Anda di halaman 1dari 10

Data Preformulasi Suspensi Umum

1. Asam mefenamat
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak
berasa, tidak berbau (Dirjen POM, 1995: 43)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar
larut dalam kloroform, sukar larut dalam air (Dirjen
POM, 1995: 43)

Titik lebur : 230°C


pKa/pKb : 4,2
Bobot jenis : 241,29
pH larutan : 4-7
Stabilitas : Mudah terurai dengan adanya cahaya dan
higroskopis (Dirjen POM, 1995: 43)
Inkompatibilitas :-
Khasiat : Analgetik (Dirjen POM, 1995: 43)
2. PGA
Pemerian : Serbuk atau granul, putih hingga kekuningan, tidak
berbau, rasa tawar (Rowe, 2009: 1)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian gliserin, 20 bagian PPG, dan
2,7 bagian air. Praktis tidak larut dalam etanol 95%.
Dalam air menghasilkan larutan yang tidak berwarna
hingga kekuningan, kental, lengket, tembus cahaya
(Rowe, 2009: 1)
Titik leleh/titik didih : -
pKa/pKb :-
Bobot jenis : 1,35-1,49
pH larutan : 4,5-5 (dalam 5% b/v larutan)
Stabilitas : Larutan dapat rusak karena cemaran bakteri dan
reaksi reaksi enzim sehingga sebaiknya dipanaskan
sebentar atau ditambahkan pengawet (0,1 % b/v
asam benzoate atau Na benzoate atau 0,17% metal
paraben + 0,03% propel paraben). Bentuk keringnya
disimpan dalam adah kedap udara, tertutup, ditempat
kering dan sejuk (Rowe, 2009: 2)
Inkompatibilitas : Tidak dicampur dengan amidopyrine, apol, etanol
95% “ferric salt”, morfin, fenol, physostigmate,
tannin, tymol dan vanillin. Banyak garam yang dapat
menurunkan viskositas larutan PGA, garam trivalent
menyebabkan penggumpalan. Bentuk larutan
membentuk “koaservate” dengan gelatin. Dalam
emulsi, larutan PGA inkompatibel dengan sabun
(Rowe, 2009: 2)
Khasiat : 5-10% sebagai suspending agent, emulgator 10-
20% dan pengikat tablet 1-5% (Rowe, 2009: 1)
3. Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat (Dirjen POM,
1979: 273)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol 95%
praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan minyak
lemak (Dirjen POM, 1979: 273)

Titik leleh/titik didih : 290°C /17,8°C


pKa/pKb :-
Bobot jenis : 1,255-1,260
pH larutan :-
Stabilitas : Higroskopik, gliserin murni tidak mudah
teroksidasi oleh udara pada penyimpanan biasa, tapi
terdekomposisi oleh pemanasan dan membentuk
akreloin toksik. Campuran gliserin dengan air,
etanol 95% dan ppg stabil secara kimia. Gliserin
dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah

dan dapat mencair di suhu 20°C disimpan ditempat


kering dan sejuk (Rowe, 2009: 284)
Inkompatibilitas : Dapat meledak jika dicampur dengan oksidator
kuat (CrO, kalium klorat atau kalium permanganat)
cahaya kontak dengan zink oksida dan bismuth nitrat
menghasilkan warna hitam kontaminasi besi
menyebabkan campuran dengan fenol, tanin dan
salisilat menghitam (Rowe, 2009: 285)
Khasiat : Pengawet antimikroba (<20%), humektan (30%),
pemanis dalam eliksir beralkohol (20%), dan
pelarut formula injeksi (50%) (Rowe, 2009: 283)
4. Carboxy methyl cellulose (CMC Na)
Pemerian : Serbuk atau granul putih hingga krem, tidak
berbau, tidak berasa, higroskopis (Rowe, 2009: 119)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloidal jernih praktis tidak larut dalam aseton,
etanol 95%, eter dan toluen
Titik leleh/didih :-
pKa/pKb : 4,3 (Rowe, 2009: 119)
Bobot jenis : 0,52-0,78 (Rowe, 2009: 119)
pH larutan : 6-8,5 (Dirjen POM, 2014: 609)
Stabilitas : Higroskopis, dapat disterilisasi dengan autoklaf
tapi beresiko menurunkan viskositasnya. Pada
bentuk larutan stabil di pH 2-10. Dibaah pH 2 dapat
mengalami pengendapan. Diatas pH 10 dapat
menurunkan viskositas pH stabilitas di 7-9. Larutan
ditambahkan pengaet jika akan disimpam. Simpan
dalam adah tertutup ditempat kering dan sejuk
(Rowe, 2009: 120)
Inkompatibilitas : Larutan asam kuat dan garam laut dari besi (Fe)
dan logam-logam aluminium, merkuri dan zink.
Inkompatibel dengan xanthan gum. Mengendap
pada pH < 2 dan adanya etanol 95%. CMC Na
membentuk kompleks coacervate dengan gelatin dan
pectin. Membentuk kompleks dengan kolagen dan
dapat mengendapkan protein bermuatan positif
tertentu (Rowe, 2009: 120)
Khasiat : Peningkat viskositas, emulgator (0,251,0%),
pembentuk gel (3,06,0%), injeksi (0,050,75%),
larutan oral (0,11,0%), dan pengikat tablet
(1,06,0%) (Rowe, 2009: 119)
5. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa (Dirjen POM, 1979: 96)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar

Titik leleh/didih : 0°C/100°C


pKa/pKb :-
Bobot jenis : 1 g/mL
pH larutan :-
Stabilitas : Stabil dalam semua wujud (padat, cair, gas)
(Rowe, 2009: 766)
Inkompatibilitas : Obat dan bahan tambahan yang mudah
terhidrolisis, bereaksi dengan logam alkali dan
logam alkali-oksida (MgO, CaO, dsb), membentuk
hidrat dengan garam anhidrat, bahan orgamik dan
calsium karbida (Rowe, 2009: 766)
Khasiat : Pelarut

Data Preformulasi Suspensi Rekonstitusi

1. Amoksisilin
Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau (Dirjen
POM, 2014: 113)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 400 bagian air, 1000 bagian etanol
dan 200 bagian metanol. Praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter. Larut dalam larutan asam
hidroksida atau basa hidroksida encer. Amoksisilin
Na larut dalam < 1 bagian air

Titik lebur : 100°C-110°C


pKa/pKb :-
Bobot jenis :-
pH larutan : 3,5-6 (Dirjen POM, 2014: 113)
Stabilitas : Dalam kondisi asam dapat terhidrolisis dan
membentuk penicillenic pada larutan yang tidak
dapar amoksisilin Na paling stabil di pH 6,5
Inkompatibilitas : Amoksisilin trihidrat diserap dari larutan oleh
attapulgite dan aluminium magnesium silikat
(veegum) tidak oleh magnesium trisilikat atau
kaolin pada pH 2,1-3,2 adsorbsi amoksisilin
kedalam veegum masing-masing 33% dan 43,3%
Khasiat : Antibiotik (Dirjen POM, 1995: 95)
2. Sukrosa
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur atau
serbuk warna putih, tidak berbau, rasa manis (Dirjen
POM, 1979: 725)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air, 400 bagian etanol, 170
bagian etanol 95% dalam 0,2 bagian air mendidih

100°C. Praktis tidak larut dalam kloroform (Rowe,


2009: 704)

Titik leleh : 160°C-168°C


pKa/pKb : 12,62
Bobot jenis : 1,6
pH larutan :-
Stabilitas : Stabil pada suhu ruang mengalami karamelisasi

pada suhu >160°C larutan encer sukrosa rentan


terhadap fermentasi oleh mikroorganisme. Tetapi
pada konsentrasi >60% tahan dari penguraian
(awet). Simpan dalam wadah tertutup ditempat sejuk
dan kering (Rowe, 2009: 704)
Inkompatibilitas : Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi jejak logam
berat, yang dapat menyebabkan inkompatibilitas
dengan zat aktif misalnya asam askorbat. Sukrosa
juga dapat terkontaminasi oleh sulfit dari proses
pemurnian. Adanya asam encer ataupun pekat dapat
menyebabkan hidrolisis/inverse menjadi
dekstrosa/fruktosa (Rowe, 2009: 705)
Khasiat : Peningkat viskositas, sirup untuk larutan oral
(67%), pemanis (67%), pengikat tablet granulasi
kering (220%), pengikat tablet granulasi basah
(5067%), dan tablet salut (5067%) (Rowe, 2009:
704)
3. PVP
Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan, bau
lemah atau tidak berbau, higroskopis (Dirjen POM,
1979: 510)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam
kloroform. Kelarutan tergantung BM rata-rata.
Praktis tidak larut dalam eter (Dirjen POM, 1979:
510)
Titik leleh/didih :-
pKa/pKb :-
Bobot jenis : 1,18
pH larutan : 3-7 (5% larutan) (Rowe, 2009: 582)
Stabilitas : Rentan terhadap jamur pada larutan sehingga perlu
pengawet yang cocok. Simpan ditempat kering,
sejuk, dalam wadah kedap udara (Rowe, 2009: 583)
Inkompatibilitas : Kompatibel dalam larutan dengan berbagai garam
organic resin alami dan sintesis dan tahan kimia
lainnya membentuk molekul dalam larutan dengan
asam salisilat, fenobarbital.
Khasiat : Pembawa obat (1025%), pendispersi (hingga 5%),
suspending agent (hingga 5%), pengikat tablet
(0,55%) (Rowe, 2009: 582)
4. Carboxy methyl cellulose (CMC Na)
Pemerian : Serbuk atau granul putih hingga krem, tidak
berbau, tidak berasa, higroskopis (Rowe, 2009: 119)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloidal jernih praktis tidak larut dalam aseton,
etanol 95%, eter dan toluen
Titik leleh/didih :-
pKa/pKb : 4,3 (Rowe, 2009: 119)
Bobot jenis : 0,52-0,78 (Rowe, 2009: 119)
pH larutan : 6-8,5 (Dirjen POM, 2014: 609)
Stabilitas : Higroskopis, dapat disterilisasi dengan autoklaf
tapi beresiko menurunkan viskositasnya. Pada
bentuk larutan stabil di pH 2-10. Dibaah pH 2 dapat
mengalami pengendapan. Diatas pH 10 dapat
menurunkan viskositas pH stabilitas di 7-9. Larutan
ditambahkan pengaet jika akan disimpam. Simpan
dalam adah tertutup ditempat kering dan sejuk
(Rowe, 2009: 120)
Inkompatibilitas : Larutan asam kuat dan garam laut dari besi (Fe)
dan logam-logam aluminium, merkuri dan zink.
Inkompatibel dengan xanthan gum. Mengendap
pada pH < 2 dan adanya etanol 95%. CMC Na
membentuk kompleks coacervate dengan gelatin dan
pectin. Membentuk kompleks dengan kolagen dan
dapat mengendapkan protein bermuatan positif
tertentu (Rowe, 2009: 120)
Khasiat : Peningkat viskositas, emulgator (0,251,0%),
pembentuk gel (3,06,0%), injeksi (0,050,75%),
larutan oral (0,11,0%), dan pengikat tablet
(1,06,0%) (Rowe, 2009: 119)
5. Etanol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberi nyala api biru yang tidak
berasap (Dirjen POM, 1979: 65)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform,
eter dan gliserin (Dirjen POM, 1979: 65)

Titik leleh/didih : -/78,15°C


pKa/pKb :-
Bobot jenis : 0,8119-0,8139
pH larutan :-
Stabilitas : Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauhkan dari api (Dirjen
POM, 1979: 65)
Inkompatibilitas : Dalam suasana asam dapat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi, campuran dengan basa warnanya
dapat menjadi gelap karena jumlah residu aldehid,
garam organik dapat terendapkan dari larutan atau
dispersi, larutan alkohol tidak boleh ditempatkan
dalam wadah aluminium dan dapat bereaksi dengan
beberapa obat (Rowe, 2009: 766)
Khasiat : Pengawet antimikroba (10%), desinfektan
(6090%), pelarut larutan oral dan sediaan injeksi
(bervariasi), dan pelarut sediaan topikal (6090%)
(Rowe, 2009: 17)
6. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa (Dirjen POM, 1979: 96)
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar

Titik leleh/didih : 0°C/100°C


pKa/pKb :-
Bobot jenis : 1 g/mL
pH larutan :-
Stabilitas : Stabil dalam semua wujud (padat, cair, gas)
(Rowe, 2009: 766)
Inkompatibilitas : Obat dan bahan tambahan yang mudah
terhidrolisis, bereaksi dengan logam alkali dan
logam alkali-oksida (MgO, CaO, dsb), membentuk
hidrat dengan garam anhidrat, bahan orgamik dan
calsium karbida (Rowe, 2009: 766)
Khasiat : Pelarut

Anda mungkin juga menyukai