Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini akan di bahas mengenai desain penelitian,

populasi, sampel, sampling, identifikasi variable, definisi operasional, prosedur,

penelitian, metode analisa data, serta etika penelitian

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validitas suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk penelitian

daam perencanaan dan pelaksanaan) penelitian untuk mencapai suatu tujuan

atau menjawab suatu pertanyaan. (Nursalam, 2013)

Dalam penelitian ini jenis peneitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat gambaran/mendeskripsikan atau memaparkan

peristiwa-peristiwa urgen yang tersedia pada masa kini secara objektif

dengan menggunakan pendekatan penelitian survey yaitu suatu metode yang

digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan

prevalensi, distribusi, dan hubungan antar variable dalam suatu populasi,

(Nursalam, 2013)

55
3.2 Populasi, Sampling Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2012) pada penelitian ini populasinya adalah siswa di SMPN

1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto serjumlah 125 siswa.

3.2.2 Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi

sampel dari untuk dapat mewakili dari keseluruhan populasi yang ada

(Nursalam, 2016). Secara umum tekhnik pengambilan sampling pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan

non probability sampling (Notoatmodjo, 2010). Tekhnik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jenis non probability sampling. non

probability sampling. yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan tekhnik “Total Sampling”, yaitu menjadikan seluruh anggota

populasi sebagai sampel (Nursalam,2016)

3.2.3 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah

elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya

bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

56
diambil dari populasi itu (Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini adalah

keseluruhan siswa kelas IX.A sampai IX.D Di SMPN 1 Jatirejo Kabupaten

Mojokerto sejumlah 125 siswa.

3.3 Identifikasi Variable Penelitian Dan Definisi Operasional

3.3.1 Identifikasi Variable

Identifikasi variabel penelitian merupakan bagian penelitian dengan

cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitian seperti

variabel independen, dependen, moderator, kontrol dan intervening

(Hidayat, 2013). Variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran Perilaku

Remaja dalam Pencegahan penyalahgunan Napza.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan di gunakan dalam penelitian secara operasional sehingga

akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna peneliti

(Nursalam, 2013)

57
Table 3.1 Definisi Operasional Gambaran Perilaku Remaja Dalam
Pencegahan Penyalahgunaan Napza Di SMPN 1 Jatirejo
Kabupaten Mojokerto
Defisinisi
Variabel Indikator Alat ukur Skala Kriteria
Opersional
Perilaku Suatu tindakan 1. Perilaku Kuisioner Nominal a. Perilaku
remaja yang dilakukan kognitif sebanyak 15 pencegahan
dalam dan memiliki 2. Perilaku item, dengan kategori baik
pencegahan suatu respon afektif pilihan jika nilainya
penyalahgun yang di tunjukan 3. Perilaku jawaban  76  100%
aan Napza oleh remaja itu psikomo bentuk b. Perilaku
sendiri dalam torik checklist Ya pencegahan
pencegahan dan Tidak kategori cukup
penyalahgunaan jika nilainya
Napza, 60  75%
diketahui c. Perilaku
melalui lembar pencegahan
kuisioner kategori
kurang jika
nilai  60%

(Arikunto, 2010)

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Prosedur Penelitian

Langkah- langkah pengumpulan data dalam bentuk kkerangka kerja.

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari

penetapan populasi, sampel, dan seterusnya, yaiti kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian. (Nursalam, 2013)

Langkah- langkah dalam pengumpulan data yaitu :

1. Meminta ijin kepada pihak STIKes Bina Sehat PPNI Kabupaten

Mojokerto program studi S1keperawatan untuk mengadakan penelitian

2. Meminta ijin kepada kepala sekolah SMPN 1 Jatirejo mojokerto untuk

mengadakan penelitian

58
3. Meminta data terbaru mengenai jumlah siswa di SMPN 1 Jatirejo

sebagai sampel penelitian

4. Melakukan pendekatan pada responden untuk mendapatkan persetujuan

(informed consent). jika responden bersedia, responden di minta

menandatangani persetujuan responden yang telah ada

5. Mengumpulkan data dengan memberikan kuisioner tentang perilaku

remaja dalam pencegahan penyalahgunaan napza

6. Mengumpulkan kuisioner setelah lembar kuisioner diisi oleh responden,

setelah itu peneliti melakukan pengecekan terhadap lembar kuisioner

untuk memastikan jawaban responden terisi lengkap kemudian

dinerikan penilaian berdasarkan pengisian kuisioner dari responden.

