JUDUL
“KEMAJON”
OLEH :
TEATER PENDOPO PANDAK
Sutradara : Hermawan
Penulis Naskah : Yayan Agus Prasetya
Penata Iringan : Gilang Priyambodo
Artistik : Agus Subiyakta
Pemain
Mariyem : Heni Yudhaningsih
Mbok Tarti : Okti Sulistian sari
Thole : Faro
Denok : Sakti
Paijo : Deny Setiyawan
Paijan : Agus Subekti
Paimin : Hermawan
Susi : Lidya Permatasari
Tarjo : Rio Andriawan
Keamanan : Lucky Alfian
Pak. Tarmin : Ign. Pantoro
SINOPSIS
A. Sinopsis
Kondisi Pemerintah Desa dan kawulanya yang lupa dengan
visi & misi Pemerintah Desa yang sebenarnya, pihak Pemerintah
Desa dan kawula masing masing mengedepankan ego masing masing,
saling menyalahkan. Ketika dihadapkan dengan persoalan, bukan
malah diselesaikan namun dijadikan bahan untuk saling menyerang.
Kondisi tersebut digambarkan oleh Mariyem, sosok wanita yang
tertindas karena kelakuan Saudara sebangsa dan setanah air.
B. Ringkasan Adegan
Scene 1
menceritakan tentang kondisi dunia saat ini yang sibuk dengan
pendapat masing masing yang mengedepankan ego dan tidak
mau tau dengan sudut pandang berbeda(sudut pandang rakyat
yang benar benar membutuhkan pertolongan)
scene 2
Sebuah Kompetisi saling mengutarakan kepentingan masing masing,
tiga tokoh calon pemimpin, sedang kampanye untuk
menggantikan posisi Lurah , tetapi bukan menyuarakan Visi
Misi namun malah saling menjatuhkan.
Scene 3
Ibu dan anak sedang mencari sisa sisa makanan yang terdapat di
pasar tradisional. Ibu dan anak mencari makanan sisa sisa
yang dibuang oleh penjual makanan di pasar tersebut,
ketahuan petugas keamanan pasar Ibu dan anak tersebut
diusir karena ada peraturan dari Lurah bahwa pasar
tersebut harus bersih, tidak ada pemulung, pengemis,
maupun pengamen.
Scene 4
para warga tidak puas dengan pelayanan padha pemerintah, datang
seorang wanita tua dan anaknya yang terlantar bukan malah
ditolong tetapi malah dijadikan pandangan rakyat semakin
membenci pemerintah
scene 5
saling menyalahkan antara keduabelah pihak. Warga denga wakil
pemerintah
scene 6
Wanita tua dan anaknya datang masih dengan kondisi lemas karena
dari kemarin belum makan sama sekali, si anak masih
merengek minta makanan
Scene 7
Prolog Penutup
TEATER PENDOPO
“KEMAJON”
SCENE 1
MONOLOG
Musik Dramatis
Cerita : menceritakan tentang kondisi dunia saat ini yang sibuk
dengan pendapat masing masing yang mengedepankan ego dan
tidak mau tau dengan sudut pandang berbeda(sudut pandang
rakyat yang benar benar membutuhkan pertolongan)
Visual : Suasana gelap, lalu muncul sebuah cahaya yang menyorot
ke sebuah sosok wanita yang sedang berjalan lemas,
memegang perut yang sedang kosong
Musik : Dramatis
Mariyem : (TERTAWA NGAKAK) ha…ha..hahaha..hahahaha..haha..
edyaann…. Edyan tenaaann… nek lagi butuh wae le mundhuk
mundhuk, dakik dakik…. apik neng kulitan! hahah..haha..ha…
malah malah ngewei tanpa dijaluki,lomaaaa…….hahahha…haha..
(MENENG, TERUS NESU) Ibliss!.....sing dadi imbase kui ora
ming kowe! Nanging Kabeh…Kabeh kena! Mbok ya dho mikir!
Ditata, digelar digulung sakdurunge tumindak!
Lampu Blackout, Scene 1 Selesai
SCENE 2
Cerita : Sebuah Kompetisi saling mengutarakan kepentingan masing
masing, tiga tokoh calon pemimpin, sedang kampanye untuk
menggantikan posisi Lurah , tetapi bukan menyuarakan Visi
Misi namun malah saling menjatuhkan.
Visual : terdengar suara orang banyak, sorot lampu terang yang
menerangi tiga sudut, mengilustrasikan keberagaman sudut
pandang, menerangi tokoh tokoh calon penentu kebijakan.
Paijo : Saya berjanji menjadi pemimpin yang bijaksana,
menyediakan lapangan pekerjaan, rakyat pokokmen makmur!
Sejahtera!
Paijan : Saya berjanji akan menjadi Pemimpin yang bertanggung
jawab terhadap rakyat! Tidak ada lagi yang kelaparan!
Semua gratis!
Paimin : Saya berjanji… InshaAllah..! InshaAllah..!bersungguh
sungguh dan berjanji! akan membahagiakan rakyat! Tidak ada
korupsi,, semua rakyat sejahtera!
Paijo : Heh… Sejahtera kui Programku! Ngapa kowe tiru tiru?!
Mbok golek kata kata liyane! Lakyo iseh okeh ta! kayata…
Sekolah Gratis, Rumah Sakit Gratis!
Paijan : Heh… Gratis kui Programku! Ngapa kowe tiru tiru?! Mbok
golek kata kata liyane! Lakyo iseh okeh ta! Kayata… ora
ana Korupsi, semua rakyat sejahtera!
SCENE 6
Cerita : Wanita tua dan anaknya datang masih dengan kondisi lemas
karena dari kemarin belum makan sama sekali, si anak masih
merengek minta makanan
Visual : ditengah tengah konflik antara kedua belah pihak, muncul
Mbok Tarti dan anaknya yang sedang menangis karena
kelaparan
Mbok Tarti datang dengan menggendong anaknya
Denok&Thole: Buuukk… lapar buuk…
Mbok Tarti : sabar yo nok… ibuk padoske maem nggih… sabar nggih…
Denok&Thole: huuaa… (NANGIS) lapar buuuukkk…
Mbok Tarti : cup cup nduk… sabar nggih… (sambil menangis Ibu
menenangkan anaknya)
SCENE 7 (ENDING)
MONOLOG
Musik : Dramatis
Visual : dari kegelapan, tersorot lampu, muncul seorang
mariyem dengan kemarahananya
Mariyem : apa kahanan kaya ngeneki isa diarani negara!? kowe
kui padha lali po pie?! Padha wuta?! Kok padha golek
menange dewe! Sak negara kuwi mbuh kui nayaka,
narapraja, Lurah , kawula, tujuane padha! Kudune isa
mlaku bareng!...Kudune!... Wis padha lali he!? Saiki
delengen iki anakku! Delengen! Delengen! Apa kudu
ndadak nganggo korban ben kowe kowe padha sadar!
Iblis! Aku ora jaluk apa apa karo kowe kabeh! Aku
ora butuh diewangi! Ning aku Jengkel! Aku gemes karo
kahanan koyo ngeneki! Kowe kowe kabeh wis padha
kemajon!
(TAMAT