Makalah Lengkap ASKEP Hipertensi
Makalah Lengkap ASKEP Hipertensi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi hipertensi;
1.3.2 Mengetahui etiologi hipertensi;
1.3.3 Mengetahui patofisiologi hipertensi;
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi;
1.3.5 Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi;
1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi;
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
3
a. Hb atau Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas
dan anemia
b. BUN atau kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal
c. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin. Hipertensi yang disertai dengan diabetes
ataupun diabetes yang disertai hipertensi dapat menimbulkan risiko pada organ–
organ penting. Oleh karena itu diperlukan pemantauan untuk kadar glukosa
dalam darah
d. Urinalisa: mengkaji pada darah, protein, glukosa, menunjukkan ada disfungsi
pada ginjal dan adanya DM
2. CT Scan: untuk mengkaji adanya tumor cerebral dan encelopati
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana letak dan berapa luasnya,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi, seperti: batu ginjal dan perbaikan
ginjal
5. Foto Thorax: dapat menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup dan
pembesaran jantung
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan
10
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,
modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke
hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.12 Modifikasi gaya
hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat
badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH
(Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah
pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari
menggunakan obat. 10 Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes
disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan
pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Fakta-fakta berikut dapat diberitahu
kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat
badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari
hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2,
dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan
pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah,
sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh
11
berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari. Aktifitas fisik
dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30
menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi
menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan
menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.
Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.
Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang
terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan
faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi
yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat
diakibatkan oleh merokok.
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim
konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis
kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau
dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi
karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas
obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium) mempunyai subkelas dimana
perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme kerja, penggunaan
klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral, penghambat adrenergik,
dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada pasien-pasien tertentu
disamping obat utama.
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang didasarkan atas bukti
terbaik yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar, jelas,
dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek evidence-based
untuk hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data yang menunjukkan
penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau kerusakan target organ
akibat hipertensi. Bukti ilmiah menunjukkan kalau sekadar menurunkan tekanan
12
darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat hipertensi.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, obat-obat yang paling berguna adalah
diuretik, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), penyekat beta, dan antagonis kalsium (CCB).
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan
dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi
20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua
obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada
pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.
13
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik status
kesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu
(riwayat penyakit dahulu), dan status kesehatan keluarga (riwayat penyakit
keluarga).
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila di
dalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utama
dalam hipertensi itu muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarang
dimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul berbagai keluhan yang
lainnya. Yang perlu ditanyakan pada klien adalah bagaimana proses
keluhan menyangkut hipertensi itu bisa terjadi, tindakan yang telah
dilakukan pasien dan keluarga untuk meringankan keluhan yang
muncul akibat hipertensi (termasuk pengobatan yang telah dilakukan),
bagaimana prosesnya sampai pasien dibawa ke rumah sakit. Misalnya
jika dalam hipertensi ini biasanya pasien merasa pusing. Hal-hal yang
ditanyakan meliputi:
1) Gambaran pusing atau sakit kepala yang dirasakan oleh pasien
2) Kapan rasa pusing itu muncul?
3) Apakah yang menyebabkan pusing akibat kenaikan tekanan darah yang
dialami oleh pasien bertambah parah?
4) Apakah pasien telah menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan
gejala dari hipertensi tersebut?
5) Apakah efek samping dari obat yang dikonsumsi baik atau tidak terhadap
rasa pusing atau sakit kepala yang dirasakan?
14
6) Dan sebagainya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah ada penyakit yang pernah pasien derita di masa lalu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyakit terdahulu yang
pernah diderita berdampak pada penyakit yang muncul pada pasien saat
ini. Hal yang perlu dikaji apakah dulunya pasien punya riwayat
hipertensi dan pernah MRS dengan keluhan yang sama. Selain itu perlu
ditanyakan pula apakah pasien pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan kardiovaskuler lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga ditujukan untuk mencari apakah ada factor
keturunan atau pun bawaan. Hal yang ditanyakan adalah adakah
anggota keluarga yang pernah menderita penyakit hipertensi
sebelumnya. Pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga ini jangan
lupa sertakan genogram.
e. Pola Istirahat-Tidur
Yang perlu dikaji:
Kebiasaan tidur passion sehari-hari
Keyakinan budaya
Apakah pasien menggunakan obat-obatan yang mempermudahkan pasien
untuk istirahat atau tidur
Jadwal istirahat dan relaksasi yang dilakukan oleh pasien
Apakah ada gejala gangguan pola tidur yang muncul
Kaji factor yang berhubungan misalnya proses penuaan
f. Pola Persepsi-Kognitif
Yang perlu dikaji:
Gambaran panca indra pasien
Apakah ada pengaruh hipertensi dengan gambaran panca indera
Penggunaan alat bantu pendukung panca indera misalnya kacamata, alat
bantu dengar, dsb.
Persepsi ketidaknyamanan
Tingkat pendidikan
Kemampuan pasien dan keluarganya dalam mengambil keputusan
Saat mana pasien merasakan pusing
g. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Yang perlu dikaji:
Keadaan social: pekerjaan, situasi keluarga, kelompok social
Identitas personal: penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki
Keadaan fisik: segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh, yang disukai
atau yang tidak disukai
Harga diri: perasaan mengenai diri sendiri
17
Pola Gordon
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaab kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada
salah satu keluarganya yang sakit langsung dibawa ke RS.
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Makan : 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi
2) Minum : 6-7 gelas sehari (air putih dan teh)
b. Selama sakit
19
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi/ √
Rom
2) Selama sakit
20
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi √
*Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung
teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), perkusi (sonor), auskultasi (irama ireguler,
takipneu, suara nafas weziing)
10. Jantung: inspeksi (Asimetris, tidak ada jejas di thorak), palpasi (pergerakan
dada asimetris, vokal fremitus teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), pekusi
(pekak), auskultasi (ada suara jantung di S3 dan S4, ada bising jantung, TD
>120)
11. Abdomen: ada bising, ada pembesaran ginjal
12. Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer dan edema
13. Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan
3.1.5 Pathway
24
pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran
menset yang tepat dan tehnik yang akurat.
Catat keberadaan , kualitas denyutan sentral dan parifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.
Amati warna kulit,kelembaban,suhu, dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum/tertentu.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi; jadwal
priode istirahat tanpa gangguan; bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan.
Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman; seperti pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi,aktivitas pengalihan.
Kolaborasi:
27
b. Diagnosa Keperawatan 2
28
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali
per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan diastolik
meningkat 20mm/Hg); dispnea atau nyeri nada; keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis., menggunakan kursi
saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas
dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditolenransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
Mandiri:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya;
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu
kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
3. Hilangkan atau minimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala, misalnya; mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan
pendarahan.
Kolaborasi
Berikan sesuai indikasi : analgesik; antiansietas, misalnya; lorazepam (ativan),
diazepam (valium).
29
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
5. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, misalnya
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan
dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan
dimakan.
7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
Berikan S : Pasien
lingkungan mengatakan
tenang, istirahatnya
nyaman, sudah bisa
kurangi maksimal
aktivitas/keribut O : Kondisi
an lingkungan, lingkungan
dibatasi jumlah pasien
pengunjung dan kondusif
lamanya sesuai yang
tinggal. diinginkan
31
A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dilanjutkan
Telah S : Pasien
dipertahankan mengatakan
pembatasan kondisi
aktivitas seperti dirinya
istirahat di membaik, dan
2. Intoleransi tempat lebih enteng
Aktivitas tidur/kursi; O : Periode
jadwal priode istirahat
istirahat tanpa pasien tidak
gangguan; terganggu,
bantu pasien pasien
melakukan kooperatif
aktivitas A : Teratasi
perawatan diri seluruhnya
sesuai P : Intervensi
kebutuhan. dilanjutkan
leher, O : Pasien
meninggikan terlihat
kepala tempat nyaman
tidur. A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
sistolik
meningkat
40mm/Hg atau
tekan diastolik
meningkat
20mm/Hg);
dispnea atau
nyeri nada;
keletihan dan
kelemahan
yang
berlebihan;
diaforesis;
pusing atau
pingsan.
4. Perubahan Telah S : Pasien
Nutrisi diinstruksikan mengatakan
Lebih dari pasien tentang telah
Kebutuha tehnik melakukan
n Tubuh penghematan yang
energi, mis., diinsruksikan
menggunakan perawat
kursi saat O : Pasein
mandi, duduk terlihat baik
saat menyisir A : Teratasi
rambut atau seluruhnya
menyikat gigi, P : Intervensi
melakukan dilanjutkan
34
aktivitas
dengan
perlahan.
Telah S : Pasien
diberikan mengatakan
dorongan telah mencoba
untuk melakukan
melakukan aktivitas serta
aktivitas atau perawatan diri
perawatan diri sendiri.
bertahap jika O : Pasien
dapat terlihat baik
ditolenransi, A : Teratasi
diberikan seluruhnya
bantuan sesuai P : Intervensi
kebutuhan. dihentikan
S : Pasien
Telah diberikan
mengatakan
tindakan
merasa
nonfarmakologi
nyaman
untuk
setelah
menghilangkan
perawat
sakit kepala,
melakukan
misalnya;
tindakan
kompres dingin
O : Pasien
pada dahi, pijat
terlihat
punggung dan
membaik
35
Telah S : Pasien
dihilangkan mengatakan
atau telah
minimalkan melakukan
aktifitas apa yang
vasokontriksi diinsruksikan
yang dapat perawat
meningkatkan O : Pasien
sakit kepala, terlihat
misalnya; membaik
mengejan saat A : Teratasi
BAB, batuk seluruhnya
panjang, P : Intervensi
membungkuk. dilanjutkan
Telah S : Pasien
36
ditunjukkan mengatakan
perubahan pola paham
makan mengenai pola
(misalnya makan yang
pilihan baik
makanan, O : Pasien
kuantitas, dan terlihat
sebagainya), kooperatif
mempertahanka A : Teratasi
n berat badan seluruhnya
yang P : Intervensi
diinginkan dihentikan
dengan
pemeliharaan
kesehatan
optimal.
Telah S : Pasien
diinstrksikan mengatakan
Melakukan atau akan bersaha
mempertahanka olahraga
n program O : Pasein
olahraga yang
kooperatif
tepat secara A : Teratasi
individual. seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
37
BAB 4. PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu
hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara
pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu,
misalnya penyakit ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis,
diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali),
koarktasioaorta.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai
dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak
memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita
hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika harus
mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan gaya hidup yang
dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
39
DAFTAR PUSTAKA