DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
PRAKATA.......................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 3
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 3
2.2 Metode Penelitian ............................................................................................... 3
2.3 Tujuan ................................................................................................................. 4
2.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 4
2.5 Teknik Analisis Data........................................................................................... 4
ANALISIS DATA .............................................................................................................. 6
3.1 Analisis Kelompok 1........................................................................................... 6
3.2 Analisis Kelompok 2......................................................................................... 14
3.3 Analisis Kelompok 3........................................................................................ 17
3.4 Analisis Kelompok 4......................................................................................... 20
3.5 Analisis Kelompok 5......................................................................................... 23
3.6 Analisis Kelompok 6......................................................................................... 25
3.7 Analisis Kelompok 7......................................................................................... 28
SIMPULAN ...................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38
LAMPIRAN...................................................................................................................... 39
i
PRAKATA
Kegiatan ini tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Sebab itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua
Program Studi Sasta Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Jakarta serta Dosen Pengampu Mata Kuliah Entrepreneur Bahasa.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa sebagai produk dari pemikiran dan alat ucap memiliki banyak
fungsi antara lain merefleksikan keadaan, membuktikan peradaban, alat
komunikasi, bahkan ekspresi seseorang. Segala bidang dalam kehidupan
menggunakan aspek kebahasaan. Bidang kedokteran, ekonomi, sains,
teknologi, sejarah, bahkan bidang seni yang abstrak pun menggunakan bahasa
dalam penyajiannya. Kemampuan bahasa dalam menyampaikan makna begitu
diminati masyarakat.
Dewasa ini, bahasa tidak hanya dijadikan alat tutur dalam bermasyarakat.
Nilai bahasa lebih kepada produk terapan. Bahasa dapat menjadi bahan
kewirausahaan. Untuk menciptakan kewirausahaan dari bahasa, diperlukan
ketelitian dan kepekaan terhadap lingkungan. Dari lingkungan dapat tercipta
berbagai gagasan untuk menciptakan produk kebahasaan. Gagasan tersebut
berupa kriketik, saran, sanjungan, atau lelucon yang sesuai dengan keadaan
masyarakat.
1
aspek sejarah Kota Jakarta. Aspek sejarah ini diharapkan mampu menjadi
sebuah produk kebahasaan yang bernilai dan bermakna.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja aspek sejarah Kota Tua yang dapat dijadikan produk industri
kreatif kebahasaan?
2. Bagaimana cara menciptakan produk industri kreatif kebahasaan dari
aspek sejarah Jakarta di Kota Tua?
3. Mengapa aspek sejarah Kota Tua dapat dijadikan produk industri
kreatif kebahasaan?
4. Simbol apa saja yang dapat digunakan untuk mencerminkan sejarah di
Kota Tua dalam produk industri kreatif kebahasaan?
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut.
“Bagaimana cara menciptakan produk kebahasaan dari aspek sejarah Jakarta
di Kota Tua?”
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk-produk industri
kreatif kebahasaan yang didasari aspek-aspek sejarah Jakarta yang berada di
Kota Tua.
1.5.Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai acuan pembelajaran mengenai
industri kreatif kebahasaan dalam dunia pendidikan. Selain itu, juga dapat
membantu perkembangan industri kreatif kebahasaan di daerah Jakarta dan
sekitarnya.
2
BAB II
METODE PENELITIAN
3
sekaligus mengamati perbedaan apa saja yang terjadi pada zaman dahulu
dan zaman sekarang.
2.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya produk ini ialah sebagai keluaran tugas Mata
Kuliah Entrepreneur Bahasa.
4
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan
final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 2007: 16). 48
Menurut Mantja (dalam Harsono, 2008: 169), reduksi data berlangsung
secara terus menrus sepanjang penelitian belum diakhiri. Produk dari
reduksi data adalah berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari
catatan awal, perluasan, maupun penambahan.
3. Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan simpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data
dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta
memberikan tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84). Menurut
Sutopo (dalam Harsono, 2008: 169), sajian data berupa narasi kalimat,
gambar/skema, jaringan kerja dan 5able sebagai narasinya.
4. Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan konfigurasi
yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18). Simpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Simpulan ditarik semenjak peneliti
menyusun pencatatan, pola, pernyataan, konfigurasi, arahan sebab
akibat, dan berbagai proposisi (Harsono, 2008: 169).
