Sistem Pengisian
Sistem Pengisian
PENDAHULUAN
B. Struktur Materi
1. Uraian sistem pengisian
2. prinsip dasar
3. Konstruksi
4. Regulator
5. Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point
6. Alternator dengan IC regulator
7. Alternator dengan dioda netral
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sistem pengisian berfungsi untuk :
Mengisi arus listrik ke battery
Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating
Current).
Alasan penggunaan alternator :
Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
2
2. Prinsip dasar
HUKUM FARADAY
Hukum Faraday berbunyi :
Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-
bul arus induksi pada konduktor terse-but.
Galvanometer
Penghantar
3
3. Konstruksi Alternator
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Bearing
3 9
2
8
6
Bearing
Spacer 4&
10&1 5
1
Spacer
1
Gambar 1.5 komponen alternator
4 5 1. Pulley
3 6
2. Cooling fan
7
3. Drive end frame
2
4. Stator core
5. Stator coil
8 6. Brush (sikat)
9 7. Brush holder
8. Rectifier
1 9. Rear end frame
1
0
10. Rotor coil
1
1 11. Rotor core
Gambar 1.6 komponen alternator dalam rangkaian
4
ROTOR
2 1
Rotor berfungsi untuk membangkitkan
3
medan magnet.
Rotor terdiri dari :
1. Rotor coil
4
2. Rotor core
3. Slip ring
Gambar 1.7 rotor 4. Rotor shaft
1. STATOR
Stator berfungsi untuk membangkit-kan
2
1 arus listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1. Stator coil
2. Stator core
Gambar 1.8 stator
2. PULLEY
5
4. RECTIFIER
4. Regulator
URAIAN
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan
putaran dan banyaknya beban.
Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan out-
put alternator tetap konstan.
6
Pegas
Armature
Core
N
High speed
F
contact
B
IG Moveable contact
L
E Low speed
contact
6 5 4
8
1 2
8
CARA KERJA
Kunci kontak “ON” mesin belum berputar
mbar
Gambar 1.17 cara kerja saat kunci on
Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :
Battery KS fuse IG regulator a P1 F regulator F alter-
nator rotor coil E alternator massa. (arus field)
9
B alternator B regulator d P2 C1 (voltage regulator) E regu-
lator massa. (tegangan output)
Gambar
Gambar 1.19 cara kerja putaran sedang
Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
N alternator N regulator C2 (voltage relay) E regulator massa.
(tegangan netral)
Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator B regulator d P2 C1 (voltage regulator) E regu-
lator massa. (tegangan output)
10
Mesin Hidup Putaran Tinggi
11
Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.
KONSTRUKSI
4
3 5
2
6
1 7
10
11
12
13
1
12
Rectifier
Rectifier pada alternator dengan IC re-
gulator mempunyai konstruksi yang lebih
kompak (kecil) dibanding deng-an
alternator dengan regulator tipe kontak
point.
IC REGULATOR
Uraian
IC regulator mempunyai keuntungan :
Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
Lebih tahan terhadap getaran
Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).
Dan mempunyai kerugian :
Harganya mahal
Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.
Ada dua cara pemasangan IC regulator :
1. Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
2. Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
Prinsip Kerja IC Regulator
13
Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah
14
Tipe IC Regulator
IC Regulator Tipe A
Cara pemasangan IC regulator ke
alternator adalah add on.
Jenis IC regulator ini sekarang
sudah tidak digunakan lagi.
15
IC Regulator Tipe B
16
Battery fuse starter switch IG alternator dioda R IC regula-
tor tahanan L IC regulator rotor coil F IC regulator Tr “ON”
E (massa).
17
Mesin Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)
18
Stator coil dioda BAT alternator S alternator S IC reg BIC
B IC regulator BIC
19
Gambar 1.32 skema kontak on
MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal IG dan akan menghidup-kan
Tr1.
Rotor coil menjadi magnet
(Tr1 akan ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum
0,17 A)
Belum ada listrik yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC
regulator 0 volt dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan
Tr3. \
Lampu CHG menyala
Mesin Hidup Tegangan Di Bawah Standar
20
Gambar 1.34 skema saat tegangan mencapai standar
Tr1 tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5 0,1 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada rotor coil terputus.
Akibatnya tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan Tr 1
lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan naik.
Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai konstan.
Kumparan Rotor Coil Putus
21
Bila terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-
an MIC akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2 dan
menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala untuk mempe-ringatkan
adanya ketidak-normalan.
Hubungan Ke terminal B Putus
22
Penambahan netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 – 15%
Cara Kerja
tegangan pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC.
Tegangan AC timbul di N sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang
diinduksikan pada tiap phase oleh aliran output dan tepat pada phase yang sama.
Jadi tegangan pada titik netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan output,
arus akan mengalir melalui dioda yang dipasang antara titik netral serta terminal
output.
Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt
23
Gambar 1.40 skema saat tegangan titik netral turun di bawah 0 volt
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 19-33)
BAB III
SIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25