Anda di halaman 1dari 10

Prinsip-Prinsip Dasar Tata Rupa

Keseimbangan

Disusun Oleh :
Nadiya Nurdiani (19050394011)
Nia Rachmawati (19050394026)
Dita Ayu Wulandari (19050394036)
Kingkin Via Febrina (19050394041)

S1 Pendidikan Tata Boga


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah atau paper
yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Desain yang
penulis beri judul “Prinsip Keseimbangan” telah dapat diselesaikan.
Makalah atau paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber
bacaan dan akses internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari
beberapa sumber sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan
beberapa ulasan pribadi.
Tulisan yang sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan
bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya
penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Ibu Dra. Arita Puspitorini, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Dasar Desain pada
Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga UNESA.
2. Teman-teman pada program studi S1 Pendidikan Tata Boga UNESA Angkatan
2019, yang selalu memberikan motivasi dan beberapa masukan-masukan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan
mungkin beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya.
Namun, harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya,
terutama untuk penulis pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini.

Surabaya, 30 Agustus 2019


Penulis,
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………... 1
1.3 Manfaat…………………………………………………………………. 1
Bab II Isi
2.1 Pengertian……………………………………………………………..... 2
2.2 Jenis-jenis keseimbangan………………………………………………. 2
2.3 Cara memperoleh keseimbangan………………………………………. 3
2.4 Keseimbangan untuk perancangan tujuan desain…………………….... 3
2.5 Keseimbangan warna………………………………………………....... 3
2.6 Hubungan keseimbangan dengan dominasi………………………...….. 4
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 6
Daftar Pustaka………………………………………………………………….. 7
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua hasil karya manusia diciptakan berdasarkan kesadaran
keindahan. Meskipun memiliki nilai keindahan yang kecil. Mulai dari alat-
alat rumah tangga, alat-alat busana, bentuk-bentuk tempat tinggal, alat-alat
bekerja, alat-alat transportasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita
memerlukan suatu acuan agar semua tertata rapi sesuai keindahan yang ada.
Seperti adanya keseimbangan yang memang ditujukan agar mengerti apa itu
prinsip keseimbangan terutama dalam bidang seni dan desain. Prinsip
keseimbangan membantu para seniman dan perancang untuk menentukan
agar desain yang dibuat tidak berat sebelah. Dasar-dasar tata rupa adalah
ilmu dasar dalam mempelajari cara-cara menata unsur-unsur rupa atau
disebut dasar-dasar merupa untuk memperoleh keindahan. Ilmu ini
merupakan ilmu yang sifatnya umum, dimana dapat diterapkan untuk
bidang apa saja yang memerlukan keindahan, diantaranya bidang seni murni
yang meliputi seni lukis, seni patung, seni grafis, bidang desain yang
meliputi desain interior. Selain itu dapat pula diterapkan untuk tata taman,
tata busana, arsitektur, dan lain-lain yang memerlukan nilai-nilai keindahan.
Maka karena itu, perancang tata taman memerlukan prinsip keseimbangan
dalam pengerjaannya. Sebagai acuan yang digunakan untuk menata taman
agar tidak ada hal ganjal atau kurang serasi.

1.2 Tujuan
- Memenuhi tugas mata kuliah Dasar Desain.
- Mengetahui pengertian dari keseimbangan dan jenis-jenis keseimbangan.
- Mengetahui cara memperoleh keseimbangan.
- Mengetahui keseimbangan untuk tujuan perancangan desain.
- Mengetahui keseimbangan warna.
- Mengetahui hubungan keseimbangan dengan dominasi.