5
BAB III
ANALISIS DATA
Berikut sajian analisis data terbadi ke dalam tujuh kelompok dengan anggota tiga
atau 4 orang, sebagaimana dikemukakan di bawah ini.
Anggota:
Dari hasil observasi tersebut, kami tertarik dengan lukisan tokoh Sultan
Agung yang berada di dalam gedung Museum Fatahilah. Lukisan tersebut
menampilkan sketsa gambar posisi duduk Sultan Agung yang berada di sebuah
tanah lapang bersama rakyatnya. Serta terdapat pula sketsa Sultan Agung yang
bersama dengan beberapa punggawanya.
Apabila mendengar nama Sultan Agung, sudah pasti tidak asing di telinga
kita. Dia sosok pahlawan yang berjasa membela negeri. Namun, di era milenial
seperti sekarang ini, banyak yang sudah melupakan jasa tokoh pahlawan,
termasuk Sultan Agung ini. Selain itu, kami juga bermaksud untuk mengenalkan
tokoh Sultan Agung kembali agar tidak dilupakan oleh masyarakat, karena Sultan
6
Agung sangat berperan penting dalam melindungi Tanah Jawa agar tidak direbut
oleh pihak Belanda. Untuk itu, kami mecoba mengenalkan kembali tokoh Sultan
Agung lewat kata-kata yang idenketik dari beliau.
7
Di sisi lain, karena keteguhan Sultan Agung untuk negeri, dia
mengorbankan hati dan perasaannya. Dia harus melepas cinta sejatinya sejak
remaja, Lembayung Putri, dengan menikahi perempuan ningrat untuk kebutuhan
kepemimpinannya, yaitu Ratu Kulon Putri Kesultanan Cirebon dan Ratu Wetan
Putri Adipati Batang.
Adapun hal yang penting untuk kita kagumi dari Sultan Agung ialah
keketika menjelang akhir hidupnya, Sultan Agung menghidupkan kembali
padepokan tempat dia belajar yang sempat ditutup demi kepentingan Belanda
serta demi melestarikan tradisi dan karya-karya budaya Mataram. Inilah sebabnya,
cerita perjuangan Sultan Agung masih bisa kita saksikan di Museum Fatahilah
sampai saat ini.
8
C. Pengambilan Data
Dari tangkapan layar tersebut terlihat adanya beberapa kata dari tokoh yang
berperan di dalam film Sultan Agung rumah produksi Mooryati Soedibyo
Cinema. Selain itu, kami juga mendapat kata-kata Sultan Agung melalui
9
mydirtsheet.com. Dari penelusuran tersebut, kata-kata Sultan Agung yang kami
dapat sebagai berikut.
Desain 1
10
Desain 2
Desain 3
11
Desain 4
12
Hasil Produk (2)
13
3.2 Analisis Kelompok 2
Anggota:
Tema: Ketidakadilan
14
Saat ini penjara bukan lagi merupakan sebuah tempat yang ditakuti, bukan
lagi sebuah tempat yang memiliki aura kelam. Penjara masa kini hanya menjadi
kedok belaka. Bagi masyarakat umum, penjara memang terlihat seperti sebuah
tempat yang menyeramkan, tetapi kenyataannya para penjahat tinggal di dalam
penjara seperti hotel, dengan fasilitas yang mewah yang pelayanan yang baik.
Tidak jarang para penjahat itu tetap memegang gawai meski telah berada di dalam
penjara. Hal itu merupakan salah satu faktor bahwa setelah masa tahanan selesai,
mereka tidak jera dan mengulangi perbuatan mereka pada masa lalu.
Dari ilustrasi dan penjelasan kata-kata di atas, kami memilih kaos sebagai
media produk kami, yang kemudian kami beri nama “KAOS
KETIDAKADILAN”. Mengapa kaos? Mengapa tidak media lain? Sederhana.
Sebab kini, kaos menjadi salah satu busana yang paling banyak dipakai di segala
kalangan, mulai dari kalangan kanak-kanak hingga dewasa. Kaos menjadi media
yang kami rasa pas dan paling mudah untuk menyuarakan keresahan akan
ketidakadilan yang terjadi di negeri ini melalui orang yang memakai produk kaos
kami. Berikut gambar kaos ketidakadilan tersebut.
