Makalah IV Admixture
Makalah IV Admixture
OLEH:
KELOMPOK : 8
KELAS A
RELIN YESIKA
RIFLINDA ZULNI
PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
Bab I. Pendahuluan
A. IV Admixture
Keuntungan IV admixture
1. Lebih praktis karena larutan infus yang telah dicampur obat dapat sekaligus
berfungsi ganda yaitu larutan infus sebagai pemelihara keseimbangan cairan
tubuh dan obat yang berada didalamnya dapat berfungsi mempertahankan kadar
terapetik obat dalam darah
2. Pada pemberian banyak obat (multiple drugs therapy), dimana cara ini merupakan
altenatif yang paling baik karena terbatasnya pembuluh vena yang tersedia,
sehingga lebih nyaman bagi pasien
Kerugian penggunaan IV
1. Air embolus
2. Bleeding (perdarahan)
3. Reaksi alergi
4. Phlebitis / iritasi vena
5. Pirogen
6. Ekstravasasi
• Area persiapan
• Kebijakan dan prosedur
• Personil
• Ruang penyimpanan
• Sistem pencampuran
Semua pencampuran produk parenteral harus dilakukan dalam ruang aseptik.
Asepticroom adalah ruang khusus didalam kondisi clean room dengan intensitas
pencegahan terhadap kontaminasi mikroba ke produk. Ruang aseptic atau unit-unit
aseptic berada didalam clean room. Kondisi aseptik adalah suatu keadaan yang dirancang
untuk menghindari adanya kontaminasi oleh mikroorganisme, pirogen maupun partikel
baik pada alat, kemasan, maupun bentuk sediaan selama proses pencampuran.
Ruangan
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
2) 2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter 11
6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar
ruangan.
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat
sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang
persiapan dan ruang steril.
Prosedur tetap penggunaan pass box
Peralatan
Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi
tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai
Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.
Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
a. Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow).
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi dari
partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk
pencampuran obat steril non sitostatika.
b. Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow).
Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga
memberikan lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk penanganan sediaan
sitostatika menggunakan LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC) kelas II
dengan syarat tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan
udara di ruangan.
Pakaian yang dikenakan petugas pada saat menangani obat-obat berbahaya harus
mampu melindungi petugas dari debu maupun aerosol obat berbahaya . Pakaian
pelindung yang harus dikenakan oleh petugas meliputi :
- Baju panjang terbuat dari kain yang bebas dari serat.
- Sarung tangan steril bebas partikel rangkap dua. Cara memakainya sarung tangan
pertama (bagian dalam) di masukkan ke dalam baju dan sarung tangan kedua
(bagian luar) dibiarkan diluar baju.
- Respirator
- Pelindung mata
- Penutup sepatu dan penutup rambut
Obat-obat sitostatika dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan jaringan bila
terjadi kontak langsung dengan kulit atau mata. Apabila hal mi terjadi maka tindakan
pengobatan harus segera diberikan pada petugas tersebut.
Di rumah sakit penyiapan parenteral mitrisi dilakukan oleh para farmasis atas
permintaan dari dokter. Dalam hal ini farmasis melakukan pencampuran nutrisi
parenteral, karena kondisi setiap pasien yang berbeda membutuhkan komposisi nutrisi
parenteral yang spesifik. Dan komposisi yang spesifik dari nutrisi parenteral ini tidak
terdapat dipasaran, sehingga harus disiapkan oleh farmasi. Nutrisi parenteral diberikan
kepada pasien melalui dua rute. Rute manakah yang menjadi pilihan harus disesuaikan
dengan konsentrasi larutan(tonisitas larutan), serta sarana dan prasarana yang terdapat di
rumah sakit tersebut . Kedua rute pemberian obat nutrisi parenteral adalah :
1. Vena sentral
2. Vena perifer
Dalam hal pencampuran, nutrisi parenteral terbagi atas komponen dasar dan
komponen additive (tambahan). Dalam pembuatananya komponen dasar biasanya
dicampur terlebih dahulu dan dibuat dalam sejumlah volume tertentu.komponen dasar
yang terdiri dari : Karbohidrat (dekstrosa), protein (asam amino), lemak (emulsi lemak),
air. komponen additive (tambahan) merupakan nutrisi dalam jumlah kecil: vitamin, trace
elemen, elektrolit.
Pembuatan larutan nutrisi parenteral 3-in 1 baik menggunakan metode gravity fill
maupun automated compounding harus dilakukan secara hati-hati karena larutan emulsi
lemak dapat menjadi rusak, sebagai contoh penambahan larutan deksrrose secara
langsung ke dalam emulsi lemak. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan cara "FAD"
yaitu lemak dimasukkan lebih dahulu ke dalam wadah akhir, kemudian ditambah
asamamino dan terakhir baru ditambahkan larutan dekstrose. Dalam hal ini asam amino
berfungsi sebagai buffer bagi emulsi lemak sehingga stabilitas larutan nutrisi parenteral
lebih terjamin. Hasil akhir pencampuran nutrisi parenteral harus diperiksa terhadap
adanya kontaminasi partikel, kemungkinan kerusakan dan kebocoran pada kemasan, serta
tanda-tanda inkompatibilitas.
Reference
American Society Hospital Pharmacists, Safe Handling of Cytotoxic and Hazardous
Drugs Study Guide, Am.J.Hosp.Pharm.,1990,47:1033-49
Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2009. Pedoman dasar dispensing sediaan
steril
Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2009. Buku Pedoman Pencampuran Obat
Suntik Dan Penanganan Sediaan Sitostatika
Hicks, W.E., Practice Standards of ASHP1994-1995: 201-217