Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
“KORUPSI”
Oleh
Jurusan Matematika
Shelma Maharani Pelu 201779001
Bela Anggara Putri Yunus 201779002
Christia Maharani Tomasoa 201779005
Firda Wali 201779006
Nanang Ondi 201779007
Fandi Sanudin 201779009
Martha Johannis 201779011
Zalsia Alwi 201779012
Goldi M J Tulus 201779017
Irfandi wally 201779018
Syanli C Izaac 201779023
Felix Usmany 201779028
Bierhoff Kastanja 201779030
Jesica Tentua 201779034
Nehemia T Natasian 201779035
Sualdi Umasangaji 201779037
Ellyn T Lekatompessy 201779041
Olifia Salamena 2017790
Moren E N Soukotta 201779045
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan pada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat ,
karunia dan kesehatan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Makalah Pendidikan Pancasila mengenai “Korupsi” , yang penulis susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih pada pihak – pihak yang telah membantu
penulis menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga pada dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah memberikan kesempatan bagi penilis untuk
menyelesaikan makalah ini. Besar harapan penulis, dengan terselesaikannya makalah ini
dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan mudah – mudahan makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis sadar dan mengakui bahwa makalah ini memiliki kekurangan sehingga
hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap pada semua pihak yang membaca
makalah ini kiranya dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang Pendidikan Pancasila.
Penulis
Jurusan Matematika
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Korupsi
2.2 Gambaran umum korupsi di Indonesia dan jenis-jenis korupsi
2.3 Tindak pidana korupsi dalam prespektif normatif
2.4 Hukum yang mengatur tentang korupsi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui Tindak Pidana Korupsi dalam prespektif Normatif
3. Untuk mengetahui hukum yang mengatur tentang korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Korupsi
Menurut perspektif hukum, berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No.
20Tahun 2001, korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis
tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci
mengenai perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi.
Ketiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kerugian Keuangan Negara
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan negara (pasal 2).
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan
dapat merugikan keuangan negara (pasal 3).
2. Suap – menyuap
a. Menyuap pegawai negeri (pasal 5 ayat 1 huruf a dan b).
b. Memberi hadiah kepada pegawai karena jabatannya (pasal 13).
c. Pegawai negeri menerima suap (pasal 5 ayat 2, pasal 12 huruf a dan b).
d. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya
(pasal 11).
e. Menyuap hakim (pasal 6 ayat 1 huruf a).
f. Menyuap advokat (pasal 6 ayat 1 huruf b).
g. Hakim dan advokat menerima suap (pasal 6 ayat 2).
h. Hakim menerima suap (pasal 12 huruf c).
i. Advokat menerima suap (pasal 12 huruf d).
3. Penggelapan dalam jabatan
a. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan (pasal
8).
b. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (pasal
9).
c. Pegawai negeri merusak bukti (pasal 10 huruf a).
d. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf b).
e. Pegawai negeri membantu orang lain merusak bukti (pasal 10 huruf c).
4. Pemerasan
a. Pegawai negeri memeras (pasal 12 huruf e dan g).
b. Pegawai negeri memeras pegawai negeri yang lain (pasal 12 huruf f).
5. Perbuatan curang
a. Pemborong berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf a).
b. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang (pasal 7 ayat 1 huruf b).
c. Rekanan TNI atau Polri berbuat curang (pasal 7 ayat 1 huruf c).
d. Pengawas rekanan TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal
7 ayat 1 huruf d).
e. Penerima barang TNI atau Polri membiarkan perbuatan curang (pasal 7
ayat 2).
f. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
(pasal 12 huruf h).
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
a. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya (pasal 12
huruf i).
7. Gratifikasi
a. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK (pasal 12 B jo
pasal 12 C).
B. Korupsi Pasif
1) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau
janji karena berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya (pasal 5 ayat (2) Undang-undang
Nomor 20 tahun 2001)
2) Hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili
atau untuk mepengaruhi nasihat atau pendapat yang diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili (Pasal 6
ayat (2) Undang-undang nomor 20 Tahun 2001)
3) Orang yang menerima penyerahan bahan atau keparluan tentara nasional
indonesia, atau kepolisisan negara republik indonesia yang mebiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau c
Undang-undang nomor 20 tahun 2001 (Pasal 7 ayat (2) Undang-undang
nomor 20 tahun 2001.
4) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau janji tersebut diberikan utnuk mengerakkan agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya,atau sebaga akibat atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya (pasal 12 huruf a dan huruf b Undang-undang nomor 20
tahun 2001)
5) Hakim yang enerima hadiah atau janji,padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili (pasal 12 huruf c Undang-
undang nomor 20 tahun 2001)
6) Advokat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut
diduga,bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi nasihat
atau pendapat uang diberikan berhubungan dengan perkara yang
diserahkan kepada pengadilan untuk diadili (pasal 12 huruf d Undang-
undang nomor 20 tahun 2001)
7) Setiap pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
gratifikasi yang diberikan berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya (pasal 12 Undang-undang nomor 20 tahun
2001).
2.4 Hukum yang Mengatur Tentang Korupsi
Negara Indonesia adalah negara hukum, tentunya ada hukum yang
mengatur tentang korupsi.Berikut beberapa peraturan perundangan yang
mengatur tentang korupsi, yaitu:
TAP MPR:
1. TAP MPR No. XI Tahun 1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas
KKN
UNDANG-UNDANG:
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras,
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber
daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di
berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan
negara.
3.2 Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahkita.com/contoh-makalah-kasus-korupsi-indonesia-lengkap/
http://mahalipan.co.id/2013/04/peraturan-dan-perundangan-tentang_17.html
http://handarsubhandi.blogspot.co.id/2014/06/pengelompokkan-tindak-pidana-
korupsi.html
http://digilib.uin-suka.ac.id/824/
UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.