Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STUDI AL-HADIST

“Hadist dan Arsitektur”

Oleh :

Laili Roehmania (H03216011)

Nur Hamdiyah (H73216050)

Zoulfas Zafira Fairuz (H03216026)

Dosen Pengampu
Mohammad Asy’ari, M. HI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatakan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Arsitektur dan Hadits ” ini hingga akhir.

Makalah ini telah telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memeperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat maupun
inspirasi bagi pembaca maupun bagi penulis.

Surabaya, 18 September 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Arsitektur yang merupakan bagian dari budaya, selalu berkembang
seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Arsitektur sebagai
salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga selalu berpijak pada nilai-nilai
Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadist.

Wujud arsitektur yang muncul sebagai hasil kreasi seorang arsitek,


hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya, wujud arsitektur
yang dihasilkan tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, ketentuan
syariah, dan tentu saja nilai-nilai akhlakul karimah.

Arsitektur Islami meupakan kata sifat dimana bahwa Islami disini


mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist. Arsitektur Islami membahas tentang
Arsitektur yang menerapkan nilai-nilai Islam dan tidak melanggar syariat
Islam.

Islam merupaka agama yang memberi rahmat bagi semesta alam, oleh
karena itu, dalam Arsitektur Islami, ketika nilai-nilai itu ada dalam suatu
desain arsitektur disebut islami ketika ia menjadi manfaat bagi
sekelilingnya, bagi penggunanya, bagi lingkungan sekitarnya dan
mengandung nilai-nilai islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa pandangan Hadist tentang arsitektur?


2. Apa konsep arsitektur yang islami?
3. Apa saja peran arsitektur dalam perkembangan islam?
1.3.Tujuan

Makalah ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan ataupun


pertimbangan dalam mengetahui pandangan hadist tentang arsitektur dan
peran arsitektur dalam kemajuan islam. Selain itu juga dapat digunakan
sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi bagi pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pandangan Hadist Tentang Arsitektur

Dalam Teori Hierarki kebutuhan Maslow yang terkenal, arsitektur


termasuk kebutuhan primer manusia seperti halnya makanan dan pakaian.
Bagi seorang muslim, ia merupakan fasilitas untuk beribadah, baik ibadah
mahdhah seperti shalat dan mengkaji Qur’an; maupun ibadah yang umum
seperti belajar, bekerja, dan bersilaturahim. Sama seperti makanan dan
pakaian yang dibutuhkan seseorang untuk mendukung aktivitasnya
beribadah kepada Allah Swt.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: 56)

Seperti halnya makanan dan pakaian, arsitektur bagi seorang muslim


juga dipandu di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Panduan ini yang disebut
dengan Fiqh. Hakim (2010) melakukan pendekatan untuk menelaah
Arsitektur Islam melalui sudut pandang fiqih, dengan menelusuri ayat-ayat
Al-Qur’an, hadits-hadits, panduan imam-imam fiqih terdahulu seperti
Imam Malik (< 260 H) dan Imam Syafi’I (sekitar 204 H), tulisan cendikia
Islam terdahulu, serta contoh kasus pada pembangunan kota Madinah
(Hakim 2010: 16, 18).

Hakim (2010: 18) mengemukakan bahwa arsitektur Islam dipengaruhi dua


hal: fiqih dan kondisi lokal. Kondisi lokal dapat berupa kondisi arsitektur
pra-Islam yang kemudian dielaborasi dengan nilai-nilai Islam (Hakim
2010: 18), kondisi geografis seperti iklim, kondisi lahan, dan cuaca,
kondisi ekonomi, keahlian membangun dan teknologi, serta tradisi lokal
(Hakim 2010: 138).
Dengan dipengaruhi dua hal tersebut amatlah wajar bila kita melihat
keragaman arstitektur Islam selayaknya beragam sajian hidangan halal di
berbagai tempat. Keragaman tersebut tetap memiliki ciri khas sebab
berpegang pada prinsip yang sama.

Karenanya penting untuk diketahui, bahwa Islam memiliki berbagai


prinsip arsitektur terkait yang termuat dalam hadist maupun dalil dalil al
qur’an sebagai petunjuk dalam merancang suatu bangunan, di antaranya :

1. Bangunan haruslah tidak membahayakan dan tidak merugikan.


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
,perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa 4: 29)

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan


janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
kerusakan.” (QS. 26: 183)

2. Dianjurkan untuk menggunakan akal dan berpikir (menggali ilmu


membangun).
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,
jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah
2:172)

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:


“Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
“Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah 2: 219)

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk


atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 3: 191)

3. Rumah sebagai hijab, harus memiliki privasi.


“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat
tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah)
dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di
waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya
pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah
tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”
(QS An-Nahl 16: 80)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah


yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar
kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur 24: 27)

“Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah


kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu
bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. An-Nur 24:28)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah


mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur 24:30)

4. Allah menyenangi keindahan.


“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah
yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah:
“Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”.
Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui.” (QS. Al-A’raf 7: 32)

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorangpun yang di dalam


dadanya ada kesombongan sebesar zarrah yang akan memasuki
surga.” Seorang pria berkata: “Seseorang yang suka memakai pakaian
dan sepatu yang bagus.” Nabi menjawab: “Allah itu indah dan
menyenangi keindahan.” (HR. Muslim)

5. Tidak bermegah-megahan.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf 7: 31)

6. Keindahan yang bermanfaat.


“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan
orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena
mereka akan masuk neraka.” (QS. Shad 38: 27)

7. Tidak ada anjing ataupun gambar makhluk hidup.


Diriwayatkan oleh Abu Thalhah: aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Malaikat tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat
anjing dan gambar makhluk hidup (manusia atau binatang).” (HR.
Bukhari Vol 4 Buku 54 Nomor 448)

8. Sumber bau dan bising tidak dihadapkan ke masjid.


Diriwayatkan oleh Ibnu Umar: Dalam masa perang Khaibar
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memakan tanaman ini
(bawang putih) tidak boleh memasuki masjid.” (HR. Bukhari Vol 1
Buku 12 Nomor 812, HR. Muslim)

9. Toilet tidak menghadap Kiblat ataupun Masjidil Aqsa


Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, orang-orang berkata,
“Ketika kau sedang buang hajat, hendaklah tidak menghadap Kiblat
atau Baitul Maqdis.” Aku memberitahu mereka, “Suatu hari aku
melihat Rasullullah buang hajat dengan duduk di atas dua bata dan
menghadap Baitul Maqdis (namun ada tabir yang meliputinya).” (HR.
Bukhari Vol 1 Buku 4 Nomor 147).1

2.2. Konsep Arsitetur yang Islami

1. Pengertian Arsitektur Islami


Islamic achitecture atau arsitektur Islami merupakan arsitektur
yang memiliki sifat-sifat Islam. Bisa jadi yang termasuk arsitektur Islami
adalah arsitektur yang bukan berasal dari Islam, namun karena sejalan
dengan konsepsi Islam yang tertera dalam Al Quran dan Al Hadits, maka
arsitektur tersebut disebut arsitektur Islami.
Dalam hal ini, salah satu contohnya adalah green building. Meski
bukan berasal dari Islam, green building bisa digolongkan kedalam

1 Sancoyo, Priyo.A, Arsitektur dan Budaya Islam, ditambahkan pada tanggal 02 juni 2017, pukul 17:08.
arsitektur Islami, karena sesuai dengan konsep Islam yang menganjurkan
manusia untuk menjaga bumi.
Islam merupaka agama yang memberi rahmat bagi semesta alam,
oleh karena itu, dalam Arsitektur Islami, ketika nilai-nilai itu ada dalam
suatu desain arsitektur disebut islami ketika ia menjadi manfaat bagi
sekelilingnya, bagi penggunanya, bagi lingkungan sekitarnya dan
mengandung nilai-nilai islam dalam Quran dan sunnah.

Selain itu, ia tidak bertentangan dengan syariat. Oleh karena itu,


dalam Islamic Architecuture ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
terkait pandangan Islam terhadap alam dan Islam terhadap manusia.

Bangunan Frank Lloyd Wright “The Falling Water” yang


menggunakan konsep Organic Architecuture, memperhatikan alam,
menggunakan material baik, menyatu dengan alam, desain yang
terintegrasi dapat kita katakan mendekati Islamic Architecture yang
memperhatikan nilai-nilai Islam terhadap alam.

Nilai yang dibawa Islam adalah agar manusia memperhatikan


alam, mendekatkan diri pada Rabbnya, bahwa karya arsitek yang indah ini
adalah atas izin Allah. Ketika bayangan diatur oleh Allah, nyamannya
konsep green ketika pohon tertata rapi, bahwa manusia adalah makhluk
yang lemah dan tidak pantas berbangga.

2. Karakteristik Arsitektur Islami


Salah satu karakteristik arsitektur Islami adalah arsitektur yang mampu
menyelaraskan diri dengan alam dan memiliki sifat-sifat yang ada pada
alam, yaitu:

a. Seimbang, terukur, dan rapi, sesuai dengan QS. Furqaan ayat2


yang berbunyi:
b. “yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan
(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”

c. Tidak pernah menyimpang, sebagai contoh: setiap kita melepaskan


benda apa pun di atas bumi ini pasti akan terjatuh karena adanya
gaya gravitasi. Ini merupakan hukum alam atau biasa disebut
sunnatullah sehingga tidak pernah terjadi benda melayang di atas
bumi ketika terbebas dari apa pun. Inilah yang dimaksud tidak
pernah menyimpang.

d. Harmoni, indah dan tanpa cacat, seperti yang terdapat pada QS. Al
Mulk ayat 3 yang berisi:

“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan


kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.”

e. Bertujuan (ada hikmahnya dan tidak ada ruangan yang tidak


terdefinisi), sesuai dengan QS. Ali Imran: 190-191 yang berbunyi:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan lanjut dan bumi (seraya
berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa
neraka.”

f. Pengaturan shade and shadow, sesuai dengan QS. Furqaan: 45-46


yang berbunyi:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Rabbmu,
bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-
bayang; dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap
bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai
petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-
bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-perlahan.”

Arsitektur yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman dapat berupa


rumah permanen juga dapat berupa rumah tidak pemanen yang dapat
dibawa-bawa seperti wujud tenda/kemah. Interpretasi lainnya bahwa
rumah haruslah memenuhi kriteria untuk tempat tinggal yang layak agar
terpenuhinya kebutuhan ruang untuk penghuni, seperti ruang tidur,
orang tua (ayah dan ibu), ruang tidur anak, ruang tidur ruang dapur,
ruang tamu yang dilengkapi dengan kamar tidur tamu) terpisah dengan
ruang penghuni rumah, ruang shalat, selain itu rumah islami juga juga
dimaknai terpenuhinya kebutuhan rumah yang menjamin kesehatan
keluarga seperti kebutuhan udara, cahaya, air, perabot (furniture) dan
kebutuhan untuk bersuci dan beristinja yang sesuai tuntunan Islam
(tidak menghadap dan membelakangi kiblat).2

3. Batasan Arsitektur Islami


Ibnul Qayyim Al Jauziyah pada bukunya ‘I’lam al Muwwaqim dan
Thuruq Al Hukmiyyah‘ [5] saat membahas tentang hal-hal yang tidak
dijelaskan rasulullah dalam Quran dan sunnah menjelaskan
“aktifitas yang memang melahirkan maslahat bagi manusia dan
menjauhkannya dari kerusakan (Al fasad), walau pun belum diatur oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan wahyu Allah pun belum
membicarakannya. Jika yang Anda maksud “harus sesuai syariat” adalah
hal tersebut tidak boleh bertentangan dengan nash (teks) syariat, maka itu
benar.”

2Mursyid Mustafa, dkk, “Kajian Tekstual Nilai-nilai Keislaman untuk Arsitektur Rumah Tinggal”. E 062 |
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015.
Yang saya simpulkan bahwa Arsitektur merupakan ranah yang
tidak dijelaskan rasulullah secara detail seperti halnya ibadah mahdhah .
Artinya keputusan-keputusan mengenai desain yang Islami yaitu
bersesuaian dengan syariat, dan tidak bertentangan dengannya, namun hal
ini dalam ranah personal (arsitek) untuk berijithad sesuai sabda Rasulullah
“Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu” [HR Muslim
1366]
Disini diperlukan ijtihad (personal) untuk mengambil nilai-nilai
Islam yang diterapkan pada suatu kondisi tertentu sesuai realita yang ada .
Maka, dalam penjelasan kuliah , sempat membahas tentang fiqih. Dalam
fiqih sangat mungkin sekali ditemukan perbedaan , karena yang dibahas
merupakan bukan hal yang tsawabit (tetap) ,
tapi muthaghayyirat (fleksibel) sesuai dengan pertimbangan fiqih
(prioritas, pertimbanga, dll)
Sehinggapada akhirnhya banyak Arsitek Muslim dan
Cendekiawan Muslim berpendapat seperti Sayyid Hosen Nasser, Gulzar
Haider, Ziauddin Sardar , Hassan fathy yang membahas tentang
pendekatannya terhadap Arsitektur dan nilai Islam yang mereka jelaskan
dalam berbagai tulisannya secara teori.
Disisi lain Besim Selim Hakim, seorang peneliti dan penulis
buku ‘Arabic-Islamic Cities; Building and Planning Principle‘ melakukan
studi secara empirik terhadap hukum dari solusi-solusi pada bangunan di
dalam kota Islam yang ternyata bersumber dari Al-Quran dan sunnah,
terutama pada rumah tinggal. 3

2.3. Peran Arsitektur dalam Kemajuan Islam

Ditinjau secara keseluruhan, arsitektur telah muncul di mana dia


dibutuhkan serta tidak terbatas di mana dia didirikan. Arsitektur pun turut
3
Imam, Pengertian Arsitektur Islami, di tambahkan pada tanggal 30 maret 2011.
mempengaruhi muncul dan tenggelamnya suatu kebudayaan dan
peradaban. Masyarakat muslim sebagai salah satu peradaban terbesar di
dunia pun tidak ketinggalan dalam menyemarakkan peradaban dengan
arsitektur yang mencerminkan worldview dan nilai-nilai Islam sepanjang
sejarah perkembangan dan perjalanannya di muka bumi ini. Dalam Islam,
arsitektur merupakan bagian dari karya seni yang tidak pernah lepas dari
keindahan yang merujuk pada kebesaran Allah sebagai Sang Maha
Pencipta.
Hal ini memberi kesadaran, bahwa kita sebagai manusia hanyalah
hamba yang kecil dan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan
kebesaran Allah. Bahkan lebih jauh, rasa kekaguman kita terhadap
keindahan dan estetika dalam arsitektur tak boleh lepas dari kepasrahan
dan penyerahan diri kita terhadap kebesaran dan keagungan Allah sebagai
Dzat pemilik segala keindahan.
Masjid merupakan salah sat bentuk kemajuan peradaban islam
dibidang arsitektur. Bermula sebagai semacam aula dan pekarangan
sederhana, masjid mengalami perkembangan bentuk menjadi semakin
rumit, dengan puncaknya berupa struktur berkubah banyak yang dibangun
dinasti Utsmaniyah.
Menara-menara jangkung yang disebut minaret ditabahkan ke
masjid pada akhir abad ke-7. Keempat minaret di masjid agung Damaskus
tergolong yang pertama dibangun, yaitu pada tahun 706-15 pada masa
pemerintahan khalifah Umayyah Al-Walid I. Minaret-minaret itu pada
awalnya adalah menara pengawas, tempat obor-obor menyala diletakkan.
Minaret berasal dari bahasa arab Manarah yang berarti “ mercusuar ”
namun kemudian menjadi tempat tinggi dimana muadzin meyerukan
panggilan sholat lima kali sehari.4

Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga


selalu berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada al-Qur’an. Al-

4 Ensiklopedia, Seni dan Arsitektur Islam, Jakarta : Erlangga 2013.


Qur’an tentunya merupakan dasar bagi pengembangan berbagai bidang
keilmuan, salah satunya keilmuan arsitektur. Wujud arsitektur yang
muncul sebagai hasil kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan
nilai-nilai Islam.

Artinya, wujud arsitektur yang dihasilkan tidak bertentangan


dengan prinsip tauhid, ketentuan syariah, dan tentu saja nilai-nilai akhlakul
karimah. Kita dapat melihat karya-karya arsitektur Islam di berbagai
belahan dunia dengan tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan
berserah diri kepada Allah. Walaupun demikian, dalam tataran bentuk
arsitektur Islam yang dilandasi oleh kesatuan tujuan dan nilai-nilai islami
itu tidak hadir dalam representasi bentuk fisik yang satu dan seragam,
melainkan hadir dalam bahasa arsitektur yang beragam.5

5
Ifa, Pengertian Arsitektur Islam, di tambahkan pada tanggal 01 september 2012, 11:45.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Arsitektur islami bukanlah suatu hal yang sifatnya ushul (pokok)
seluruhnya, tapi merupakan hal yang fleksibel dalam ranah personal –
ijtihadi (arsitek). Mengikuti nilai-nilai islam, dan tentu, pada setiap fungsi
bangunan desain, tempat, waktu, dan masa dapat berbeda pula
penerapannya pada desainnya.
Islam merupakan agama yang memberi rahmat bagi semesta alam, oleh
karena itu, dalam Arsitektur Islami, ketika nilai-nilai itu ada dalam suatu
desain arsitektur disebut islami ketika ia menjadi manfaat bagi
sekelilingnya, bagi penggunanya, bagi lingkungan sekitarnya dan
mengandung nilai-nilai islam dalam Quran dan sunnah.
Masyarakat muslim sebagai salah satu peradaban terbesar di dunia pun
tidak ketinggalan dalam memajukan peradaban dengan arsitektur. Wujud
arsitektur yang muncul sebagai hasil kreasi seorang arsitek, hendaknya
melambangkan nilai-nilai Islam.
DAFTAR PUSTAKA

http://googleweblight.com/?lite_url=http://fajarhidayahislam.blogspot.com
/2010/05/arsitektur-islam-itu-bagaimana-
ya.html?m%3D1&ei=G4Gu01Tw&lc=id-
ID&s=1&m=306&host=www.google.co.id&ts=1505807593&sig=ANTY_L0OV
vkeZXOHEgJBh21pDAjiLIa2wQ

https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2011/03/30/definisi-
arsitektur-islam/

https://rizkilesus.wordpress.com/2011/07/21/islamic-architecture-atau-
arsitektur-islam-pengantar/

http://jfa-studioarsitektur.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-arsitektur-
islam_1.html

Ensiklopedia, Seni dan Arsitektur Islam, Jakarta : Erlangga 2013.

Anda mungkin juga menyukai