15
16
3.3 Analisis Kelompok 3
Anggota:
Tema: LAWAN
17
dirinya sendiri, yaitu melawan pengaruh negatif yang dibawa oleh kecanggihan
teknologi.
Adanya gambar bambu di tengah merepresentasikan bahwa rakyat
Indonesia pada saat melawan penjajah yang hanya dengan menggunakan bambu
runcing. Penempatan bambu di tengah merupakan transisi bahwa dahulu hanya
dengan bambu runcing, para pejuang berhasil merebut kemerdekaan sehingga kita
bisa merasakan zaman yang terdapat pada gambar sebelah kanan, yaitu zaman
modern. Alasan digunakannya bambu runcing karena bambu runcing merupakan
senjata yang ditakuti oleh para penjajah. Zaman dahulu penjajah menganggap
bambu runcing merupakan senjata yang memaketikan karena dianggap menyiksa.
Para penjajah lebih baik bertempur menggunakan senapan karena terdapat racun
di ujung bambu yang dapat menyebabkan infeksi dan kematian yang
membutuhkan waktu cukup lama.
Dengan menggunakan bambu runcing, para penjajah tidak mengetahui
pada saat para pejuang datang dan melancarakan serangannya. Bambu runcing
juga tidak mengeluarkan suara, seperti tembakan dan meriam, sehingga para
penjajah tidak menyiapkan strategi penyerangan sebelumnya. Tidak hanya itu,
bambu runcing juga tidak terdeteksi oleh alat pendeteksi logam maka para
penjajah tidak dapat mengetahui kedatangan para pejuang.
Sumber : kcpi.or.id
PRODUK
18
Untuk hasil akhir, dipilih produk berupa tumbler atau botol minum. Alasan
dipilihnya produk tumbler adalah sebagai berikut.
1. Banyak digunakan
Kini banyak masyarakat dari bermacam kalangan yang menggunakan
tumbler. Ada yang memang digunakan untuk menyimpan air minum, ada
juga yang hanya untuk koleksi.
2. Mengurangi penggunaan botol plasketik
Dengan menggunakan tumbler, kita mengurangi penggunaan botol
plasketik. Selain lebih hemat, penggunaan botol plasketik tidak baik untuk
lingkungan karena sulit terurai.
3. Digandrungi masyarakat
Bentuknya yang unik dan desainnya yang beragam menyebabkan banyak
masyarakat yang tertarik untuk menggunakannya.
Kata Mutiara
Merdeka bukan tentang pemenangan, melainkan tentang
pemertahanan.
Maksud dari kata mutiara tersebut adalah merdeka bukan saja tentang cara
mendapatkannya, melainkan juga tentang mempertahankan agar tetap merdeka.
Apabila kita sudah memenangi kemerdakaan, tetapi tidak dapat
mempertahankannya, hal itu tentu sia-sia. Para pahlawan Indonesia sudah
berjuang hingga tiketik darah penghabisan untuk kemerdekaan Indonesia, sudah
seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa mempertahankan kemerdekaan
tersebut dengan mengharumkan nama bangsa agar Indonesia tetap merdeka.
Selain lebih hemat, penggunaan botol plasketik tidak baik untuk
lingkungan karena botol plasketik itu sulit terurai.
4. Digandrungi masyarakat
Bentuknya yang unik dan desainnya yang beragam menyebabkan banyak
masyarakat yang tertarik untuk menggunakannya.
19
3.4 Analisis Kelompok 4
Anggota:
Luthfira Alifia (2125153705)
Indriany Ayu M. (2125154826)
Febriyani (2125153470)
Tempat bersejarah sekarang ini menjadi tempat wisata edukasi yang dapat
mengenalkan sejarah suatu tempat pada masa lalu. Selain berwisata tentu saja
pengunjung yang datang juga berfoto-foto untuk mengabadikan momen saat
mereka berkunjung ke sana. Dari pengamatan di lapangan, kami membuat satu
20
kalimat yang terdapat pada sampul depan buku catatan “Tempat bersejarah? Atau
hanya tempat berswafoto saja?” dengan tampilan seperti pada lini masa suatu
akun media Anasta yang ditujukan untuk membantu kembali masyatakat dalam
mengingat sejarah yang terdapat di area fatahillah dan acap kali dilupakan oleh
masyatakat. Lalu, pada sampul belakang terdapat tulisan “Apa yang membuatmu
tertarik padaku?” dengan latar gedung museum fatahillah. Di dalamnya pun
terdapat dua pembatas yang berisikan sejarah Museum Fatahillah dan keadaan
museum Fatahillah pada masa kini serta diberi tambahan tanggalan dan kata
mutiara untuk menyulutkan semangat perjuangan pemuda.
21
Pembatas yang ada di dalam buku catatan
22
3.5 Analisis Kelompok 5
Anggota:
Mesin keketik atau mesin ketik adalah mesin atau alat elektronik dengan
sebuah set tombol-tombol yang, apabila ditekan, menyebabkan huruf dicetak pada
dokumen, biasanya kertas. Dari awal penemuannya sebelum tahun 1870 sampai
abad ke-20, mesin keketik banyak digunakan oleh para penulis profesional dan
pekerja di kantor. Sejak saat itu, mesin keketik telah menjadi bagian dari bisnis
perusahaan dan menjadi produk komersial di seluruh dunia. Walaupun masih
populer dengan beberapa profesi, seperti penulis, mesin keketik fungsinya telah
teralihkan dengan kehadiran komputer. Pada akhir dasawarsa 1980-an, mesin
pengolah kata dan komputer pribadi (personal computer) telah mengganketikan
fungsi mesin keketik di beberapa negara di dunia bagian barat. Walaupun
demikian, mesin keketik masih digunakan di beberapa negara tertentu di dunia
hingga saat ini.
Pada zaman yang serba modern sekarang ini banyak anak muda yang telah
mendapatkan fasilitas baik dari teknologi maupun pendidikan yang memadai. Tak
jarang anak yang baru berusia 5 tahun sudah memiliki gawai. Akan tetapi, tidak
digunakan dengan semestinya, hanya untuk bermain game saja. Banyak juga yang
memiliki laptop yang biasanya dimiliki mulai remaja Sekolah Menengah Pertama
sampai orang dewasa. Dengan kegunaan yang beragam, dan tidak sedikit pula
yang menggunakan laptop hanya untuk main game. Jika kita bandingkan dengan
zaman dahulu, yang serba kekurangan, sangat jauh berbeda penggunaan teknologi
semacam ini. Pada zaman Indonesia dahulu belum ada laptop seperti saat ini, yang
ada mesin ketik yang tidak memiliki layar. Penggunaan mesin ketik itu, jika ada
23
kesalahan sekali saja, kita harus mengulang semuanya dari awal. Begitu
merepotkan. Namun, ketika bangsa Indonesia akan merdeka, Sayuti Melik
menuliskan Teks Proklamasi menggunakan mesin ketik.
Apakah pada zaman sekarang, yang serba modern ini, kita dapat
menghasilkan karya yang bermutu? Jawabannya ialah tentu kita dapat
menghasilkan karya yang bermakna bagi kemajuan bangsa.
24
3.6 Analisis Kelompok 6
Anggota:
25
yang akan membentuk sebuah jalur seakan-akan membentuk sebuah lorong.
Berikut hasilnya:
Kata-kata yang tertera dalam gambar itu merupakan kata-kata dari Sunan
Kalijaga. Banyak kata-kata dari Sunan Kalijaga yang masih relevan pada zaman
sekarang, seperti “Berjuang tanpa perlu membawa massa; menang tanpa
harus merendahkan atau mempermalukan; berwibawa tanpa mengandalkan
kekuatan.”
26
Selain gambar di atas, desain
lainnya yang dibuat adalah seperti
gambar di samping ini. Kata-kata
yang digunakan masihdari Sunan
Kalijaa, yaitu “Jangan merasa
palong pandai agar tidak salah
arah; Jangan berbuat curang
agar tidak celaka.”
27
3.7 Analisis Kelompok 7
Anggota Kelompok 7
Cindy Oktaviani
Rahma Annisa
Ratu Nirmala Sholihatunnisa
Risma Septia Hardiyanti
Indonesia merupakan salah satu negara jajahan Eropa. Terlihat jelas pada
tahun 1732 tatanan kota dan bangunan pada kota Jakarta yang dulunya bernama
kota Batavia ini banyak didirikan bangunan besar nan kokoh yang sering
dimanfaatkan untuk kepentingan penjajah serta masyarakat sekitar. Batavia
terletak di tepi pantai bagian utara Jakarta.
28
Pada zaman itu, jual-beli dapat dilakukan di kota Batavia. Jika banyak
kapal yang berlabuh di bibir pantai untuk mengirim serta mendatangkan keperluan
perdagangan pada masa lalu. Ketika itu kota Batavia merupakan kota yang paling
tertata rapi walaupun masyarakatnya tak memiliki rumah yang cukup besar.
Rumah besar pada zaman itu mayoritas digunakan oleh para bangsawan Eropa
yang singgah di kota itu. Kota yang sangat tertata dan tidak ada kemacetan lalu
lintas tentunya sangat membuat leluasa warga setempat. Akan tetapi, keindahan
kota pada masa itu ternyata menyimpan satu penyakit berbahaya yang menular,
Malaria. Pada waktu itu warga masyarakat sekitar membangun rumah di
sepanjang perairan dan hal itu membuat warga menjadi tak sadar akan hal
kebersihan. Tak sedikit dari mereka yang membuang sampah di sepanjang
perairan itu hingga membuat perairan menjadi kotor dan mengundang nyamuk
berkembang biak di tempat itu. Dokter pun mengatakan bahwa penyakit yang
menyebar luas itu ditularkan oleh nyamuk malaria. Akan tetapi, kebanyakan dari
mereka yang terkena penyakit malaria adalah orang-orang Eropa karena daya
tahan tubuh mereka lemah keketika berada di lingkungan kota Batavia, sedangkan
warga asli Batavia itu sendiri tidak ada yang sakit karena daya tahan tubuh mereka
yang lebih kuat.
29
jatuh sakit. Kanal baru tersebut agak jauh dari benteng kota Batavia, akan tetapi
wabah penyakit menyebar juga ke dalam kota. Hingga seabad selanjutnya,
penyakit itu, yang kemudian dikenal sebagai malaria, menjadi momok
mengerikan bagi warga kota.
“Lebih banyak orang Eropa meninggal karena udara yang tidak sehat di
Batavia daripada di tempat-tempat lain di dunia,” tulis Kapten Cook dalam
jurnalnya sebagaimana dikutip Blackburn.
Parasit penyebab malaria baru diketahui pada 1880 oleh Dokter Charles
Alphonse Laveran. Patologis asal Perancis itu menemukannya keketika bertugas
sebagai dokter bedah di Algeria. Keketika mengotopsi tubuh seorang korban
malaria di sana, Dokter Laveran mengidentifikasi adanya protozoa dalam darah si
korban. Protozoa itu dinamainya Oscillaria malariae dan kemudian lebih dikenal
sebagai plasmodium.
30
Penemuan Dokter Laveran itu mematahkan persepsi bahwa malaria
disebabkan kondisi udara yang buruk. Temuan Dokter Laveran itu juga memicu
penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai malaria, tak terkecuali di Hindia
Belanda.
Dokter Koch tiba di Batavia pada September 1899. Saat itu sebenarnya
epidemi malaria di Batavia sudah mereda. Produksi pil kinine besar-besaran dan
distribusinya yang cukup merata disinyalir telah berhasil menekan merebaknya
wabah ini. Dalam 15 tahun terakhir, kasus malaria telah mereda sekitar 15 persen.
Selain di Batavia, Dr. Koch juga melakukan riset di Ambarawa. Wilayah ini
dipilih karena ada rumah sakit militer dengan fasilitas lengkap dan punya
karakterisketik sebagai daerah endemik malaria. Lanskap Ambarawa dengan
luasan persawahan dan Rawa Peningnya sangat kondusif bagi berkembangnya
malaria.
31
Sebanyak 82 anak usia satu sampai dua tahun diteliti dan tak ada satu pun
yang terindikasi malaria. “Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa malaria tak
hadir di Tosari dalam bentuk endemik, namun kami meyakini bahwa malaria tak
sepenuhnya absen di Tosari,” tulis dokter peraih Penghargaan Nobel bidang
kedokteran dan fisiologi 1905 itu (hlm. 326). Tetapi kebetulan ada seorang lelaki
dewasa yang terserang malaria di sana. Dokter Koch lantas menelusuri riwayat
penyakit lelaki itu. Didapatinya petunjuk bahwa 12 hari sebelum mulai demam dia
bepergian ke Pasuruan yang endemik malaria.
Dr. Koch yakin di sanalah ia terinfeksi. Beberapa kasus yang ditelitinya juga
memberi petunjuk serupa. Sampailah ia pada kesimpulan: tak ada endemik
malaria tanpa adanya nyamuk. Kesimpulan Dokter Koch ini menguatkan postulat
dokter Inggris Ronald Ross bahwa parasit malaria ditularkan oleh nyamuk. Dokter
Ross telah memulai penelitiannya terkait malaria di India sejak 1895. Ia berusaha
membukketikan hipotesis Dokter Laveran (penemu plasmodium) dan Dokter
Patrick Manson dari Inggris bahwa plasmodium yang menjangkiti manusia
dibawa oleh nyamuk.
Hasil riset Dokter Koch ini penting karena juga berhasil meyakinkan orang bahwa
nyamuk adalah perantara malaria. Bagi penduduk Hindia Belanda kala itu,
gagasan bahwa malaria disebabkan oleh nyamuk itu aneh. Alasannya sederhana:
malaria tak ditemukan di semua tempat, sementara nyamuk ada di mana-mana.
Fakta bahwa plasmodium dibawa oleh nyamuk anopheles bisa menjelaskan
kesalahan anggapan umum itu. Benar belaka bahwa tak setiap gigitan nyamuk
berujung malaria, karena hanya nyamuk dari genus anopheles yang menyebarkan
malaria di tempat-tempat tertentu.
32
Latar Belakang Kalimat Bagian Depan Untuk Desain Produk
“Lelah mengurus politik yang tidak lurus-lurus. Lebih baik urus lingkungan kita
buat anak cucu”
Jika melihat dari kota Jakarta kita sekarang, banyak juga orang yang
mendirikan rumah di jalur perairan. Walupun sudah ada peraturan yang dibuat
untuk melarang mereka membuat rumah di sepanjang jalur perairan. Tetapi
peraturan itu tidak juga membuat jalur perairan menjadi lengang dan membuat
jera. Semua itu mungkin disebabkan kurangnya rasa peduli akan kebersihan
lingkungan baik untuk umum maupun pribadi masing-masing, maka dari itu tidak
serta merta membuat pemerintah bisa menegakan peraturan itu dalam semalam.
Peraturan itu pun tidak sertamerta bisa berdiri tegak dengan hanya
masyarakat yang memahami dan peduli dengan lingkungan sekitarnya, tetapi
pemerintah pun perlu memberikan sanksi yang tegas untuk mereka yang
menyalahi peraturan tersebut. Berikan contoh konretnya mengenai sanksi yang
telah tertera.
33
pada masalah kriminal dan juga KKN yang terjadi di Jakarta ini. Kenapa
kriminalitas di Jakarta tinggi? Mungkin Karena lingkungannya yang tidak
nyaman. Karena sesungguhnya lingkungan disekitar kita bisa mempengaruhi
suasana hati kita. Kebersihan yang nantinya akan menopang kehidupan kita
kedepannya di Ibukota ini. Bagaimana bisa jika lingkungan yang kita tempati ini
tidak terurus? Lingkungan sekitar saja tidak terurus apalagi lingkungan pribadi?
Maka dari itu kami sebenarnya ingin pemerintah memberikan waktu lebi huntuk
mengurusi perihal kebersihan yang menyangkut khalayak ramai ini. Jangan hanya
berfokus pada masalah kriminal dan juga KKN yang terjadi di Jakarta ini. Kenapa
kriminalitas di Jakarta tinggi? Mungkin Karena lingkungannya yang tidak
nyaman. Karena sesungguhnya lingkungan disekitar kita bisa mempengaruhi
suasana hati kita.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Daerah Khusus Ibukota (DKI)
Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau,
provinsi, suku, budaya dan agama. Wilayah yang disebut-sebut sebagai kota
metropolitan ini tentunya sangat menjadi impian masyarakat daerah untuk datang
ke kota itu. Hanya untuk sekadar berkunjung maupun bertempat tinggal di situ.
Karena posisinya yang selalu menjadi sorotan Indonesia, kota ini dijadikan
34
masyarakat sebagai tempat mata pencaharian karena standar upah yang lebih
besar dibandingkan dengan kota-kota lainnya.
Dengan begitu, kota Jakarta pada masa kini tentunya sudah dipenuhi
gedung-gedung pencakar langit, tempat rekreasi dan juga didukung fasilitas
umum yang memudahkan warganya. Terlebih, di Jakarta sudah disediakan LRT
(Light Rail Transit) JABODETABEK, yaitu sebuah sistem angkutan cepat dengan
kereta api ringan yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya
seperti Bekasi dan Bogor. LRT sendiri di datangkan langsung dari negara Korea
Selatan yang menjadi permintaan pemerintah untuk mempermudah warga Jakarta.
Jakarta pada masa kini, sudah cukup berkembang karena didukung oleh
fasilitas yang banyak didatangkan dari luar negeri. Dengan didukung teknologi
yang canggih tentunya membuat Kota Jakarta selalu menjadi sorotan dari segi
fasilitas umum. Hal tersebut tentunya memancing para masyarakat daerah untuk
berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk berlomba mengadu nasib di kota
ini. Akibatnya, tak sedikit problemaketika yang bisa dibahas dalam kota ini.
Desain siluet Kota Jakarta masa kini serta tulisan yang terdapat di
dalamnya sengaja kami sajikan untuk desain produk kaos kami pada bagian
belakang ini. Ada apa dengan Jakarta masa kini? Banyak yang terlihat maju
namun semakin maju tapi juga banyak yang tertinggal namun tetap saja tertinggal.
Segala kemajuan yang semakin berkembang di Kota Jakarta masa kini seperti
35
tidak berpengaruh apapun terhadap masyarakat yang mengalami kekurangan di
tengah ibu kota. Semacam tak pernah berkesudahan tentang segala permasalahan
yang ada.
36
SIMPULAN
Semoga hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan dapat menjadi sarana
pemasaran dalam era industri kreatif di bidang kebahasaan. Apabila terdapat
kekurangan dalam produk, kami menerima kritik dan saran agar produk yang
kami hasilkan dapat lebih baik lagi dari sebelumnya. Terima kasih atas
kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan ide kami menjadi sebuah
produk, mata kuliah Entrepreneur Bahasa.
37
DAFTAR PUSTAKA
Sugono, Dendy. 2014. “Peran dan Kekuatan Bahasa Indonesia dalam Industri
Kreatif”. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
http://www.kcpi.or.id/2013/04/bambu-runcing-saksi-bisu-perjuangan.html?m=1
diakses pada, 15 Januari 2019.
https://www.google.com/search?q=mesin+ketik+ilustrasi&tbm=isch&ved=2ahU
KEwiFhcD1z6TgAhUKBXIKHZh4BL4Q2-
cCegQIABAB&oq=mesin+ketik+ilustrasi&gs_l=mobile-gws-wiz-
img.12...3713.9997..10783...0.0..0.229.1341.5j6j1......0....1.........0i13j30i10.UFIII
osKpsQ&ei=l4VZXMXdEoqKyAOY8ZHwCw&bih=532&biw=360&client=ms-
opera-mobile&prmd=isnv&safe=strict#imgrc=Oy7vy80G1IPMYM diakses 25
januari pukul 15.00
http://bobo.grid.id/read/08675632/4-fakta-penjara-bawah-tanah-di-museum-
sejarah-jakarta?page=all (diunduh pada 04/02/2019 23:55 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Fatahillah#cite_note-Heuken15-2 (diunduh
pada 04/02/2019 23:55 WIB)
https://tirto.id/di-hindia-belanda-para-ilmuwan-menyingkap-misteri-malaria-cPpy
29 januari 2019 11:39
38
LAMPIRAN
39
Kesalahan berbahasa pada gambar pertama,
yaitu terletak pada kata Servic yang
seharusnya ditulis dengan kata Servis sesuai
dengan penulisan pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).
40
Kesalahan berbahasa pada gambar pertama,
terletak pada kata Apotik yang seharusnya
menggunakan kata Apotek sesuai dengan penulisan
pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
41
Kesalahan berbahasa pada gambar
pertama, yaitu terletak pada seluruh kalimat yang
mana kalimat Juwal Materiyal seharusnya
ditulis dengan kalimat Jual Material.
42
Kesalahan berbahasa pada gambar
pertama, yaitu pada penulisan kata Antrian,
menurut KBBI, penulisan yang benar adalah
Antrean.
43
Kegiatan Observasi Mahasiswa Linguistik Prodi Sasra Indonesia bersama Prof
Dendy Sugono di Kota Tua, Jakarta Utara.
44