Contoh Soal Pasal 22 & 24
Contoh Soal Pasal 22 & 24
01. PT. Sejahtera mengimpor barang dari Thailand dengan harga USD 20.000. Asuransi yang
dibayar di luar negeri sebesar 5% dari harga dan biaya angkut sebesar 10% dari harga. Bea
masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 10% dan 20%. (USD 1 = Rp 10.000)
a. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC memiliki API
b. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC tidak memiliki API
c. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC tidak memiliki API dan mengimpor
melalui PT. Adil yang memiliki API dengan handling fee sebesar 1,5% dari nilai impor
Jawab:
Nilai dalam USD Nilai dalam Rupiah
Harga barang/Cost 20.000 200.000.000
Asuransi/Insurance (5%) 1.000 10.000.000
Biaya Angkut/Freight ( 10%) 2.000 20.000.000 +
CIF 230.000.000
Bea masuk (10%) 23.000.000
Bea masuk tambahan (20%) 46.000.000 +
NILAI IMPORT (NI) 299.000.000
02. Perusahaan Lelang negara tetah melelang barang sitaan senilai Rp 500.000.000,-.
Berapa PPh pasal 22 yang harus dipungut?
PPh pasal 22 = 7.5% x Rp 500.000.000,- = Rp 37.500.000,-
03. Pemda Semarang melakukan kontrak perbaikan jalan dengan PT. Adikarya senilai Rp
600.000.000,-. Hitung berapa PPh pasal 22 yang harus dipungut oleh Pemda Depok?
PPh pasal 22 = 1.5% x Rp 600.000.000,- = Rp 9.000.000,-
1
Contoh perhitungan pasal 24
01. PT Bunda berkedudukan di Surabaya, mempunyai penghasilan kena pajak dari :
Indonesia = Rp 200.000.000,-
Brunaidarussalam = Rp 200.000.000,- (tarif yang berlaku 10%)
Filiphina = Rp 100.000.000,- (tarif yang berlaku 20%)
Singapura = Rp 200.000.000,- (tarif yang berlaku 30%)
Jawab:
1. Pengabungan semua penghasilan PT. Bunda =
Indonesia = Rp 200.000.000,-
Brunaidarussalam = Rp 200.000.000,-
Filiphina = Rp 100.000.000,-
Singapura = Rp 200.000.000,-
TOTAL = Rp 700.000.000,-
Pajak terhutang berdasarkan tarif pasal 17 = 25% x 700.000.000,- = Rp 175.000.000,-
2. Pajak yang dibayar dan Kredit pajak yang diperkenankan di masing-masing Negara:
Brunaidarussalam
Pajak dibayar di Brunaidarussalam = 10% x Rp 200.000.000 = Rp 20.000.000,-
Kredit pajak di Brunaidarussalam = (Rp 200.000.000/Rp 700.000.000) x Rp 175.000.000,-
= Rp 50.000.000
Maksimum Kredit pajak (KPLN) untuk Brunaidarussalam Rp 20.000.000 (nilai terkecil antara
pajak yang dibayar di Brunaidarussalam/Luar Negeri dan Kredit pajak)
Filiphina
Pajak dibayar di Filiphina = 20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000,-
Kredit pajak di Filiphina = (Rp 100.000.000/Rp 700.000.000) x Rp 175.000.000,-
= Rp 25.000.000
Maksimum Kredit pajak (KPLN) untuk Filiphina Rp 20.000.000 (nilai terkecil antara pajak
yang dibayar di Filiphina /Luar Negeri dan Kredit pajak)
Singapura
Pajak dibayar di Singapura = 30% x Rp 300.000.000 = Rp 90.000.000,-
Kredit pajak di Singapura = (Rp 300.000.000/Rp 700.000.000) x Rp 175.000.000,-
= Rp 75.000.000
Maksimum Kredit pajak (KPLN) untuk Singapura Rp 75.000.000 (nilai terkecil antara pajak
yang dibayar di Singapura /Luar Negeri dan Kredit pajak)
2
02. PT Bunda berkedudukan di Surabaya, mempunyai penghasilan kena pajak dari :
Indonesia = Rp 200.000.000,-
Hongkong = Rp 300.000.000,- (tarif yang berlaku 30%)
Singapura = Rp 200.000.000,- (tarif yang berlaku 25%)
Malaysia = mengalami Rugi Rp 150.000.000,-
b. Pajak yang dibayar dan Kredit pajak yang diperkenankan di masing-masing Negara:
Hongkong
Pajak dibayar di Hongkong = 30% x Rp 300.000.000 = Rp 90.000.000,-
Kredit pajak di Hongkong = (Rp 300.000.000/Rp 500.000.000) x Rp 125.000.000,-
= Rp 75.000.000
Maksimum Kredit pajak (KPLN) untuk Hongkong Rp75.000.000 (nilai terkecil antara pajak
yang dibayar di Hongkong/Luar Negeri dan Kredit pajak)
Singapura
Pajak dibayar di Singapura = 25% x Rp 200.000.000 = Rp 50.000.000,-
Kredit pajak di Singapura = (Rp 200.000.000/Rp 500.000.000) x Rp 125.000.000,-
= Rp50.000.000
Maksimum Kredit pajak (KPLN) untuk Singapura Rp 50.000.000
Malaysia
Di malaysia Rugi ---> tidak dipotong pajak