Anda di halaman 1dari 7

TEORI MODEL

KEPERAWATAN MATERNITAS

I. Teori Model Cheryl Tatano Beck


“Depresi Postpartum”

Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut, School of


Nursing. Gelar Sarjana Science dalam Keperawatan adalah dari Western
Connecticut State University. Dia menerima gelar Master-nya dalam
merawat ibu-bayi yang baru lahir dari Yale University. Cheryl adalah
bersertifikat perawat-bidan. Dia menerima sertifikat nya di perawat-bidan
juga dari Yale University. Dokter nya of Science Keperawatan adalah dari
Boston University.

A. Pengertian Depresi Postpartum Dan Factor-Faktor penyebabnya


Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi
postpartum adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12
bulan pertama setelah melahirkan. Menurut Beck, faktor-faktor yang
menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu (Varney, et al., 2008) :
a. Depresi prenatal
Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor
pemicu terjadinya depresi postpartumyang paling kuat.Depresi
prenatal bisa terjadi pada beberapaatau keseluruhan dari trimester
kehamilan (Beck, 2001).
b. Stress merawat anak
Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan
anak meliputi faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang
dialami bayi, dan kesulitan dalam perawatan bayi khususnya
mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001).
c. Stress dalam kehidupan
Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres
selama kehamilan dan setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam
hidup seseorang, bisa karena hal yang positif maupun negatif, dan
termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan status
perkawinan (contohnya, bercerai, menikah kembali), perubahan
pekerjaan, dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan,
perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis) (Beck, 2001)
d. Dukungan sosial
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat
membutuhkan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya.
Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat
menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis,
merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan
menyebabkan ibu menjadi depresi (Anonim).
e. Ansietas pranatal
Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa
trimester dan kadang terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas
ini merupakan suatu perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan
terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang belum
jelas (Beck, 2001).
f. Kepuasan perkawinan
Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai
dengan seberapa bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-
hal tertentu dari perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan,
kesamaan dalam saling menghargai, saling membantu,
menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-hal yang baik
secara global lainnya (Beck, 2001).
g. Riwayat depresi sebelumnya
Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang
memiliki sejarah masalah emosional rentan terhadap gejala
depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan
seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan
dengan munculnya gejala depresi (Ryan, 2009).
h. Temperamen bayi
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi
yang lekas marah, rewel, dan susah dihibur (Beck, 2001). Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Whiffen
dan Gotlib (1989) dalam Hagen (1999), yang menyimpulkan
bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi
postpartum.
i. Maternity blues
Maternity bluesadalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari
perubahan suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama
setelah melahirkan dan paling sedikit 1 sampai 10 hari atau
lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan perasaan ingin menangis,
cemas, kesulitas konsentrasi, lekas marah, dan suasana hati yang
labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001).
j. Harga diri
Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara
umum dalam hal harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya
adalah kepercayaan diri dan kepuasan terhadap diri
sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya evaluasi
terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau
kemampuan seseorang (Beck, 2001).
k. Status sosioekonomi
Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010),
mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi berhubungan
dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah pendapatan
keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya depresi
postpartum.
l. Status perkawinan
Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita
dalam hal pernikahan.Tingkatannya adalah tidak menikah,
menikah/hidup bersama, bercerai, janda, berpisah, memiliki
pasangan (Beck, 2001).
m. Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan
Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh
perasaan ragu-ragu terhadap kehamilan yang dialami.Jika
kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40 minggu bukanlah
waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri
terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha
yang cukup keras (The American College of Obstetricians and
Gynecologist (ACOG), 2009). Seorang bayi mungkin dilahirkan
lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat menjadi
faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika bayi lahir
lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di
lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja
yang tidak diharapkan oleh orang tua (ACOG, 2009).

II. Teori Keperawatan Ramona T Mercer


“Becoming A Mother : A Revised Model”

Ramona T. Mercer memulai karir keperawatan pada tahun 1950,


ketika menerima Diploma dari St. Margaret’s School of Nursing di
Montgomery Alabama. Dia lulus dengan penghargaan LL.Hill untuk
perolehan skolastiknya. Dia melanjutkan sekolah kembali tahun 1960
setelah bekerja sebagai staf keperawatan,
Kepala perawat dan instruktur di bagian pediatrik, obstetrik dan
penyakit menular. Dia medapatkan gelar sarjana keperawatannya pada
tahun 1961 dari University Of New Mexico, Albuqurque. Kemudian
melanjutkan jenjang Master pada maternal child dari Emoy University
pada tahun 1964 dan melengkapinya dengan geral PhD pada keperawatan
maternitas papittsburgh universitas pada tahun 1973.

“Becoming A Mother : A Revised Model”


Mercer secara terus menerus telah menggunakan hasil
penelitiannya sebagai kerangka membangun teorinya. Pada tahun 2003 ia
mulai menguji teori peran pengasuhan ibu (Theory of Maternal Role
Attainment), yang mengusulkan istilah menjadi seorang ibu lebih
memberikan suatu proses refleksi yang akurasi berdasarkan pada
penelitian terbaru.
Selanjutnya pada tahun 2004, Mercer menyarankan konsep proses
pengasuhan dan tidak tidak terus mengembangkan diri sebagai seorang
ibu. Kesimpulan Mercer didasarkan pada perluasan penelitian terbaru
mengenai penyimpangan perilaku wanita ketika menjadi seorang ibu.
Crain, dan Thompson (1986) menanyakan tentang peran pengasuhan ibu
sebagai suatu proses yang memberikan konstribusi terhadap pengujian
kembali teorinya. Demikian juga Koniak Griffin (1993) menanyakan
tentang penyimpngan perilaku dan kognitif peran pengasuhan seorang ibu.
Hartrick (1997) melaporkan bahwa wanita dalam hasil penelitiannya
tentang ibu yang memiliki anak usia antara tiga (3) sampai dengan enam
belas (16) tahun memberikan suatu proses yang bermakna bagi diri sendiri.
Dan akhirnya, melalui suatu sintesis sembilan penelitian kualitatif,
(Nelson, 2003) menjelaskan perkembangan secara terus-menerus dan
trasnformasi pada wanita menjadi seorang ibu.
Mercer (2004) kemudian melakukan suatu perubahan dalam
pengasuhan ibu memerlukan hubungan yang baru untuk dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan mengajukan untuk menggantikan
peran pengasuhan ibu dengan menjadi seorang ibu.
Hasil penelitian kualitatif telah mengidentifikasi tahapan dari peran
pengaruhan dengan menggunakan istilah penelitian partisipasi. Suatu
perbandingan dari hasil penelitian ini telah menuntun Mercer (2004)
mengajukan perubahan nama tahapan mengacu pada identifikasi peran
pengasuhan seorang ibu, yaitu:
1) Memilki komitmen dan persiapn kehamilan

2) Menerima kehamilan, melaksanakan peran dan sehat secara fisik selama


dua minggu pertama kehamilan

3) Kondisi ibu dalan keadaan normal selama minggu pertama sampai


keempat kehamilan)
4) Telah teridentifikasi menjadi seorang ibu diperkirakan telah hamil
empat bulan.

Tahapan ini sejajar dengan tahapan pada teori asli Mercer, tetapi
pengalaman seorang ibu lebih kompleks dan menggunakan istilah yang
diambil dari pernyataan seorang ibu berdasarkan pada pengalamnya.
Pengembangan teori menurut Mercer merupakan suatu proses yang
terus-menerus sebagai pengembangan penelitian untuk kejelasan suatu
konsep, penambahan dan pengurangan. Marcer secara terus menerus
menggunakan konsep interaksi ekologi lingkungan Bronfenbrenner
dengan mengganti namnya menjadi refleksi terhadap lingkungan hidup:
keluarga, komunitas, sosial yang luas.
Model baru menekankaan pada interaksi antara ibu, bayi, ayah sebagai
pusat interaksi lingkungan hidup. Varibel di dalam lingkungan keluarga dan
teman meliputi dukungan sosial, nilai keluarga, penuntun budaya bagi
pengasuhan, fungsi keluarga, dan stressor. Lingkungan komunitas meliputi
perawatan sehari-hari, tempat ibadah, sekolah, tatanan kerja, rumah sakit, fasilitas
rekreasi, dan pusat kebudayaan. Dampak dari pengaruh lingkungan sosial yang
besar berupa: peraturan perundang-undangan terhadap wanita dan anak-anak,
pengembangan ilmu pengetahuan neonatal dan reproduksi, konsistensi transmisi
budaya, program nasionaal perawatan kesehatan.
Gambar 2.3. Becaming a mother: a revised model
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/16/jhptump-a-suciratnae-795-2-babii.pdf
Russe Kendra l (2006). Maternal Confindence of first time Mother during their
Childs Infancy. Dissertation. Georgia State University
http://www.postpartum.net/About-PSI/President%E2%80%99s-Advisory-
Council-/Cheryl-Tatano-Beck-DNSc-CNM-FAAN-.aspx
Chatarine Suryaningsih (2012). Pengaruh Demonstrasi dan Pendampingan
Menyusui Terhadap Motivasi dan Kemampuan Ibu dalam Pemberian
ASI. Tesis. Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai