Anda di halaman 1dari 14

FENOMENA MAHASISWA BERPROFESI SANTRI

(Studi Kasus di Asrama Mahasiswa IUQI Bogor)

Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu: Syahril, ST., MM

Disusun Oleh :

Putri Delima (A.201701104)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI BOGOR

2019 M/1440H
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan


kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat
memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan
bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar.
Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan
kepribadian unggul dengan menitik beratkan pada proses
pematangan kualitas logika, hati, ikhlas, dan keimanan. Puncak
pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan hidup.

Perguruan tinggi merupakan sarana pendidikan setelah


SMA/Sederajat, yang dalam prosesnya lebih mengidentikkan
terhadap pengembangan wacana dan pola fikir mahasiswa yang ada
di dalamnya. Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal
setelah pendidikan menengah atas, yang pada dasarnya pendidikan
di setiap perguruan tinggi, yakni: pendidikan, penelitian dan
pengabdian.

Pesantren merupakan induk dari pendidikan Islam di


Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman
dan hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah. Pesantren juga berarti
suatu lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang ada
umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan secara non-
formal, yaitu dengan sistem bandongan dan sorogan. Dimana kyai
mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam
bahasa Arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan,
sedangkan para santri biasanya tinggal dalam asrama pesantren
tersebut.

Perguruan tinggi dan pesantren mempunyai banyak


perbedaan. Perguruan tinggi identik dengan kemoderenan
sedangkan pesantren identik dengan ketradisionalan. Adapun
persamaan perguruan tinggi dan pesantren adalah sebagai lembaga
pendidikan.

Sebagaimana pesantren mahasiswa yang dimiliki oleh


berbagai perguruan tinggi, asrama Institut Ummul Quro Al-Islami
Bogor merupakan unit pendidikan di bawah naungan perguruan
tinggi Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor. Berdirinya asrama ini
untuk memudahkan proses belajar mahasiswa dan sebagai sarana
penanaman nilai-nilai ajaran Islam sehingga menjadi muslim yang
sempurna dan berkarakter. Dengan menyesuaikan antara
kemampuan akademik umum dan ilmu agama.

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang


menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri
atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah
universitas. Sepanjang sejarah, mahasisiwa di berbagai negara
mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara.

Sedangkan santri adalah panggilan untuk seseorang yang


sedang menimba ilmu pendidikan agama Islam selama kurun waktu
tertentu dengan jalan menetap di sebuah pondok pesantren. Di
dalam pondok pesantren, para santri akan mengikuti jadwal belajar
dan ibadah yang telah disusun sedemikian rupa dan menjadi hal
yang wajib untuk dilaksanakan para santri.

Dari deskripsi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “Fenomena Mahasiswa Berprofesi Santri” di
asrama mahasiswa Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor.

2
1.2 Fokus Penelitian

Dari judul penelitian tentang fenomena mahasiswa berprofesi


santri maka peneliti mengambil fokus penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Populasi penelitian: Seluruh mahasiswa asrama Institut


Ummul Quro Al-Islami Bogor.

1.2.2 Sampel penelitian: Beberapa mahasiswa asrama Institut


Ummul Quro Al-Islami Bogor.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian masalah di atas, maka peneliti


mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1.3.1 Apa definisi mahasiswa berprofesi santri?

1.3.2 Bagaimana karakter mahasiswa berprofesi santri?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin digapai oleh peneliti dari


rumusan masalah di atas adalah:

1.4.1 Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan definisi mahasiswa


berprofesi santri.

1.4.2 Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan karakter mahasiswa


berprofesi santri.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini


adalah:

1.5.1 Manfaat Teoritis

3
1.5.1.1 Teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan
tentang mahasiswa yang berprofesi santri.

1.5.1.2 Memberikan kontribusi terhadap mahasiswa tentang


definisi dan karakter mahasiswa berprofesi santri.

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor, hasil


penelitian ini bisa dijadikan sumber rujukan bagi peneliti
selanjutnya dan sebagai bahan kajian bagi mahasiswa.

1.5.2.2 Sebagai bahan pertimbangan terhadap peneliti


selanjutnya yang ada hubungannya dengan masalah tersebut.

