Anda di halaman 1dari 2

JAMAN SEKARANG,

PELECEHAN SEKSUAL DIANGGAP WAJAR

Catcalling adalah salah satu pelecehan bentuk verbal yang sering kita jumpai di
kehidupan sehari hari. Sayangnya, catcalling ini sering dianggap wajar oleh
sebagian masyarakat karena mereka tidak tahu bahwa catcalling itu adalah salah
satu bentuk pelecehan yang dapat merugikan korbannya.

Ketika kalian jalan sendiri tiba tiba ada seseorang yang berteriak seperti “hai mba
cantik amat” “neng bohay amat neng” “sinih dek sama abang aja, dari pada
sendirian” Pernakah kalian mengalami kejadian seperti itu? Apa yang kalian
rasakan? Risih? Marah? Takut? Pastii

Lalu apa yang akan kalian lakukan? Menegurnya? Lari? Atau curhat kepada teman?
Yah sekian banyak orang yang mengalami catcalling pasti akan menceritakan
kejadian tersebut kepada temannya. Lalu bagaimana tanggapan dari teman kalian?
Menyalahkan korban karena memakai baju mini? Mengatakan kepada korban
bahwa korban itu sangat berlebihan? Atau bahkan menuduh korban bahwa dengan
korban cerita tentang kejadian tersebut sama seperti mengumbar aib?

Jangan jadikan rok mini sebagai alasan, bahkan banyak wanita berjilbab dengan
pakaian yang longgar pun mengalami tindakan pelecehan. Jangan jadikan korban
sebagai pelaku, atau dianggap mengumbar aib. Jadi, kita harus membela yang layak
untuk dibela. Sebelum berpendapat, tempatkan lah diri kita seolah olah sebagai
korban.

Banyak faktor yang menyebabkan orang melakukan tindakan pelecehan, seperti :

1. Korban tindakan pelecehan

Biasanya pelaku merupakan korban dari pelecehan tindakan seksual. Banyak


korban yang mengalami tindakan pelecehan seksual tetapi mereka tidak berani
untuk bercerita akhirnya dipendam dan akhirnya menjadi dendam.

2. Labelling
“Anak SMA X nakal, sukanya ngegodain orang lewat” Padahal tidak semua anak
SMA X itu nakal karena banyak orang sudah memiliki pandangan jelek terhadap
SMA X maka cap sebagai anak nakal yang suka godain orang lewat akan melekat
pada diri anak SMA X.

3. Sosialisasi tidak sempurna

Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak. Sehingga anak tidak mengetahui
mana yang pantas untuk dilakukan dan tidak. Ingat! Hakikatnya bahwa keluarga
adalah media yang pertama dan utama untuk bersosialisasi.

4. Sub kebudayaan menyimpang

Pergaulan dengan teman lingkungannya sangat berpengaruh dalam pembentukan


kepribadian. Maka dari itu, carilah teman yang dapat memberikan sisi positif untuk
kemajuan diri kalian. Bukan justru menjerumuskan kepada hal yang negatif.

Artikel_Anis Dwi Lestari_Sosiologi_D0319011

Anda mungkin juga menyukai