1.3 Manfaat
- Dapat menerapkan prinsip keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
- Agar tidak terjadi ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa.
- Agar tidak berat salah satu sisi.
- Agar dapat memperoleh ilmu tentang keseimbangan dalam bidang seni
rupa.
2

BAB 2
ISI
2.1 Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan atau balans dari kata balance (Inggris) adalah
merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa. Karya seni/desain harus
memiliki keseimbangan, agar enak dilihat, tenang, tidak berat sebelah, tidak
menggelisahkan. Keseimbangan menurut ilmu pesawat (matematika)
adalah keadaan vang dialami oleh sesuatu (benda) jika semua daya yang
bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni/desain sifatnya perasaan,
tetapi pengertiannya hampir sama, yaitu suatu keadaan di mana disemua
bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi dikatakan seimbang
manakala disemua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada
gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. Beberapa jenis
keseimbangan.
2.2 jenis-jenis Keseimbangan
1. Keseimbangan Simetri (Symmetrical balance), yaitu keseimbangan
antara ruang sebelah kiri dan kanan sama persis atau setangkup.
Karakternya: formal/resmi, tenang, statis/tak bergerak, kaku.
2. Keseimbangan Memancar (Radial balance), yaitu ke- seimbangan ruang
kiri, kanan, atas, bawah, sama persis, karakternya sama seperti keseimbanan
simetri
3. Keseimbangan Sederajad (Obvius balance), yaitu ke- seimbangan antara
ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan memiliki beban besaran
sederajad (besaran sama tetapi bentuk rautnya berbeda), misalnya lingkaran
dengan segi tiga dengan besaran sama, karakternya: tidak terlalu resmi, ada
sedikit dinamika.
4. Keseimbangan Tersembunyi (Axial balance) yang sering SA2 disebut
juga asimetri (asymmetrical balance) yaitu keseimbangan ruang kiri dan
kanantidak memiliki beban sarma besaran maupun bentuk rautnya tetapi
tetap dalam keadaan seimbang, karakternya: dinamik, hidup, tidak resmi
agar memperoleh keseimbangan. Apapun jenis keseimbangan yang ingin
dicapai, selalu bertolak dari garis poros. Bentuk yang besar ditarik
mendekati poros dan bentuk yang kecil ditarik menjauhi poros. Walaupun
terdapat keseimbangan memancar (Radial balance) tetapi keseimbangan
pada umumnya menekankan keseimbangan ruang bagian kiri dan ruang
bagian kanan.
3

2.3 Cara Memperoleh Keseimbangan


Cara memperhitungkan keseimbangan ruang kiri dan kanan persis seperti
kalau kita menimbang barang dengan alat timbangan, antara lain:
a. Jika beban disebelah kiri terlalu berat (ukuran bentuknya besar atau
jumlahnya banyak), maka beban disebelah kiri tersebut sebagian
dipindahkan ke sebelah kanan.
b. Jika beban di sebelah kiri memiliki bentuk obyek besar atau jumlahnya
banyak, dan beban sebelah kanan bentuk obyeknya lebih kecil atau
jumlahnya sedikit sehingga berat sebelah kini, maka kedudukan obyek
di sebelah kiri ditarik ketengah.

2.4 Keseimbangan Untuk Perancangan Tujuan Desain


Khusus untuk keseimbangan dalam perancangan desain, jenis
keseimbangan yang akan digunakan harus ditetapkan terlebih dahulu
sebelum perancangan desain tersebut dimulai, apakah akan menggunakan
keseimbangan simetri atau asimetri, di mana hal ini dihubungkan dengan
karakter desain yang ingin dicipta. Jika mendesain sesuatu yang
menghendaki bersifat resmi sebaiknya menggunakan keseimbangan
simetri, sedangkan jika menghendaki sesuatu desain yang bersifat tidak
resmi lebih menggunakan keseimbangan asimetri yang karakternya lebih
dinamik Penetapan ini penting karena suatu susunan desain harus konsisten,
di mana jika sejak awal disusun secara simetri maka seluruh susunan harus
simetri, dan jika sejak awal suatu desain disusun secara asimetri maka
selunuh desain sebaiknya disusun secara asimetri. Jadi pada dasarnya
jangan dicampur aduk antara simetri dan asimetri.

2.5 Keseimbangan Warna


Keseimbangan warna tidak ada ukuran untuk menetapkan
keseimbangan wama, sehingga keseimbangan warna sifatnya hanya
perasaan saja. Salah satu cara memperoleh keseimbanan wama adalah
dengan mengadakan pengulangan- pengulangan wana yang sama
diberbagai tempat dalam susunan sehingga memiliki tendensi memberi rasa
4

seimbang. Metoda ini sering disebut "Crossing balance" atau "Repetition


balance".
2.6 Hubungan Keseimbangan Dengan Dominasi
Terdapat hubungan yang sangat signifikan antarakeseimbangan dan
dominasi, karena peletakan dominasi dapat mempengaruhi kescimbangan.
Dikarenakan dominasi yang tidak diperhitungkan bisa jadi ke- seimbangannya
menjadi berat sebelah. Berikut ini akan diamati dari masing-masing jenis
keseimbangan tersebut.
Keseimbangan simetri (symmetrical balance) ditandai dengan: nentuk
raut: kiri-kanan sama, Ukuran: kiri-kanan sama, Arah: kiri-kanan sama, Wama:
kiri-kanan sama, Value: kiri-kanan sama, Tekstur: kiri-kanan sama Jadi
keseimbangan simetri adalah keseimbangan di mana susunan ruang sebelah kiri
dan sebelah kanan dalam keadaan persis sama, baik bentuk maupun warnanya.
Dominasi pada keseimbangan simetri sclalu pada poros tengah, yang dapat: a)
Di tengah atas, b) Di tengan pusat, c) Di tengan bawah.
Keseimbangan memancar atau radial (radial balance) ditandai dengan
adanya susunan semua bentuk-bentuk berpusat pada titik pusat. Dominasi pada
kesimbangan memancar selalu berada di titik pusat.
Kesembangan sederajad (obvius balance) ditandai dengan susunan
bentuk-bentuk di sebelah ruang sebelah kanan tidak persis sama tetapi memiliki
besaran yang sederajad. Dominasi pada keseimbangan sederajad lebih pas
diletakkan didekat poros. Jika diletakkan jauh dari poros akan terjadi berat
sebelah.
Keseimbangan asimetri (asymmetrical balance) atau tersembunyi (axial
balance) merupakan jenis keseimbangan di mana ruang sebelah kiri dan sebelah
kanan dalam keadaan tidak sama muatannya/bebannya, tetapi secara
keseluruhan dalam keadaan seimbang.
Keseimbangan tersembunyi merupakan jenis keseimbangan yang
dinamik, tetapi berkesan tidak resmi. Penyesuaian dengan keseimbangan
tersembunyi ini dianggap pantas, karena seperti tidak ada yang disetujui-
disetujui dtetapi keadaannya seimbang, Jadi persiapan jenis keseimbangan
5

seakan-akan paling sulit, tetapi akan menghasilkan susunan yang menarikjika


pandai-pandai dapat dilihat karena dapat disesuaikan dengan benar-salah bisa
menjadi berat sebelah. Dominasi pada keseimbangan tersembunyi di mana saja,
tetapi efeknya akan sangat mempengaruhi keseimbangan. Oleh karena itu
diperlukan dominasi ke dua atau bahkan ke tiga, tetapi dominasi ke dua atau ke
tiga harus semakinmelemah Jadi dominasi ke dua atau ke tiga dilakukan sebagai
penyeimbang.
6

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi bisa diambil kesimpulan, bahwa komposisi beberapa bentuk yang
ditata secara seimbang sehingga tercapai kesatuan antara unsur-unsur desain
komposisi dengan menyatukan faktor yang sejenis, antara lain: Faktor formal,
seperti bentuk-bentuk, Ukuran, Posisi (Direction, Internal, Attitude), Tone,
Kromatik – akromatik, Warna dingin/panas, Value, Hue, Intensitas warna,
Faktor ide, Representation (Cara menggambarkan), Association
(Asosiasi/ikatan/hubungan), Symbolism
7

Daftar Pustaka
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar - Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta :
Arti Bumi Intaran

Anda mungkin juga menyukai