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti

1.5.3.1 Menambah dan memperkaya wawasan keilmuan bagi


peneliti dalam rangka menjelaskan tentang fenomena
mahasiswa berprofesi santri.

1.5.3.2 Mengetahui dan memahami bagaimana karakter


mahasiswa berprofesi santri.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Mahasiswa Berprofesi Santri

2.1.1.1 Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang


sedang menempuh atau menjalani pendidikan tinggi di
sebuah perguruan Tinggi seperti sekolah Tinggi, Akademi,
dan yang paling umum ialah universitas.

Sejarahnya, mahasiswa dari berbagai negara memiliki


peran yang cukup penting dalam sejarah suatu negara.
Misalnya ratusan mahasiswa berhasil mendesak presiden
Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai
presiden, di Indonesia pada mei 1998.

Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia),


mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan
Tinggi, di dalam struktur pendidikan di indonesia mahasiswa
memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain.

Menurut sarwono, mahasiswa adalah setiap orang


yang secara terdaftar untuk mengikuti pelajaran di sebuah
perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat
yang memperoleh statusnya, karena adanya ikatan dengan
suatu perguruan Tinggi.

Menurut knopfemacher, mahasiswa adalah seorang


calon sarjana yang dalam keterlibatan nya dengan perguruan

5
Tinggi yang di didik dan di harapkan untuk menjadi calon-
calon yang intelektual.

2.1.1.2 Profesi berasal dari kata bahasa Inggris profesion,


bahasa latin professus yang berartikan mampu atau ahli
dalam suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan Tinggi,
biasanya meliputi pekerjaan mental yang ditunjang oleh
kepribadian serta sikap profesional.

Menurut Peter Jarvis (1983:21), Profesi merupakan


suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi Intelektual dan
latihan yang khusus, tujuannya ialah untuk menyediakan
pelayanan keterampilan terhadap yang lain dengan bayaran
maupun upah tertentu.

Menurut Cogan (1983:21), Profesi merupakan suatu


keterampilan yang terdapat dalam prakteknya didasarkan
atas suatu struktur Teoritis tertentu dari beberapa bagian
pelajaran ataupun ilmu pengetahuan.

Menurut Dedi Supriyadi (1998:95), Profesi merupakan


pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu keahlian,
tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat


diartikan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan, jabatan
yang menuntut suatu keahlian, yang didapat melalui
pendidikan serta latihan tertentu, menuntut persyaratan
khusus, memiliki tanggung jawab serta kode etik tertentu.1

1
https://www.gurupendidikan.co.id diakses pada hari Sabtu,
tanggal 30 Maret 2019, pukul 22:00 WIB.

6
2.1.1.3 Santri adalah panggilan untuk seseorang yang sedang
menimba ilmu pendidikan agama Islam selama kurun waktu
tertentu dengan jalan menetap di sebuah pondok pesantren.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa


kata santri memiliki arti: orang yang sedang menuntut ilmu
agama Islam. Seorang peneliti bernama johns mengatakan
bahwa kata santri berasal dari bahasa Tamil dan memiliki arti:
guru mengaji.

Sedangkan peneliti bernama CC. Berg mengatakan


bahwa kata santri berasal dari bahasa India yakni: Shastri
yang artinya seorang ahli kitab agama Hindu. Pendapat ini
juga didukung oleh A. Steenbrink yang beranggapan bahwa
pendidikan di pesantren mirip dengan pendidikan India Hindu.

Sebagian orang di Indonesia berpendapat bahwa kata


santri berasal dari bahasa sanskerta, yakni: sastri yang
memiliki arti “melek huruf”. Sedangkan sebagian lainnya
mengatakan kalau kata santri berasal dari bahasa Jawa,
yakni: Cantrik yang memiliki arti seseorang yang selalu setia
mengikuti gurunya dan ikut serta kemanapun gurunya itu
pergi. Di dalam pondok pesantren, para santri akan mengikuti
jadwal belajar dan ibadah yang telah disusun sedemikian rupa
dan menjadi hal yang wajib untuk dilaksanakan para santri. 2

Hal ini sebagaimana alasan umum pendirian sebuah


pondok pesantren atau harapan seorang calon santri dan
orangtua mereka terhadap pesantren memang bukan pada
tataran pemerolehan keilmuan yang kuat dan ketat bagi para
santri. Tapi lebih pada harapan santri menjadi manusia

2
www.pengertianmenurutparaahli.net diakses pada hari Sabtu,
tanggal 30 Maret 2019, pukul 22:00 WIB.

7
agamis (Karel A. Steenbrink, 1974:17). Tentu hal ini juga
berlaku dalam sebuah pendirian pesantren bagi mahasiswa
yang sekarang bisa dilihat perkembangannya dari masa ke
masa.

Sebagai contoh, kita bisa mengajukan Nurchalish


Madjid saat menjadi mahasiswa di Amerika Serikat dan
bertemu dengan Fazlur Rahman. Sebagai lulusan pesantren
lalu menjadi mahasiswa Fazlur Rahman, Cak Nur tidak hanya
menuliskan kekagumannya terhadap dosennya itu. Sistem
akademik Barat yang juga ada dalam Islam telah menjadi
pedomannya bahwa seorang mahasiswa juga bisa melakukan
kritik terhadap dosennya dan hal ini sudah dilakukan.

Selain itu, di tengah keramaian pondok pesantren


mahasiswa di kampus-kampus Islam Indonesia, kita masih
menunggu kekuatan identitas yang paling diakui dan diterima:
mereka mahasiswa atau santri? Dari identitas yang
paling diterima disini, kita bisa tahu keunggulan atau
pertarungan mahasiswa yang sekaligus menjadi santri dalam
sistem keilmuan sedikit banyak berbeda. 3

Menjadi santri memang sudah menjadi panggilan jiwa


yang tidak bisa dibendung, termasuk saat sudah menjadi
mahasiswa, alhasil kita menjadi mahasiswa yang juga santri.
Dunia kampus dan dunia pesantren sama-sama dunia
pendidikan yang kadang saling mendukung namun kadang
juga saling berlawanan. Meski sudah berstatus mahasiswa,
tentu saja kita juga masih harus mematuhi peraturan yang

3
https://alif.id diakses pada hari Sabtu, tanggal 30 Maret 2019,
pukul 22:00 WIB.

8
ada di pesantren termasuk untuk pulang pada waktu yang
ditentukan.

Tujuan utama pendidikan tinggi adalah


mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebudayaan dengan proses belajar mengajar,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara
tujuan pendidikan di pesantren tidak semata-mata untuk
memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan,
tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi
semangat, menghargai nilai-nilai spritual dan kemanusiaan,
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral.

Allah berfirman dalam Q.S At-Thalaq ayat 11:

Artinya:

“Dan mengutus seorang Rasul yang membacakan


kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-
macam hukum) supaya dia mengeluarkan orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh dari kegelapan kepada cahaya.
Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan
amal yang shaleh niscaya Allah akan memasukkannya ke
dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhhnya
Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.”

9
Selain berbasis pada sumber-sumber hukum Islam,
keilmuan di pesantren juga pada umumnya bersumber dari
kitab kuning. Sehingga bahasa dan huruf yang digunakan
yaitu bahasa dan huruf Arab. Sementara di dunia kampus
kebanyakan ilmu yang dipelajari bersumber dari dunia barat
yang ditulis oleh ilmuan dan filsuf barat pula. Sehingga yang
digunakan yaitu bahasa Inggris dan huruf latin.4

Jika dilihat dari nama “mahasiswa berprofesi santri”


timbullah suatu pertanyaan, apakah mahasiswa berprofesi
santri harus kuliah dengan memakai sarung? Ataukah
mahasiswi yang harus mengenakan cadar? Cobalah kita
berfikir reflektif, melihat makna, sifat dan syarat sebagai
seorang dapat disebut sebagai santri dan bagaimana seorang
disebut mahasiswa, kemudian disatukan, memang akan
terdapat banyak perbedaan, sebab pada dasarnya di dimensi
yang berbeda dan biogenis yang berbeda pula, namun jika
mahasiswa dan santri dikombinasi menjadi mahasiswa
berprofesi santri bukankah suatu yang luar biasa, dimana
mahasiswa berprofesi santri tetap menjadi mahasiswa dengan
tanpa meninggalkan eksistensi kesantriannya juga menjadi
santri tanpa mengabaikan posisinya sebagai mahasiswa.

2.1.2 Karakter mahasiswa berprofesi santri

Sebagai mahasiswa berprofesi santri harus mempunyai


rasa bangga karena hidup dalam pesantren tidak hanya fokus
terhadap kajian kitab kuning dan bahasa Arab namun juga
pelajaran umum seperti bahasa Inggris. Adanya konsep
pesantren bagi mahasiswa ini bertujuan mencetak santri yang

4
https://www.kompasiana.com diakses pada hari Sabtu, tanggal
30 Maret 2019, pukul 22:05 WIB.

10
unggul dalam hal agama dan umumnya, maka bukan
merupakan suatu yang aneh bila mereka mampu bersaing
dengan kalangan mahasiswa di luar sana. Justru ini menjadi
motivasi bagi mahasiswa berprofesi santri untuk menuntut
dirinya memiliki talenta yang dipondasi dengan ilmu agama
dan dikembangkan dengan ilmu umum.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya:

“seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang


berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia memberi manfaat. Dan
jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada
dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi).

Pemberlakuan nilai dan norma, agama serta budaya


yang berlaku kapanpun dan dimanapun dia berada,
diantaranya:

2.1.2.1 Pakaian

Seperti apa yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah


SAW, mahasiswa berprofesi santri dibiasakan memakai
pakaian sederhana, dimana mahasiswa berprofesi santri
dituntut berpakaian yang sopan dan rapi, tidak menggunakan
pakaian dengan gambar suatu yang tidak pantas seperti
tulisan jorok, gambar tengkorak dan lain-lain, celana tetap
rapi tanpa dirobek-robek bagi laki-laki dan memakai rok atau
longdress bagi perempuan.

11
2.1.2.2 Perkataan

Mahasiswa memang diharuskan pandai berbicara


namun dalam ucapanpun kita diatur bagaimana ucapan kita
mendatangkan manfaat daripada mudharatnya karena
perkataan laksana pedang yang mampu membuat nyawa
orang melayang hanya karena propoganda yang keluar dari
mulut seseorang.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya :

“Dan dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw


bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang terluka: “sesungguhnya
di dalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu:
santun dan sabar”. (HR Muslim).

2.1.2.3 Tingkah laku

Dalam pesantren, kita diajarkan untuk


mengedepankan sopan santun, saling menghormati satu
sama lain, walaupun sudah berstatus “Maha” namun tetap
harus menghormati yang lebih tua, meyayangi yang muda
dan menghargai teman sebaya.

Aspek tersebut harus lebih menumbuhkan kesadaran


diri mahasiswa berprofesi santri untuk menjadi pribadi yang
hebat dan bermanfaat. Karena sudah ditanamkan pelajaran-
pelajaran agama, tauhid, akhlakul karimah, dan lain-lain.

12
Yang menjadikannya kuat untuk dapat berperan di kehidupan
masyarakat dan tak terombang ambing dengan perbuatan
tercela yang membuat rakyat melarat, tetap menjadi agen of
change, agen of control yang akan menjadi pembesar-
pembesar di negara bahkan di seluruh dunia dengan tetap
mengedepankan etika dalam agama Islam.5

Imam Syafi’i mengatakan:

Artinya:
“Barangsiapa yang menginginkan soal-soal yang
berhubungan dengan urusan dunia wajib ia memiliki ilmunya.
Dan barangsiapa yang ingin (bahagia) di akhirat, wajib ia
memiliki ilmunya. Dan barangsiapa yang menginginkan
kedua-duanya, wajib pula ia memiliki ilmu kedua-keduanya.”
(HR. Al-Bukhori dan Muslim).

5
https://www.academia.edu diakses pada hari Sabtu, tanggal 30
Maret 2019, pukul 22:05 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai