Anda di halaman 1dari 5

Ciprofloxacin

Dosis
1.Untuk infeksi saluran kemih :
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
2.Untuk infeksi saluran cerna :
- Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari
3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak :
- Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari
- Berat : 2 x 750 mg sehari
- Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh
kurang dari 2 x 750 mg sehari
- Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20
ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi
separuh bila diberikan 2 x sehari.
- Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit.
Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari
sesudah gejala klinik hilang.
gangguan fungsi ginjal : klirens kreatiin < 20 ml / menit dosis normal sekali sehari atau
separuh jika diberikan 2x sehari.
Sediaan
Ciprofloxacin pada umumnya dipasarkan dengan kadar 250 mg / tablet atau 500 mg / tablet.
Sediaan lain bisa berupa infus atau sediaan tetes mata.
Indikasi
 Pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran kemih, pencernaan, dan infeksi perut,
termasuk infeksi oleh baketri gram negatif (Escherichia coli, Haemophilus influenzae,
Klebsiella pneumoniae, Legionella pneumophila, Moraxella catarrhalis, Proteus
mirabilis, dan Pseudomonas aeruginosa) , dan gram positif (Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, dan
Streptococcus pyogenes).
 siprofloksasina (ciprofloxacin) juga digunakan untuk infeksi pada kulit dan jaringan lunak,
tulang dan sendi, gonore akut dan osteomilitis akut.
Kontraindikasi
 Jangan menggunakan antibiotik ini pada pasien dengan dengan riwayat hipersensitif atau
alergi terhadap siprofloksasina (ciprofloxacin) dan antibiotik golongan kuinolon lainnya.
 Sebaiknya juga tidak digunakan untuk wanita hamil dan ibu menyusui.
 Siprofloksasina (ciprofloxacin) juga kontra indikasi pada pasien dengan epilepsi atau
gangguan kejang lainnya.
 Siprofloksasina (ciprofloxacin) sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat
tendon pecah.
Efek Samping
Kebanyakan efek samping siprofloksasina (ciprofloxacin) bersifat ringan sampai sedang yang
akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang
terjadi.
 Efek samping yang paling umum seperti mual, diare, tes fungsi hati yang abnormal,
muntah, dan ruam pada kulit.
 Obat ini juga meningkatkan resiko tendonitis dan tendon pecah, terutama pada pasien
berusia lebih dari 60 tahun, pasien yang juga menggunakan obat-obat golongan
kortikosteroid, dan pasien dengan transplantasi ginjal, paru-paru, atau jantung.
 Seperti fluoroquinolones lain, antibiotik ini dapat memicu terjadinya kejang atau
menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf
pusat lainnya.
 Sakit kepala, pusing, dan insomnia juga dilaporkan cukup sering terjadi.
 kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia,
dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
 Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis
epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau
perpanjangan QT), pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal
hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
 Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hypersentitivitas terjadi.
Keamanan Kehamilan
C. Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada
studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi
keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun
potensi resiko sangat besar.
Clindamycin
Dosis
Dewasa:
Infeksi serius: 150 mg - 300 mg setiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat: 300 mg - 450 mg setiap 6 jam
Anak-anak:
Infeksi serius : 8-16 mg/kg BB/hari, terbagi 3-4 kali sehari.
Infeksi yang lebih berat : 16-20 mg/kg BB/hari, terbagi 3-4 kali sehari.
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, obat harus diminum dengan
segelas air penuh. Pada infeksi Streptococci β-hemolytic, pemberian harus dilanjutkan
sekurang-kurangnya 10 hari.
Sediaan
Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara dengan 150 mg
klindamisin.
Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan 300 mg
klindamisin.
Indikasi
Infeksi serius yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif terhadap Clindamycin
terutama Streptokokus, Pneumokokus, Stafilokokus dan bakteri anaerob sepeti: infeksi serius
saluran nafas bagian bawah, infeksi serius kulit dan jaringan lunak, osteomielitis, infeksi
serius intra-abdominal.
Kontraindikasi
Reaksi hipersensitif terhadap clindamycin HCl atau linkomisin.
Efek Samping
 Gangguan gastrointestinal : mual, muntah dan kolitis pseudomembranousa
 Reaksi hipersensitif : pruritus, rash, urtikaria
 Hati: jaundice, abnormalitas test fungsi hati
 Ginjal: disfungsi ginjal (azotemia, oliguria, proteinuria)
 Hematopoietic : neutropenia sementara (leukopenia), eosinofilia, agranulositosis,
thrombositopenia
 Muskuloskeletal: polyarthritis
Keamanan Kehamilan
B. Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Atau studi
terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan efek samping (selain penurunan
fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester 1 (dan
ditemukan bukti adanya risiko pada kehamilan berikutnya).
Thiamphenicol
Dosis
 Dewasa : 4 kali sehari 250-500 mg.
 Anak-anak atau bayi berusia lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg berat badan/hari dibagi
menjadi 3-4 kali pemberian.
 Bayi berusia kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg berat badan/hari dibagi menjadi 4-6 kali
pemberian.
 Bayi prematur : 25 mg/kg berat badan/hari dibagi menjadi 2 kali pemberian.
Sediaan
 Thiamphenicol Kapsul 250 mg
 Thiamphenicol Kapsul 500 mg
 Thiamphenicol Sirup 125 mg/5 ml
 Thiamphenicol Sirup Forte 250 mg/5 ml
Indikasi
Tiamfenikol adalah antibiotik spektrum luas yang mempunyai cara kerja seperti
kloramfenikol. Tiamfenikol kurang aktif dibandingkan dengan kloramfenikol, namun sama
efektifnya dan efek bakterisidnya lebih baik terhadap Haemophilus spp dan Neisseria spp.
 Infeksi saluran kemih dan kelamin.
 Infeksi gonore (GO).
 Infeksi saluran pencernaan.
 Infeksi tifus dan paratifus.
 Infeksi saluran pernafasan.
Kontraindikasi
 Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap tiamfenikol.
 Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah.
 Wanita hamil dan menyusui.
Efek Samping
 Reaksi hipersensitivitas/alergi, gangguan saluran pencernaan (mual, muntah, diare),
sariawan, glositis, ensefalopati, depresi mental, sakit kepala, dan ototoksisitas.
 Anemia hemolitik.
 Reaksi Jarish-herxheimer.
 Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan perdarahan, neuritis optik dan perifer.
 Efek samping yang potensial fatal : depresi sumsum tulang, grey baby syndrome,
anafilaktik.
Keamanan Kehamilan
C. Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada
studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi
keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun
potensi resiko sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai