Fenomena Mahasiswa Berprofesi Santri
Fenomena Mahasiswa Berprofesi Santri
Disusun Oleh :
2019 M/1440H
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Fokus Penelitian
3
1.5.1.1 Teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan
tentang mahasiswa yang berprofesi santri.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Tinggi yang di didik dan di harapkan untuk menjadi calon-
calon yang intelektual.
1
https://www.gurupendidikan.co.id diakses pada hari Sabtu,
tanggal 30 Maret 2019, pukul 22:00 WIB.
6
2.1.1.3 Santri adalah panggilan untuk seseorang yang sedang
menimba ilmu pendidikan agama Islam selama kurun waktu
tertentu dengan jalan menetap di sebuah pondok pesantren.
2
www.pengertianmenurutparaahli.net diakses pada hari Sabtu,
tanggal 30 Maret 2019, pukul 22:00 WIB.
7
agamis (Karel A. Steenbrink, 1974:17). Tentu hal ini juga
berlaku dalam sebuah pendirian pesantren bagi mahasiswa
yang sekarang bisa dilihat perkembangannya dari masa ke
masa.
3
https://alif.id diakses pada hari Sabtu, tanggal 30 Maret 2019,
pukul 22:00 WIB.
8
ada di pesantren termasuk untuk pulang pada waktu yang
ditentukan.
Artinya:
9
Selain berbasis pada sumber-sumber hukum Islam,
keilmuan di pesantren juga pada umumnya bersumber dari
kitab kuning. Sehingga bahasa dan huruf yang digunakan
yaitu bahasa dan huruf Arab. Sementara di dunia kampus
kebanyakan ilmu yang dipelajari bersumber dari dunia barat
yang ditulis oleh ilmuan dan filsuf barat pula. Sehingga yang
digunakan yaitu bahasa Inggris dan huruf latin.4
4
https://www.kompasiana.com diakses pada hari Sabtu, tanggal
30 Maret 2019, pukul 22:05 WIB.
10
unggul dalam hal agama dan umumnya, maka bukan
merupakan suatu yang aneh bila mereka mampu bersaing
dengan kalangan mahasiswa di luar sana. Justru ini menjadi
motivasi bagi mahasiswa berprofesi santri untuk menuntut
dirinya memiliki talenta yang dipondasi dengan ilmu agama
dan dikembangkan dengan ilmu umum.
Artinya:
2.1.2.1 Pakaian
11
2.1.2.2 Perkataan
Artinya :
12
Yang menjadikannya kuat untuk dapat berperan di kehidupan
masyarakat dan tak terombang ambing dengan perbuatan
tercela yang membuat rakyat melarat, tetap menjadi agen of
change, agen of control yang akan menjadi pembesar-
pembesar di negara bahkan di seluruh dunia dengan tetap
mengedepankan etika dalam agama Islam.5
Artinya:
“Barangsiapa yang menginginkan soal-soal yang
berhubungan dengan urusan dunia wajib ia memiliki ilmunya.
Dan barangsiapa yang ingin (bahagia) di akhirat, wajib ia
memiliki ilmunya. Dan barangsiapa yang menginginkan
kedua-duanya, wajib pula ia memiliki ilmu kedua-keduanya.”
(HR. Al-Bukhori dan Muslim).
5
https://www.academia.edu diakses pada hari Sabtu, tanggal 30
Maret 2019, pukul 22:05 WIB.
13