Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TUGAS AKHIR

Eksplorasi Material Tali Paracord Sebagai Pengembangan


Desain Elemen Interior

Oleh :
Achmad Fayswan ( 16.2016.1.00454)

JURUSAN DESAIN PRODUK


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2019 - 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paracord memiliki perananan sebagai salah satu bahan tekstil yang memiliki
beragam fungsi untuk keperluan survival maupun kreasi pembuatan aksesoris. Selain
memiliki berbagai macam warna serta variasi motif yang beragam, paracord juga memiliki
struktur tali yang kuat serta ketajaman warna yang pekat karena dikhususkan sebagai
penggunaan berstandar luar ruangan.
Paracord berasal dari istilah Parachute Cord, digunakan sebagai tali parasut oleh
US Army sejak Perang Dunia II, paracord juga dapat berfungsi sebagai alternatif
kebutuhan perlengkapan survival. Istimewanya tali paracord yakni sangat kuat dan lentur
untuk berbagai macam keperluan luar ruangan yang beragam (paracordstudio.com).
Penggunaan paracord di Indonesia umumnya dikreasikan sebagai fashion
aksesoris, antara lain sabuk pinggang, kalep jam, gelang, kalung, pin bross, bahkan
cincin. Banyak dari kalangan UMKM di Indonesia yang menjual berbagai hasil kreasi
paracord dalam bentuk aksesoris. Dari beberapa pengrajin independen, seni kreasi
paracord juga dikembangkan selain daripada umumnya, mulai dari elemen interior,
produk alas kaki, figure, case, holder bahkan furniture.
Umumnya baik masyarakat Indonesia maupun pengrajin lokal, banyak yang belum
memiliki wawasan mengenai tali paracord, data dari Google trends lima tahun terakhir
menyatakan hasil pencarian untuk 3 kategori tali sebagai bahan dasar untuk kerajinan
tangan antara lain sebagai berikut.

Foto : Statistik penelusuran google


Sumber : Google trends, diakses 8 Oktober 2019
Foto : Statistik penelusuran google

Sumber : Google trends, diakses 8 Oktober 2019

Statistik menunjukan, tali kur menjadi bahan yang mendominasi data pencarian
masyarakat Indonesia, namun pada statistik penelusuran global, minat terhadap paracord
jauh mengungguli tali kur. Dalam hal ini peneliti mendapat kesimpulan bahwasannya
pengenalan material paracord di Indonesia hanya diketahui dari kalangan tertentu, dan
beberapa dari mereka adalah pengguna internet aktif dengan mendapati informasi yang
terbarukan.

Tali kur yang digunakan para pengrajin hanya terdiri dari pilihan warna-warna
dasar, sedangkan paracord memiliki berbagai motif warna yang variatif, hal ini yang
memungkinkan ragam hias dari produk tali kur hanya bisa diminati pada produk yang
membutuhkan pembuatan pola anyam, sedangkan paracord mempunyai berbagai motif
yang beragam dari tiap untai tali yang dapat di eksplorasikan pada pembuatan produk
aksesoris sederhana yang berpotensi memiliki daya jual dan minat masyarakat yang
tinggi.

Selain itu produk yang dihasilkan dari kerajinan paracord sudah banyak diminati
para pelaku usaha muda, sedangkan tali kur hanya merambah di kalangan wanita dan
ibu rumah tangga. Banyaknya pilihan warna dari paracord dapat mempengaruhi seluruh
kalangan untuk merangkai dan mengkombinasikannya dengan produk lain, baik sebagai
tambahan ornamen maupun pendukung sistemasi fungsi produk, menyesuaikan
kombinasi warna dan karakter yang selaras, mengikuti prinsip form follow fun – fokus pada
desain yang inovatif, berproses dalam eksplorasi, serta bermakna sebagai
pengembangan belajar dalam desain produk & proses kreatif kerajinan tangan.
Foto : tokopedia.com/talipelangi , aliexpress.com/yougleparacord

Sumber : Google trends, diakses 8 Oktober 2019

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengeksplorasi material tali paracord,
berinisiatif mengembangkan dan mengaplikasikan ide, memberikan hasil sebagai
referensi dalam pengembangan produk paracord baik bagi komunitas maupun pengrajin
independen, serta membuka wawasan bagi para pengrajin lokal mengenai peluang usaha
menggunakan bahan dasar paracord.

1.2 Latar Belakang


Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang, terdapat permasalahan
yang akan dihadapi dan nantinya akan dibahas melalui analisis. Uraian dari identifikasi
masalah tersebut antara lain :
 Pengenalan material paracord sebagai pengembangan industri kreatif kerajinan
Indonesia melalui tahapan eksplorasi pengolah bahan dan dikembangkan sebagai
desain produk elemen interior.
 Bagaimana mengolah hasil dari penggunaan material paracord secara
keseluruhan sebagai produk elemen interior yang bebas dari limbah.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa batasan masalah yang ada yakni menghasilkan produk desain
elemen interior dengan proses pengolahan material yang meminimalisir anyaman.

1.4 Tujuan
Dari berbagai ulasan yang ada diatas, eksplorasi material tali paracord memiliki
beberapa tujuan yakni antara lain :
 Merancang hasil eksplorasi tali paracord desain tali paracord untuk dijadikan produk
kerajinan tangan yang inovatif serta mempunyai nilai daya jual yang tinggi.

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Bagi Peneliti :
I. Menambah pengetahuan serta memperdalam inovasi pengolahan material
paracord.
 Bagi Masyarakat :
I. Sebagai referensi bagi pengrajin terkait industri kerajinan paracord yang dapat
dieksplorasi untuk berbagai macam produk yang inovatif.
II. Memberikan pengetahuan tentang eksplorasi paracord dengan olahan baru.
 Bagi lembaga :
I. Menambah wawasan tentang pemanfaatan material paracord sebagai inovasi
usaha kerajinan UKM.
II. Menambah sumber referensi bagi para peneliti selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan maka dibuat sistematika penulisan yang terdiri
dari beberapa poin yakni sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN
Berisikan ulasan secara garis besar mengenai latar belakang, rumusan
masalah
Bab II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan kajian-kajian teori yang bersangkutan dengan
pengertian judul proposal penelitian, studi warna, studi bentuk, studi
material, studi pengolahan material.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan perancangan alur penulisan ilmiah secara sistematis
berupa bagan, dan penjelasan dari bagan-bagan tersebut. Bab ini
berguna untuk menjadi pakem atau koridor penulis untuk melakukan
penelitian sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis.

Bab IV : STUDI KASUS


Pada bab studi kasus ini membahas berbagai cara pengumpulan data
seperti wawancara, observasi lapangan, kuisioner, maupun penulusuran
data pustaka pendukung lainnya.

Bab V : EKSPERIMEN
Membahas kajian teori dari pengembangan dan percobaan eksperimen
material melalui proses pembuatan produk hingga dihasilkan beberapa
kesimpulan hasil data dalam bentuk laporan dan mapping eksperimen.

Bab VI : ANALISA DAN KEBUTUHAN DESAIN


Berisikan analisa dan sintesa pada kebutuhan desain, didalamnya juga
terdapat sketsa dan alternatif desain sampai dengan final desain.

Bab VI : PENUTUP
Berisikan kesimpulan, kritik, dan saran atas penelitian yang sudah
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai