Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Pembuaatan Makalah


Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi dan cara
kerja komponen pengisian.
Tujuan secara umum adalah
1. Pembaca dapat mengetahui prinsip dasar sistem pengisian
2. Pembaca dapat mengenali nama dan cara kerja dari komponen-komponen
pengisian.
3. Pembaca dapat memahami diagram pengisian.

B. Struktur Materi
1. Uraian sistem pengisian
2. prinsip dasar
3. Konstruksi
4. Regulator
5. Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point
6. Alternator dengan IC regulator
7. Alternator dengan dioda netral

BAB II
PEMBAHASAN

1. Uraian sistem pengisian

1
Sistem pengisian berfungsi untuk :
 Mengisi arus listrik ke battery
 Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating
Current).
Alasan penggunaan alternator :
 Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
 Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.

Gambar 1.1 skema sistem pengisian


Bagian-bagian :
1. Ignition switch (kunci kontak)
2. Battery
3. Alternator
4. Voltage regulator
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 5)

2
2. Prinsip dasar
 HUKUM FARADAY
Hukum Faraday berbunyi :
Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-
bul arus induksi pada konduktor terse-but.

Galvanometer

Penghantar

Gambar 1.2 ilustrasi hukum Faraday


(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 6)
 PRINSIP GENERATOR

Generator membangkitkan arus


listrik dengan cara memutarkan
kumparan di dalam medan mag-net.
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center
Astra Mobil,1998,hal. 7)
Gambar 1.3 prinsip kerja generator
 PRINSIP ALTERNATOR
 Magnet Berputar Dalam Kumparan Rotor
Stator coil Alternator membangkitkan arus
listrik dengan cara memutarkan
magnet listrik (rotor coil) didalam
kumparan (stator coil).
Gambar 1.4 prinsip alternator
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 7)

3
3. Konstruksi Alternator
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Bearing

3 9
2
8
6
Bearing
Spacer 4&
10&1 5
1

Spacer
1
Gambar 1.5 komponen alternator

4 5 1. Pulley
3 6
2. Cooling fan
7
3. Drive end frame
2
4. Stator core
5. Stator coil
8 6. Brush (sikat)
9 7. Brush holder
8. Rectifier
1 9. Rear end frame
1
0
10. Rotor coil
1
1 11. Rotor core
Gambar 1.6 komponen alternator dalam rangkaian

4
ROTOR

2 1
Rotor berfungsi untuk membangkitkan
3
medan magnet.
Rotor terdiri dari :
1. Rotor coil
4
2. Rotor core
3. Slip ring
Gambar 1.7 rotor 4. Rotor shaft

1. STATOR
Stator berfungsi untuk membangkit-kan
2
1 arus listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1. Stator coil
2. Stator core
Gambar 1.8 stator
2. PULLEY

Pulley berfungsi untuk menerima te-naga


mekanis dari mesin untuk me-mutarkan
rotor.
Gambar 1.9 pulley Rasio pulley alternator terhadap pulley
mesin adalah 1,8 – 2,2 : 1.
3. END FRAME
Air flow
Drive end frame Rear end frame
End frame berfungsi untuk pemegang
bagian-bagian alternator.
Pada end frame terdapat lubang venti-lasi
untuk tempat mengalirnya udara
Gambar 1.10 end frame
pendingin.

5
4. RECTIFIER

Rectifier berfungsi untuk merubah arus


AC menjadi arus DC
Rectifier terdiri dari 3 dioda positif, 3
dioda negatif, dan diode holder.
Diode holder berfungsi untuk mera-
diasikan panas dan mencegah dioda
Gambar 1.11 rectifier panas.
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 10-12)

4. Regulator
URAIAN
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan
putaran dan banyaknya beban.
Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan out-
put alternator tetap konstan.

Gambar 1.12 skema rangkaian regulator


REGULATOR TIPE KONTAK POINT
 Uraian
Regulator tipe kontak point terdiri dari :
 Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator tetap
konstan.
 Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-hubungkan
arus ke voltage regulator.

6
Pegas

Armature
Core

N
High speed
F
contact

B
IG Moveable contact
L
E Low speed
contact

Gambar 1.13 regulator kontak point


 Cara Kerja

 Kecepatan Rendah ke Sedang


Saat kecepatan rendah arus yang
dihasilkan alternator masih kecil
Po
sehingga yang mengalir ke voltage
regulator juga masih ke-cil,
sehingga kemagnetan pada voltage
Gambar 1.14 regulator pada regulator (M) belum mampu
kecepatan rendah
menarik P0.
Arus yang mengalir ke rotor coil
(F) melalui P1  P0
Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-
hingga yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan pada
voltage regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus
yang dihasilkan alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada
voltage regulator (M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.
Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P0 adalah


mengambang.
Gambar 1.15 kecepatan sedang 7
t
Dengan naiknya putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus
yang mengalir ke voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da voltage regulator
mampu menarik P0 berhubungan dengan P2
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) menjadi terputus.
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 12-14)

5. Sistem Pengisian Dengan Regulator Tipe Kontak Point


URAIAN

6 5 4
8

1 2

Gambar 1.16 rangkaian sistem pengisian

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :


1. Kunci kontak 5. Socket Voltage regulator
2. Fuse (sekering) 6. Alternator
3. CHG lamp 7. Terminal B
4. Voltage regulator 8. Fusible link

8
CARA KERJA
 Kunci kontak “ON” mesin belum berputar

mbar
Gambar 1.17 cara kerja saat kunci on
Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :
 Battery  KS  fuse  IG regulator  a  P1  F regulator  F alter-
nator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet.


 Battery  KS  charge lamp  L regulator  P2  c  E regulator 
massa. (arus lampu charge)
 Lampu charge menyala
 Mesin Hidup Putaran Rendah

Gambar 1.18 cara kerja pada putaran rendah


Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.
(tegangan netral)
 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

9
 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-
lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1


 B alternator  KS  fuse  IG regulator  a  P1  F regulator  F
alternator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet


 B alternator  beban  massa (arus output)
 Mesin Hidup Putaran Sedang

Gambar
Gambar 1.19 cara kerja putaran sedang
Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.
(tegangan netral)
 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-
lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak


berhubungan dengan b.
 B alternator  KS  fuse  IG regulator  tahanan  F regulator  F
alternator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet (kecil).


 B alternator  beban  massa (arus output)

10
 Mesin Hidup Putaran Tinggi

Gambar 1.20 cara kerja putaran tinggi


Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.
(tegangan netral)
 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-
lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.


 B alternator  KS  fuse  IG regulator  tahanan  P1  b  E re-
gulator  massa. (tidak ada arus field)

 Rotor coil tidak menjadi magnet.


 B alternator  beban  massa (arus output)
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 15-18)

6. Alternator Dengan Ic Regulator


URAIAN
Dibandingkan dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak
point, al-ternator dengan IC regulator mempunyai keuntungan :
 Tahan terhadap getaran dan tahan lama
 Tegangan output lebih stabil

11
 Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.
KONSTRUKSI
4
3 5
2
6
1 7

10

11
12

13
1

Gambar1. 21 konstruksi alternator dengan ic regulator

Alternator dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :


1. Front end frame 8. Brush (sikat)
2. Rear end frame 9. Slip ring
3. Stator 10. Rectifier
4. Terminal B 11. Rear end cover
5. Konektor 12. Rotor
6. IC regulator 13. Bearing
7. Brush spring 14. Pulley
 Rotor
Pada beberapa jenis alternator, rotor ada
yang dijadikan satu dengan fan, sehingga
memungkinkan ukuran alter-nator
menjadi lebih kompak.

Gambar 1.22 rotor

12
 Rectifier
Rectifier pada alternator dengan IC re-
gulator mempunyai konstruksi yang lebih
kompak (kecil) dibanding deng-an
alternator dengan regulator tipe kontak
point.

Gambar 1.23 rectifier


 IC Regulator
IC regulator berfungsi untuk menjaga
tegangan output alternator agar tetap
konstan.

Gambar 1.24 ic regulator

IC REGULATOR
 Uraian
IC regulator mempunyai keuntungan :
 Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
 Lebih tahan terhadap getaran
 Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).
Dan mempunyai kerugian :
 Harganya mahal
 Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.
Ada dua cara pemasangan IC regulator :
1. Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
2. Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
 Prinsip Kerja IC Regulator

13
 Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah

Tegangan output belum dapat


melewati ZD, sehingga Tr2 “Off”.
Tegangan output mengalir ke ba-se
Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 “On”.
Arus yang mengalir ke rotor coil
melalui B  rotor coil  F  Tr1
(On)  E (massa).
Gambar 1.25 skema output rendah

 Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi

Tegangan output sudah dapat


melewati ZD, sehingga Tr2 “On”
dan Tr1 “Off”. Dan arus yang ke
rotor coil terputus.

Gambar 1.26 skema output tinggi

14
 Tipe IC Regulator

 IC Regulator Tipe A
Cara pemasangan IC regulator ke
alternator adalah add on.
Jenis IC regulator ini sekarang
sudah tidak digunakan lagi.

Gambar 1.27 skema ic regulator tipe A

15
 IC Regulator Tipe B

Cara pemasangan IC regulator ke


alternator adalah built in.
Jenis IC regulator ini digunakan
pada semua kendaraan Isuzu yang
menggunakan alternator dengan IC
regulator.

Gambar 1.28 skema ic regulator tipe B


CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR TIPE B
 Kunci Kontak “ON” Mesin Belum Berputar

Gambar 1. 29 skema saat kontak on


Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :
 Battery  fuse  S alternator  S IC regulator  BIC
 BAT alternator  B IC regulator  BIC

 BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan battery kurang


dari 14,7 volt.

16
 Battery  fuse  starter switch  IG alternator  dioda  R IC regula-
tor  tahanan  L IC regulator  rotor coil  F IC regulator  Tr “ON”
 E (massa).

 Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.


 Battery  fuse  starter switch  IG alternator  dioda  R IC regula-
tor  tahanan  L IC regulator  L alternator  kumparan charge relay
 ZD “OFF”.

 Kumparan charge relay tidak menjadi magnet.


 Battery  fuse  starter switch  charge light  plat kontak CHG relay
 massa.

 Charge light menyala.

17
 Mesin Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)

Gambar 1.30 skema saat tegangan output dibawah standar


Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
 Stator coil  dioda  BAT alternator  S alternator  S IC reg  BIC
 B IC regulator  BIC

 BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan output ku-rang


dari 14,7 volt.
 Stator coil  field dioda  rotor coil  F IC regulator  Tr “ON”  E IC
regulator  E alternator  massa.

 Rotor coil menjadi magnet.


 Stator coil  field dioda  L alternator  kumparan charge relay  ZD
”ON”  massa

 Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas,


sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.
 Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (14,7 Volt)

Gambar1. 31 skema saat tegangan output di atas standar


Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :

18
 Stator coil  dioda  BAT alternator  S alternator  S IC reg  BIC
 B IC regulator  BIC

 BIC meng”OFF”kan transistor karena mendeteksi tegangan output lebih


dari 14,7 volt.
 Stator coil  field dioda  rotor coil  F IC regulator  Tr “OFF”

 Rotor coil tidak menjadi magnet.


 Stator coil  field dioda  L alternator  kumparan charge relay  ZD
”ON”  massa

 Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas,


sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.
 IC Regulator Tipe M

Cara pemasangan IC regulator ke


alternator adalah built in.
Jenis IC regulator ini digunakan
pada kendaraan sedan.

Gambar 1.32 ic regulator tipe M


Cara Kerja Sistem Pengisian Dengan Ic Regulator Tipe M
 Kunci Kontak ON Mesin Belum Berputar

19
Gambar 1.32 skema kontak on
MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal IG dan akan menghidup-kan
Tr1.
 Rotor coil menjadi magnet
(Tr1 akan ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum 
0,17 A)
Belum ada listrik yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC
regulator 0 volt dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan
Tr3. \
 Lampu CHG menyala
 Mesin Hidup Tegangan Di Bawah Standar

Gambar 1.33 skema saat tegangan di bawah standar


Mesin hidup dan alternator membangkitkan listrik.
Tr1 akan diaktifkan oleh MIC dari kondisi ON – OFF menjadi ON terus-menerus.
Ia juga akan mematikan Tr3 dan menyalakan Tr2 sehingga lampu CHG mati.
 Mesin Hidup Tegangan Mencapai Tegangan Standar

20
Gambar 1.34 skema saat tegangan mencapai standar

Tr1 tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5  0,1 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada rotor coil terputus.
Akibatnya tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan Tr 1
lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan naik.
Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai konstan.
 Kumparan Rotor Coil Putus

Gambar 1.35 kumparan rotor coil putus


Bila karena sesuatu hal hubungan ke kumparan rotor putus ketika
alternator berputar, tegangan pada terminal P IC regulator adalah 0 volt.
Rangkaian MIC akan mendeteksi serta mematikan Tr2 dan menyalakan Tr3
sehingga lampu CHG akan menyala.
 Hubungan Ke Terminal S Putus

Gambar 1.36 hubungan ke terminal s putus

21
Bila terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-
an MIC akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2 dan
menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala untuk mempe-ringatkan
adanya ketidak-normalan.
 Hubungan Ke terminal B Putus

Gambar 1.37 hubungan ke terminal putus


Bila terminal B terlepas / terputus saat alternator sedang berputar,
tegangan pada battery akan turun perlahan-lahan (tegangan pada terminal S)
karena pengisian battery terhenti.
Pada saat tegangan pada terminal S melebihi 13 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan menyalakan Tr3 serta mematikan Tr2 sehingga lampu CHG
akan menyala.
7. Alternator Dengan Dioda Netral (Neutral Point Dioda)
 Uraian
Tegangan rata-rata pada titik netral adalah ½ terminal B.
Tegangan ini digunakan untuk mengak-
tifkan lampu CHG.
Untuk meningkatkan output alternator ada
beberapa metoda :
 Memperbesar ukuran.
 Merubah hubungan stator ke Y.
 Menambah netral point dioda.
Gambar 1.38 skema alternator diode netral

22
Penambahan netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 – 15%
 Cara Kerja
tegangan pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC.
Tegangan AC timbul di N sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang
diinduksikan pada tiap phase oleh aliran output dan tepat pada phase yang sama.
Jadi tegangan pada titik netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan output,
arus akan mengalir melalui dioda yang dipasang antara titik netral serta terminal
output.
 Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt

Gambar 1.39 skema saat tegangan titik netral melebbihi 14 volt


 Tegangan Titik Netral Turun Di Bawah 0 Volt

23
Gambar 1.40 skema saat tegangan titik netral turun di bawah 0 volt
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 19-33)
BAB III
SIMPULAN

Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi arus listrik ke battery dan


mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup
Ada dua type sistem pengisian :
1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating
Current).

24
DAFTAR PUSTAKA

Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998


Drs.daryanto,teknik Merawat AUTOMOBIL LENGKAP,CV. YRAMA
WIDYA,Bandung,2006

25

Anda mungkin juga menyukai