7. Setelah data terkumpul peneliti melakukan pengolahan data yang di

lakukakn mulai dari proses editing, coding scoring dan tabulating.

59
3.4.2 Kerangka Kerja

Populasi
Seluruh siswa di SMPN 1 Jatireo Mojokerto kelas IX.A-IX.D sejumlah
125 siswa

Sampling
Non Probability sampling dengan teknik total sampling

Sampel
Seluruh siswa IX.A-IX.D di SMPN 1 Jatirejo Mojokerto Sejumlah
125 siswa

Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan kuesioner

Analisa Data
Editing, coding, scoring tabulation prosentase

Penyajian Data
Dalam bentuk distribusi frekuensi

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Gambaran Perilaku Remaja Dalam Pencegahan


Penyalahgunaan Napza di SMPN 1 Jatirejo

60
3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal

yang ia ketahu (Arikunto, 2010). Instrument dalam penelitian ini ialah

menggunakan 15 pertanyaan positif dengan memakai skala guttman, yaitu

dengan memberi jawaban berupa checklist, pada jawaban ya = 1 dan tidak =

0, Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner pertanyaan tertutup.

3.5.2 Validitas

Validitas atau kesahihan adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrument dalam pengumpulan data. Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Uji

validitas ini dilakukan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor

item dengan skor total dari instrument yang ada. Pengujian uji dua sisi

dengan taraf signifikansi 0,05 memiliki criteria pengujianya itu jika r hitung

> r table maka dinyatakan valid (Hidayat, 2014). Uji validitas dilakukan

denganprogram SPSS versi 16.00, pada instrument ini peneliti di lakukan

peneliti pada 10 siswa, yang sesuai dengan responden di SMPN 1 Jatirejo

dengan menggunakan uji coba cronbach’s alpha. Suatu instrument dikatakan

reabel jika reabilitasnya diatas 0,70 (Hidayat, 2014).

61
3.5.3 Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama. (Hidayat, 2014).

3.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Observasi SMPN 1 Jatirejo di laksanakan pada bulan 15 oktober 2017.

Surat izin penelitian diserahkan pada pihak SMPN 1 Jatirejo pada tanggal

19 oktober 2017 dilakukan bersamaan dengan wawancara 10 siswa. Pada

tanggal 30-31 juli 2018 Penelitian dilanjutkan dengan penyebaram

kuisioner dibantu oleh teman mahasiswa Stikes Bina sehat PPNI, wali kelas

dan guru kesiswaan atau BK pada jam pelajaran dan jam istirahat.

3.7 Pengolahan Data

Analisa data penelitian adalah salah satu tahapan penelitian yang sangat

penting yang harus dikerjakan dan dilalui seorang peneliti. Keakuratan data

penelitian belum dapat menjamin keakuratan hasil penelitian. Data yang

akurat memerlukan analisis data yang tepat(Swarjana, 2015).

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui

tahapan Editing, coding, scoring dan tabulating.

62
3.8.1 Editing

Adalah sesuatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah

isian pada lembar pada pengumpulan data (kuisioner) sudah cukup baik

sebagai upaya menjaga kuaitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Nazir,

2013). Pada saat pengambilan data biasanya terdapat lembar jawaban yang

rusak peneliti mengganti lembar jawaban dengan yang baru, apabila

responden untuk memperbaiki jawabannya.

