Anda di halaman 1dari 6

JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No.

3, Desember 2017 : 49 - 54

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER


DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING
PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM
M. Zaini Arief1*, Uyu Saismana2, Ahmad Juaeni3
1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
3PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam

e-mail: *Zainiarief@gmail.com

ABSTRAK
PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam memiliki sistem conveyor satu jalur untuk transportasi batubara jenis ecocoal yang
dirancang untuk dapat mengangkut batubara dengan kapasitas maksimum ssebesar 2.700 ton/jam. Dalam praktiknya hanya dimanfatkan
rata-rata sebesar 2.000 ton/jam artinya dalam sehari menghasilkan 40000 ton. Dalam penjualan batubara di lokasi Asam–Asam tidak
optimal, kendala-kendalanya yaitu produktivitas belt conveyor tidak mencapai 2000 ton/jam, terbuangnya waktu sekitar 25 menit saat
pergantian tongkang, dan faktor lainya.
Metode yang dipergunakan dalam pengolahan data belt conveyor adalah dengan menganalisis luas penampang belt, kecepatan
masing-masing belt pada rangkaian, koefisien kemiringan belt, kondisi aktual lapangan dan spesifikasi teknis peralatan yang mendukung
kegiatan pemuatan ke belt conveyor , serta working time belt conveyor. Untuk pengolahan data bulldozer adalah dengan menganalisis
produksi per siklus, faktor blade, waktu suklus dan effesiensi kerja.
Hasil Analisis belt conveyor didapatkan data waktu kotor diperoleh produktivitas maksimum 1863,08 ton/jam, produktivitas
minimum 731,68 ton/jam dan produktivitas rata-rata 1339,05 ton/jam. Untuk data waktu bersih diperoleh produktivitas aktual maksimum
1882,11 ton/jam, produktivitas minimum 1388,13 ton/jam dan produktivitas rata-rata 1616,52 ton/jam. Hasil Analisis bulldozer didapatkan
produktivitas 419,82 ton/jam. Kendala utama yang dihadapi dalam pencapaian target produksi diakibatkan banyaknya faktor-faktor saat
proses pemuatan batubara berlangsung seperti produktivitas belt conveyor tidak tercapai, stock material, shifting barge, waiting barge,
kondisi cuaca dan maintenance.

Kata-kata kunci: belt conveyor, bulldozer, produktivitas, target produksi

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 5 tahapan
sumber daya alam (SDA) salah satu sumber daya alam yang yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap
melimpah tersebut adalah dari sektor batubara. Kalimantan pengolahan data, tahap Analisis data dan tahap penyusunan
merupakan wilayah yang paling banyak kandungan laporan akhir.
batubaranya di Indonesia. Banyak sekali perusahaan – 1. Tahap Persiapan
perusahaan batubara yang mengeksploitasi batubara di Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas
Kalimantan, salah satunya PT Arutmin Indonesia. akhir. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah
PT Arutmin Indonesia memiliki 6 lokasi gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur
pertambangan batubara, salah satunya adalah Asam - Asam dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
di Kalimantan Selatan. Di lokasi ini, PT Arutmin Indonesia menunjang kegiatan penelitian, yang diperoleh dari :
memiliki sistem conveyor untuk transportasi batubara jenis a. Instansi terkait
ecocoal. Sistem conveyor ini memindahkan batubara dari b. Perpustakaan
lokasi pertambangan ke lokasi pelabuhan sejauh 10.5 km. c. Grafik dan Tabel
PT. Arutmin Indonesia membangun sistem konveyor satu d. Informasipenunjang lainnya
jalur yang dirancang untuk dapat mengangkut batubara 2. Tahap Pengumpulan Data,
dengan kapasitas maksimum sebesar 2000 ton/jam artinya Pengamatan di lapangan ditujukan untuk mendapatkan
dalam sehari bisa menghasilkan 40000 ton. Sistem data-data yang diperlukan secara langsung di lapangan.
konveyor ini memindahkan batubara dari surge bin sampai Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan.
ke kapal tongkang 3. Tahap Pengolahan Data
Sejauh ini, sejak bulan Oktober 2012 sampai pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan
sekarang, ada beberapa kendala yang terdeteksi kurang perhitungan berdasarkan teori yang ada dan data hasil
optimalnya produksi belt conveyor pada barging. penelitian.
Akibatnya, penjualan batubara di lokasi Asam – Asam tidak 4. Analisis data
optimal atau tidak mencapai 40000 ton/hari. Kendala- Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian
kendalanya yaitu kapasitas conveyor saat operasi tidak dilakukan Analisis untuk menemukan jawaban atas
mencapai 2000 ton/jam, terbuangnya waktu sekitar 25 pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang diperoleh
menit saat pergantian tongkang, dan faktor lainnya. dalam penelitian.
5. Kesimpulan
METODOLOGI PENELITIAN Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam
Diagram Alir Penelitian laporan tertulis untuk dipertanggung jawabkan dalam
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir.
didasarkan pada metode perhitungan aktual lapangan yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil pada waktu sekarang.

49
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 3, Desember 2017 : 49 - 54

belt conveyor atau rekomendasi rangkaian agar


mendapatkan kapasitas produksi yang tepat pada
rangkaian belt untuk membantu peningkatan
produktivitas Barge Loading Conveyor.
Belt conveyor adalah alat pengangkut yang
digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk
satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau
membentuk inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke
sistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi,
yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya.
Muatan yang dapat diangkut bermacam-macam yang
meliputi unit load dan bulk material. Jenis material muatan
ini sangat berpengaruh terhadap spesifikasi konveyor yang
mengangkutnya.
Jika dilihat dari kondisi di pertambangan batubara
maka belt conveyor sangat handal untuk digunakan dalam
beberapa penerapan antara lain :
1. Mengangkut material tambang / bahan galian dari
lokasi penambangan ke lokasi penumpukan.
2. Memuat material tambang/bahan galian dari dari lokasi
penumpukan ke kapal/ tongkang pada pelabuhan.
3. Mengambil kembali (reclaiming) material
tambang/bahan galian dari tempat penumpukan
dengan bantuan peralatan pengumpan.
Keuntungan menggunakan belt conveyor antara
lain:
1. Menurunkan biaya dan waktu dalam memindahkan
material
Gambar-1. Bagan Alir Penelitian 2. Meningkatkan efisiensi pemindahan material
3. Ramah terhadap lingkungan
Teknik Pengumpulan Data 4. Aman dalam pengoperasiannya
Cara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam Kerugian menggunakan belt conveyor antara lain:
penelitian ini meliputi: 1. Biaya perencanaan yang relatif mahal
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari 2. Jaraknya telah tertentu
literatur-literatur dan internet tentang belt conveyor. 3. Sudut inklinasi terbatas
2. Observasi lapangan, yaitu pengamatan di lapangan
meliputi kegiatan belt conveyor. Produksi Belt Conveyor
3. Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang- Kecepatan belt conveyor merupakan komponen
orang yang ahli dibidangnya. yang menentukan produksi, daya, dan desain belt conveyor.
Dari segi produksi, produktivitas belt conveyor akan
Teknik Pengolahan Data meningkat jika terjadi penambahan kecepatan. Dari segi
Tahap pengolahan data ini yaitu: pengolahan data daya, penambahan kecepatan belt conveyor juga akan
perhitungan produktivitas belt conveyor meliputi menambah daya yang diperlukan. Sedangkan untuk desain,
1. Perhitungan luas penampang (area section) kecepatan belt conveyor dapat menentukan bagaimana
2. Perhitungan kecepatan belt seharusnya kondisi stockpile dibuat, beserta dengan
3. Perhitungan koefisien kemiringan belt pertimbangan teknis yang lain, seperti kondisi material dan
4. Perhitungan produktivitas teoritis belt conveyor keadaan tempat tersebut. Rumus kecepatan adalah :
5. Perhitungan produktivitas aktual belt conveyor
6. Perhitungan Produktivitas bulldozer 𝑆
V=𝑡 (1)
Teknik Analisis Data
1. Analisis data produktivitas belt conveyor. V merupakan kecepatan (m/s), S adalah anjang
Teknik Analisis data yang dipergunakan yaitu berupa belt (m), dan t merupakan waktu (s).
perhitungan belt conveyor berdasarkan data Theoretical volume flow yaitu aliran volume
spesifikasi yang didapat dan berdasarkan perhitungan material yang didapatkan dengan mengetahui lebar belt dan
aktual, perhitungan kecepatan belt conveyor per sudut troughing angle dengan menggunakan Tabel-1.
segmen untuk mendapatkan nilai dari kapasitas Kapasitas muatan tergantung dari kemiringan belt.
produksi belt conveyor pada rangkaian Barge Loading Semakin besar kemiringan, maka semakin sedikit jumlah
Conveyor. material yang dapat diangkut. Jika tidak terdapat data
2. Tinjauan Perancangan untuk pengoptimalan spesifikasi mengenai sudut kemiringan belt dari pihak
produktivitas sistem barging aktual. konstruktor maka sudut dapat dihitung menggunakan
Untuk mengoptimalkan hasil produktivitas dari persamaan (2).
p
perhitungan produksi jika tidak sesuai dengan target 𝛼 = arc tan H (2)
maka dilakukan rancangan perhitungan produktivitas

