Anda di halaman 1dari 20

[Type text]

MAKALAH
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
“BODY MEKANIK DAN POSISI”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

1. Annisa nurfitri (B0019002)


2. Ine nur rahmawati (B0019014)
3. Khoirun nisa (B0019015)
4. Linda astuti (B0019017)
5. Tria sundari (B0019029)

Dosen pengampu :
Adrestia Rifki Naharani.,SSiT.,MPH

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


Jl.Cut Nyak dhien,Kalisapu,Slawi
[Type text]

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................ ..... .......... .. .…………...ii


KATA PENGANTAR....................................................................………......iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan masalah................................................................. ...............1
3. Tujuan......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .........1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Body Mekanik ...................................................................2
2. Gerakan Dasar Mekanika Tubuh..................... ..................... ..............3
3. Faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik..................... ...................4
4. Pengaturan Posisi..................... ..................... ..................... ................5
5. Memindahkan dan Menata Posisi Klien..................... ..................... ...6
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................12
2. Saran...................................................................................................12
3. Daftar Pustaka.....................................................................................13
[Type text]

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami tujukan kehadirat Alah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
serta sholawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
kerabat dan para sahabat, dimana penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
”BODY MEKANIK DAN POSISI” Mengingat sangat terbatasnya kemampuan penulis, maka
dalam penyusunan dan dalam penulisan laporan ini telah banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Untuk itulah penulis secara khusus mengucapkan tanda terima kasih kepada mereka yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama buat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat terselesaikan makalah
ini. Penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan-kekurangan pada penulisan
makalah ini. Oleh karena itu , penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan dalam penulisan laporan ini untuk berikutnya.

Slawi,Oktober 2019

penyusun
[Type text]

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot
tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam
menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat atau bidan perlu mengerti pengetahuan
tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi
fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok
otot tertentu yang terutama digunakan untuk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk
postur/bentuk tubuh.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, gerakan dasar mekanika
tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, pengaturan posisi, memindahkan
dan menata posisi klien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2. Apa saja gerakan dasar mekanika tubuh?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik?
4. Bagaimana pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang pengertian body mekanik
2. Mendeskripsikan tentang gerakan dasar mekanika tubuh
3. Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik
4. Mendeskripsikan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien
[Type text]

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian body mekanik dan posisi


Mekanik tubuh adalah usaha koordinasi diri muskoloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat.

B. Sebelum melakukan mekanik tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
di perhatikan, sebagai berikut:
a. Gerakan (ambulating )
Gerakan yang benar akan membatu mempertahankan
keseimbangan tubuh. Misal, orang yang berdiri akan
lebih mudah stabil dibanding orang yang berjalan,
karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar
tumpuan dari sisi yang satu ke sisi yang lain.

b. Menahan (squatting)
Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang
tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan
gerakan yang akan dilakukan.

c. Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik
benda, diantaranya ketinggian, letak benda, posisi kaki
dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan
dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas
dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut
dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan
penarikan.
[Type text]

d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.
Gunakan otot – otot besar dari tumit, paha bagian atas
dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.

e. Memutar (pivoting)
Memutar gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang.

C. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh


a) Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
berupa penurunan koordinasi sehingga dapat mempengaruhi mekanika tubuh.
b) Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang dikeluarkan.
c) Situasi dan kebiasaan
Misalnya sering mengangkat benda - benda berat.
d) Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan stress sehingga menimbulkan
kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem
muskuloskeletal dan neurogi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
e) Emosi
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang
rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan nutrisi.
f) Nutrisi
[Type text]

Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan
terjadinya penyakit.

D. Pengaturan posisi

Posisi Fowler
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta membatu
eliminasi urine dan usus.
a. Pengertian
Posisi Fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikan setinggi 45 - 60 º tanpa
fleksi lutut.
b. Tujuan
 Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler.
 Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi).
c. Peralatan
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Bantal kaki
 Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur kerja
 Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
 Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien
melorot ke bawah pada saat kepala dinaikkan.
 Naikkan kepala bed 45° sampai 60° sesuai kebutuhan. (semi Fowler 15 - 45°, Fowler
tinggi 60°).
 Letakan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana.
Bantal akan mencegah kurva Lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
 Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien.
 Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
 Pastikan tidak ada area popliteal dan lutut dalam keaadan fleksi.
 Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien.
[Type text]

 Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart.


 Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien memiliki
kelemahan pada kedua lengan tersebut.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Posisi sims
Posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi
Tujuan :
 Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
 Mengurangi penekanan pada sacrum dan trokhanter besar bada klien yang mengalami
paralisis.
 Untuk mempermudahkan memeriksaan dan perawatan pada area perineal.
 Untuk tindakan pemberian enema .
Peralatan :
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terletak mendatar ditengah tempat tidur.
[Type text]

3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada
abdomen.
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien.
5. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi.
6. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi.
7. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi
pinggul.
8. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian
kaki.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Posisi dorsal recumbent


Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direntangkan) di atas
tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.

Posisi litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian
perut.
Tujuan :
[Type text]

Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat
kontrasepsi.

Posisi genu pectoral


Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

Posisi terlentang (supinasi)


Posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal.
Tujuan :
1. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
2. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak
tepat.
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
3. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana.
5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
[Type text]

Posisi orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau
pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
Tujuan :
1. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dad
yang maksimal.
2. Membantu klien yang mengalami ekhalasi.
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
 Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
 Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
 Naikkan kepala bed 90º.
 Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
 Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
 Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
 Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha.
 Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
[Type text]

Posisi pronasi (telungkup)


Posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau
tenggorokan.
Peralatan :
 Tempat tidur
 Bantal angin
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
c. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku lurus
dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar.
d. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak drainase
dari mulut, mungkin pemberial bantal dikontra indikasikan.
e. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara
pada wanita) dan iliac crest.
f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
[Type text]

h. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas dengan menggunakan bantal.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Posisi lateral (side lying)


Posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh
kesamping.
Tujuan :
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan tumit
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b. Baringkan klien terlentang hingga pada posisi miring.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring.
d. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada
bahu tersebut.
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas.
g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi secara
parallel dengan permukaan bed.
[Type text]

h. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.


i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

E. Memindahkan dan menata posisi klien diatas tempat tidur

 Menaikkan posisi klien yang melorot ke atas tempat tidur.


Menempatkan kembali posisi klien yang melorot ke bagian bawah diatas tempat tidur pada
posisinya semula.
Tujuan :
 Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat.
 Memberikan rasa nyaman.
Persiapan alat :
 Overhead trapeze
 Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur :
a. Atur bed
b. Persiapan klien
c. Atur posisi anda dan pindahkan klien
d. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
e. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
[Type text]

 Memindahkan posisi klien di tepi tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada tepi bed dan posisi ditengah bed.
Tujuan :
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat.
b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (mendudukkan ditepi bed, mestransfer ke kursi
roda)
Persiapan alat : Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur :
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Pindahkan kepala dan dada klien
d. Memindahkan pantat klien
e. Memindahkan kaki
f. Naikkan/pasang side rail disamping klien
g. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
h. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
i. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan

 Mengatur posisi klien pada posisi duduk diatas tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada posisi duduk diatas tempat tidur
Tujuan :
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi duduk diatas tempat diatas tempat tidur
b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (memberikan makan, minum, personal hygiene
dan sebagainya)
Persiapan alat : sarung tangan (bila perlu)
Prosedur :
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Angkat klien pada posisi duduk

 Memindahkan klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada posisi duduk di tepi tempat tidur
Tujuan :
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat
[Type text]

b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (memberikan makan, minum, personal hygiene


dan sebagainya)
Persiapan alat : sarung tangan (bila perlu)
Prosedur :
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Angkat klien pada posisi duduk
d. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
e. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

 Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda


Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke kursi roda untuk dilakukan prosedur atau
tindakan tertentu
Tujuan :
a. Untuk dilakukan prosedur perawatan tertentu
b. Untuk dipindahkan ke ruangan atau tempat tertentu
Persiapan alat : sarung tangan bila perlu dan kursi roda
Prosedur :
a. Atur peralatan dengan tepat
b. Siapkan dan kaji klien
c. Berikan instruksi yang jelas pada klien
d. Siapkan posisi perawat/bidan dengan tepat
e. Bantu klien untuk berdiri dan kemudian bergerak bersama-sama menuju kursi roda
f. Bantu klien untuk duduk
g. Pastikan keselamatan klien

 Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankart


Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke brankart/kereta dorong dengan maksud tertentu
Tujuan :
a. Untuk dilakukan prosedur perawatan tertentu yang tidak dapat dilakukan diatas
tempat tidur
b. Untuk memindahkan klien pada tempat yang baru
Persiapan alat : sarung tangan bila perlu dan brankart/kereta dorong
[Type text]

Prosedur :
a. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan klien
b. Atur posisi klien di tepi bed atau atur posisi brankart
c. Pindahkan klien dengan aman ke brankart
d. Pastikan keamanan dan kenyamanan klien
[Type text]

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mekanik tubuh adalah usaha koordinasi diri muskoloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan
muskoloskeletal, mengurangi tenaga yang dikeluarkan, dan mengurangi kelelahan.

B. SARAN
Dari makalah yang berjudul “BODY MEKANIK DAN POSISI” diatas penulis menyarankan
kepada pembaca yakni :
1. Untuk lebih menjaga kesehatan tubuh khususnya alat gerak tubuh, kaitannya dengan
mekanika tubuh dan postur tubuh.
2. Untuk lebih memahami tindakan apa yang tepat untuk pasien dengan gangguan
mekanika tubuh dan postur tubuh.
3. Untuk lebih mencintai dan memahami mata kuliah KETERAMPILAN DASAR
KEBIDANAN (KDK).
[Type text]

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. Sunarsih, Tri. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2011.
Baziad, Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohrdjo; 2008.
BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana. 2013.
Dinas Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. 2011.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang. 2012.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC; 2005.
Everett, Suzanne. Buku Saku kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.
Jakarta: EGC; 2008.
Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan;
2013.
Irianto, Koes. Keluarga Berencana untuk paramedis dan Nonmedis. Bandung:
Yrama Widya; 2012.
Jannah, Nurul. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Ar-ruzza Media;
2011.
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix;
2013.
Kusmiyati, Yuni. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya; 2010.
Mandriwati, G. A. Asuhan Kebidanan Antenatal Penuntun Belajar. Jakarta: EGC;
2011.
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2007.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar. Manuaba, Ida
Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010.
Maryunani, Anik. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: CV
Trans Info Media; 2011.
Meilani, Niken. Setiyawati, Nanik. Estiwidani, Dwiana. dkk. Pelayanan Keluarga
Berencana (dilengkapi dengan penuntun belajar). Yogyakarta: Fitramaya;
2010.
[Type text]

SESI TANYA JAWAB


1. Apa tujuan meletakkan support device (kantung pasir) pada bawah telapak kaki?
Jawab : 1. Membantu menghilangkan infeksi (rematik)
2. Membantu menghilangkan racun tubuh
3. Menjaga tubuh tidak dehidrasi
4. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

2. Bagaimana indikasi dari posisi trendelenburg?


Jawab : indikasi trendelenburg
 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
 Pasien shock
 Pasien pingsan

Anda mungkin juga menyukai