0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tingkatan proses produksi yang terdiri dari produksi primer, sekunder, dan tersier. Juga membahas tahapan proses produksi yaitu perencanaan, penentuan alur, penjadwalan, dan perintah mulai produksi. Terakhir membahas cara-cara perluasan produksi melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rasionalisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkatan proses produksi yang terdiri dari produksi primer, sekunder, dan tersier. Juga membahas tahapan proses produksi yaitu perencanaan, penentuan alur, penjadwalan, dan perintah mulai produksi. Terakhir membahas cara-cara perluasan produksi melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rasionalisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkatan proses produksi yang terdiri dari produksi primer, sekunder, dan tersier. Juga membahas tahapan proses produksi yaitu perencanaan, penentuan alur, penjadwalan, dan perintah mulai produksi. Terakhir membahas cara-cara perluasan produksi melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rasionalisasi.
1. Tingkat produksi primer, tingkat produksi primer meliputi usaha ekstraktif terutama yang menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar, antara lain pertambangan, pertanian, perikanan, dan kehutanan. 2. Tingkat produksi sekunder, tingkat produksi sekunder meliputi industri, kerajinan tangan dan konstruksi atau membuat bangunan. 3. Tingkat produksi tersier, tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang, melainkan usaha jasa yang membantu, memperlancar, menyalurkan, menghubungkan, dan menyelenggarakan kegunaan tempat, waktu, dan pelayanan, baik untuk produsen maupun konsumen. Misalnya; perdagangan, pengangkutan (transport), penyimpanan/penggudangan, asuransi, dan perbankan. Penggolongan ini dapat menunjukkan tingkat atau taraf perkembangan kegiatan ekonomi suatu Negara. Misalnya, masyarakat yang belum maju, kegiaan ekonominya terbatas pada produksi primer. Semakin berkembang suatu Negara, semakin penting produksi sekunder dan tersier bagi masyarakatnya.
B. Tahapan Proses Produksi
1. Planning atau perencanaan Follow Up, merupakan proses mendorong terkoordinasinya perencanaan proses produksi. Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan kebutuhannya, serta kemampuan produsen. 2. Routing atau penentuan alur Routing, merupakan proses menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses produksi. Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi. Dalam routing harus ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur. 3. Scheduling atau penjadwalan Scheduling, merupakan proses menetapkan dan menentukan jadwal. Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan setelah alurnya dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal utama yang kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci. 4. Duspatching atau perintah mulai produksi Dispatching, merupakan proses menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah. Setelah dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching. Dalam dispatching dicantumkan hasil perencanaan dan penkadwalan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hinhga waktu produksi sesuai dengan hasil scheduling atau penjadwalan. C. Perluasan Produksi Dalam berproduksi biasanya pengusaha selalu berusaha untuk meningkatkan hasil produksinya dengan berbagai cara diantaranya dengan perluasan produksi. Perluasan produksi ini artinya memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud meningkatkan produk, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 1. Intensifikasi, perluasan produksi dengan cara memperbaiki atau mengganti alat produksi yang digunakan baik dengan meningkatkan produktivitas produksi maupun memperbaiki metode kerja. Contoh: untuk meningkatkan hasil pertanian dilakukan dengan cara memilih bibit yang unggul, memperbaiki pengairan, memberi pupuk dengan teratur, dan lain-lain. 2. Ekstensifikasi, perluasan produksi dengan cara menambah faktor produksi. Contoh: menambah mesin, mendirikan pabrik baru, membuka lahan baru, dan lain-lain. 3. Diversifikasi, perluasan produksi dengan cara menambah jenis produksi. Contoh: awalnya satu pabrik hanya memproduksi kertas, kemudian pabrik tersebut memproduksi buku gambar, buku tulis, buku berpetak, dan lain-lain. 4. Rasionalisasi, perluasan produksi dengan mneingkatkan manajemen keilmuan melali jalur pendidikan dan teknologi serta mempertinggi efisiensi dan modal