat. Indra Saktia (2007) melakukan kajian pengaruh keberadaan kolam jaring apung
terhadap kualitas air Waduk Cirata. Hasil dari kajian tersebut menyimpulkan bahwa keberadaan
aktivitas kolam jaring apung yang telah melebihi daya dukung dari Waduk tersebut telah
menyebabkan terjadinya perubahan dari kondisi beberapa parameter, baik parameter fisik
maupun kimia, yang mengindikasikan telah terjadinya pencemaran.
Laporan Akhir 38
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Dari kualitas air di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan Waduk cirata sebagai
sumber air baku harus memperhatikan kualitas awal sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut
untuk mencapai standar air baku air minum. Kecamatan yang berada disekitar lokasi Waduk
Cirata adalah Kecamatan Cipeundeuy.
C. Situ Ciburuy
Situ Ciburuy terdapat di Kecamatan Padalarang digunakan untuk irigasi dengan luas total situ
mencapai 1 Ha. Inventarisasi jaringan meliputi pasangan tembok tegak 695.6 m2 pasangan tembok
sorong 356.2 m2, tanggul 175 m2 bangunan sadap 1 buah, bangunan suplesi 1 buah.
Jalan lingkar/ring road 2000 m2, kapasitas penyimpanan maksimum sekitar 2.000.000 m3.
Volume air minimum 876.739 m3 dengan debit air masuk pada musim hujan 50 L/det dan debit
air masuk pada musim kemarau mencapai 20 L/det. Kedalaman Situ mencapai 6 m.
D. Situ Lembang
Situ Lembang merupakan situ buatan terletak pada ketinggian 1.567 m di atas permukaan laut.
Luas arel situ lembang mencapai 74 Ha, kapasitas tampungan 2.756.500 m3, kedalaman situ
mencapai 7 m dengan daerah tangkapan situ tersebut diperkirakan 25 km2.
Waduk Sukawana ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan untuk air minum, irigasi, industri
dan penggelontoran sungai, masing-masing adalah :
Air minum: 790.000 m3/bulan = 305 L/det
Industri : 330.000 m3/bulan = 127 L/det
Jumlah : 2.050.000 m3/bulan = 432 L/det
Detail desain Waduk Sukawana dilakukan oleh Pemprov Jawa Barat Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air dengan Konsultan PT. Aria Graha pada tahun 2004.
Data teknis Bendungan Sukawana adalah :
Laporan Akhir 39
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 40
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Jaringan Transmisi 500kV akan mengalirkan energi listrik dari pembangkit listrik ke system
interkoneksi Jawa-Bali. Dari pembangkit ke utara akan dibangun transmisi dua jalur yang akan
dikoneksikan dengan transmisi Cibinong-Saguling.
Berdasarkan Peta Cekungan Airtanah, dapat diidentifikasi bahwa Kawasan Bandung Barat bagian
selatan tidak terletak pada wilayah cekungan air tanah, dikarenakan wilayah ini secara geologi
ditempati oleh batuan padu dengan permeabilitas rendah. Dengan demikian dapat diidentifikasi
bahwa potensi air tanah dangkal, maupun air tanah dalam pada wilayah ini tergolong kecil, seperti
dijumpai di sebagian wilayah kecamatan : Cipongkor, Cipeundeuy, Cipatat, Gununghalu, Cililin,
Saguling dan Sindangkerta.
Kabupaten Bandung Barat secara hidrogeologi terdiri dari 4 cekungan air tanah (CAT), yaitu:
CAT Lembang (meliputi Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua dan Ngamprah)
CAT Batujajar (sebagian Kecamatan Batujajar, Cihampelas dan Cililin)
CAT Ciater Kecamatan Cipeundeuy)
CAT Bandung Soreang (sebagian Kecamatan Padalarang)
Laporan Akhir 41
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa potensi air tanah Kabupaten Bandung Barat
dapat dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu :
Wilayah Potensial Air Tanah, meliputi wilayah bagian barat dan barat laut wilayah kabupaten
(Kecamatan Lembang, Cisarua, Parongpong, Ngamprah, serta sebagian wialayah Cipeundeuy).
Wilayah Potensi Air Tanah Langka / Kecil, meliputi bagian utara, barat dan selatan wilayah
Kabupaten Bandung Barat (Kecamatan Cipeundeuy, Cipatat, Cipongkor, Cililin, Sindangkerta,
Gununghalu, Saguling dan Rongga).
Berdasarkan hasil survai dan analisa data sekunder, beberapa wilayah di Kabupaten Bandung
Barat merupakan daerah rawan air tanah, terutama permukiman yang terletak pada daerah
perbukitan.
Sejalan dengan peningkatan aktivitas sosial dan ekonomi di Kawasan Kabupaten Bandung Barat,
kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan semakin lama semakin meningkat, sementara
ketersediaan air semakin terbatas.
Laporan Akhir 42
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Peningkatan eksploitasi air tanah dalam 2 dekade terakhir menyebabkan ketersediaan airtanah
menjadi terbatas dan kritis, dimana selanjutnya menyebabkan penurunan muka airtanah,
amblesan tanah dan penurunan kualitas airtanah.
Berdasarkan data sekunder, di wilayah Kabupaten Bandung Barat sekurangnya terdapat 800 titik
pemunculan mata air . Pemunculan mata air akibat struktur patahan dijumpai umumnya disekitar
puncak gunungapi, seperti terdapat di daerah Lembang,Ngamprah, Parongpong dan Cisarua.
Sedangkan mata air yang muncul akibat patahan banyak dijumpai disekitar kecamatan G. Halu,
Cipongkor dan Sindangkerta.
Debit mata air yang cukup besar umumnya dijumpai di wilayah Kabupaten Bandung Barat bagian
utara dan timur laut. Sedangkan di wilayah bagian selatan dan barat umumnya lebih kecil.
Saat ini sebagian besar mata air tersebut telah dimanfaatkan oleh berbagai sektor, seperti
pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sekitarnya, untuk pertanian, sumber air baku PDAM,
pariwisata dan industri.
Pengembangan mata air dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan sisa debit mata air untuk
disalurkan pada desa yang memerlukan air bersih. Pertimbangan untuk memanfaatkan sisa debit
mata air adalah besarnya sisa debit yang tersedia, beda ketinggian antara lokasi mata air dengan
lokasi yang memerlukan air bersih, dan jarak mata air dengan lokasi yang akan dipasok air.
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat dibuat usulan sumber air di Kabupaten Bandung Barat
khususnya wilayah tengah, sebagai berikut :
2) Mata Air Ciherang yang terletak di Kampung Ciherang Desa Bojongkoneng, dengan elevasi 812
m dpl debit total 10 liter / detik dan sisa debit 2 liter / detik, masih dapat dikembangkan untuk
Laporan Akhir 43
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
disalurkan pada desa di bawahnya Kampung Cikawao yang berjarak 1800 meter dengan elevasi
800 m. Untuk menjaga debit mata air maka daerah tangkapan diatasnya seluas 1 km2 perlu dijaga
kelestariannya.
2) Mata Air Cikahuripan dengan sisa debit 480 liter / detik dan jarak terdekat ke desa hanya 150
meter dapat disalurkan dari Kampung Cilangkob Tonggoh, Desa Ganjarsari yang terletak pada
ketinggian 833 m dpl untuk disalurkan ke desa di bawahnya meliputi Kampung Cigondog berjarak
1,4 km, Kampung Cipetir berjarak 1,8 km, Kampung Pasirhalang berjarak 2 km, dan Kampung
Cikubanggirang berjarak 2,8 km dengan elevasi 658 m dpl. Untuk menjaga debit mata air maka
daerah tangkapan diatasnya seluas 20 km2 perlu dijaga kelestariannya.
3) Mata Air Cigandalintang dengan sisa debit 45 liter / detik dan jarak terdekat ke desa 1500 meter
dapat disalurkan dari Kampung Pangodakan, Desa Wangunjaya yang terletak pada ketinggian 675
m dpl untuk disalurkan ke desa di bawahnya. Penyaluran ke arah hilir mengikuti lembah sungai ke
arah barat melalui Kampung Kadudampit berjarak 1,4 km, Kampung Tagog berjarak 1,7 km,
Kampung Cisitu berjarak km 1,8, kampung Cidita berjarak 2,2 km, Kampung Tengah berjarak 3,7
km, dan Kampung Lapang berjarak 5,2 km dengan elevasi 640 m dpl. Untuk menjaga debit mata
air maka daerah tangkapan diatasnya seluas 5 km2 perlu dijaga kelestariannya.
4) Mata Air Ciangkeub dengan sisa debit 22 liter / detik dan jarak terdekat ke desa 2000 meter
dapat disalurkan dari Kampung Pangodakan, Desa Wangunjaya yang terletak pada ketinggian 1210
m dpl untuk disalurkan ke desa di bawahnya yang termasuk wilayah Kabupaten Purwakarta. Untuk
menjaga debit mata air maka daerah tangkapan diatasnya seluas 5 km2 perlu dijaga
kelestariannya.
Laporan Akhir 44
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Dalam merencanakan besarnya kebutuhan air minum di wilayah perencanaan, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi, yaitu : Jumlah penduduk dan hasil proyeksinya; Daerah pelayanan;
Periode pelayanan; Ketersediaan air baku; Rencana pengembangan kota/wilayah; Rencana
pengembangan daerah pelayanan.
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan air minum, dapat dilakukan dengan menjumlahkan
kebutuhan air domestik, non domestik, dan kebutuhan air minum untuk keperluan kota sesuai
dengan proyeksi pertumbuhan penduduk dan fasilitas umum sepanjang periode pelayanan. Perlu
pula diperhatikan besarnya tingkat pelayanan dari sistem penyediaan air bersih eksisting untuk
masyarakat dan tingkat kehilangan air. Kehilangan air dapat disebabkan oleh kebocoran pipa dan
lain lain.
Pada perencanaan SPAM Wilayah tengah ini ditetapkan periode pelayanan selama 20 tahun yang
dibagi ke dalam 4 tahap, masing-masing 5 tahun. Periode pelayanan dengan rentang waktu 5 tahun
dipertimbangkan sebagai periode yang cukup ideal untuk merencanakan suatu sistem penyediaan
air minum di negara berkembang, termasuk merencanakan kapasitas dari suatu instalasi
pengolahan air minum.
Berdasarkan RISPAM Kabupaten Bandung Barat Potensi pengembangan sistem penyediaan air
minum ditujukan untuk melayani kebutuhan air di wilayah perkotaan Kabupaten Bandung Barat
sampai dengan tahun 2034. Berdasarkan hasil kajian, wilayah pelayanan potensial terdiri dari
sepuluh Kecamatan yaitu : Padalarang, Ngamprah, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Cikalong Wetan,
Cipeundeuy, Lembang, Cisarua dan sebagian Parongpong.
Untuk studi saat ini sesuai dengan rencana blok pelayanan sistem penyediaan air minum
Kabupaten Bandung Barat, pengembangan SPAM yang termasuk dalam blok pelayanan
wilayah tengah akan meliputi kecamatan Batujajar, Ngamprah dan Padalarang.
Laporan Akhir 45
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Jumlah Penduduk
Tahun Kec. Ngamprah Kec. Batujajar Kec. Padalarang Total
2014 171,944 94,020 167,345 433,309
2015 177,093 95,676 169,519 442,287
2016 182,242 97,331 171,692 451,265
2017 187,390 98,987 173,866 460,243
2018 192,539 100,642 176,040 469,221
2019 197,688 102,298 178,214 478,199
2020 202,836 103,953 180,387 487,177
2021 207,985 105,609 182,561 496,155
2022 213,134 107,264 184,735 505,132
2023 218,282 108,920 186,909 514,110
2024 223,431 110,575 189,082 523,088
2025 228,580 112,231 191,256 532,066
2026 233,728 113,886 193,430 541,044
2027 238,877 115,542 195,604 550,022
2028 244,026 117,197 197,777 559,000
2029 249,174 118,853 199,951 567,978
2030 254,323 120,508 202,125 576,956
2031 259,472 122,164 204,299 585,934
2032 264,620 123,819 206,472 594,912
2033 269,769 125,475 208,646 603,890
2034 274,918 127,130 210,820 612,868
2035 280,066 128,786 212,994 621,846
Sumber : BPS Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka, Analisis Konsultan 2015
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
Laporan Akhir 46
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Perhitungan proyeksi kebutuhan air minum di Wilayah Tengah (kec. Ngamprah, Padalarang dan
Batujajar) menggunakan parameter Cakupan pelayanan untuk PDAM Kab. Bandung dan PT.
MGS. Dimana untuk cakupan pelayanan PDAM Kab. Bandung tidak akan mengalami
peningkatan, dan peningkatan jumlah sambungan berdasarkan penetapan target RPJMN Bidang
Cipta Karya 2015 – 209 menuju 100% - 0% - 100% (Target 100% akses air minum, 0% kawasan
permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak)
Proyeksi jumlah kebutuhan air di Wilayah Tengah dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5. 2 Proyeksi Jumlah Kebutuhan Air Wilayah Tengah Kabupaten Bandung barat
Uraian detail dari proyeksi kebutuhan air SPAM Perkotaan Wilayah Tengah Kabupaten Bandung
Barat dapat dilihat pada lampiran.
Laporan Akhir 47
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Berdasarkan data dan informasi untuk ketersediaan sumber air baku Wilayah Tengah dilakukan
survey dan analisis konsultan terhadap air baku sebagai berikut :
1. Mata Air Kerta Wangi, terletak di Desa Jambu Dipa Kecamatan Cisarua dengan debit 5 L/detik.
Saat ini telah dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk warga sekitar.
2. Mata Air Pasir Langu, terletak di Desa Pasirhalang Kecamatan Cisarua dengan debit 35 L/detik.
Rencana nya akan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk warga desa Cilame
Kecamatan Ngamprah.
Laporan Akhir 48
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
3. Mata Air Cisaladah terletak di Desa Ganjar Sari Kecamatan Cikalong Wetan terletak pada
ketinggian 8410 m dpl dengan total debit 430 L/detik. Saat ini telah dimanfaatkan sebagai
sumber air bersih untuk warga desa Ganjar sari dan Mangun Jaya, serta untuk kebutuhan
irigasi sawah. Hasil pengukuran debit untuk air yang belum dimanfaatkan sebesar 340 L/detik.
Hasil pengukuran debit untuk air yang belum dimanfaatkan sebesar 340 L/detik
4. Mata Air Cikahuripan terletak di Desa Ganjar Sari Kecamatan Cikalong Wetan terletak pada
ketinggian 873 m dpl. Saat ini telah dimanfaatkan sebagai daerah wisata untuk penduduk
sekitar dan sebagai sumber air bersih untuk warga desa Cipada, Ciptagumati, Mandalamukti
Laporan Akhir 49
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
dan Mandalasari, serta untuk kebutuhan irigasi sawah. Hasil pengukuran debit untuk air yang
belum dimanfaatkan sebesar 168 L/detik.
5. Mata Air Citalaga terletak di Desa Ganjar Sari Kecamatan Cikalong Wetan terletak pada
ketinggian 795 m dpl. Saat ini telah dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk warga
sekitar lokasi mata air, serta untuk kebutuhan irigasi sawah. Hasil pengukuran debit untuk air
yang belum dimanfaatkan sebesar 133 L/detik.
Selain sumber air baku diatas yang telah dilakukan survey, dari kapasitas sumber air baku
eksisting belum semuanya di manfaatkan. Sumber air baku eksisting adalah sebagai berikut:
1. Sumber air baku SPAM Cijanggel berasal dari Sungai Cijanggel yang berada di Kecamatan
Cisarua, dengan Kapasitas SPAM 50 liter/ detik. SPAM Cijanggel yang melayani masyarakat di
Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Ngamprah dengan jumlah sebesar 1.286 pelanggan (per
Laporan Akhir 50
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
tanggal 31 Desember 2014). Kapasitas SPAM Cijanggel 50 liter/detik mampu melayani hingga
4.000 Sambungan Rumah Pelanggan, oleh karena itu masih terdapat idle capasity yang dapat
disalurkan kepada masyarakat.
2. Sumber air baku SPAM Cibanteng berasal dari Mata Air Kalang Banteng yang terletak di Desa
Mekarjaya Kecamatan Cikalong Wetan dengan kapasitas 75 liter/detik. SPAM Cibanteng pada
saat ini masih dalam tahap pengembangan jaringan perpipaan, sehingga SPAM Cibanteng ini
baru dapat melayani masyarakat disekitar lokasi Mata Air yang berjumlah 15 Sambungan
Rumah. Pemanfaatan SPAM Cibanteng direncanakan untuk melayani masyarakat di Kecamatan
Padalarang dan Ngamprah.
Secara umum, rencana pengembangan SPAM Perkotaan Wilayah Tengah Kabupaten Bandung
Barat berdasarkan hasil survey dan analisis konsultan adalah sebagai berikut :
Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih sebesar 400 L/detik untuk SPAM Perkotaan Wilayah
Tengah Kabupaten Bandung Barat, maka direncanakan memanfaatkan 3 Mata Air di Desa Ganjar
sari yaitu Mata Air Cisaladah, Mata Air Cikahuripan, dan Mata Air Citalaga. Dari ketiga mata air
tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi sawah, untuk mengatuhi kebutuhan irigasi sawah
maka di lakukan pendekatan dengan Metode yang dikembangkan oleh Goor dan Zijlstra (1968)
dalam Direktorat Jenderal Pengairan (1986).
Laporan Akhir 51
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Berdasarkan table dari perhitungan diatas, digunakan faktor terbesar untuk menghitung
kebutuhan irigasi sawah sebesar 1.48 L/detik/ha. Hal ini untuk dapat memenuhi kebutuhan air
pada saat penggunaan air tertinggi.
Dari Pengukuran debit sesaat ketiga mata air tersebut di lakukan di Bulan Agustus 2015, dan hasil
analisis kebutuhan irigasi sawah maka kapasitas yang dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengukuran debit mata air dan analisa pemanfaatan mata air, maka kebutuhan
air bersih sebesar 400 l/detik dapat terpenuhi dari pemanfaatan ketiga mata air tersebut.
