Anda di halaman 1dari 33

JURNAL

PENGARUH METODE TAKRIR


DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN
TERHADAP KECERDASAN INTELEKTUAL SISWA

Oleh :

Nita Yuli Astuti

NPM: 2406212024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS GARUT

2016 M/1437 H
1.1Latar Belakang Masalah

Islam adalah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad

SAW. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan

manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber

pada Al Qur’an dan Hadits. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW. ini merupakan suatu rahmat bagi

seluruh alam. Di dalamnya berisi kandungan wahyu Illahi yang

menjadi petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa

saja yang mengimani dan mengamalkannya. [ CITATION Azi05 \l

1057 ]

Al-Qur’an adalah peraturan umat dan way of life-nya yang

kekal hingga akhir zaman. Kewajiban umat Islam adalah menaruh

perhatian terhadap Al-Qur’an baik dengan cara membacanya,

menghafalnya, maupun menafsirkannya. Allah dan Rasul-Nya

telah menjanjikan banyak keutamaan bagi para pelestari kitab-

Nya. (Sa’dulloh, 2008:55)

Allah SWT. Berfirman :

َّ‫صلررة ًرورأنرفجقوُاًّ ًتملاَجِ ًرررزقَرينراَجِجهرم ًتسراًّ ًرورعلرنتيرةة ًيريررججوُرن ًتتراَجِررةة ًللن‬ ‫إلن ًاًّلتذينَّ ًي ريتيجلوُرن ًكتتراَجِب ًاًّ ت‬
‫ل ًروأرقَراَجِجموُاًّ ًاًّل ل‬ ‫ر‬ ‫رر‬
{30}ً ‫ضلتته ًإتنلجه ًرغجفوُرر ًرشجكوُرر‬ ‫{ ًتليجيروُفمييريجهرم ًأجججوُررجهرم ًرويرتزيردجهم ًممنَّ ًفر ر‬29}ً ‫تريجبوُرر‬
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian dari rezki yang kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.” (Q.S. Faathir : 29-30) (Departemen Agama
RI, 2007:437)
Al-Qur’an yang ada sekarang ini masih asli dan murni

sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

kepada para sahabatnya. Hal itu karena Allah-lah yang menjaga.

Penjagaan Allah kepada Al-Qur’an bukan berarti Allah menjaga

secara langsung fase-fase penulisan Al-Qur’an, tetapi Allah

melibatkan para hamba-Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an.

(Rony, 2009:23)

Sebagaimana Firman Allah SWT :

{17}ً ‫رولررقرد ًيرلسررنراَجِ ًاًّلرجقررءراًّرن ًتللمذركتر ًفريرهرل ًتمنَّ ًملدكترر‬


Artinya : "Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an
untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang
mengambil pelajaran ( Al-Qomar : 17 ) (Departemen
Agama RI, 2007 : 429)

Melihat realita zaman sekarang ini virus televisi sudah

banyak menyerang anak-anak yang membuat mereka enggan

untuk belajar, mengaji, serta mempelajari agama di majelis-

majelis pengajian apalagi mereka pun enggan untuk menghafal

Al-Qur’an sebagai firman Allah, mereka lebih senang untuk

menonton film-film yang ada di layar televisi mereka karena bagi

mereka hal itu lebih menarik. Untuk itulah pendidik harus pandai

mencari metode atau cara-cara pembelajaran yang bervariatif

dan mengikuti serta faham psikologi anak. (Aziz, 2005 : 15) .


Dalam dunia proses belajar mengajar (PBM) khususnya

dalam menghafal Al-Qur’an, metode jauh lebih penting dari

materi. Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan

pengajaran, terutama metode dalam menghafal Al-Qur’an.

Sebuah metode dikatakan baik dan cocok manakala bisa

mengantar kepada tujuan yang dimaksud. Begitupun dalam

menghafal Al-Qur’an, metode yang baik akan berpengaruh kuat

terhadap proses hifzhul Qur’an, dan membuat hafalan menjadi

kuat dan lancar.

Sekolah sebagai suatu wadah dan tempat pembinaan

mental spiritual sadar sepenuhnya akan kewajiban dan tanggung

jawabnya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan

mengisi pembangunan ini. Salah satu Sekolah Islam Terpadu

yang berada di wilayah Garut Jawa Barat yang juga membuka

kesempatan untuk menghafal Al-Qur’an, khususnya juz 29

adalah SMPIT Wasilah Intelegensia. Salah satu metode yang

digunakan dalam menghafal Al-Qur’an di SMPIT Wasilah

Intelegensia adalah metode takrir.

Takrir berasal dari kata karrara, yukarriru, takriran yang

berarti pengulangan. Yang dimaksud dengan metode ini yaitu

menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak

dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa

diulang sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebih
sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam

bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu

mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam

bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak

refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah

dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama,

demikian seterusnya hingga mencapai satu muka.

Setelah ayat-ayat dalam satu muka telah dihafalnya, maka

gilirannya menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka.

Untuk menghafal yang demikian maka langkah selanjutnya ialah

membaca dan mengulang-ulang lembar tersebut hingga benar-

benar lisan mampu memproduksi ayat-ayat dalam satu muka

tersebut secara alami atau refleks. Demikian selanjutnya,

sehingga semakin banyak diulang maka kualitas hafalan akan

semakin baik. (Ahsin , 2005 : 25)

Metode takrir juga digunakan oleh sebagian besar para

penghafal Al-Qur’an untuk memperlancar bacaan dan

menghindari kelupaan. Yaitu mengulang hafalan yang sudah

diperdengarkan kepada instruktur untuk menjaga agar materi

yang sudah dihafal tidak terjadi kelupaan.(Rony, 2009 : 70)

Dalam proses menghafal Al-Qur’an, keinginan cepat

khatam 30 juz memang sangatlah wajar. Namun, jangan sampai

keinginan tersebut membuat terburu-buru dalam menghafalkan


Al-Qur’an dan pindah ke hafalan baru. Sebab bila demikian,

dikhawatirkan akan melalaikan hafalan yang sudah pernah

dihafal tidak diulang kembali karena lebih fokus pada hafalan

baru dan tidak men-takrir hafalan yang lama. Dengan kata lain,

tidak boleh berpindah ke hafalan berikutnya sebelum ayat yang

sedang dihafal benar-benar sempurna.

Menurut M. Darwis Hude menghafal Al-Qur’an disebut

dengan Effortful Processing (penyimpanan yang diusahakan).

Salah satu usaha penyimpanan hafalan Al-Qur’an ke dalam

memori jangka panjang adalah dengan cara mengulang atau

takrir. Sehingga ,membaca Al-Qur'an secara rutin dan berulang-

ulang akan memindahkan surat-surat yang telah dihafal dari otak

kiri ke kanan. Di antara karakteristik otak kiri ialah menghafal

dengan cepat, tetapi cepat pula lupanya. Sedangkan

karakteristik otak kanan ialah daya ingat yang memerlukan

jangka waktu yang cukup lama guna memasukkan memori ke

dalamnya. Sementara dalam waktu yang sama ia juga mampu

menjaga ingatan yang telah dihafal dalam jangka waktu yang

cukup lama pula. Sudah kita ketahui bahwa salah satu cara yang

penting dan baik untuk memasukkan memori ke dalam otak

kanan ialah dengan cara sering mengulanginya. Karena itu,

sering dan banyak membaca sangat efektif dalam rangka

mematangkan dan menguatkan hafalan perihal yang serupa


dengan membaca meskipun tingkatannya lebih rendah ialah

mendengarkan. (Rony, 2009 : 15)

Mendengarkan dan menghafal Al-Qur'an dengan rutin bisa

membantu memasukkan ayat-ayatnya dalam daya ingatan yang

panjang sehingga diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan

intelektual siswa.

Akan tetapi, tujuan tersebut belum terealisasikan dengan

baik karena selama ini proses pembelajaran tahfidz belum

berjalan secara efektif, dan hasilnya juga belum optimal. Hal ini

terjadi karena penggunaan metode yang kurang tepat pada

proses menghafal Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil data awal di Kelas VIII Garanada dan VIII

Cordoba di SMPIT Wasilah Intelegensia, menunjukan

permasalahan yang ditandai dengan hasil dan nilai belajar yang

kurang pada mata pelajaran Tahfidz, Matematika, Bahasa Arab,

Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan SBK yang rata-ratanya

tidak besar. Berikut ini adalah tabel nilai UAS kelas VIII Granada

dan VIII Cordoba dalam beberapa mata pelajaran yang dijadikan

sebagai tolak ukur dalam penelitian ini.

Tabel 1.1
Nilai UAS Semester Ganjil Kelas VIII Granada SMPIT
Wasilah Intelegensia
NILAI
N Nama Siswa Tahfid MTK B. B. B. SBK
o z Arab Inggris Indonesia
1 Arya Surya 85 60 55 64 70 85
2 Fatchiya Ayu
70 77 60 70 75 75
Wulanjani
3 Fauzan Ramadhan 80 55 60 75 60 80
4 Gilang Giri Nugraha 65 65 65 65 70 80
5 Irsal Nurdiansyah 65 60 63 65 65 75
6 Jihan Aryani 60 70 55 75 60 80
7 Letty Fathiatul Inayah 65 50 65 75 65 85
8 M. Adryan Saputra
60 50 75 63 55 80
Djou
9 M. Iksa Ardiliansyah 65 60 78 65 65 65
1 M. Luthfiansyah
70 64 70 75 82 77
0
1 M. Raihan Al- Farizi
68 60 68 70 68 68
1
1 M. Raihan Ramdhan
85 85 85 85 90 85
2
1 M. Rifan Ghifari
70 75 70 70 55 80
3
1 M. Sulthan Mazaya
85 78 87 80 90 85
4
1 M. Zulfa Hamdi M
65 65 65 50 65 80
5
1 Mario Alonso
60 67 60 55 60 83
6
1 Nayla Afifatulhaq
65 70 65 65 80 81
7
1 R. Wisam Salman I. Z
65 60 65 50 70 84
8
1 Rizqi Azmi
65 65 70 55 65 82
9
2 Sayyid Abdulrohman
60 70 60 70 60 88
0
2 Shifa Afifah
70 75 70 60 50 80
1
Jumlah 1438 1381 1406 1402 1400 1678
KKM 75 75 75 75 75 75
Rata-rata 68,47 65.76 66.95 66.76 66.67 79.90
Sumber : Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia

Tabel 1.2
Nilai UAS Semester Ganjil Kelas VIII Cordoba SMPIT
Wasilah Intelegensia
NILAI
No Nama Siswa Tahfidz MTK B. Arab B. Inggris B. Indonesia SBK
1 Abdullah Mubarok 70 75 80 70 70 85
2 Akmal Firdaus 65 70 60 60 65 75
3 Donny Hermansyah 80 55 60 75 60 80
4 Fawaz Nurrafi K 60 65 60 65 70 80
5 Ilman Ahmad Ghifari 65 50 63 65 65 80
6 Lucyana Apriliani 85 85 85 75 80 80
7 Moch. Hasby Al-Firdaus 65 50 65 75 65 85
8 Muhammad Daffa I 65 50 75 63 55 80
9 Muhammad Rakan R 90 60 78 65 65 80
10 Qaulan Tsaqila Tresna 80 85 80 75 82 80
11 Raihan Cahara 65 60 68 70 68 88
12 Ratu Adisty Ayu 65 85 85 85 90 85
13 Ravindah Pusparadi 70 75 85 70 55 80
14 Rd. Moch Syauqi 60 78 87 80 90 85
15 Rd. Satrio Notonegoro 65 65 65 50 65 80
16 Reyhan Azibrani 75 67 60 55 60 83
17 Rizki Muhammad F 60 70 65 70 80 81
18 Shelsya Azzahra I 80 60 60 50 70 84
19 Syakira Nurul Hidayah 60 65 65 55 65 85
20 Zaidan Dzakwan 55 70 60 70 65 80
21 Muhammad Al-Ghifari 85 75 65 60 70 85
Jumlah 1438 1465 1415 1471 1403 1455
KKM 75 75 75 75 75 75
Rata-rata 68,47 69.76 67.38 70.05 66.81 69.29
Sumber : Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia

Berdasarkan hasil data diatas diperlukan adanya suatu upaya untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi diantaranya dengan penggunaan metode

takrir dengan baik. Dalam hal ini penggunaan metode pembelajaran takrir dengan

maksimal dapat menjadi alternatif solusi untuk permasalahan tersebut.

Sebagaimana Profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-

Islamiyah di Riyadh, Dr. Abdullah Subaih berpendapat bahwa dengan menghafal

Al Quran berarti siswa terlatih untuk berkonsentrasi. Kita tahu bahwa pendidikan

formal juga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk mempelajarinya. Dengan

belajar menghafal Al Quran maka dia akan terlatih dengan konsentrasi yang

tinggi, terutama menggunakan metode pengulangan. Konsentrasi yang tinggi ini

dihubungkan dengan kinerja otak. Menurut M. Ngalim Poerwanto, jika sel-sel


otak bekerja atau difungsikan terus dengan hal-hal positif dan aktif, maka akan

menjadi lebih kuat. (Remaja Rosdakarya, 1992 : 52)

Terkait dengan permasalahan dan alternatif solusi yang

telah dikemukakan diatas, penelitian ini akan dilakukan dengan

mengambil judul “PENGARUH METODE TAKRIR TERHADAP

KECERDASAN INTELEKTUAL SISWA” (Penelitian di kelas VIII

SMPIT Wasilah Intelegensia Kabupaten Garut)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat

diidentifikasikan masalahnya yaitu:

1. Penggunaan metode takrir yang kurang maksimal pada

proses pembelajaran tahfidz menyebabkan hafalan yang

telah dimiliki siswa tidak kuat dan kurang lancar.

Sehingga metode ini perlu dimaksimalkan untuk

meningkatkan kecerdasan intelektual siswa.

2. Permasalahan siswa yang terjadi pada siswa adalah nilai

UAS beberapa mata pelajaran yang terkait dengan

Kecerdasan Intelektual siswa yang tidak mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) memerlukan pemecahan

masalah untuk mengatasinya.

1.3.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas diidentifikasi

beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut:


1. Bagaimana penerapan Metode Takrir dalam menghafal

Al-Qur’an pada siswa kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia?

2. Bagaimana Kecerdasan Intelektual siswa di kelas VIII

SMPIT Wasilah Intelegensia ?

3. Apakah terdapat pengaruh Metode Takrir terhadap

Kecerdasan Intelektual siswa kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia?

1.4 Kerangka Pemikiran

Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam latar

belakang masalah salah satu permasalahan yang terjadi dalam

program tahfidz adalah metode yang digunakan terlalu kurang

bervariatif dan tidak memhami psikologi siswa.

Takrir berasal dari kata karrara, yukarriru, takriran yang

berarti pengulangan.( Munawir, 1984 : 55) . Yang dimaksud

dengan metode ini yaitu menghafal satu per satu terhadap ayat-

ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal,

setiap ayat bisa diulang sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh

kali, atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola

dalam bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu

mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam

bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak

refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah


dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama,

demikian seterusnya hingga mencapai satu muka. (Aziz, 2005 :

82)

Setelah ayat-ayat dalam satu muka telah dihafalnya, maka

gilirannya menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka.

Untuk menghafal yang demikian maka langkah selanjutnya ialah

membaca dan mengulang-ulang lembar tersebut hingga benar-

benar lisan mampu memproduksi ayat-ayat dalam satu muka

tersebut secara alami atau refleks.(Al-Hafidz, 2005 : 112)

Dalam proses menghafal Al-Qur’an, keinginan cepat

khatam 30 juz memang sangatlah wajar. Namun, jangan sampai

keinginan tersebut membuat terburu-buru dalam menghafalkan

Al-Qur’an dan pindah ke hafalan baru. Sebab bila demikian,

dikhawatirkan akan melalaikan hafalan yang sudah pernah

dihafal tidak diulang kembali karena lebih fokus pada hafalan

baru dan tidak men-takrir hafalan yang lama. Sugianto (Agus,

2004 : 78) menyebutkan beberapa tahapan yang harus dilalui

dalam metode takrir :

a. Tentukan batasan materi. Siapkan materi hafalan yang akan

dihafal, sesuai dengan kemampuan, bisa I halaman, ½

halaman, 1/3 halaman atau ¼ halaman.

b. Membaca berulang kali dengan teliti. Materi hafalan tersebut

dibaca berkali-kali sampai lancar dan jelas. Hal ini dilakukan


dengan membaca (melihat) mushaf kurang lebih sebanyak 40

kali.

c. Menghafal ayat perayat sampai batas materi. Materi tersebut

diulangi kembali dengan sesekali melihat mushaf dan sesekali

tidak. Hal ini dilakukan berulang-ulang sebanyak kurang- lebih

40 kali hingga hafal dengan sendirinya.

d. Mengulang hafalan sampai benar-benar lancar. Setelah hafal,

lakukan pengulangan dengan tanpa melihat mushaf

sebanyak kurang lebih sebanyak 40 kali.

Menurut Ahsin W (2005 : 37) diantara manfaat dan tujuan

metode ini antara lain:

1. Memperkuat hafalan ayat demi ayat yang dihafalkan, karena

dalam metode takrir tidak diperbolehkan berpindah ke ayat

berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafalkan benar-benar

sempurna.

2. Menjaga dan memperlancar hafalan yang sudah dihafalkan,

karena berdosalah seseorang yang meninggalkan hafalannya.

Menurut pendapat Abdurrazaq (2003:45) terdapat juga

beberapa hal yang dianggap penting sebagai faktor pendukung

metode takrir dalam menghafal Al-Qur'an, diantaranya :

1. Dzaka (Kecerdasan)

2. Hirsh (Tekad yang kuat)

3. Ijtihad (bersungguh-sungguh)
4. Bulghah (bekal)

5. Shuhbatu Ustadz (menyertai guru)

6. Waktu yang panjang

Kecerdasan intelektual atau biasa disebut dengan

intelegensi merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir

dan dapat diukur dengan suatu tes yang disebut dengan IQ

(Intellegence Quotient). Kecerdasan intelektual atau biasa

disebut IQ merupakan kemampuan untuk mengarahkan pikiran

atau tindakan, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir

rasional, menghadapi lingkungan dengan efektif, serta dalam

mengorganisasi pola-pola tingkah laku seseorang sehingga dapat

bertindak lebih efektif dan lebih tepat.

L.L Thurstone [ CITATION Soe12 \l 2057 ] menyebutkan tujuh

indikator kecerdasan intelektual, yaitu :

a. Kemampuan numerikal/matematis (number)

b. Kemampuan Verbal atau berbahasa (verbal comprehension)

c. Kemampuan Abstraksi berupa visualisasi atau berfikir (space)

d. Kemampuan menghubungkan kata-kata (word fluency)

e. Kemampuan membuat keputusan, baik induktif maupun

deduktif (reasoning)

f. Kemampuan mengenal atau mengamati (perceptual)

g. Kemampuan mengingat (memory)


Mengacu pada uraian-uraian tentang permasalahan diatas serta

alternatif solusi pemecahan masalah maka penelitian ini

dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana kerangka

pemikiran yang digambarkan sebagai berikut:

PENGARUH METODE TAKRIR DALAM


MENGHAFAL AL-QUR’AN TERHADAP
KECERDASAN INTELEKTUAL SISWA

Metode Takrir Kecerdasan Intelektual Siswa


Variabel X:
Variabel Y:

a. Menentukan batasan materi. a.) Kemampuan numerical

b. Membaca berulang kali dengan b.) Kemampuan verbal

teliti. c.) Kemampuan abstraksi

c. Menghafal ayat perayat sampai d.) Kemampuan menghubungkan

batas materi. kata-kata

d. Mengulang hafalan sampai benar- e.) Kemampuan membuat


PENGARUH

RESPONDEN

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008: 207)

metode analisis deskriptif yaitu, “Metode Analisis Deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

1.6 Pembahasan

1.6.1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Variabel X

(Metode Takrir)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPIT Wasilah

Intelegensia setelah dibagikan kuesioner Variabel X (Metode Takrir) kepada

masing-masing santri maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari 12 butir

kuesioner, seluruhnya dinyatakan valid karena nilai “t hitung ” lebih besar dari “t

”.
tabel

Sebagai sampel berikut ditunjukkan hasil validitas item pernyataan

mengenai metode klasikal dengan pernyataan “Sebelum menghafal Al-Qur’an,

pembimbing terlebih dahulu memberikan batasan materi.” dengan menggunakan

perhitungan validitas product moment

Mencari nilai r dengan rumus sebagai berikut:

X=
∑x atau Y =
∑ y
i i
81
¿
¿
1024
¿
20.53150−(¿¿ 2)
¿ 2¿
20.349−¿
¿
¿
√¿
20.4214−(81.1024)
¿
¿

84280−82944
¿
√{( 6980−6561 ) ( 1063000−1048576 ) }
1336
¿
√(419)(14424)
1336
¿
√6043656
1336
=
2458,385

¿ 0,543 446

Mencari nilai thitung:


h itung=¿ √ 2
r n−2
√1−r
t¿

0,543
¿
¿
¿2
1−¿
√¿
0,543446 √ 20−2
¿ ¿

0,543446 √ 18
¿
√ 1−0,295334
0,54345∗4,242641
¿
√ 0,704666
2,305647
¿
0,83944

¿ 2,746636

Nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel

dengan tingkat  0,05 dan derajat kebebasan sebesar 18 diperoleh ttabel 2,100922.

Kaidah keputusan sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel maka alat ukur valid

Jika thitung ≤ ttabel maka alat ukur tidak valid

Nilai thitung > ttabel 2,746636 >2,100922 maka item pernyataan nomor 1

dinyatakan valid.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji validitas dan realibilitas variabel

X Metode Takrir bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel X
Metode Takrir
No thitung ttabel Keputusan
1 2,746636 2,100922 Valid
2 2,841311 2,100922 Valid
3 2,636999 2,100922 Valid
4 2,68239 2,100922 Valid
5 3,29545 2,100922 Valid
6 2,92253 2,100922 Valid
7 2,701734 2,100922 Valid
8 2,455267 2,100922 Valid
9 2,563971 2,100922 Valid
10 2,617421 2,100922 Valid
11 2,496583 2,100922 Valid
12 3,241793 2,100922 Valid
Reliabilitas r11= 0,815972 Sangat Tinggi

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pada Metode

Takrir yang berjumlah 12 item bisa dipakai untuk analisis selanjutnya karena

dinyatakan valid. Sedangkan untuk pengujian reliabilitasnya dinyatakan

“Sangat Tinggi” karena berada pada rentang 0,80  r11 ≤1,00, dengan

perhitungan sebagai berikut :

2 rb
r ᵢ=
1+rb

2∗0,689149
¿
1+0,689149

1,378299
¿
1,689149

¿ 0,815972
1.6.2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Variabel X

(Metode Takrir)

Pengujian validitas dan reliabilitas selanjutnya dilakukan terhadap

instrumen kuesioner variabel Y yaitu Kecerdasan Intelektual Siswa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPIT Wasilah

Intelegensia setelah dibagikan kuesioner kepada masing-masing santri maka

dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari 25 butir kuesioner ,15 kuesioner

dinyatakan valid karena nilai “t hitung” lebih besar dari “t tabel”.

Sebagai sampel berikut ditunjukkan hasil validitas item pernyataan

mengenai metode klasikal dengan pernyataan “Anda bisa dengan cepat dan

mudah menghitung angka” dengan menggunakan perhitungan validitas

product moment

Mencari nilai r dengan rumus sebagai berikut:

X=
∑x atau Y =
∑ y
i i

91
¿
¿
1289
¿
20.84107−(¿¿ 2)
¿2¿
20.423−¿
¿
¿
√¿
20.5919−( 91.1289)
¿
¿

118300−117299
¿
√{( 8460−8281 ) ( 1682140−1661521 ) }
1081
¿
√(179)(20619)
1081
¿
√3690801
1081
¿
1921,146

¿ 0,562685

Mencari nilai thitung:

r √ n−2
h itung=¿
√1−r 2
t¿

0,562685 √ 20−2
¿
√ 1−0,5626852
0,562685 √ 18
¿
√ 1−0,316614
0,562685∗4,242641
¿
√ 0,683386
2,387271
¿
0,826672

¿ 2,887811

Nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel

dengan tingkat  0,05 dan derajat kebebasan sebesar 18 diperoleh ttabel 2,100922

Kaidah keputusan sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel maka alat ukur valid

Jika thitung ≤ ttabel maka alat ukur tidak valid

Nilai thitung > ttabel 2,887811 >2,100922 maka item pernyataan nomor

1 dinyatakan valid.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji validitas dan realibilitas variabel

Y Kecerdasan Intelektual Siswa bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Y
Kecerdasan Intelektual Siswa
No thitung ttabel Keputusan
1 2,887811 2,100922 Valid
2 6,287403 2,100922 Valid
3 3,674268 2,100922 Valid
4 4,0738 2,100922 Valid
5 3,395499 2,100922 Valid
6 2,860129 2,100922 Valid
7 3,883221 2,100922 Valid
8 4,505168 2,100922 Valid
9 2,956058 2,100922 Valid
10 5,400975 2,100922 Valid
11 2,845733 2,100922 Valid
12 4,53483 2,100922 Valid
13 4,990092 2,100922 Valid
14 7,392019 2,100922 Valid
15 4,875633 2,100922 Valid
Reliabilitas r11= 0, 0,88614 Sangat Tinggi

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 15 item pernyataan pada

kecerdasan intelektual siswa yang berjumlah 15 item bisa dipakai untuk analisis

selanjutnya karena dinyatakan valid. Sedangkan untuk pengujian reliabilitasnya

dinyatakan sangat tinggi.

2 rb
r ᵢ=
1+rb

2∗0,79556
¿
1+0,79556
1,59112
¿
1,79556

¿ 0,88614

1.6.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Berikut ini disajikan rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap

Metode Takrir (X) sebagai berikut:

Tabel 4.18
Nilai Rekapitulasi Skor Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an
NO SKOR PERSENTASE KATEGORI
139,0
Cukup Baik
1 0 66,19
148,0
Baik
2 0 70,48
151,0
Baik
3 0 71,90
155,0
Baik
4 0 68,57
164,0
Baik
5 0 78,10
158,0
Baik
6 0 75,24
155,0
Baik
7 0 73,81
141,0
Cukup Baik
8 0 67,14
146,0
Baik
9 0 69,52
149,0
Sangat Baik
10 0 70,95
147,0
Sangat Baik
11 0 70,00
140,0
Cukup Baik
12 0 66,67
1793,
JUMLAH
00 848,57 Baik
RATA-RATA 70,71
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Takrir telah

digunakan dengan baik di Kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia yang diperoleh

dari hasil rata-rata 70,71 dengan kategori baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pembimbing

tahfidz di kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia. Ketika mulai menghafal,

pembimbing terlebih dahulu memberikan batasan materi. Lalu pembimbing

memberikan contoh dan diikuti oleh siswa. Menghafal setiap ayat diulang terus

menerus sampai akhirnya siswa hafal, dan baru diperbolehkan menyetorkan

hafalan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat dan memperlancar hafalan siswa.

Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal

dengan sabar dan tidak terburu-buru sehingga siswa tidak merasa dipaksa untuk

hafal dengan waktu yang cepat seperti hasil wawancara yang dilakukan terhadap

beberapa siswa.

Sehingga hasil pengolahan data dan observasi menunjukan bahwa

metode Kauny Takrir telah digunakan dengan baik oleh para pembimbing tahfizh

di kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia.

Berikut ini disajikan rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap Metode

Takrir (X) sebagai berikut:

Tabel 4.18
Nilai Rekapitulasi Skor Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an
NO SKOR PERSENTASE KATEGORI
139,0
Cukup Baik
1 0 66,19
148,0
Baik
2 0 70,48
151,0
Baik
3 0 71,90
4 155,0 68,57 Baik
0
164,0
Baik
5 0 78,10
158,0
Baik
6 0 75,24
155,0
Baik
7 0 73,81
141,0
Cukup Baik
8 0 67,14
146,0
Baik
9 0 69,52
149,0
Sangat Baik
10 0 70,95
147,0
Sangat Baik
11 0 70,00
140,0
Cukup Baik
12 0 66,67
1793,
JUMLAH
00 848,57 Baik
RATA-RATA 70,71

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Takrir telah

digunakan dengan baik di Kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia yang diperoleh

dari hasil rata-rata 70,71 dengan kategori baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pembimbing

tahfidz di kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia. Ketika mulai menghafal,

pembimbing terlebih dahulu memberikan batasan materi. Lalu pembimbing

memberikan contoh dan diikuti oleh siswa. Menghafal setiap ayat diulang terus

menerus sampai akhirnya siswa hafal, dan baru diperbolehkan menyetorkan

hafalan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat dan memperlancar hafalan siswa.

Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal

dengan sabar dan tidak terburu-buru sehingga siswa tidak merasa dipaksa untuk
hafal dengan waktu yang cepat seperti hasil wawancara yang dilakukan terhadap

beberapa siswa.

Berikut ini disajikan rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap

Kecerdasan Intelektual Siswa (Y) sebagai berikut:

Tabel 4.34
Nilai Rekapitulasi Skor Kecerdasan Intelektual Siswa
PERSENTAS
NO SKOR KATEGORI
E
145,0
1 Baik
0 69,05
151,0
2 Baik
0 71,90
154,0
3 Baik
0 73,33
128,0
4 Cukup Baik
0 60,95
153,0
5 Baik
0 72,86
149,0
6 Baik
0 70,95
142,0
7 Cukup Baik
0 67,62
149,0
8 Baik
0 70,95
140,0
9 Sangat Baik
0 66,67
148,0
10 Cukup Baik
0 70,48
153,0
11 Baik
0 72,86
145,0
12 Baik
0 69,05
154,0
13 Baik
0 73,33
156,0
14 Baik
0 74,29
148,0
15 Baik
0 70,48
2215,
JUMLAH 1054,76
00 Baik
RATA-RATA 70,32
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Intelektual

Siswa di kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia yang diperoleh dari hasil rata-

rata 70,32 dengan kategori baik. Hal ini sejalan dengan berdasarkan observasi

penulis bahwa kualitas di SMPIT Wasilah Intelegensia cukup baik

karena didukung oleh banyak fasilitas, sumber yang cukup

lengkap, serta para pengajar yang profesional. Proses

pembelajaran di sekolah ini menuntut siswa untuk lebih kreatif

dan aktif di semua mata pelajaran. Lingkungan yang sejuk pun

menjadi pendukung bagi siswa untuk belajar dan meningkatkan

kecerdasan intelektualnya.

Dengan demikian baik dari hasil pengolahan data maupun hasil observasi

Kecerdasan Intelektual Siswa di Kelas VIII SMPIT Wasilah Intelegensia

dikategorikan baik.

1.6.4 Uji Korelasi

Nilai r menunjukan koefisien korelasi antara variabel X “Metode Takrir”

dengan variabel Y “ Kecerdasan Intelektual Siswa“. Berdasarkan perhitungan

diatas, nilai r yang didapat adalah 0,73454 nilai r berada antara rentang 0,600 –

0,799 artinya terdapat korelasi yang tinggi antara Metode Takrir dalam

Menghafal Al-Qur’an dengan Kecerdasan Intelektual Siswa.

1.6.5 Uji Determinasi


Berdasarkan koefisien r yang di dapat dapat dilakukan uji determinasi/uji

pengaruh dengan rumus

KD = r2 x 100%

KD = 0,73454² X 100%

KD = 0,5396 X 100% = 53,96%

Kemudian mencari epsilon atau besar pengaruh faktor lain terhadap

variabel terikat

ε = 100% - KD

ε = 100%-53,96% = 46,04%

Artinya Jika metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an digunakan maka

akan mempengaruhi Kecerdasan Intelektual Siswa sebesar 53,96% sedangkan

sisanya 46,04% dipengaruhi faktor lain seperti pembawaan anak, lingkungan, dan

motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa metode takrir dalam

menghafal Al-Qur’an ini berpengaruh “Cukup Baik” terhadap kecerdasan

intelektual siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat M. Darwis Hude bahwa

menghafal Al-Qur’an disebut dengan Effortful Processing

(penyimpanan yang diusahakan). Salah satu usaha penyimpanan

hafalan Al-Qur’an ke dalam memori jangka panjang adalah

dengan cara mengulang atau Takrir. Sehingga ,membaca Al-

Qur'an secara rutin dan berulang-ulang akan memindahkan

surat-surat yang telah dihafal dari otak kiri ke kanan. Di antara

karakteristik otak kiri ialah menghafal dengan cepat, tetapi cepat


pula lupanya. Sedangkan karakteristik otak kanan ialah daya

ingat yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama guna

memasukkan memori ke dalamnya. Sementara dalam waktu

yang sama ia juga mampu menjaga ingatan yang telah dihafal

dalam jangka waktu yang cukup lama pula. Sudah kita ketahui

bahwa salah satu cara yang penting dan baik untuk memasukkan

memori ke dalam otak kanan ialah dengan cara sering

mengulanginya. Karena itu, sering dan banyak membaca sangat

efektif dalam rangka mematangkan dan menguatkan hafalan

perihal yang serupa dengan membaca meskipun tingkatannya

lebih rendah ialah mendengarkan. Dengan seringnya otak kanan

dipergunakan pada diri kita akan meningkatkan kecerdasan

Intelektual [ CITATION Ron09 \l 1057 ]

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan rumus thitung sebagai

berikut:

r n2
t hitung 
th
1  0,73454
t hitung =
r 2
√ 42−2
√ 1−0,73454 ²
0,73454∗6,3245
t hitung =
√ 0,4604
4,6456
t hitung =
0,6785

t hitung=6,8463

Artinya lebih besar dari ttabel pada derajat kebebasan 40 (dk = N-2) dengan

tingkat signifikansi 5% atau 0,05 yaitu sebesar 2,0210 artinya hipotesis yang
diajukan “Jika metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an digunakan maka akan

mempengaruhi Kecerdasan Intelektual Siswa” diterima. Hal ini didukung dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMPIT Wasilah Intelegensia bahwa

siswa mendapatkan kemudahan dalam beberapa mata pelajaran yang berkaitan

dengan kecerdasan intelektual seperti Tahfidz, Bahasa Inggris, Matematika,

Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan SBK. Selain itu, siswa mendapatkan rata-rata

di atas KKM yang telah ditentukan. Sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 4.35
Nilai UAS Semester Genap Kelas VIII Granada SMPIT Wasilah Intelegensia
NILAI
No Nama Siswa Tahfidz MTK B. Arab B. Inggris B. Indonesia SBK
1 Arya Surya 85 90 78 84 80 90
2 Fatchiya Ayu Wulanjani 80 80 70 75 85 95
3 Fauzan Ramadhan 80 85 60 75 74 90
4 Gilang Giri Nugraha 75 85 67 75 75 85
5 Irsal Nurdiansyah 65 63 70 60 85 90
6 Jihan Aryani 80 75 85 75 70 80
7 Letty Fathiatul Inayah 75 90 85 85 65 95
8 M. Adryan Saputra Djou 70 85 80 80 85 90
9 M. Iksa Ardiliansyah 75 82 78 78 70 85
10 M. Luthfiansyah 80 87 70 75 82 90
11 M. Raihan Al- Farizi 80 75 88 80 78 80
12 M. Raihan Ramdhan 95 85 85 85 90 85
13 M. Rifan Ghifari 85 75 80 75 80 80
14 M. Sulthan Mazaya 90 88 87 90 92 95
15 M. Zulfa Hamdi M 80 75 85 82 75 85
16 Mario Alonso 85 77 80 85 65 85
17 Nayla Afifatulhaq 85 82 80 85 87 95
18 R. Wisam Salman I. Z 85 80 80 80 73 84
19 Rizqi Azmi 75 68 76 65 85 85
20 Sayyid Abdulrohman 75 72 80 75 70 85
21 Shifa Afifah 85 85 80 78 82 90
Jumlah 1685 1684 1644 1642 1648 1839
KKM 75 75 75 75 75 75
Rata-rata 80.24 80.19 78.29 78.19 78.48 87.57
Sumber : Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia
Tabel 4.35
Nilai UAS Semester Genap Kelas VIII Cordoba SMPIT Wasilah Intelegensia
NILAI
N0 Nama Siswa Tahfidz MTK B. Arab B. Inggris B. Indonesia SBK

1 Abdullah Mubarok 85 75 88 75 70 90
2 Akmal Firdaus 80 75 80 70 75 85
3 Donny Hermansyah 80 86 77 80 82 85
4 Fawaz Nurrafi K 75 80 75 75 80 85
5 Ilman Ahmad Ghifari 75 87 75 80 70 85
6 Lucyana Apriliani 85 85 85 90 80 90
7 Moch. Hasby Al-Firdaus 80 50 90 75 70 85
8 Muhammad Daffa I 80 80 80 85 75 85
9 Muhammad Rakan R 95 70 78 75 80 85
10 Qaulan Tsaqila Tresna 85 85 80 75 86 85
11 Raihan Cahara 80 78 88 80 75 90
12 Ratu Adisty Ayu 80 85 85 85 90 90
13 Ravindah Pusparadi 85 75 85 80 70 85
14 Rd. Moch Syauqi 80 78 87 80 90 85
15 Rd. Satrio Notonegoro 65 70 65 70 65 85
16 Reyhan Azibrani 85 75 60 85 66 85
17 Rizki Muhammad F 80 70 85 75 80 81
18 Shelsya Azzahra I 90 60 90 80 85 90
19 Syakira Nurul Hidayah 80 75 80 77 80 85
20 Zaidan Dzakwan 80 75 87 80 70 85
21 Muhammad Al-Ghifari 85 75 65 60 70 85
Jumlah 1710 1589 1685 1632 1609 1806
KKM 75 75 75 75 55 75
Rata-rata 81.43 75.67 80.24 77.71 76.62 86.00
Sumber : Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas VIII SMPIT Wasilah

Intelegensia
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrazaq, Yahya. (2003). Cara Mudah dan Cepat Menghafal Al-

Qur'an. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i.

Agus, Ilham Sugianto. (2004). Kiat Praktis Menghafal Al-Qur'an.

Bandung: Mujahid Press.

Al-Hafidz, Ahsin. W. (2005). Bimbingan Praktis Menghafal Al-

Qur'an. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aziz, Muhammad Abdul. (2005). Penerapan Metode Takrir.

Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Departemen Agama RI. (2007). Al-Qur'anul Karim Terjemah Tafsir Per Kata.

Bandung : Syamil Qur'an

Rony, Ahmad. (2009). Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur'an.

Yogyakarta: Universitas Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sa'dulloh. (2008). 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur'an. Jakarta:

Gema Insani.
Soemanto, Wasty. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai