Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

TEORI CHERIL TATANO BECK


POSTPARTUM DEPRESION

Nama : I gede rio parendhita


Nim : 15130067
Kelas : A.12.2
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


A. PengertianDepresi Postpartum
Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi postpartum
adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah
melahirkan.
B. Factor-faktorPenyebabnya
Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu
(Varney, et al., 2008) :
a. Depresi prenatal
Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya depresi
postpartumyang paling kuat.Depresi prenatal bisa terjadi pada beberapaatau keseluruhan dari
trimester kehamilan (Beck, 2001).
b. Stress merawat anak
Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi faktor-faktor
seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam perawatan bayi khususnya
mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001).
c. Stress dalam kehidupan
Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan dan setelah
kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa karena hal yang positif maupun negatif,
dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan status perkawinan (contohnya,
bercerai, menikah kembali), perubahan pekerjaan, dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan,
perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis) (Beck, 2001)
d. Dukungan sosial
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis dari
orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan
penurunan psikologis seperti mudah menangis, merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa
gagal yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi (Anonim).
e. Ansietas pranatal
Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang terjadi diseluruh
masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi
mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang belum jelas (Beck, 2001).
f. Kepuasan perkawinan
Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan seberapa bahagia atau
puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan,
kesamaan dalam saling menghargai, saling membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan
hal-hal yang baik secara global lainnya (Beck, 2001).
g. Riwayat depresi sebelumnya
Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang memiliki sejarah masalah
emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan
seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi
(Ryan, 2009).
h. . Temperamen bayi
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas marah, rewel, dan susah
dihibur (Beck, 2001). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Whiffen dan
Gotlib (1989) dalam Hagen (1999), yang menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu
penyebab terjadinya depresi postpartum.
i. . Maternity blues
Maternity bluesadalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari perubahan suasana hati yang
dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan paling sedikit 1 sampai 10 hari atau
lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan perasaan ingin menangis, cemas, kesulitas konsentrasi,
lekas marah, dan suasana hati yang labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001).
j. Harga diri
Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum dalam hal harga diri dan
penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan kepuasan terhadap diri
sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya evaluasi terhadap diri sendiri dan
perasaan terhadap diri seseorang atau kemampuan seseorang (Beck, 2001).
k. . Status sosioekonomi
Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010), mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi
berhubungan dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah pendapatan keluarga, semakin
tinggi pula resiko terjadinya depresi postpartum.
l. . Status perkawinan
Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal pernikahan.Tingkatannya
adalah tidak menikah, menikah/hidup bersama, bercerai, janda, berpisah, memiliki pasangan
(Beck, 2001).
m. . Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan
Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu terhadap kehamilan
yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40 minggu bukanlah waktu yang cukup
bagi pasangan untuk menyesuaikan diri terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan
usaha yang cukup keras (The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG),
2009). Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat
menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika bayi lahir lebih awal dapat
menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di lingkungan rumah maupun perubahan terhadap
rutinitas kerja yang tidak diharapkan oleh orang tua (ACOG, 2009).

C. `Pencegahan Depresi Postpartum


Pencegahan terjadinya depresi postpartum dapat dilakukan dengan melakukan kursus
untuk perawat maternitas dan profesi kesehatan lain. Hal ini disebabkan pada umumnya bantuan
yang diberikan pertama kali adalah dari tenaga kesehatan.Ibu biasanya gagal keluar dari kondisi
yang sulit karena perasaan yang kurang nyaman, sehingga sangat penting memberikan pelatihan
atau kursus pada tenaga kesehatan professional agar mampu menolong ibu secara professional.
Menyelenggarakan kelas antenatal bagi ibu hamil dan keluarga.Keluarga mendapatkan
pengetahuan tentang persalinan dan perawatan bayi, pengetahuan dan perhatian padaaspek
emosional serta bagaimana penyelesaian masalah emosional.Kenyataan menunjukkan bahwa
pemberian informasi tentang depresi postpartum dapat mengurangi kejadian depresi postpartum
(Zahra, 2010).
Konseling perkawinan bagi pasangan yang akan menikah ataupun sudah menikah.
Konseling perkawinan bertujuan untuk membangun dan membina keluarga yang
harmonis.Seorang konselor menjelaskan tentang tujuan perkawinan, mempersiapkan perkawinan,
membina perkawinan, membina hubungan seksual dalam perkawinan, dan mengasuh serta
membimbing anak dalam keluarga.Konselor juga membantu untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan keluarga (Nurbaeti, 2002).
D. Manifestasi klinis
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres
fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan
akan muncul beberapa gejala.
1. gangguan mood postpartum postpartum depresi nonpyschotic utama disoder
depresi dengan distingushing kriteria diagnostik, depresi postpartum sering dimulai
sedini 4 weks setelah lahir
2. meternity blues jangka waktu terbatas yang relatif sementara dan diri jika
melankolis dan perubahan suasana hati selama periode postpartum awal.
3. postpartum psyhotic gangguan psikotik karakter dari halusinasi, imajinasi, untuk
tidur panjang.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan
depresi postpartum, yaitu:
• Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
• Understanding (pemahaman)
• Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
• Spirituality (spiritualitas) • Exercise (latihan) Masing-masing aspek didiskusikan
secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya
bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus
diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

E. Penatalaksanaan Depresi Postpartum


Banyak perempuan tidak mau bercerita bahwa mereka menderita depresi postpartum,
karena merasa malu, takut dan merasa bersalah karena merasa depresi disaat seharusnya merasa
bahagia, dan takut dikatakan tidak layak untuk menjadi ibu. Tidak berarti bila menderita depresi
postpartum tidak pantas menjadi ibu, ada beberapa bantuan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
depresi tersebut antara lain : 1) banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur; 2) hentikan
membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri. Kerjakan apa yang dapat dilakukan
dan berhenti saat merasa lelah; 3) mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dan pemberian makan pada malam hari, mintalah pada suami untuk mengangkat bayi untuk disusui
saat malam hari sehingga ibu dapat menyusui di tempat tidur tanpa harus banyak bergerak; 4)
bicarakan dengan suami, keluarga, teman, mengenai perasaan yang dimiliki; 5) jangan sendirian
dalam jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati; 6) bicaralah dengan
ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman; 7) ikuti grup supportuntuk perempuan dengan
depresi melalui edukasi; 8)jangan membuat perubahan hidup yang sangat drastis selama kehamilan
seperti pindah pekerjaan, pindah rumah, memulai usaha baru, merenovasi atau membangun
rumah. Bila perubahan drastis tidak dapat dielakkan, buatlah perencanaan yang matang dan
bantuan ataupun support untuk persiapan kelahiran bayi (Schmitt, 2009).
Depression and Bipolar Support Alliance (DBSA) (2010), Jika mengalami depresi
postpartumhal-hal yang dapat dilakukan adalah: 1) bicaralah dengan ahli kesehatan tentang semua
gejala-gejalanya, riwayat kesehatan yang lalu; 2) bergabunglah dengan sebuah kelompok, dimana
bisa berbagi perasaan dan pikiran di dalamnya; 3) makan secara seimbang dan teratur; 4) lakukan
olahraga ringan, seperti jalan kaki; 5) beri kesempatan kepada keluarga dan teman untuk menolong,
seperti mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuh anak.

Anda mungkin juga menyukai