Perencanaan jalur transmisi air baku dari mata air di Desa ganjar sari menuju area pelayanan di
Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat, memiliki 2 alternatif jalur. Uraian dari
perencanaan jalur tersebut di uraikan sebagai berikut :
Rencana Alternatif 1 Jalur Transmisi dari 3 Mata Air dari Desa Ganjarsari ke Kecamatan
Padalarang melalui jalan negara Purwakarta - Bandung. Gambaran rencana jalur tersebut
dapat dilihat sebagai berikut :
Laporan Akhir 52
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 1 Jalur Pipa Alternatif 1 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Gambaran profil memanjang dari jalur pipa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 53
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 2 Profil Memanjang Jalur Pipa Alternatif 1 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah
Tengah
Berdasarkan profil memanjang dari jalur pipa alternatif 1, disarankan untuk membangun 3 unit
BPT untuk menurunkan tekanan yang tinggi. Selain itu terdapat daerah dengan elevasi rendah,
sehingga membutuhkan pemompaan untuk dapat mendistribusikan air baku ke daerah
pelayanan melalui reservoir. Pemompaan disarankan dengan dua set pemompaan untuk
memenuhi kelas pipa PN.10 dan head pompa yang di yang dibutuhkan tidak multi stage agar
biaya investasi tidak terlalu tinggi.
Gambaran hidrolis dari jalur pipa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 54
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 3 Hidrolis Jalur Pipa Alternatif 1 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Dari hasil analisa hidrolis dari jalur pipa alternatif 1 tersebut di running pada jam puncak,
headloss di pipa dan pressure memenuhi kriteria.
Gambaran skematik dari jalur pipa alternatif 1 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 55
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 4 Skematik Jalur Pipa Alternatif 1 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Uraian dari gambaran skematik dari jalur pipa alternatif 1 tersebut adalah sebagai berikut :
1. Air baku dari MA. Citalaga akan dipompa ke Reservoir Transmisi 1 (774904.64 m E ;
9254471.71 m S) yang terletak di dekat kantor Desa Ganjarsari, sedangkan air baku dari MA.
Cisaladah dan MA. Cikahuripan dialirkan secara gravitasi ke Resevoir Transmisi 1 dan
dilakukan pengolahan sederhana dengan menggunakan Saringan Pasir Cepat, yang letaknya
berdekatan dengan Reservoir Transmisi 1.
2. Dari Saringan Pasir Cepat air bersih akan dialirkan ke BPT 1 (771398.64 m E ; 9256560.21
m S) yang terletak di pertigaan pasar Desa Ganjarsari dan Desa Wangun Jaya, kemudian
dialirkan ke BPT 2 (770153.91 m E ; 9252614.84 m S) yang berada di sekitar Ciguntur Dua
Jalan Nasional Purwakarta – Bandung. Dari BPT 2 air dialirkan ke BPT 3 di Ciendog Cikuda
Jalan Nasional Purwakarta – Bandung.
3. Air dari BPT 3 (769298.58 m E ; 9249656.40 m S) dipompakan ke Reservoir Transmisi 2
(771887.31 m E ; 9246774.36 m S) yang berada di Cikuda Campaka Jalan Nasional
Purwakarta – Bandung, kemudian di pompa lagi ke Reservoir Distribusi di Padalarang.
4. Dari Reservoir Distribusi (775082.67 m E ; 9243560.38 m S) air akan di distribusikan
secara gravitasi ke daerah pelayanan Padalarang (773299.24 m E ; 9242941.21 m S),
Batujajar (776878.09 m E; 9232536.40 m S), Ngamprah (778108.29 m E ; 9242185.90 m S)
dan Cimahi (778342.00 m E ; 9240169.00 m S).
Laporan Akhir 56
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kebutuhan lahan dari setiap unit sistem jalur pipa alternatif 1 adalah sebagai berikut :
Rencana Alternatif 2 Jalur Transmisi dari 3 Mata Air dari Desa Ganjarsari ke Kecamatan
Padalarang melalui jalur distribusi eksisting SPAM Cibanteng. Gambaran rencana jalur
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Laporan Akhir 57
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 5 Jalur Pipa Alternatif 2 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Gambaran profil memanjang dari jalur pipa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 58
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 6 Profil Memanjang Jalur Pipa Alternatif 2 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah
Tengah
Berdasarkan profil memanjang dari jalur pipa alternatif 2, disarankan untuk membangun 1 unit
tambahan reservoir untuk menurunkan tekanan yang tinggi. Untuk rencana jalur pipa
alternatif 2 ini distribusi air bersih ke daerah pelayanan dapat dilakukan dengan sistem
gravitasi, tetapi dari sumber air baku ke reservoir transmisi dilakukan dengan sistem
pemompaan.
Gambaran hidrolis dari jalur pipa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 59
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 7 Hidrolis Jalur Pipa Alternatif 2 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Dari hasil analisa hidrolis dari jalur pipa alternatif 2 tersebut di running pada jam puncak,
headloss di pipa dan pressure memenuhi kriteria.
Gambaran skematik dari jalur pipa alternatif 2 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan Akhir 60
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Gambar 6. 8 Skematik Jalur Pipa Alternatif 2 Mata Air Desa ganjarsari – Wilayah Tengah
Uraian dari gambaran skematik dari jalur pipa alternatif 2 tersebut adalah sebagai berikut :
1. Air baku dari MA. Citalaga akan dipompa ke Bak Pengumpul yang terletak di MA. Cisaladah,
dari bak pengumpul ini air dari MA. Citalaga dan MA. Cisaladah akan di pompa ke Reservoir
Transmisi 1 yang terletak di Cipada Girang. Sedangkan air baku dari MA. Cikahuripan
dipompa langsung ke Resevoir Transmisi 1 (775279.15 m E ; 9250068.22 m S) dan
dilakukan pengolahan sederhana dengan menggunakan Saringan Pasir Cepat, yang letaknya
berdekatan dengan Reservoir Transmisi 1.
2. Dari Saringan Pasir Cepat air bersih akan dialirkan secara gravitasi ke Reservoir Distribusi
(774602.01 m E ; 9247918.01 m S) yang berada di Babakan Cisurupan.
3. Dari Reservoir Distribusi air akan di distribusikan secara gravitasi ke daerah pelayanan
Padalarang (773299.24 m E ; 9242941.21 m S), Batujajar (776878.09 m E; 9232536.40 m S),
Ngamprah (778108.29 m E ; 9242185.90 m S) dan Cimahi (778917.05 m E ; 9240016.65 m
S).
Kebutuhan lahan dari setiap unit sistem jalur pipa alternatif 2 adalah sebagai berikut
Laporan Akhir 61
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 6. 4 Kebutuhan Lahan Jalur Pipa Alternatif 2
Perkiraan investasi terdiri dari Biaya konstruksi, pembebasan lahan dan pekerjaan non fisik,
termasuk juga biaya operasional pompa tiap tahun nya. Perkiraan investasi rencana
pelaksanaan pekerjaan dari masing – masing alternatif dapat dilihat pada uraian sebagai
berikut :
Laporan Akhir 62
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 6. 5 Investasi Jalur Pipa Alternatif 1
Laporan Akhir 63
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 6. 6 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Jalur Pipa Alternatif 1
Laporan Akhir 64
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 65
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 66
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Beberapa landasan hukum terkait dengan aspek lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung dari rencana pembangunan dan pengelolaan air minum adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2008 tentang Jenis Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Amdal.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis Amdal
Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
Setiap kegiatan usaha yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting dan besar maka pada
tahap studi kelayakan disusun pertimbangan lingkungan, dan studi Amdal. Studi AMDAL tersebut
mengacu pada:
1. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 86 Tahun 2002 Tentang :
Kegiatan Wajib UKL &UPL;
2. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08. Tahun 2006 Tentang:
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 Tentang Kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL.
Sistem penyaringan untuk masing–masing rencana kegiatan harus berdasarkan pada skala dan
besaran pekerjaan. Berdasarkan keputusan MenLH No. 11 Tahun 2006, kriteria penyaringan awal
AMDAL untuk air minum ditunjukkan oleh Tabel 8.1 berikut:
Laporan Akhir 67
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 7. 1 Penyaringan Dampak Lingkungan
Uraian kegiatan dalam bab ini mengacu pada jalur pipa alternate 2, secara garis besar kegiatan
yang dilakukan pada kedua sistem tersebut sama.
Broncaptering dibuat pada lokasi yang mudah dijangkau dengan kuantitas air yang stabil dan
didesain berdasarkan kapasitas harian maksimum pada periode akhir perencanaan. Berdasarkan
pertimbangan di atas, maka terdapat 3 alternatif rencana pembangunan broncaptering SPAM ini,
yaitu :
1) Pembangunan broncaptering pada elevasi + 780 m dpl di sekitar MA. Citalaga,
2) Pembangunan broncaptering pada elevasi + 845 m dpl di sekitar MA. Cisaladah,
3) Pembangunan broncaptering pada elevasi + 873 m dpl di sekitar MA. Cikahuripan.
Pembangunan broncaptering dilakukan untuk mengambil air dengan total debit 50 L/det, 250
L/det dan 150 L/det sampai dengan akhir tahun tahap 1 yaitu 5 tahun perencanaan. Penentuan
perencanaan lokasi broncaptering juga didasarkan pada letak sumber air, elevasi dari lokasi
broncaptering yang direncanakan lebih rendah dari letak sumber air. Karena itu diperlukan sistem
perpompaan untuk menyalurkan air baku dari broncaptering ke reservoir yang terletak lebih
tinggi.
Panjang pipa transmisi air baku dari broncaptering MA. Cikahuripan menuju lokasi reservoir
adalah sekitar 9.702 m, dan MA. Cisaladah menuju lokasi reservoir adalah sekitar 8.160 m. Jalur
pipa transmisi air baku yang direncanakan akan melewati lahan pertanian/perkebunan masyarakat
dan jalan desa.
Laporan Akhir 68
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kapasitas Reservoir dan Unit Pengolahan Saringan Pasir Cepat yang direncanakan adalah 400
L/det di lahan sekitar Cipada, Kecamatan Cikalong Wetan sehingga membutuhkan lahan dengan
luas sekitar 1.000 m2. Lahan yang direncanakan perlu dibebaskan dari masyarakat sekitar.
Jalur pipa transmisi air baku yang direncanakan akan melewati lahan pertanian/perkebunan
masyarakat dan jalan desa, dengan uraian sebagai berikut :
1. MA. Citalaga – MA. Cisaladah: Jalur pipa melewati perkebunan masyarakat dan jalan desa
Ganjarsari dengan panjang total 3.804 m.
2. MA. Cikahuripan – Res. Transmisi: Jalur pipa melewati perkebunan masyarakat dan jalan desa
Ganjarsari dengan panjang total 9.702 m.
3. MA. Cisaladah – Res. Transmisi: Jalur pipa melewati perkebunan masyarakat dan jalan desa
Ganjarsari dengan panjang total 8.160 m.
4. Res. Transmisi – Res. Distribusi: Jalur pipa melewati perkebunan masyarakat dan jalan desa
Ganjarsari dengan panjang total 3.282 m.
Rencana jaringan pipa distribusi akan melalui jalan-jalan utama di daerah pelayanan di tiap
kecamatan, kondisi umum merupakan jalan berbatu dan aspal sehingga memungkinkan adanya
gangguan terhadap kenyamanan lalu lintas saat pemasangan.
Proyek SPAM Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat ini merupakan salah satu program yang
menjadi prioritas pemerintah dan diharapkan dapat bermanfaat dalam pelayanan sistem
penyediaan air minum dari aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas kepada tiga kecamatan
penerima manfaat. Diharapkan dengan adanya sistem penyediaan Air minum perpipaan ini akan
menambah kapasitas air minum bagi masyarakat, konservasi pada sistem eksisting air, serta dapat
meningkatkan sosial ekonomi wilayah tersebut.
Direncanakan proyek ini akan memberikan supply pelayanan air minum bagi 3 kecamatan yang
termasuk dalam Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat (Kecamatan Padalarang, Ngamprah,
Laporan Akhir 69
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
dan Batujajar), dan akan memanfaatkan sumber air baku utama dari MA. Cisaladah, MA.
Ciatalaga, dan MA Cikahuripan. Untuk memenuhi kebutuhan total air minum sampai akhir tahap 1
(5 tahun perencanaan) sebesar 535 Liter/detik (204 L/det untuk Kecamatan Ngamprah, 169
L/det untuk Kecamatan Padalarang dan Kecamatan Batujajar 163 L/det).
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup menyebutkan bahwa kegiatan pengambilan air dari danau/sungai/mata air/sumber air
permukaan lainnya dengan debit pengambilan sebesar ≥ 250 Liter/detik dan pembangunan
jaringan transmisi air bersih sepanjang ≥ 10 Km merupakan kegiatan yang wajib memiliki
AMDAL.
Dalam perencanaan SPAM Wilayah Tengah ini, Panjang pipa transmisi air baku dari MA. Citalaga
– MA. Cisaladah adalah 3.804 m, dari MA. Cikahuripan – Res. Transmisi adalah 9.702 m, dari MA.
Cisaladah – Res. Transmisi 8.160 m, dan dari Res. Transmisi – Res. Distribusi adalah 3.282 m.
Sistem transmisi yang direncanakan memiliki panjang berkisar antara ≥ 10 Km. Total debit
sumber air baku dari MA. Citalaga, MA. Cisaladah, dan MA. Cikahuripan yang diambil untuk
memenuhi kebutuhan total air minum sampai akhir tahap 1 (5 tahun perencanaan) sebesar 400
Liter/detik. Luas area pelayanan wilayah tengah adalah 12.045 Ha. Oleh karena itu, berdasarkan
peraturan di atas, kegiatan SPAM ini wajib memiliki AMDAL.
Sumber dan dampak kegiatan yang mungkin terjadi dari pembangunan infrastruktur SPAM
terhadap lingkungan sesuai dengan tahapan kegiatannya diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Prakonstruksi
Pada tahap Prakonstruksi ini dilakukan kegiatan antara lain :
a) Survey dan investigasi, dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi proyek dan komponen-
komponen lingkungan yang akan terkena dampak. Dampak yang mungkin timbul berupa
keresahan masyarakat, persepsi masyarakat, atau gangguan kamtibnas karena belum
mendapatkan informasi mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan pada daerahnya dan
kekhawatiran akan terambilnya lahan dan kerusakan pada lingkungan. Bila dalam surveynya
dilakukan di dekat sumber air, dapat menimbulkan keresahan masyarakat sekitar yang
khawatir akan kelestarian dan keterbatasan sumber air, dan keresahan akan kurangnya air yg
digunakan masyarakat untuk irigasi. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan penyuluhan
dan penyebaran informasi kepada masyarakat akan pentingnya pelaksanaan pembangunan
SPAM dan terjaminnya keberadaan sumber air baku di daerah sekitar melalui kajian yang telah
dilakukan terlebih dahulu.
Laporan Akhir 70
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
b) Pembebasan lahan (Lahan untuk lokasi Intake, pipa transmisi air baku, IPA, pipa distribusi).
Dampak yang timbul berupa:
Permintaan kompensasi pembebasan lahan. Dari kegiatan ini dapat menyebabkan
peningkatan ataupun penurunan tingkat ekonomi masyarakat dan perubahan mata
pencaharian masyarakat akibat pembukaan lahan.
Bila tidak tercapainya kata sepakat pada saat penetapan besarnya kompensasi dapat
menimbulkan keresahan sosial dan kamtibnas.
Perubahan fungsi lahan dan tata guna lahan.
c) Pematokan lahan, Dalam kegiatan ini dapat menimbulkan gangguan terhadap kegiatan
masyarakat dan cara pandang baru masyarakat yang dapat menyebabkan keresahan sosial dan
kamtibnas. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan penyuluhan dan penyebaran informasi
kepada masyarakat akan pentingnya SPAM. Selain itu, patok-patok yang ada dapat mengganggu
estetika atau keindahan lingkungan serta perubahan tata guna lahan.
2. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi ini dilakukan kegiatan antara lain :
a) Pembersihan dan pematangan lahan, Komponen yang mungkin terkena dampak, yaitu :
Flora dan fauna dari kegiatan penyiapan lahan, yang berpotensi berdampak hilangnya
habitat (penurunan keanekaragaman hayati).
Kualitas Udara dan bising, yang bersumber dari kendaraan proyek dan kegiatan fisik
sehingga berdampak pada penurunan kesehatan.
Kualitas air sungai akibat dari banyaknya sampah atau buangan yang kemungkinan dibuang
ke sungai.
Sampah padat.
Keresahan masyarakat dan gangguan kamtibnas
b) Mobilisasi tenaga kerja, komponen yang mungkin terkena dampak adalah :
Peluang kerja dan usaha, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan dari kegiatan
pembangunan fisik akibat terbukanya lapangan kerja baru dan peluang bisnis di sekitar
lokasi.
Kualitas air permukaan, dari limbah domestic pekerja yang berdampak pada pencemaran air
permukaan setempat.
Keresahan sosial, persepsi masyarakat dan kamtibnas karena adanya pendatang baru yang
berpotensi menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat setempat.
c) Mobilisasi material dan peralatan, Dari kendaraan proyek yang melintas di jalan kota,
berdampak pada :
Kerusakan jalan dan Kemacetan dan gangguan lalu lintas dari kendaraan proyek yang
melintas di jalan kota, akibat dari volume kendaraan yang melebihi kapasitas daya
tamping jalan.
Laporan Akhir 71
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kualitas udara dan bising yang bersumber dari kendaraan proyek dan alat berat
berdampak pada penurunan kesehatan. Permasalahan ini bisa diatasi dengan penyiraman
jalan secara berkala.
d) Pekerjaan pondasi (IPA), Bersumber dari kegiatan pemancangan yang menggunakan alat
berat, berdampak pada :
Peningkatan kebisingan dikarenakan pada saat kegiatan pemancangan ini
menggunakan alat berat untuk memasukkan pile ke dalam titik-titik yang telah ditentukan,
sehingga berpotensial menimbulkan dampak bising di sekitar lokasi pembangunan IPA.
Debu dan Penurunan Kualitas Udara, Pencemaran terhadap udara akan berpengaruh
terhadap kesehatan, estetika, dan kenyamanan. Oleh karena itu sebaiknya digunakan alat
pelindung agar system pernapasan tidak terganggu oleh adanya kegiatan ini.
Kecelakaan Kerja, kegiatan ini merupakan kegiatan konstruksi yang membutuhkan
kewaspadaan dan kehati-hatian karena banyak menggunakan alat berat, mesin-mesin
ataupun pekerja bekerja pada ketinggian tertentu pada saat di lapangan. Peningkatan
kesadaran terhadap kehati-hatian, penyuluhan akan pentingnya keselamatan kerja dan
kelengkapan atribut keselamatan dalam bekerja diharapkan dapat mengurangi tingkat
kecelakaan kerja.
Stabilitas tanah, akibat kegiatan pemancangan.
Gangguan kamtibnas.
e) Pekerjaan pemasangan pipa transmisi, Dari adanya kendaraan proyek dan peekerja
yang turun ke jalan untuk memasang pipa akan berdampak pada:
Kenyamanan lalu lintas dan menimbulkan kemacetan dan keresahan masyarakat
Penurunan kualitas udara dari debu, dan bising, dan getaran
Kecelakaan kerja
Penurunan kesehatan masyarakat di sekitar kegiatan dan pekerja.
Perubahan tata guna lahan, gangguan pada flora darat, dan gangguan estetika atau
keindahan pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan.
Stabilitas tanah akibat kegiatan penggalian dan pengurugan
f) Pekerjaan Struktur bangunan,
Dari beroperasinya alat-alat atau mesin dalam pengerjaan konstruksi, seperti pada
penggalian, kegiatan pembersihan lahan, ataupun kegiatan pondasi berdampak pada :
• Kebisingan, Dampak kebisingan adalah terganggunya kesehatan masyarakat seperti
perubahan ketajam pendengaran bagi pekerja maupun masyarakat sekitar, mengganggu
pembicaraan dan kenyamanan hidup masyarakat. Pengendalian terhadap kebisingan
dapat dilakukan antara lain dengan melindungi ruang tempat manusia berada dari
suara, menggunakan alat-alat dengan tingkat kebisingan yang dikeluarkan lebih rendah,
dan pemakaian pelindung telinga dari suar.
• Debu dan Penurunan Kualitas Udara, beberapa proses dari kegiatan ini akan
berpotensi menimbulkan debu dari berbagai material dan akhirnya menimbulkan
penurunan kualitas udara. Selain itu pencemaran terhadap udara ini akan berpengaruh
Laporan Akhir 72
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
terhadap kesehatan, estetika, dan kenyamanan. Oleh karena itu sebaiknya digunakan
alat pelindung agar system pernapasan tidak terganggu oleh adanya kegiatan ini.
• Kecelakaan Kerja, kegiatan ini merupakan kegiatan konstruksi yang membutuhkan
kewaspadaan dan kehati-hatian karena banyak menggunakan alat berat, mesin-mesin
ataupun pekerja bekerja pada ketinggian tertentu pada saat di lapangan. Peningkatan
kesadaran terhadap kehati-hatian, penyuluhan akan pentingnya keselamatan kerja dan
kelengkapan atribut keselamatan dalam bekerja diharapkan dapat mengurangi tingkat
kecelakaan kerja.
g) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal,
Dari buangan material mechanical dan electrical berdampak pada peningkatan volume
sampah.
Dari perubahan tata guna lahan berdampak pada peningkatan surface run off.
Dari kendaraan proyek, kegiatan fisik dan penggunaan alat berat yang berdampak pada
kualitas udara (debu), getaran, dan kebisingan, kecelakaan kerja, dan penurunan
kesehatan masyarakat.
4. Tahap Operasi
Pada tahap operasi ini dilakukan kegiatan antara lain :
a) Recruitment tenaga kerja, lapangan kerja baru akan terbuka dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
b) Pengoperasian SPAM, pada tahap ini dilakukan pengoperasian Intake, pipa transmisi air
baku, IPA, pipa distribusi yang berdampak terhadap
Peningkatan jumlah/ kuantitas pemakaian air bersih yang diolah dari SPAM. Dampak tak
langsungnya antara lain mengurangi biaya perawatan kesehatan melalui pencegahan
berjangkitnya penyakit akibat pencemaran air bersih.
Laporan Akhir 73
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Rekapitulasi dari dampak yang ditimbulkan SPAM mulai dari tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi, tahap pasca konstruksi dan tahap operasi tertuang dalam tabel berikut ini.
Laporan Akhir 74
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Vector penyakit - - - - -
KOMPONEN SOSEKBUD, KESMAS & LINGKUNGAN BINAAN
Kepadatan penduduk x - - x -
Struktur mata pencaharian x - - x -
Kesempatan kerja dan berusaha x - - x -
Pendapatan masyarakat x - - x -
Pendapatan daerah - - - x x
Estetika & sanitasi lingkungan - - x - x
Interaksi sosial masyarakat x - - x -
Kamtibmas x - - - -
Kesehatan masyarakat x x x - x
Persepsi masyarakat - - - - x
Tata ruang - - - - -
Gangguan Lalu lintas - x x - -
Selain adanya dampak negatif yang mungkin timbul, pembangunan SPAM juga memiliki dampak
positif terutama bagi masyarakat di wilayah pelayanan. Dampak positif tersebut antara lain:
1. Penurunan angka penyakit disebabkan oleh kualitas air yang dikonsumsi yang semakin baik.
2. Masyarakat mendapatkan pelayanan air minum.
3. Terlindunginya kuantitas sumber air eksisting, yaitu air tanah.
4. Masyarakat lebih mudah mendapatkan akses air minum.
5. Semakin kecilnya kesenjangan antara cakupan pelayanan dengan target MDGs.
Laporan Akhir 75
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Analisis kelayakan investasi ini dimaksudkan dalam rangka mengetahui tingkat kelayakan usulan
investasi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bandung Barat wilayah
tengah yang meliputi Kecamatan Padalarang, Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Batujajar,
Provinsi Jawa Barat, selama 5 tahun ke depan (interval tahun 2016 s.d. 2020) yang akan dikelola
oleh PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat, sehingga keputusan investasi yang diambil oleh
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk membangun sarana dan prasarana ini dapat layak
secara ekonomi, berfungsi secara berkelanjutan dan mampu memberi manfaat yang optimal.
Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan 5 tahun kedepan (2016 s.d 2020) dengan jumlah
pembiayaan yaitu sebesar Rp. 270.022.167.000 (alternatif 1) dan Rp. 225.512.531.000 (alternatif
2).
Salah satu kegunaan proyeksi keuangan adalah untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan suatu
lembaga/perusahaan sebagai peneriman dana invetasi selama beberapa tahun ke depan dengan
memperhatikan aspek lain yang berkaitan, seperti aspek teknik ataupun aspek manajemen.
Proyeksi keuangan juga digunakan untuk melihat suatu nilai investasi dari proyek bersangkutan
yang diperoleh berdasarkan selisih antara aliran kas (cash flow) yang dihasilkan terhadap investasi
yang dikeluarkan dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan dikonversikan dalam bentuk
nilai masa datang (future value).
Pendekatan yang digunakan dalam proses analisis kelayakan investasi ini adalah pendekatan
pendapatan dengan menggunakan model invested capital. Pendekatan ini digunakan karena dapat
memberikan gambaran mengenai kelayakan finansial secara terukur. Dalam pendekatan
pendapatan dengan model invested capital yang di-diskonto-kan adalah free cash flow to project,
yaitu arus kas bersih yang tersedia untuk pemilik modal, baik ekuitas maupun hutang.
Laporan Akhir 76
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Penetapan besaran asumsi inflasi serta penyesuaian biaya-biaya sebesar 8,36% merupakan
langkah antisipatif dari inflasi tahunan tertinggi yang terjadi di Provinsi Jawa Barat. Acuan biaya
modal yang dipergunakan dihitung dari besaran asumsi rata-rata tingkat inflasi selama rentang
proyeksi dan country risk premium Indonesia (Aswath Damodaran; http://web.worldbank.org).
Adapun untuk asumsi besaran pajak atas keuntungan mengacu kepada Undang-Undang Pokok
Perpajakan yang berlaku di Indonesia No. 36 tahun 2008.
Deskripsi Unit
1 Pertumbuhan Cakupan Pelayanan
a 2016 s.d. 2020 3%
b 2020 s.d. 2025 3%
c Di atas tahun 2025 Konstan
2 Sambungan Rumah
Tingkat Pelayanan (Sejak Operasional /Layanan Dimulai Thn.
a 17%
2015)
b Konsumsi Air (l/orang/hari) 152
c Jumlah Jiwa/Sambungan Rumah (jiwa/SR) 8
3 Sambungan KU/HU
Tingkat Pelayanan (Sejak Operasional /Layanan Dimulai Thn.
a 15%
2015)
b Konsumsi Air (l/orang/hari) 15
c Jumlah Jiwa/Sambungan Rumah (jiwa/KU/HU) 222
4 Rasio Kebutuhan Non Domestik thd. Kebutuhan SL+KU 30%
5 Tingkat Kehilangan Air
a Tahun 2016 20%
b Penurunan Kehilangan Air Thn. 2015 s.d. 2020 (per tahun) 0,30%
c Di atas tahun 2020 (konstan) 0,25%
6 fmax 1,1
7 fpeak 1,5
Laporan Akhir 77
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Penentuan asumsi serta model komposisi pembentuk pendapatan dan biaya dalam analisis
investasi ini mengacu kepada contoh kinerja PDAM dengan kategori sehat setelah disesuaikan
dengan antisipasi kenaikan harga-harga dan biaya pada interval proyeksi keuangan.
Laporan Akhir 78
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Khusus untuk komponen biaya pegawai, komposisi jumlah karyawan Kabupaten Bandung Barat
Zona tengah adalah 8 orang per 1000 pelanggan aktif dengan acuan upah minimum Kabupaten
Bandung barat yang telah direvisi (untuk tahun 2015) yakni sebesar Rp.2.046.000,- per bulan.
Sebagai antisipasi piutang tak tertagih ditargetkan sebesar 5% dari besaran piutang yang timbul
pada tahun sebelumnya. Sementara dari simulasi aliran kas, sisa kelebihan kas (excess cash) yang
dihasilkan diplot untuk pos saldo kas minimum sebesar 16,67% (untuk menutupi pembiayaan dua
bulan operaional usaha pada tahun proyeksi berikutnya), dan juga penyisihan excess cash ini
digunakan untuk alokasi investasi jangka pendek dalam bentuk deposito tahunan. Diasumsikan
secara berkala maksimum 90% saldo deposito yang telah jatuh tempo dapat dicairkan untuk
mensupport pembiayaan investasi yang akan dilaksanakan.
I. Proyeksi pendapatan
Di dalam menyusun proyeksi pendapatan, penentuan asumsi tarif dan berbagai biaya yang
dikenakan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat sebagai calon pelanggan perusahaan
air minum di wilayah pelayanan Zona tengah Kabupaten Bandung Barat. Sebagai acuan proyeksi,
khusus untuk tarif penjualan air serta beban administrasi dan biaya tetap ditetapkan pada tahun
dasar (2015) dengan asumsi sebesar Rp.3.000,-/m3 (tarif rata2). Adapun biaya sambungan baru
diasumsikan sebesar Rp.750.000.,-/SL.
Volume air terjual merupakan salah satu komponen utama yang dapat meningkatkan pendapatan
(revenue), sehingga diproyeksikan meningkatkan secara optimal dan realistis. Target realistis
volume air terjual merupakan asumsi peningkatan penjualan air berdasarkan kemampuan kinerja
pelayanan yang akan dicapai. Untuk memenuhi kebutuhan para pihak, dengan memperhitungkan
proyeksi volume penjualan air dan laju pertumbuhan pelanggan yang mungkin dicapai, maka
diperlukan asumsi kenaikan tarif sebesar 10% per tahun sehingga diharapkan dengan
memperhitungkan berbagai komponen biaya yang mempengaruhi penetapan tarif ini perusahaan
tidak mengalami defisit (full cost recovery), serta diharapkan seiring berjalannya tahun operasi
maka capaian operating ratio perusahaan dapat ditingkatkan. Proyeksi pendapatan Kabupaten
Bandung Barat-Zona tengah tertera pada Tabel 8.4 dan Tabel 8.5.
Laporan Akhir 79
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.4 Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bandung Barat Zona Tengah 2016 s.d 2020
Laporan Akhir 80
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.6 Proyeksi Biaya Operasional dan Pemeliharaan (OPEX)
Kabupaten Bandung Barat Zona Tengah 2016 s.d 2020 (alternatif 2)
Dalam proyeksi ini, kewajiban setoran laba kepada Pemerintah Daerah dialokasikan sebesar 60%
dari Laba Operasi yang dihasilkan. Diharapkan pada tahun keempat investasi perusahaan air
minum sudah dapat beroperasi sehingga setoran laba dapat dilaksanakan pada akhir periode tahun
tersebut.
Proyeksi keuangan proyek di dalam studi ini dibuat dalam interval 5 tahun (tahun 2016 s/d 2020)
yang didasarkan pada umur ekonomis aktiva selama 5 tahun dan adanya berbagai biaya yang rutin
dikeluarkan selama umur proyeksi. Sebagai gambaran, ditampilkan proyeksi keuangan laporan
posisi keuangan, laba (rugi), dan aliran kas proyek untuk periode tahun 2016 sampai dengan 2020
tertera pada Tabel 8.8 & 8.9
Laporan Akhir 81
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.7 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan 2016 s.d 2020 (Alternatif 1)
AKTIVA
Aset Lancar
Kas dan Bank 0 0 0 0 4.538.931
Investasi Jangka Pendek (Deposito) 0 0 0 0 0
Piutang Operasi 0 0 0 0 9.204.947
dikurangi : Penyisihan Piutang Operasi 0 0 0 0 0
Nilai Bersih Piutang Operasi 0 0 0 0 9.204.947
Persediaan 0 0 0 0 3.268.030
dikurangi : Penyusutan Nilai Persediaan 0 0 0 0 0
Nilai Bersih Persediaan 0 0 0 0 3.268.030
Jumlah Aset Lancar 0 0 0 0 17.011.908
PASIVA
Kewajiban
Utang Jangka Pendek 0 24.443.471 48.586.555 69.853.664 74.370.988
Utang Pajak 0 0 0 0 18.052.370
Utang Lainnya 0 0 0 0 0
Jumlah Kewajiban 0 24.443.471 48.586.555 69.853.664 92.423.358
Ekuitas
Penyertaan Pemerintah Pusat 178.901.393 178.901.393 178.901.393 178.901.393 178.901.393
Penyertaan Pemerintah Provinsi 0 0 0 0 0
Penyertaan Pemerintah Kota 0 0 0 0 0
dikurangi : Setoran Bagian Laba ke Pemda 0 0 0 0 -50.642.541
Akumulasi Laba (Rugi) Bersih 0 -8.702.070 -18.626.313 -29.757.710 24.399.401
Jumlah Ekuitas 178.901.393 170.199.323 160.275.080 149.143.683 152.658.253
Laporan Akhir 82
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.8 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan 2016 s.d 2020 (Alternatif 2)
AKTIVA
Aset Lancar
Kas dan Bank 0 0 0 0 4.538.931
Investasi Jangka Pendek (Deposito) 19.688.083 38.548.096 57.988.586 76.764.211 95.539.836
Piutang Operasi 0 0 0 0 9.204.947
dikurangi : Penyisihan Piutang Operasi 0 0 0 0 0
Nilai Bersih Piutang Operasi 0 0 0 0 9.204.947
Persediaan 0 0 0 0 3.268.030
dikurangi : Penyusutan Nilai Persediaan 0 0 0 0 0
Nilai Bersih Persediaan 0 0 0 0 3.268.030
Jumlah Aset Lancar 19.688.083 38.548.096 57.988.586 76.764.211 112.551.744
PASIVA
Kewajiban
Utang Jangka Pendek 0 24.443.471 48.586.555 69.853.664 74.370.988
Utang Pajak 0 0 0 0 18.374.295
Utang Lainnya 0 0 0 0 0
Jumlah Kewajiban 0 24.443.471 48.586.555 69.853.664 92.745.283
Ekuitas
Penyertaan Pemerintah Pusat 210.663.511 210.663.511 210.663.511 210.663.511 210.663.511
Penyertaan Pemerintah Provinsi 19.268.082 19.268.082 19.268.082 19.268.082 19.268.082
Penyertaan Pemerintah Kota 0 0 0 0 0
dikurangi : Setoran Bagian Laba ke
Pemda 0 0 0 0 -50.642.541
Akumulasi Laba (Rugi) Bersih 0 -10.289.176 -20.845.524 -31.628.002 23.494.884
Jumlah Ekuitas 229.931.593 219.642.417 209.086.069 198.303.591 202.783.937
Laporan Akhir 83
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.9 Proyeksi Laporan Laba Rugi 2016 s.d 2020 (Alternatif 1)
PENDAPATAN OPERASI
Penjualan Air & Beban Adm. Tetap 0 0 0 0 105.948.882
Pemasangan Sambungan Baru 0 0 0 0 3.405.591
Pendapatan Lain-lain: Bunga Deposito 0 0 0 0 0
Jumlah Pendapatan 0 0 0 0 109.354.473
BIAYA OPS. & PEMELIHARAAN
(OPEX)
Biaya Air Baku 0 0 0 0 3.617.798
Biaya Pemakaian Bahan Kimia 0 0 0 0 361.780
Biaya Energi 0 0 0 0 3.617.798
Biaya Pegawai 0 0 0 0 891.883
Biaya Kantor 0 0 0 0 1.808.899
Biaya Hubungan Langganan 0 0 0 0 1.628.009
Biaya Penelitian dan Pengembangan 0 0 0 0 180.890
Biaya Keuangan 0 0 0 0 180.890
Biaya Rupa-rupa 0 0 0 0 5.426.697
Biaya Pemeliharaan 0 0 0 0 7.235.596
Biaya Penyisihan Piutang Operasi 0 0 0 0 0
Biaya Lain-lain: Pajak Deposito 0 0 0 0 0
Jumlah OPEX 0 0 0 0 24.950.238
LABA (RUGI) OPERASI 0 0 0 0 84.404.234
Biaya Penyusutan 0 8.702.070 9.924.243 11.131.397 12.194.753
- - -
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 0 8.702.070 9.924.243 11.131.397 72.209.481
Pajak Penghasilan 0 0 0 0 18.052.370
- - -
LABA (RUGI) BERSIH 0 54.157.111
8.702.070 9.924.243 11.131.397
Tabel 8.10 Proyeksi Laporan Laba Rugi 2016 s.d 2020 (Alternatif 2)
PENDAPATAN OPERASI
Penjualan Air & Beban Adm. Tetap 0 0 0 0 105.948.882
Pemasangan Sambungan Baru 0 0 0 0 3.405.591
Pendapatan Lain-lain: Bunga Deposito 0 0 0 0 0
Jumlah Pendapatan 0 0 0 0 109.354.473
BIAYA OPS. & PEMELIHARAAN
(OPEX)
Biaya Air Baku 0 0 0 0 3.617.798
Biaya Pemakaian Bahan Kimia 0 0 0 0 361.780
Biaya Energi 0 0 0 0 5.426.697
Biaya Pegawai 0 0 0 0 891.883
Biaya Kantor 0 0 0 0 1.808.899
Biaya Hubungan Langganan 0 0 0 0 1.628.009
Biaya Penelitian dan Pengembangan 0 0 0 0 180.890
Biaya Keuangan 0 0 0 0 180.890
Biaya Rupa-rupa 0 0 0 0 3.617.798
Biaya Pemeliharaan 0 0 0 0 7.235.596
Biaya Penyisihan Piutang Operasi 0 0 0 0 0
Laporan Akhir 84
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.11 Proyeksi Laporan Arus Kas 2016 s.d 2020 (Alternatif 1)
Laporan Akhir 85
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Tabel 8.12 Proyeksi Laporan Arus Kas 2016 s.d 2020 (Alternatif 2)
Pada penyusunan analisa kelayakan ini, sebagai variabel pembentuk biaya modal di mana untuk
sumber pembiayaan yang berasal dari equity (kas internal dan bantuan pemerintah) seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, discount factor ditetapkan sebesar 11,66%. Angka tersebut
merupakan representasi dari rata-rata tertimbang biaya modal ditambah alokasi resiko investasi di
Indonesia.
Laporan Akhir 86
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Dari hasil analisis terhadap proyeksi laporan keuangan, skenario laba hasil operasi memiliki nilai
operating ratio yang meningkat selama rentang proyeksi. Indikator likuiditas keuangan
perusahaan baik itu current ratio, quick ratio maupun cash ratio diproyeksikan rata-rata sebesar
44,6, 44 dan 44,9 kali dibanding kewajiban jangka pendeknya (alternatif 1) sedangkan alternatif
2 (10,89, 11,00, 10,42). Sedangkan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) sebagai indikator
kemampuan laba hasil operasi perusahaan di dalam menutup seluruh kewajibannya secara rata-
rata diperoleh sebesar 1,67.
2 Kemampuan Likuiditas
2.1 Rasio Lancar (Current Ratio) - - - - 0,18
2.2 Rasio Cair (Quick Ratio) - - - - 0,15
2.3 Rasio Kas (Cash Ratio) - - - - 0,05
Laporan Akhir 87
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
2 Kemampuan Likuiditas
2.1 Rasio Lancar (Current Ratio) - - - - 1,21
2.2 Rasio Cair (Quick Ratio) - - - - 1,18
2.3 Rasio Kas (Cash Ratio) - - - - 1,08
Suatu proyek dinilai layak untuk dijalankan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Berdasarkan analisis kelayakan investasi yang telah dilakukan diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut:
Dengan demikian, proyek investasi Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bandung Barat
Zona tengah dinilai layak untuk dilaksanakan.
Laporan Akhir 88
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
REVENUE -
KOMPONEN
INDIKATOR BASIC COST REVENUE -10% COST +10% 10% & COST
ANALISIS
+10%
Discount Factor 11,66%
FIRR > 13,38% 24,65% 19,10% 30,69% 80,47%
NPV >0 442.992.382 311.068.632 183.576.933 155.339.286
BCR >1 1,87 1,68 1,70 1,53
Pay Back Period
(Tahun) 14,5 16,3 16,6 17,5
KESIMPULAN INVESTASI : LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa skenario investasi yang paling
sensitif adalah apabila terjadi penurunan pendapatan secara bersamaan dengan terjadinya
peningkatan biaya. Meskipun demikian, apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar 10% dan
secara bersamaan terjadi kenaikan biaya sebesar 10% dari basis proyeksi, investasi masih tetap
dinilai layak untuk dilaksanakan baik alternatif 1 (NPV : 421.554.855>0; FIRR : 23,70%>11,66%)
maupun alternatif 2 (NPV : 442.992.382>0; FIRR : 24,65%>11,66%). Namun dari aspek jangka waktu
pengembalian investasi, kondisi pada alternatif 1 tersebut memberikan payback period yang lebih
lama sekitar 14,9 tahun dibandingkan dengan alternatif 2 sekitar 14,5 tahun
Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait
dalam rangka menentukan kelayakan proyek, investasi Sistem Penyediaan Air Minum Tahun 2016
– 2020 yang akan dilaksanakan oleh Kabupaten Bandung Barat Zona tengah adalah layak.
Laporan Akhir 89
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Kesimpulan akhir di atas berlaku apabila tidak terdapat perubahan atas asumsi-asumsi yang
dipergunakan. Perubahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, perubahan kondisi baik
secara internal yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat Zona tengah maupun secara eksternal
yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan dan keuangan,
peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya setelah tanggal Laporan
Studi Kelayakan ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal Laporan Studi Kelayakan ini
dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut diatas, maka kesimpulan mengenai kelayakan
proyek ini mungkin berbeda.
Laporan Akhir 90
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
1
Dapat dilihat pada salinan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85//PUU-XI/2013. Hlm 138-139
Laporan Akhir 91
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Batasan-batasan tersebut tidak terlepas dari penafsiran Mahkamah Konstitusi (MK)
terhadap Frase “dikuasai oleh negara” Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 melalui lima
tolok ukur. Kelima tolok ukur ini, yang sudah dimuat dalam Putusan MK Nomor 001-021-
022/PUU-I/2003 dan dikutip kembali dalam putusan MK Nomor 85//PUU-XI/2013 yang
menjelaskan hak penguasaan negara meliputi kebijakan (beleid), masih memegang kendali dalam
melaksanakan, tindakan pengurusan (bestuursdaad), tindakan pengaturan (regelendaad),
tindakan pengelolaan (behersdaad), dan tindakan pengawasan (toezichthoudensdaad).
selanjutnya MK dalam putusannya menyatakan 2:
Berdasarkan enam prinsip pengelolaan sumber daya air dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
tersebut, khususnya poin ke-5 (lima), menegaskan bahwa prioritas utama yang diberikan
pengusahaan atas air adalah Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, hal
tersebut untuk menjamin terpenuhinya hak akses masyarakat terhadap pelayanan air bersih yang
merupakan hak asasi manusia. prioritas pengelolaan sumber daya air berada pada badan usaha
milik negara (BUMN) maupun badan usaha milik daerah (BUMD) baik yang berbentuk PDAM
ataupun non PDAM (PT) juga merupakan peluang bagi BUMD bidang pengelolaan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk berkembang, hal tersebut harus dapat dimanfaatkan
pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD tersebut.
PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat, sebagai BUMD milik Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat yang bertugas sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah daerah dalam
melakukan pengelolaan/pelayanan air bersih kepada masyarakat Kabupaten Bandung Barat
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 21 Tahun 2009
tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Perdana Multiguna Sarana
Bandung Barat, dan Akta Pendirian Perusahaan Nomor 56 Pada Tanggal 8 November 2010, serta
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-
58074.AH.01.01. merupakan institusi yang paling tepat sebagai pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Perkotaan Wilayah Tengah (Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Batujajar) selain
merupakan BUMD, juga telah mempunyai konsesi dan mempunyai pelayanan eksisting diwilayah
tersebut. Selain itu Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bandung Barat juga
2
idem hlm 141
Laporan Akhir 92
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
telah menetapkan PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat sebagai pengelola SPAM di
Kawasan Perkotaan Kabupaten Bandung Barat.
Secara umum kualifikasi Sumber daya manusia yang diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan kelembagaan SPAM sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum adalah sebagai berikut:
a. Ahli Kelembagaan/Manajemen
b. Ahli Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli Air Minum
c. Ahli Sosial Ekonomi/Keuangan
d. Ahli Teknik Hukum
e. Ahli Pemberdayaan Masyarakat
namun kualifikasi tersebut tidak dibatasi pada keahlian tersebut. namun lebih disesuikan dengan
kemampuan dan kebutuhan pengelola melaksanakan pengelolaan dan pelayanan SPAM yang lebih
efektif dan efisien. sampai saat ini PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat (PT PMGS) telah
memiliki sumber daya manusia sebagai berikut :
PELATIHAN YANG
No. NAMA KARYAWAN BAGIAN PENDIDIKAN
PERNAH DIIKUTI
Laporan Akhir 93
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
PELATIHAN YANG
No. NAMA KARYAWAN BAGIAN PENDIDIKAN
PERNAH DIIKUTI
Umum Dan
14 Widiarto Pengadaan SLTA Aspek Hukum Pengadaan
Barang Barang & Jasa
Transmisi
15 Lia Mulyana SLTA
Distribusi
Transmisi
16 Akos Suprianto SLTP
Distribusi
17 Nur Zamzam Security SMK Pelatihan Satpam
18 Komar Sukmara Driver SLTA
19 Aprilianti Subarna Keuangan D3 Akuntansi Pelatihan Perpajakan
20 Dany Kusdiana Driver SMEA
Hubungan
21 Ma'mun Hidayat SLTA
Langganan
22 Fanny Sofi Handayani Customer Service s1 Sosial
23 Yanmal Sri Mardianti Kasir SMK
24 Dian Miftahul Anwar Humas SMK
Hubungan
25 Faisal Hadi SMK
Langganan
Pengawasan &
26 Mohamad Warisin SLTA
Tekhnis
Teknis Dan
27 Muchtar Operasional -
Sistem
28 Endang Andriana Bidang Umum SLTA
Kasir Dan
29 Suci Intan Zulinar SLTA
Pembayaran
Keamanan
30 Rahmatullah Surya Praja SLTA
Security
31 Budi Rahayu Setiawan Staff Marketing SMU
32 Awal Nugraha Staff Collection s1 Hukum
33 Irwan Surya Gunawan Staff Collection D3/ Sastra
Staff Accounting
34 Nopy Sukamana Putri s1 akuntansi
/finance
Staff Accounting
35 Santi Sukmawati s1 Ekonomi
/finance
Staff IT Dan
36 Mochamad Septian s1 Manajamen
Umum
Staff SDM Dan
37 Kurniawan Adi Widyatama s1 Sosial
Legal
38 Bangkit Destiana H Staff Teknis SMK
Berdasarkan latar belakang pendidikan pegawai tersebut, secara umum PT PMGS telah memiliki
kualifikasi sebagai penyelenggara pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, meskipun untuk
meningkatkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang lebih spesifik dalam pengelolaan
SPAM, diperlukan program pelatihan tambahan khususnya dengan memperhatikan kemampuan
yang paling dibutuhkan misalnya pengoperasian instalasi pengolahan air (IPA),
sistem/pemeliharaan jaringan perpipaan, dan manajemen kehilangan air/NRW.
Laporan Akhir 94
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
Laporan Akhir 95
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
f. Efisien, yakni kerja sama Penyediaan Infrastruktur mencukupi kebutuhan pendanaan
secara berkelanjutan dalam Penyediaan Infrastruktur melalui dukungan dana swasta.
Sebagaimana dijelaskan pada sub bab diatas, prioritas utama pengusahaan atas air
diberikan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah sementara
kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengembangan SPAM belum ada pengaturan yang
jelas baik itu penanggungjawab kerjasama Kepala daerah maupun BUMD, maka alternatif
kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta dan/atau badan usaha Pada SPAM
Perkotaan Wilayah Tengah (Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Batujajar) Kabupaten
Bandung Barat yang akan dikelola oleh PT PMGS dapat dilakukan sebatas kerjasama B To B
(Business to Business) antara PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat dengan Badan
usaha lain. kerjasama B to B tersebut berpeluang dilakukan dengan pola Bangun-Guna-
Serah untuk instalasi pengolahan atau pola service contract / build transfer untuk jaringan
distribusi, sebagai contoh kerjasama BOT untuk IPA dapat dilakukan dengan skema sebagai
berikut:
Laporan Akhir 96
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
10.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya yang berisi penjelasan mengenai rencana pengembangan SPAM,
maka dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih sebesar 400 L/detik untuk SPAM Perkotaan
Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat, maka direncanakan memanfaatkan 3 Mata Air di
Desa Ganjarsari yaitu Mata Air Cisaladah, Mata Air Cikahuripan, dan Mata Air Citalaga.
2. Perencanaan jalur transmisi air baku dari mata air di Desa Ganjarsari menuju area pelayanan
di Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat, memiliki 2 alternatif jalur.
3. Rencana Alternatif 1 Jalur Transmisi dari 3 Mata Air dari Desa Ganjarsari ke Kecamatan
Padalarang melalui jalan negara Purwakarta - Bandung.
• Air baku dari MA. Citalaga akan dipompa ke Reservoir Transmisi 1 yang terletak di dekat
kantor Desa Ganjarsari, sedangkan air baku dari MA. Cisaladah dan MA. Cikahuripan
dialirkan secara gravitasi ke Reservoir Transmisi 1 dan dilakukan pengolahan sederhana
dengan menggunakan Saringan Pasir Cepat, yang letaknya berdekatan dengan Reservoir
Transmisi 1.
• Dari Saringan Pasir Cepat air bersih akan dialirkan ke BPT 1 yang terletak di pertigaan
pasar Desa Ganjarsari dan Desa Wangun Jaya, kemudian dialirkan ke BPT 2 yang berada
di sekitar Ciguntur Dua Jalan Nasional Purwakarta – Bandung. Dari BPT 2 air dialirkan ke
BPT 3 di Ciendog Cikuda Jalan Nasional Purwakarta – Bandung.
• Air dari BPT 3 dipompakan ke Reservoir Transmisi 2 yang berada di Cikuda Campaka
Jalan Nasional Purwakarta – Bandung, kemudian di pompa lagi ke Reservoir Distribusi di
Padalarang.
• Dari Reservoir Distribusi air akan di distribusikan secara gravitasi ke daerah pelayanan
Padalarang, Batujajar, Ngamprah dan Cimahi.
4. Rencana Alternatif 2 Jalur Transmisi dari 3 Mata Air dari Desa Ganjarsari ke Kecamatan
Padalarang melalui jalur distribusi eksisting SPAM Cibanteng.
• Air baku dari MA. Citalaga akan dipompa ke Bak Pengumpul yang terletak di MA.
Cisaladah, dari bak pengumpul ini air dari MA. Citalaga dan MA. Cisaladah akan di pompa
ke Reservoir Transmisi 1 yang terletak di Cipada Girang. Sedangkan air baku dari MA.
Cikahuripan dipompa langsung ke Resevoir Transmisi 1 dan dilakukan pengolahan
sederhana dengan menggunakan Saringan Pasir Cepat, yang letaknya berdekatan dengan
Reservoir Transmisi 1.
Laporan Akhir 97
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
• Dari Saringan Pasir Cepat air bersih akan dialirkan secara gravitasi ke Reservoir Distribusi
yang berada di Babakan Cisurupan.
• Dari Reservoir Distribusi air akan di distribusikan secara gravitasi ke daerah pelayanan
Padalarang, Batujajar, Ngamprah dan Cimahi.
5. Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan 5 tahun kedepan (2016 s.d 2020) untuk rencana
jalur pipa alternatif 1 sebesar Rp. 271 milyar, dengan biaya operasional Pompa pertahun
sebesar Rp. 4,9 milyar.
6. Sebagai acuan proyeksi untuk tarif penjualan air (jalur pipa alternatif 1) serta beban
administrasi dan biaya tetap ditetapkan pada tahun dasar (2015) dengan asumsi sebesar
Rp.2.750,-/m3. Adapun biaya sambungan baru diasumsikan sebesar Rp.750.000.,-/SL.
Dengan memperhitungkan proyeksi volume penjualan air dan laju pertumbuhan pelanggan
yang mungkin dicapai, maka diperlukan asumsi kenaikan tarif sebesar 10% per tahun sehingga
diharapkan capaian operating ratio perusahaan dapat ditingkatkan per tahun operasinya.
7. Sebagai acuan proyeksi untuk biaya operasional dan pemeliharaan (jalur pipa alternatif 1) pada
tahun dasar (2015) dengan asumsi sebesar Rp. 2.981.082,-/m3/tahun. Adapun jumlah
sambungan baru diasumsikan sebesar 6000 unit. Dengan memperhitungkan proyeksi volume
penjualan air dan laju pertumbuhan pelanggan yang mungkin dicapai, maka diperlukan
asumsi kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar 6% per tahun.
8. Proyeksi pembayaran kewajiban (jalur pipa alternatif 1) setoran laba kepada Pemerintah
Daerah dialokasikan sebesar 60% dari Laba Operasi yang dihasilkan.
9. Kebutuhan investasi dihitung berdasarkan 5 tahun kedepan (2016 s.d 2020) untuk rencana
jalur pipa alternatif 2 sebesar Rp. 226 milyar, dengan biaya operasional Pompa pertahun
sebesar Rp. 2,3 milyar.
10. PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat merupakan institusi pengelola Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan Wilayah Tengah Kabupaten Bandung Barat
(Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Batujajar) merupakan BUMD yang telah mempunyai
konsesi dan mempunyai pelayanan eksisting diwilayah tersebut.
10.2 REKOMENDASI
Berdasarkan uraian dari bab – bab untuk kedua alternatif sistim dapat dibuat rekomendasi yang
menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari kedua sistim tersebut, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Laporan Akhir 98
Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Tengah
(Padalarang, Ngamprah, Batujajar)
N Uraian Alternatif 1 Alternatif 2
O
7 Sistem Distribusi Air Bersih Pompa Gravitasi
Panjang dan Diameter Pipa Distribusi
- Reservoir dist ke Padalarang 4,49 Km; Ø 630 mm
- Reservoir dist ke GPI 2,49 Km; Ø 250 mm
- Padalarang ke Cimareme 4,10 Km; Ø 630 mm 3,69 Km; Ø 500 mm
- Padalarang ke GPI 2,49 Km; Ø 200 mm
- Cimareme ke Batujajar 9,99 Km; Ø 315 mm 9,99 Km; Ø 250 mm
- Cimareme ke Ciharashas 0,3 Km; Ø 500 mm 0,3 Km; Ø 400 mm
- Ciharashas ke Ngamprah 1,34 Km; Ø 315 mm 2,67 Km; Ø 315 mm
- Ciharashas ke Cimahi 0,9 Km; Ø 450 mm 2,1 Km; Ø 400 mm
8 Sisa Tekan di daerah pelayanan (m)
- Padalarang 5,86 64,44
- Batujajar 6,34 33,31
- Ngamprah 11,42 23,93
- Cimahi 10,6 49,01
9 Operasi dan pemeliharaan lebih sulit karena jalur lebih mudah karena
pipa lebih jauh sesuai jalur eksisting
B Investasi
Total Investasi Rp. 271 m Rp. 226 m
Biaya Operasional Pompa rata – rata Rp. 4,9 m Rp. 2,2 m
pertahun
Tarif
Pay back periode (tahun) 14.9 tahun 14,5 tahun
C Kelembagaan
Pengelola PT. PMGS PT. PMGS
D Aspek lainnya
Perijinan Mulai dari awal, proses Pengembangan dari
lebih lama eksisting, proses lebih
cepat
Pelaksanaan Fisik Lebih mudah Lebih sulit
Berdasarkan uraian dari table diatas dapat dilihat kelebihan dan kekurangan masing – masing
sistim, rencana jalur pipa alternatif 2 memiliki nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan
rencana jalur pipa alternatif 1 sehingga mempengaruhi tarif penjualan air kepada masyarakat dan
biaya operasional dan pemeliharaan akan menjadi lebih kecil, tetapi masalah social seperti
pembebasan lahan harus juga diperhatikan karena hal ini juga dapat mempengaruhi kelayakan
dari suatu pekerjaan.
Laporan Akhir 99