50
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 3, Desember 2017 : 49 - 54

Dimana H adalah tinggi belt (m), P merupakan Tabel-3. Faktor Blade


jarak datar belt (m), dan If = panjang kemiringan belt (m).

Tabel-1. Theoretical volume flow

Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk


menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat maju,
ganti persneling dan mundur. Adapun untuk menghitung
waktu siklus dalam menit, dapat digunakan persamaan
sebagai berikut :

CT = FT + GCTR + RT + GCT (6)

Tabel-2. Coefficient St For The Determination Of Volume Flow Di mana FT adalah waktu dorong/maju, GCTR
Of Gradient Belt Conveyor Systems adalah Waktu Mengganti Gigi Maju, RT ialah Waktu
Mundur, dan GCTF ialah Waktu Mengganti Gigi Mundur,
semuanya dalam menit.
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan
Berat jenis curah adalah berat material dalam merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi
keadaan curah/lepas atau tanpa pemadatan persatuan ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut
volume (dalam t/m3 atau kg/m3). Berat jenis curah ini merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat
mendekati kondisi berat jenis material yang diagkut tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti
melalui conveyor. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap topografi, keahlian operator, pemilihan standar perawatan
satuan volume (V). Bila berat jenis dapat dilambangkan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.
dengan γ, dapat dinyatakan dengan persamaan (3)
Tabel-4. Effisiensi Kerja
𝑤
γ=𝑉 (3)

γ merupakan berat jenis (kg/m3), W adalah berat


benda (kg), dan V adalah volume (m3).
Setelah keempat nilai diatas didapatkan maka
produktivitas teoritis belt conveyor dapat dihitung dengan
persamaan (4).
Kapasitas operasi alat berat biasa dinyatakan
Qt = A x V x γ x S (4) dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedangkan produksi alat
dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per
Di mana Qt merupakan produktivitas belt sikluswaktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. Rumus
conveyor dalam ton/jam, A ialah luas penampang (Cross umumnya seperti pada persamaan (7).
Section Area) dalam m2, V adalah kecepatan belt dalam 60
m/s, γ berat jenis material batubara (ton/m3), dan S ialah 𝑄=𝑞𝑥𝑁𝑥𝐸=𝑞𝑥 𝑥𝐸 (7)
𝐶𝑇
koefisien kemiringan belt.
Dimana Q ialah produksi per jam dari alat dalam
Produksi Bulldozer m³, q ialah produksi dalam satu siklus kemampuan alat
Produksi kerja per siklus bulldozer pada saat untuk memindahkan tanah lepas, N ialah jumlah siklus
beroperasi adalah sebagai berikut : 60
dalam satu jam (dimana N = 𝐶𝑇), E ialah efisiensi kerja, dan
CT adalah waktu siklus dalam menit.
q = L x H2 x a (5)

Dimana L ialah lebar blade dalam meter, H adalah tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN
blade dalam meter, dan a merupkan Faktor blade. Untuk Dari pengumpulan data dan hasil observasi di
menghitung produktivitas standar dari bulldozer, volume lapangan, data yang di dapat, sebagai berikut :
tanah yang dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama
dengan lebar blade x (tinggi blade)2. Pada kenyataannya di Kecepatan Belt Conveyor
lapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung Kecepatan merupakan salah satu faktor penting
dari jenis tanah, sehingga faktor sudut perlu disesuaikan dalam perhitungan produktivitas belt conveyor. Pengukuran
karena pengaruh tersebut. kecepatan dilakukan dengan mengamati berapa lama