1. Kelengkapan jawaban, apakah setiap pertanyaan sudah ada

jawabannya

2. Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit

pengolahan data

3. Revelensi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan

3.8.2 Coding

Adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kliteria

tertentu. Klasifikasi pada umumnya dimulai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka (Nazir, 2012). Cording daam penelitian ini untuk

nomer responden di beri kode R1, R2, R3 dan lain sebagainya.

a. Kode Data Umum

1. Usia :

1) 14 tahun : : kode 1

2) 15 tahun : : kode 2

3) 16 tahun : kode 3

63
2. Jenis Kelamin :

1) Laki-laki : kode 1

2) Perempuan : kode 2

3. Pernah mendapat penyuluhan pencegahan NAPZA

1) Pernah : kode 1

2) Tidak pernah : kode 2

4. Data khusus Perilaku pencegahan NAPZA dalam diri sendiri:

1) Baik : kode 1

2) Cukup baik : kode 2

3) Kurang baik : kode 3

3.8.3 Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu di

beri prnilaian atau skor. (Setiawan & Saryono, 2014). Member skor pada

tiap butir soal sesuai dengan kategori yaitu :pada variable perilaku remaja

dalam pencegahan penyalahgunaan napza, menggunakan kuisioner dengan

skala gutman dengan menggunakan prosentase :

1. Jawaban ya diberi skor : 1

2. Jawaban tidak diberi skor : 0

Rumus Yang Di Gunakan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
prosentase = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arikunto 2010, membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang

menjadi 3 tingkatan yang di dasarkan pada nilai prosentase yaitu sebagai

berikut :

64
a. Perilaku pencegahan kategori baik jika nilainya  76  100%

b. Perilaku pencegahan kategori cukup jika nilainya 60  75%

c. Perilaku pencegahan kategori kurang jika nilai  60%

3.8.4 Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Setelah

seluruh data dikumpulkan diperiksa kelengkapannya, dimasukkan kedalam

distribusi frekuensi, yaitu melalui pengelompokkan data menjadi kelompok

atau kelas dalam suatu format yang disebut tabel frekuensi. Hasil penelitian

ini disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, kemudian diberi interprestasi

atas data tersebut berasarkan variabel yang diteliti sesuai dengan kreteria.

3.8.5 Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian deskriptif disusun dalam

mendeskripsikan hasil penelitian yang di tampilkan dalam bentuk distribusi

frekuensi.

3.9 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitiankarena berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus di perhatikan (Hidayat, 2011).

Masalah etika penelitian yang harus di perhatikan antara lain adalah

sebagai berikut :

65
3.9.1 Informed Consent (Persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada

subjek penelitian. Subjek penelitian diberi tahu tentang maksud dan tujuan

penelitian. Jika subjek bersedia responden menandatangani

lembarpersetujuan.

3.9.2 Anomity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk

menjamin kerahasiaan identitas.

3.9.3 Confidentialy (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin

oleh peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanyadi tampilkan pada

forum akademis.

3.10 Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan dalam penelitian ini terkait dalam waktu pengambilan data

yaitu peneliti saat memberikan lembar kuisioner, banyak yang bertanya

tentang pengisian kuisioner. Sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih

dahulu pada responden, selain itu terbatasnya waktu yang diberikan oleh

pihak sekolah karena siswa siswi SMPN 1 Jatirejo harus persiapan

mempersiapkan latihan gerak jalan untuk lomba gerak jalan tingkat

kecamatan jatirejo pada tanggal 13 agustus 2018, peneliti harus

menyesuaikan waktu agar tidak mengganggu proses latihan persiapan

lomba.

66
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil

tersebut.yang meliputi Gambaran lokasi penelitian, data umum dan data khusus.

Data umum terdiri dari : umur, jenis kelamin, mendapatkan penyuluhan. Data

khusus terdiri dari : Perilaku Remaja Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza

Sedangkan pada pembahasan peneliti menyajikan pembahasan hasil penelitian

masing-masing variabel.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30-31 Juli 2018 di SMPN 1

Jatirejo Mojokerto. Peneliti melakukan penelitian di kelas IX dikarenakan usia

yang masuk dalam katagori usia remaja madya, dimana usia peralihan masa

kanak-kanak ke remaja yang akan menimbulkan suatu perubahan sikap dan

perilaku yang mudah sekali untuk terjerumus ke dalam penyalahgunaan

Napza. SMPN 1 Jatirejo Mojokerto meupakan salah satu pendidikan yang

berada dibawah naungan dinas pendidikan kabupaten Mojokerto yg terletak di

Jl. Raya gebangsari, No. 4 Jatirejo Kab. Mojokerto. Terdiri dari ruang kelas

12, ruang kepala sekolah 1, ruang guru 1, ruang TU 1, ruang BK 1, ruang

laboratorium 1, ruang perpustakaan 1, ruang gudang 1, tempat ibadah (masjid)

1. Dengan jumlah siswa 377 siswa, terbagi jumlah siswa kelas VII berjumlah

67
127 siswa, kelas VIII berjumlah 125 siswa, kelas IX berjumlah 125 siswa,

Jumlah pengajar 38 orang.

4.1.2 Data Umum

1. Umur

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMPN 1


Jatirejo Mojokerto Bulan Juli 2018.
Umur Frekuensi Prosentase %
14 tahun 30 24,0
15 tahun 68 54,4
16 tahun 27 21,6
Total 125 100

Sumber : Data Penelitian,2018

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar

responden berusia 15 tahun sebanyak 68 responden 54,4%.

2. Jenis kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin di SMPN


1 Jatirejo Mojokerto Bulan Juli 2018.
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase %
Laki-laki 53 42,4
Perempuan 72 57,6
Total 125 100

Sumber : Data Penelitian,2018

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar

responden adalah perempuan sebanyak 72 responden (57,6%).

3. Mendapatkan penyuluhan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan mendapatkan


penyuluhan di SMPN 1 Jatirejo Mojokerto Bulan Juli
2018.
Mendapatkan Frekuensi Prosentase %
penyuluhan
Pernah 40 32.0

68
Tidak pernah 85 68,0
Total 125 100

Sumber : Data Penelitian, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar

responden tidak pertnah mendapatkan penyuluhan tentang NAPZA

sebanyak 85 responden (68.0%).

4.1.3 Data Khusus

4. Mendapatkan penyuluhan

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan perilaku pencegahan


penyalahgunaan NAPZA di SMPN 1 Jatirejo Mojokerto
Bulan Juli 2018.
perilaku Frekuensi Prosentase %
pencegahan
penyalahgunaan
NAPZA
Baik 5 4,0
Cukup 63 50,4
Kurang 57 45,6
Total 125 100

Sumber : Data Penelitian, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar

responden mempunyai perilaku cukup sebanyak 63 responden (50,4%).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku cukup sebanyak 63 responden (50,4%).

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk

hidup) yang bersangkutan. Tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

69
menangis, tertawa, bekerja, sekolah, kuliah, menulis, membaca dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2013). Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati

oleh pihak luar. Perilaku manusia sebagaian besar ialah perilaku yang

dibentuk dan dapat dipelajari, berkaitan dengan itu Walgito (2013)

Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Pengertian perilaku dapat

dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain

sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek (Walgito,

2013).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perilaku responden, di

tinjau dari hasil observasi dan penelitian menggunakan kuisioner, perilaku

remaja SMPN 1 Jatirejo sebagian besar dalam kategori cukup. Hal ini

menunjukkan bahwa responden telah mampu mengendalikan diri untuk tidak

mendekati NAPZA, meskipun secara mayoritas belum pernah mendapatkan

penyuluhan tentang NAPZA di sekolah maupun mata ajar di sekolah

mengenai pencegahan penyalahgunaan NAPZA masih belum ada. Hal ini

didukung dengan data umum terkait dengan responden.

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden

berusia 15 tahun sebanyak 68 responden 54,4%.

Masa remaja adalah sebagai periode peralihan. Adanya peralihan dari

masa kanak-kanak ke remaja akan menimbulkan suatu perubahan sikap dan

70
perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa. Hal ini berarti bahwa bekas-bekas

pada masa kanak-kanak akan sangat mempengaruhi remaja nantinya. Ada

beberapa perubahan dan bersifat universal yaitu meningginya emosi, yang

intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis,

perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, perubahan nilai-nilai yang

diakibatkan perubahan minat dan peran dan perubahan pada adanya keinginan

kebebasan dan mereka takut bertanggungjawab terhadap sikap-sikapnya.

Karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar

diselesaikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang

berpengalaman dalam mengatasi masalah. Hal ini yang menyebabkan remaja

sulit mengatasi masalah-masalahnya. Karena remaja berusaha untuk

menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya. mereka lambat laun akan

mendambakan identitas diri mereka sendiri yang merasa berbeda dengan

teman- temannya, dengan menggunakan simbol-simbol yang menurut mereka

pantas dibanggakan kepada semua teman-teman sebanyanya (Harlock, 2013).

Dari teori diatas menunjukkan bahwa usia remaja merupakan usia

yang sangat labil, karena pada masa ini responden telah mencari identitas diri.

Mayoritas usia remaja siswa SMPN 1 Jatirejo adalah usia 15 tahun. Dan jenis

kelamin perempuan yang paling banyak usia 15 tahun. namun demikian

responden telah berperilaku cukup baik terkait dengan penyalahgunaan

NAPZA. Perilaku ini didukung dengan jenis kelamin responden sebagaimana

dibawah ini.

71
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden

adalah perempuan sebanyak 72 responden (57,6%).

Menurut Wade dan Tavris memiliki arti yang berbeda, yaitu “jenis

kelamin” adalah atribut-atribut fisiologis dan anatomis yang membedakan

antara laki-laki dan perempuan, sedangkan “gender” dipakai untuk

menunjukan perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang di

pelajari. Gender merupakan bagian dari system sosial, seperti status sosial,

usia, dan etnis, itu adalah faktor penting dalam menentukan peran, hak,

tanggung jawab dan hubungan antara pria dan wanita. Penampilan, sikap,

kepribadian tanggung jawab adalah perilaku yang akan membentuk gender.

Menurut (Sarwono, 2011).

Berdasarkan teori tentang gender diatas menunjukkan jenis kelamin

mampu mempengaruhi perilaku seseorang, kecenderungan pada jenis kelamin

laki-laki lebih berani dari pada perempuan, hal ini sangat realistis, perempuan

cenderung menutup diri dan mempunyai sifat lebih lembut dibandingkan

dengan laki-laki. Terkait dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA jenis

kelamin laki-laki lebih berani dibandingkan perempuan. Hal ini tidak

menutup kemungkinan remaja perempuan tidak beresiko menyalahgunakan

NAPZA, patut di waspadai juga halnya seperti dengan remaja laki-laki,

remaja perempuan memiliki sifat cenderung menutup diri, hal ini juga perlu

perhatian pendidikan dan penyuluhan terhadap remaja perempuan mengenai

penyalahgunaan NAPZA di SMPN 1 Jatirejo.

72
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden

tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang NAPZA sebanyak 85

responden (68.0%).

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau

dikenal dengan Narkoba telah ada sejak peradaban Mesir kuno dan

penggunaannya ditujukan untuk pengobatan, mengubah pikiran, suasana hati,

atau perasaan, dan perilaku seseorang. Bangsa Assyrians, India, dan Nepal

telah menggunakan Cannabis sebagai penawar racun (Russo, 2013).

Kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat pada remaja itu

sendiri, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologic, psikologik,

maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan dalam

penyalahgunaan napza.

Kurangnya informasi dan kurangnya tentang pendidikan pencegahan

penyalahgunaan NAPZA menyebabkan responden mempunyai perilaku

cukup, kategori cukup ini bisa jadi akan memberikan dampak yang kurang

positif terkait dengan penyalahgunaan NAPZA di SMPN 1 Jatirejo karena

kurangnya pengetahuan dan pendidikan dalam mata ajar maupun pendidikan

kesehatan dari instansi kesehatan tentang pencegahan penyalahgunaan

NAPZA belum banyak di lakukan di SMPN 1 Jatirejo. Namun bukan berarti

responden telah menyalahgunakan NAPZA, menurut pengamatan dan hasil

dari penyuluhan pencegahan penyalahgunaan NAPZA di SMPN 1 Jatirejo,

peneliti belum ditemukan kasus Narkotika.

73
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang perilaku responden terhadap

penyalah gunaan NAPZA di SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto, dapat

disimpulkan bahwa sebagain besar responden berperilaku kategori cukup.

Hal ini menunjukan bahwa responden telah mampu mengendalikan diri

dalam pencegahan penyalahgunaan Napza, yaitu sebanyak 63 responden

dengan hasill prosentase 50,4%.

5.2 Saran

1. Bagi Remaja di SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto

Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap siswa

tentang bahaya akibat penyalahgunaan napza sehingga mampu

mengendalikan diri dalam pencegahan penyalahgunaan Napza pada siswa

agar tidak mudah terpengaruh oleh teman maupun lingkungan sekitar

mereka bergaul, terlebih dalam menyikapi masalah yang mereka hadapi

sehingga tidak terjerumus dalam dunia Napza.

2. Bagi SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto

Dapat memberikan informasi yang benar kepada pendidik agar lebih

banyak memberikan pengetahuan bahaya napza kepada siswa tidak hanya

informasi kelas IX, tetapi juga memberikan informasi terhadap siswa kelas

VII,VIII untuk tidak menyalahgunakan Napza maupun yang berpotensi

74
dalam penyalahgunaan Napza, mengenai bahaya Napza dan pencegahan

penyalahgunaan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan siswa dari

SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto mengunakan Napza dan menjauhi

tindakan penyalahgunaan Napza.

3. Bagi orang tua

Agar para orang tua tetap waspada terhadap perubahan perilaku

anak-anaknya terutama pada saat di lingkungan tempat mereka bermain.

Dan lebih waspada untuk mengawasi cara anak memilih atau bergaul

dengan teman-teman mereka.

4. Bagi Profesi keperawatan

Sebagai referensi bagi profesi keperawatan untuk meningkatkan

pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada siswa atau masyarakat sehingga

mudah dalam memberikan intervensi yang tepat.

5. Bagi peneliti

Bagi Peneliti Manfaat yang akan diperoleh adalah untuk

memperdalam ilmu pengetahuan tentang NAPZA dan untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat perilaku remaja dalam

pencegahan penyalahgunaan Napza di SMPN 1 Jatirejo Kabupaten

Mojokerto.

75
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: EGC

Ahmadi, 2012. Tentang Sikap yang Tercermin Dari Perilaku. Rineka Cipta,.
Jakarta.
Badan Narkotika Nasional (BNN). Laporan Akuntabilitas Badan Narkotika

Nasional Tahun 2016. Jakarta: BNN, 2016

Dep.Kes. R. 2013. Bahaya Napza. Jakarta: Dep. Kes. RI

Desmita, 2015 Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: EGC

Dedy, 2016. Pergaulan Dan Narkoba. http/www.intrameia.com Akses 2

Januari,2018

Notoatmodjo, 2013. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran Edisi 2, Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.
Martono, 2012. Pergaulan Bebas Remaja dan Napza. Jakarta: EGC

Nugroho, 2011. Kenakalan Remaja dan Narkoba. Jakarta Graha Ilmu

Notoatmodjo, 2013. Metodelogi penelitian. PT Rineka Cipta

Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan
Jakarta: Salemba Medika
Sugiono, 2012. Metodelogi Penelitian. Jakarta: EGC

Sarwono, 2013. Psikologi Perkembangan remaja. Jakarta: EGC

Sasmita, 2013. Dampak Narkoba Bagi Remaja. Jurnal Penelitian Tentang Napza.
Vol. II Unair. Ac.id Akses 2 Januari 2018
Sudarsono, 2013. Undang- Undang Narkoba. Jakarta Graha Ilmu

Sumargo, 2014. Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang. Bandung: Media Ilmu

Suryandi, 2014. Dampak Napza. http//www. Unsula.com. akses 2 januari 2018

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). World Drug Report 2014.
Vienna: UNODC, 2014.
Wursanto, 2012. Pencegahan Penyalahgunaan Napza. Jakarta: EGC

Zulkifli, 2012. Perkembangan Remaja. Jakarta: ISB

76
77

Anda mungkin juga menyukai