Anda di halaman 1dari 11

PROSES PURIFIKASI GAS

Proses purifikasi (purification) gas alam atau sering juga disebut proses pemurnian gas
dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan/memisahkan impurities (zat pengotor) yang tidak
dikehendaki di dalam gas alam tersebut. Sebelum proses pemurnian dilakukan, gas alam yang
diperoleh dari sumur terlebih dahulu harus melalui tahap pengujian di laboratorium untuk
mengetahui senyawa-senyawa kimia yang terlarut di dalamnya. Hal ini diperlukan untuk
menentukan proses purifikasinya, jumlah unit proses, jenis bahan kimia serta dosis bahan kimia
yang akan digunakan.

https://www.prosesindustri.com/2016/09/proses-purifikasi-gas-alam.html\

http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-gas-dehydration/
1. Amine Gas Treating (CO2)
Proses Amine GasTreating merupakan proses pemurnian terhadap gas bumi/gas alam, dengan
menggunakan metode proses, yaitu proses absorbsi. Proses absorbsi adalah proses pemisahan
sebagian dari komponen-komponen di dalam campuran gas dengan menggunakan zat cair sebagai
penyerap (absorbent) yang selektif. Pemisahan ini berdasarkan perbedaan daya larut komponen-
komponen gas di dalam cairan penyerap.

Penggolongan Cairan Penyerap Cairan penyerap ada dua golongan, yaitu:

 Non Regenerative Absorbent Adalah absorbent yang tidak dapat diregenerasi, sehingga hanya
dapat dipergunakan sekali pakai saja. Contoh: Larutan NaOH untuk menyerap gas H2S

 Regenerative Absorbent Adalah absorbent yang dapat diregenerasi, sehingga dapat dipergunakan
lagi sebagai penyerap (absorbent) Contoh: Larutan Alkanol Aminr (Mono Ethanal Amine, Diethanol
Amine, dan Trieshanol Amine) untuk menterap impurities CO2 dan H2S di dalam gas bumi/Gas alam.

Peralatan yang dipergunkan untuk proses absorbsi Peralatan yang dipergunakan untuk proses
absorbi ini antara lain:

 Kolom absorber Kolom absorber ini disebut juga kolom kontaktor, yaitu tempat terjadinya
penyerapan kandungan impurities di dalam gas alam oleh cairan penyerap. Di dalam kolom
kontaktor ini gas umpan masuk dari bagian bawah kolom, lalu gas umpan tersebut menuju keatas
(yaitu sesuai dari sifat gas) dan terjadi kontak dengan bahan penyerap berupa cairan yang
dimasukkan dari bagian atas kolom kontaktor. Kolom Regenerator atau Aktivator

 Kolom Regenerator atau kolom aktivator dipergunakan untuk mengaktifkan kembali zat penyerap
yang sudah jenuh dengan impurities berupa CO2 dan H2S di dalam kolom absorber (Kontaktor). Zat
penyerap berupa larutan alkohol amine ini dialirkan masuk melalui bagian atas kolom regenerator
untuk dipisahkan dari senyawa belerang dan karbon dioksida yang telah terserap di dalam larutan
alkanol amine dengan cara pemanasan.

Uraian Proses (Lihat diagram Alir)


Umpan berupa gas alam yang mengandung senyawa H2S dan CO2 dialirkan masuk melalui bagian
bawah kolom absorber, sedang larutan alkanol amine yang masih segar (lean amine solution)
dialirkan masuk melalui bagian atas kolom absorber, dan bertemu dengan aliran gas yang naik ke
atas sehingga terjadi kontak sekaligus penyerapan.

Gas alam yang telah bebas dari CO2 dan H2S keluar dari puncak kolom absorber sebagai “Parified
gas “.Larutan alkanol amine yang telah menyerap CO2 dan H2S disebut Rich Amine Solution keluar
dari dasar kolom Absorber. Larutan Alkanol Amine ini setelah lebih dulu dipanaskan di dalam HE
(Heat Exchanger), kemudian dialirkan masuk melalui bagian atas dari kolom regenerator untuk
dipisahkan dari impurities (CO2 dan H2S) yang telah terserap di dalamnya dengan cara pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan sistim reboiler yang menggunakan steam (uap air) sebagai pemanas.
Senyawa belerang sebagai H2S dan karbon dioksida CO2 dalam bentuk gas keluar dari puncak kolom
regenerator sebagai Acid gas dan dialirkan ke Flare untuk dibakar. Larutan Alkanol Amine yang telah
bebas dari impurities CO2 dan H2S disebut Lean Amine Solution keluar dari bagian bawah kolom
regenerator. Larutan ini setelah didinginkan di dalam HE dan Cooler, kemudian dikembalikan
kedalam kolom Absorber untuk digunakan lagi sebagai penyerap.

Keterangan Gambar:
- Sour Gas : Gas alam yang kandungan CO2 dan H2S masih tinggi.

- Purified Gas : Gas alam yang telah bebas dari kandungan CO2 dan H2S.

- Lean Amine Solution : Larutan Alkanol Amine yang masih murni.

- Rich Amine Solution : Larutan Alkanol Amine yang telah menyerap C02 dan H2O.

- Larutan Alkohol Amine dapat berupa : MEA, DEA, TEA

MEA = MONO ETHANOL AMINE

DEA = DIETHANOL AMINE.


TEA = TRIETHANOL AMINE.

- Acid Gas : Gas yang kandungannya terdiri dari CO2 dan H2S (Gas yang bersifat asam).

Jumlah (banyaknya) larutan Alkanol Amine yang disirkulasikan Pada dasarnya, dengan menaikkan
jumlah larutan Alkanol Amine yang disirkulasikan, makin banyak CO2 dan H2S yang diserap dari gas
umpan.

Dengan pertimbangan biaya operasi, maka jumlah larutan Alkanol Amine yang digunakan perlu
disesuaikan dengan jumlah gas umpan yang diproses serta kandungan CO2 dan H2S di dalam gas
umpan.

 Keberhasilan Regenerasi larutan Alkanol Amine


Keberhasilan di dalam regenerasi ditunjukkan oleh kandungan CO2 dan H2S di dalam larutan Alkanol
Amine yang telah diregenerasi (Lean Amine):

- Makin rendah kandungan CO2 dan H2S di dalam Lean Amine, kemampuan penyerapan terhadap
C02 dan H2S semakin baik.
- Makin tinggi kandungan CO2 dan H2S di dalam Lean Amine, kemampuan penyerapan terhadap C02
dan H2S semakin berkurang.
2. Proses Pengeringan Gas (H20)
Gas bumi yang baru keluar dari sumur, baik yang keluar dari sumur gas atau yang keluar bersama-
sama minyak mentah, mengandung uap air cukup tinggi (jenuh). Bila gas tersebut mengalami
pendinginan, maka akan terjadi kondensasi dari uap air membentuk air bebas.

Adanya air bebas ini dapat berakibat:


- Berpotensi terbentuk hidrat di sistem perpipaan dimana gas bumi dialirkan.
- Bila suhunya minus, maka akan terbentuk kristal es.

Apabila hidrat tersebut berada dalam sistem perpiaan, maka laju alir dari gas akan menurun dan
dalam kondisi yang ekstrim hidrat tersebut akan membuntui aliran gas dalam perpipaan.

. Pengertian Hidrat
Hidrat adalah suatu kristal yang terbentuk antara molekul-molekul air dengan molekul-molekul gas
hidrokarbon ringan (Metana, Etana, Propana, dan Butana) di dalam gas bumi (Gas alam). Disamping
itu adanya molekul-molekul hidrogen sulfida (H2S) dan karbon dioksida (CO2) di dalam gas bumi juga
dapat membentuk hidrat.

Mekanisme Pembentukan Hidrat


Berikut ini akan dijelaskan bagaimana hidrat dapat terbentuk di dalam sistem perpipaan dimana gas
bumi dialirkan. Urutannya adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor utama pembentukan hidrat Ada beberapa faktor yang dapat
mendorong/memicu terbentuknya hidrat, yakni:

 Terbentuknya air bebas di dalam sistem perpipaan. Kapan akan terjadi air bebas dalam perpipaan?
Bila gas bumi mengandung uap air cukup tinggi (jenuh) dan mengalami pendinginan, maka akan
terjadi air bebas (Free Water)

 Suhu operasi gas dalam pipa dimana gas dialirkan berada pada suhu pembentukan hidrat atau
lebih rendah. Air bebas akan terjadi apabila gas mengandung uap air maksimum (jenuh) dan
mengalami pendinginan. Sebaliknya apabila suhu lingkungan dimana pipa gas mengalir lebih tinggi
dari suhu pembentukan hidrat, maka di dalam pipa tidak akan terbentuk hidrat meskipun pada saat
itu ada air bebas di dalam pipa.

Proses gas dehidrasi


 Tujuan Proses
Proses dehidrasi terhadap gas bumi bertujuan memisahkan uap air yang terkandung di dalam gas
bumi/gas alam. Pemisahan uap air dari gas bumi mempunyai beberapa alasan, yaitu:

- Mencegah terjadinya hidrat di dalam sistem perpipaan.

- Mencegah korosi apabila ada aliran acid gas, misalnya gas belerang (H2S)
 Jenis-Jenis proses gas dehidrasi.
Ada 3 Jenis proses gas dehidrasi yang sering digunakan, yakni:

- Proses absorsi dengan zat cair (glysol gas dehydration)


- Proses absorbsi dengan zat padat.
- Proses pendinginan (Refrigerasi)
o Gycol Gas Dehydration Glycol merupakan zat cair yang mempunyai daya serap yang tinggi
terhadap air.

 Ada tiga macam Glycol yakni:

- Ethylene Glycol.
- Diethylene Glycol.
- Triethylene Glycol.

 Ketiga macam Glycol diatas mempunyai sifat-sifat yakni :

- Efisiensi absorbsi tinggi.


- Lebih ekonomis karena dapat diregenerasi.
- Tidak korosif dan tidak beracun.
- Tidak menimbulkan problem operasional apabila digunakan dalam konsentrasi yang tinggi.
- Tidak berinteraksi dengan hidrokarbon dan acid gas.

 Peralatan yang digunakan: Pada proses Glycol gas dehidration, peralatan yang digunakan antara
lain:

- Kolom Kontaktor adalah tempat terjadinya penyerapan uap air oleh Glycol.Di dalam kolom
kontaktor dipasang beberapa tray sebagai alat kontak antara gas dan cairan Glycol.

- Kolom Regenerator adalah kolom yang digunakan untuk mengaktifkan cairan Glycol yang banyak
mengandung uap air, dengan cara dipanaskan sehingga uap air akan terpisah dengan cairan Glycol.

Garis Besar Proses


Tempat terjadinya penyerapan uap air oleh Glycol ini disebut kontaktor atau kolom absorber, yang
di dalamnya berisi beberapa susunan tray Glycol yang mengandung sedikit uap air (lean Glycol)
masuk kontaktor dari bagian atas kolom, dan gas umpan (wet gas) masuk kontaktor dari bagian
bawah kolom. Di dalam tray inilah terjadi kontak antara gas yang menuju keatas dan cairan Glycol
yang mengalir kebawah. Glycol yang keluar dari bagian bawah kolom kontaktor ini relatip banyak
mengandung uap air, yang disebut wet glycol (Rich Glycol) Wet glycol ini agar dapat dipakai lagi
sebagai penyerap harus dipisahkan airnya dengan jalan dipanaskan agar air dapat menguap sehingga
diperoleh dry glycol (lean glycol). Alat untuk memanaskan rich glycol ini disebut reboiler. Proses
absorsi dikolom kontaktor akan berjalan secara efektif apabila suhu glycol yang masuk kontaktor
relative rendah. Oleh sebab itu lean glycol yang keluar dari reboiler harus didinginkan dulu dengan
menggunakan beberapa HE (Heat Exchanger) sebelum masuk kontaktor.
Proses Penyerapan dengan Menggunakan Zat Padat (Solid Desiccant)
Adalah proses penyerapan uap air di dalam gas alam dengan menggunakan zat padat berupa
buturan-butiran yang disebut solid desiccant. Proses dehidrasi dengan menggunakan solid
dessiccant, prosesnya dinamakan proses adsorbsi, dan zat penyerapnya disebut adsorbent. Gas
umpan yang mengandung uap air dilewatkan di dalam suatu kolom adsorber yang mempunyai
kemampuan penyerapan tertentu. Pada suatu periode tertentu, desiccant akan jenuh dan perlu
diregenerasi Tingkat penyerapan tergantung pada jenis desiccant dan waktu kontak yang digunakan.
Pada materi berikutnya akan dibahas proses dehidrasi terhadap gas alam dengan menggunakan solid
desiccant.

 Mekanisme Adsorbsi
Keadaan solid desiccant di dalam kolom adsorber ketika menyerap air dapat digambarkan seperti
pada gambar. Di dalam kolom adsorber, adsorbent yang berupa butiran-butiran dengan ukuran 30 -
60 mesh (pada luasan 1 cm 2 berisi butiran antara 30 - 60 biji) ditempatkan dalam suatu lapisan yang
tidak bergerak (Fixed Bed) di dalam sebuah kolom yang disebut kolom adsorber. Umpan berupa gas
alam yang mengandung uap air dimasukkan dari atas kolom dan menembus lapisan solid desiccant
(adsorbent), sehingga uap air yang terkandung di dalam gas umpan akan terserap.

Di dalam kolom adsorber, solid desiccant terbagi menjadi 3 (tiga) daerah (Zone). Ketiga daerah
tersebut bertutut-turut adalah:

- Saturation zone. Adalah daerah dimana solid desiccant pada daerah ini telah jenuh dengan air,
sehingga tidak mampu lagi untuk menyerap uap air.
- Mass Transfer Zone. Adalah daerah dimana solid desiccant belum jenuh dengan air. Pada bagian
yang paling atas, keadaan solid desiccant hampir mencapai jenuh, sedangkan makin kebawah tingkat
kejenuhan dari solid desiccant belum begitu tinggi (masih rendah).

- Aktive Zone. Adalah daerah dimana pori pori pada solid desiccant belum terisi air. Pada daerah ini
desiccant belum berfungsi menyerap uap air.

 Regenerasi Adsorbent
Apabila lapisan adsorbent di dalam kolom adsorber sudah mencapai titik jenuh (saturated) dan
operasi tetap dijalankan, maka kandungan uap air di dalam gas out let (gas yang keluar dari kolom)
akan berangsur naik. Keadaan ini tidak diinginkan sehingga adsorbent harus diregenerasi.

Untuk regenerasi adsorbent yang sering digunakan adalah dengan cara pemanasan. Cara
pemanasan langsung dikontakkan ke susunan solid dessicant (timbunan adsorbent di dalam kolom)
dengan menggunakan fluida panas yang suhunya 200 - 300 oC. Pada suhu tersebut, kandungan air di
dalam solid dessicant akan terlepas dan menguap ikut bersama fluida panas tersebut. Pada saat
proses regenerasi, kolom adsorber dalam keadaan berhenti (tidak dioperasikan untuk proses
dehidrasi) dan dialihkan ke kolom adsorber lain yang sudah siap dioperasikan, sehingga proses
dehidrasi dapat berjalan secara kontinyu (terus menerus).
3. Proses Pemisahan (Penghilangan) Kandungan Mercury
(Air Raksa) di dalam Gas Alam
Pada proses pemisahan kandungan mercury (Hg) dari dalam gas alam, prosesnya disebut Mercury
Removal Process (Hg Removal). Peralatan yang dipergunakan berupa vessel yang di dalamnya diisi
dengan karbon aktif yang mengandung sulfur.

Uraian Proses
Gas umpan yang yang telah bersih dari uap air ini kemudian dialirkan masuk kedalam alat penyerap
mercury (Mercury Removal Vessel). Disini kandungan mercury yang terkandung di dalam gas umpan
akan diserap oleh karbon aktif yang mengandung sukfur tersebut, walaupun pada kenyataannya
jumlah mercury yang terkandung di dalam gas umpan sangat kecil sekali. Setelah gas umpan
melewati proses mercury removal, gas alam kemudian masuk ke tahap proses selanjutnya.

Tujuan Penghilangan Kandungan Mercury di dalam Gas


Tujuan penghilangan mercury adalah untuk mencegah kerusakan peralatan-peralatan yang terbuat
dari bahan aluminium, khususnya alat pendingin utama (Main Heat Exchanger) pada proses
pencairan gas alam.

Definisi mercury

Merkuri adalah unsur alami yang ditemukan dalam konsentrasi kecil tetapi terukur dalam
peningkatan jumlah hidrokarbon secara global. Dari pengilangan ke pabrik gas alam, dari
pembangkit listrik tenaga batu bara ke fasilitas produksi petrokimia, merkuri menjadi lebih umum
dan bermasalah, dan teknologi untuk mengurangi dampak merkuri sangat dibutuhkan lebih dari
sebelumnya. Merkuri sering dikaitkan dengan gas alam, kondensat, aliran produk kilang C3-C6
(seperti nafta, bensin dan LPG) dan aliran umpan petrokimia. Masing-masing hidrokarbon ini
ditantang dengan berbagai cara ketika merkuri hadir, dan proses pabrik dan aset pipa sering kali
mengharuskan penghapusan merkuri secara lengkap.

Penghapusan dan penangkapan merkuri penting karena sejumlah alasan:

• Pabrik proses dengan penukar panas aluminium brazing rentan terhadap serangan korosif oleh
merkuri, dan paduan aluminium rentan terhadap embrittlement logam cair (LME), menyebabkan
kerusakan struktural yang serius, terutama ketika merkuri cair bersentuhan dengan udara atau air

• Aliran produk seperti seperti kondensat, LPG, NGL dan naphtha (dalam hal kilang) kurang bernilai
ketika "tertekan" oleh merkuri

• Banyak kilang dan katalis petrokimia diracuni oleh merkuri. Merkuri memiliki kemampuan untuk
memanifestasikan dirinya dalam banyak produk kolom mentah dan secara terukur hadir dalam
banyak unit operasi hilir. Karena semakin banyak penyuling yang didirikan untuk menjual fraksi
mentah hilir kepada pelanggan petrokimia analog, pertimbangan harus diberikan dalam
menghilangkan merkuri bahkan dari tingkat jejak untuk mendapatkan nilai lebih dari aliran umpan
petrokimia individu
• Merkuri dapat memiliki dampak kesehatan dan keselamatan dalam aplikasi tertentu.

Pentingnya mengukur merkuri :

Merkuri perlu diukur untuk menentukan opsi penghilangan merkuri mana yang akan memberikan
solusi paling hemat untuk memenuhi hasil yang diinginkan. Apakah itu hanya menghilangkan
merkuri dari aliran proses untuk memenuhi spesifikasi, melindungi seluruh pabrik atau memastikan
penghapusan merkuri untuk kepatuhan lingkungan, tingkat merkuri harus diketahui. Untuk
merancang dengan benar sistem penghilangan merkuri, pengukuran merkuri yang akurat sangat
penting untuk mengukur sistem dengan benar dan untuk menghindari memiliki sistem yang terlalu
besar dan tidak ekonomis atau terlalu kecil untuk memenuhi spesifikasi merkuri outlet yang
diperlukan. Untuk unit yang ada, tingkat merkuri dalam umpan harus dipantau untuk mengubah
tingkat saluran masuk yang mungkin melebihi kemampuan yang dirancang dari unit pelepasan
merkuri (MRU).

Jenis merkuri yg terkait dengan aliran hidrokarbon :

Unsur merkuri organik dan organik masuk dalam kategori hidrokarbon yang larut. Spesies merkuri
ionik larut dalam air dan terdiri dari contoh-contoh yang meliputi garam merkuri sulfat dan klorida
(HgSO4 dan HgCl2). Merkurius tersuspensi adalah deskriptor yang luas yang terdiri dari partikulat
termasuk spesies yang mengandung merkuri seperti HgS.

Anda mungkin juga menyukai