51
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 3, Desember 2017 : 49 - 54

selotip yang direkatkan pada belt kembali ke titik semula Tabel-8. Produktivitas Teoritis Belt
untuk mendapatkan waktu rotasi belt setiap putaran.
Belt Produktivitas
Tabel-5. Kecepatan Belt Conveyor Conveyor (ton/jam)
CV-11 2.753,45
Belt CV-12 2.701,54
Kecepatan (m/s)
Conveyor CV-13 2.730,90
CV-11 4,04 OLC-1 2.667,50
CV-12 4,14 OLC-2 2.721,16
CV-13 4,05 CV-3 2.762,08
OLC-1 7,06 CV-4A 2.751,13
OLC-2 7,13 CV-4B 2.744,39
CV-3 4,01
CV-4A 4,20 Produktivitas Aktual Belt
CV-4B 4,18 Produktivitas aktual belt conveyor merupakan
Gambaran utama dalam mengoptimalkan kinerja belt
conveyor. Perhitungan produktivitas belt conveyor aktual
Theoretical Volume Flow dilakukan dengan cara menentukan jumlah batubara yang
Dari data lapangan yang berupa spesifikasi teknis telah dimuat dalam satu kali proses pemuatan dibagi dengan
belt conveyor telah didapatkan ukuran lebar belt, surcharge waktu kerja belt.
angle, trough angle tiap rangkaian pada belt conveyor. Produktivitas aktual pengapalan batubara PT
Arutmin Indonesia Site Asam-asam selama Bulan Oktober
Tabel-6. Theoretical volume flow 2015 hasil perhitungan tersebut dilihat dengan data waktu
kotor diperoleh produktivitas maksimum adalah 1.863,08
Belt Theoretical
ton/jam, produktivitas minimum sebesar 731,68 ton/jam
Conveyor Volume Flow
dan produktivitas rata-rata sebesar 1.339,05 ton/jam.
CV-11 853 Sedangkan data waktu bersih diperoleh produktivitas aktual
CV-12 853 maksimum adalah 1.882,11 ton/jam, produktivitas
CV-13 853 minimum sebesar 1.388,13 ton/jam dan produktivitas rata-
OLC-1 449 rata sebesar 1.616,52 ton/jam.
OLC-2 449
CV-3 853 Produktivitas Bulldozer
CV-4A 853 Produktivitas teoritis bulldozer dihitung dengan
CV-4B 853 rumus standart yang sudah diketahui produksi per siklus,
waktu siklus (cycle time), dan efisiensi kerja. Berdasarkan
Koefisien Kemiringan Belt perhitungan, maka dapat diketahui nilai produktivitas
Dari data lapangan yang berupa spesifikasi teknis bulldozer adalah 417,28 ton/jam.
belt conveyor. telah didapatkan sudut inklinasi tiap
rangkaian pada belt conveyor. Dalam penentuan koefisien PEMBAHASAN
kemiringan belt dapat ditentukandengan mempergunakan Tinjauan Produktivitas Barge Loading Conveyor
tabel koefisien kemiringan belt berdasarkan Handbook Selama penelitian diketahui kecilnya persentase
Phoenix Conveyor Belt System Handbook. perbandingan produktivitas aktual terhadap teoritis
dikarenakan lamanya waktu dalam proses pemuatan
Tabel-7. Koefisien Kemiringan Belt
batubara berlangsung. Dari perhitungan yang telah
Sudut Koefisien dilakukan maka dapat dilihat hasil perbandingan aktual dan
Belt
Kemiringan Kemiringan teoritis produktivitas barge loading conveyor.
Conveyor
Belt Belt
CV-11 11 0,94
CV-12 15 0,90
CV-13 12 0,93
OLC-1 5 1,00
OLC-2 2,9 1,00
CV-3 10 0,95
CV-4A 12 0,93
CV-4B 12 0,93

Produktivitas Teoritis Belt


Gambar-2. Diagram Pencar Produktivitas Terhadap Target
Produktivitas teoritis belt conveyor dihitung
Produksi
dengan rumus standart yang sudah diketahui luas
penampang belt, kecepatan belt, berat jenis, dan koefisien Pada Gambar-2 dapat dilihat diagram pencar
kemiringan belt. produktivitas aktual terhadap produktivitas teoritis aktifitas
barge selama 1 bulan (28 hari) ada 67 pemuatan ke

52
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 3, Desember 2017 : 49 - 54

tongkang dihitung berdasarkan waktu bersih dan waktu Asam-asam adapun kondisi ideal pemuatan batubara
kotor, dapat disimpulkan bahwa produktivitas aktual tidak ke tongkang harus didukung dengan optimalisasi
pernah mencapai target produktivitas. Penyebab ketersediaan material batubara di stockpile.
produktivitas waktu bersih tidak mencapai target Optimalisasi ketersediaan material dapat ditingkatkan
produktivitas karena produktivitas belt tidak mencapai dengan menambah supply material dari unit crushing
2.000 ton/jam sedangkan produktivitas waktu kotor sehingga kapasitas stockpile area dengan daya tampung
dikarenakan pemindahan blade diverter gates, stock hingga 120.000 ton dapat dioperasikan secara
material, shifting barge, waiting barge, kondisi cuaca, dan maksimal dan proses pemuatan batubara ke tongkang
maintenance. dapat berjalan dengan lancar.
3. Shifting Barge
Pencapaian Target Produksi Shifting Barge merupakan proses manual
PT Arutmin Indonesia Site Asam-asam memindahkan/ menggeserkan posisi tongkang saat
merencanakan target produksi sebesar 40000 ton/hari proses pemuatan. Saat shifting barge ada sebagian
dimana menurut perhitungan produktivitas belt conveyor yang bisa di gerakkan ada juga yang harus dimatikan
dalam kondisi teoritis adalah 2.000 ton/jam. Pada kondisi saat proses pemuatan batubara ke barge.
produktivitas teoritis belt conveyor, waktu pemuatan 4. Waiting Barge
batubara sebesar 40.000 ton dapat dilakukan dalam 20 jam. Menunggu datangnya kapal tongkang
Dari perhitungan ketercapaian target produksi per harinya mempengaruhi lambat nya operasi aktivitas barging
selama 1 bulan penelitian menunjukkan bahwa target sehingga target produksi barging kadang tidak
produksi yang diinginkan tersebut belum tercapai, pada tercapai,
bulan Oktober 2015 target produksi paling tertinggi pada 5. Kondisi Cuaca
tanggal 26 Oktober hanya mencapai 33.426 ton dengan Kondisi Cuaca juga memperngaruhi jalan nya
persentase ketercapaian 83% dan paling rendah pada produksi barging, terutama hujan. Hujan dapat
tanggal 2 Oktober hanya mencapai 10.760 ton dengan mengakibatkan total moisture pada batubara
persentase ketercapaian 27%. meningkat sehingga tidak sesuai dengan permintaan
dan juga ombak yang begitu besar bisa mempengaruhi
shifting barge.
6. Maintenance
Kegiatan untuk merawat atau memelihara dan
menjaga mesin/belt conveyor, perawatan yang
dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin
atau peralatan kerja sehingga mesin tersebut tidak
dapat beroperasi secara normal atau terhentinya
operasional secara total dalam kondisi mendadak.
Breakdown maintenance ini harus dihindari karena
akan terjadi kerugian akibat berhentinya mesin
produksi yang menyebabkan tidak tercapai target
Gambar-3. Target Produksi dan Produksi Aktual produksi.
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa
sealama 1 bulan penelitian kegiatan barging tidak satupun Rekomendasi Pencapaian Target Produksi
memenuhi target produksi. Total perhitungan produksi Solusi untuk meningkatkan produksi Barge
sealama 1 bulan (28 hari) yaitu 572.650 ton dengan Loading Conveyor agar dapat mencapai target 40.000
persentase ketercapaian 51% sehingga mengalami ton/hari maka rekomendasi pencapaian target produksi
kurangnya target sebesar 547.350 ton dengan persentase yaitu meningkatkan kapasitas belt conveyor dari 2.000
49% dari target produksi per bulan. ton/jam menjadi 2.200 ton/jam dengan penambahan 1 buah
alat berat bulldozer. PT Arutmin Indonesia Site Asam-
Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Target Asam hanya mempunyai 1 buah alat berat bulldozer yang
Produksi prouktivitasnya hanya 417,282 ton/jam. Dengan
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan tidak penambahan 1 buah bulldozer yang sama maka
tercapainya target produksi barging adalah, sebagai berikut. produktivitas 2 bulldozer menjadi 834,564 ton/jam.
1. Faktor Belt Conveyor Penambahan alat berat bulldozer adalah untuk
Produktivitas conveyor saat operasi tidak mengoptimalkan produktivitas belt conveyor mencapai
mencapai 2.000 ton/jam dikarenakan pengeluaran 2.200 ton/jam.
surge bin yang kurang optimal disebabkan kuarangnya
alat berat bulldozer pada proses feeding ke coal valve. KESIMPULAN
Diperlukan waktu sekitar 25 menit untuk Berdasarkan hasil penelitian tentang kajian teknis
pergantian tongkang disebaban karena tidak kuatnya terhadap belt conveyor dalam upaya memenuhi sasaran
motor untuk menggerakkan blade diverter gates untuk produksi barging pada PT Arutmin Indonesia Site Asam-
melawan aliran batubara sebesar 2.000 ton/jam Asam, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
sehingga diverter gates tidak dapat berpindah langsung berikut.
saat ada aliran batubara yang masuk ke chute. 1. PT Arutmin Indonesia Site Asam-Asam mempunyai
2. Stock Material rangkaian belt conveyor :
Berdasarkan penelitian di lapangan, material
yang tersedia di stockpile PT Arutmin Indonesia Site

53
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 3, Desember 2017 : 49 - 54

a. CPP (Coal Preparation Plant), terdiri dari belt


conveyor CV-11, belt conveyor CV-12, dan belt
conveyor CV-13.
b. OLC (Overland Conveyor), terdiri dari belt
conveyor OLC-1 dan belt conveyor OLC-2.
c. Port, terdiri dari belt conveyor CV-3, belt conveyor
CV-4A, dan belt conveyor CV-4B.
2. Produktivitas rangkaian belt conveyor teoritis untuk
masing-masing belt sebagai berikut: CV-11 = 2.760,27
ton/jam, CV-12 = 2.708,06 ton/jam, CV-13 = 2.730,90
ton/jam, OLC-1 = 2.694,45 ton/jam, OLC-2 = 2.721,16
ton/jam, CV-3 = 2.762,08 ton/jam, CV-4A = 2.737,64
ton/jam, CV-4B = 2.737,64 ton/jam.
3. Produktivitas rangkaian belt conveyor aktual untuk
keseluruhan belt data waktu kotor diperoleh
produktivitas maksimum =1.863,08 ton/jam, minimum
= 731,68 ton/jam dan rata-rata = 1.339,05 ton/jam.
Sedangkan data waktu bersih diperoleh produktivitas
aktual maksimum = 1.882,11 ton/jam, minimum =
1.388.13 ton/jam dan rata-rata = 1.616,52 ton/jam.
4. Untuk meningkatkan produksi Barge Loading
Conveyor agar dapat mencapai target 40.000 ton/hari
maka rekomendasi pencapaian target produksi yaitu
meningkatkan kapasitas belt conveyor dari 2.000
ton/jam menjadi 2.200 ton/jam dengan penambahan 1
buah alat berat bulldozer. Dengan penambahan 1 buah
bulldozer yang sama maka produktivitas 2 bulldozer
menjadi 834,564 ton/jam.
SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Pada kontrol operator sebaiknya ada komunikasi yang
efektif yaitu komunikasi dimana pesan yang diterima
oleh penerima pesan sama persis dengan pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan.
2. Perlu adanya pelatihan kemampuan operator, baik itu
dengan cara pemberian teori maupun pelatihan secara
langsung di lapangan tentang pemuatan atau proses
feeding ke coal valve.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Conveyor Equipment Manufacturers Association.
1979. “Belt Conveyors for Bulk Materials”. USA.

[2] Hambur. 2004. Phoenix Conveyor Belts Design


Fundamentals. Germany. Hal 39-40.

[3] Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan II


Edisi ke-2. Teknik Pertambangan Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Hal 5-7.

[4] Soemardikatmodjo. 2013. Alat –Alat Berat


Pemindahan Tanah Mekanis. Teknik Sipil Universitas
Indonesia. Jakarta. Hal 17-20.

54

Anda mungkin juga menyukai