Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Isu kebencanaan masih menjadi topik yang urgen untuk terus digaungkan.
Mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan akan berbagai bencana khususnya
bencana alam maka diperlukan sosialisasi pengetahuan atas kebencanaan itu sendiri
sedini mungkin dan secara menyeluruh. Berangkat dari fakta tersebut, Presiden Joko
Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas beberapa waktu lalu mendesak kementerian
terkait yakni Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) untuk segera merealisasikan program yang berkaitan
dengan bencana sehingga pendidikan kebencanaan tersistem dengan baik di seluruh
sekolah.
Kemensos sebagai kementerian utama dalam masalah penanggulangan bencana
akan bekerja sama dengan Kemendikbud dalam mengimplementasikan pendidikan
kebencanaan di sekolah. “Di satu sisi Mensos memiliki tenaga instruktur dan tutor yang
banyak yaitu dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), sementara Kemendikbud memiliki
subjek yang bisa digarap yaitu sekolah dan siswa. Maka jika ini dipadukan akan menjadi
kekuatan yang sinergis antara dua kementerian,
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi
bencana ialah 'serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana'. Indonesia sebagai salah satu negara yang paling sering terdampak
oleh bencana besar karena secara geografis terletak di antara tiga lempeng besar
(Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik) dan termasuk dalam zona ring of fire. Indonesia
telah memulai proyek mitigasi bencana nasional secara yuridis dengan diterbitkannya
UU Penanggulangan Bencana pada 2007. Dilanjutkan dengan didirikannya Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BNPD) pada 2008. Sementara itu, perumusan konsep sekolah siaga bencana
(SSB)) telah dimulai setelah bencana besar tsunami Aceh-Nias, yaitu sekitar 2006.
Dengan menimbang keterbatasan kemampuan pemerintah dalam
mengampanyekan mitigasi bencana secara nasional melalui program-program sosial,
sektor pendidikan dituntut berperan aktif untuk mencerdaskan siswa khususnya dan
masyarakat umumnya tentang program mitigasi bencana nasional. Satuan
pendidikan/sekolah harus membangun program pendidikan, pengetahuan, inovasi, dan
budaya agar siswa dan masyarakat memahami tindakan preventif menghadapi bencana.
Sekolah ialah lembaga yang sangat efektif dalam mengubah pola pikir dan
perilaku masyarakat, dengan memberikan edukasi mengenai mitigasi bencana (Astuti

1
dan Sudaryo: 2010). Sekolah ialah unit yang cukup potensial untuk digarap sebagai
banteng menghadapi bencana. Warga sekolah sebagai golongan yang kritis, cerdas, dan
energik memiliki resources menjanjikan untuk dijadikan model lembaga penanggulangan
bencana, bukan hanya agar mereka bisa menyelamatkan diri sendiri ketika bencana
datang, melainkan juga menyelamatkan warga sekitar.
Dalam rangka mitigasi bencana, pemberian edukasi dan pemahaman
kebencanaan adalah hal pertama yang sangat penting diajarkan kepada warga sekolah.
Maka SMP IT Ihsanul Amal Alabio perlu mendiskusikan dan mencari pola pemberian
pemahaman tentang pentingnya siaga bencana melalui program lokakarya dan drilling
aksi-aksi respons cepat untuk mitigasi bencana. Selain itu, kampanye aktif tentang
mitigasi bencana perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi isu utama di
sekolah, melalui berbagai kegiatan dalam ruang lingkup kurikulum, kokurikulum, dan
ektrakurikulum.
SMPIT Ihsanul Amal sebagai salah satu lembaga pendidikan turut berupaya
dalam mengimplementasikan harapan pemerintah. Upaya tersebut telah tertuang dalam
Visi SMPIT Ihsanul Amal yang berbunyi, “Terwujudnya Generasi yang Shaleh, Cerdas,
Mandiri, dan Berbudaya Lingkungan”. Cara menggapai visi tersebut tertuang pada
keempat butir Misi SMPIT Ihsanul Amal, yaitu: (1) Mendidik secara Islami agar menjadi
generasi yang shaleh; (2) Melaksanakan pembelajaran yang mudah, menyenangkan, dan
menyentuh hati agar menumbuhkan kecerdasan siswa; (3) Membimbing siswa untuk
meningkatkan keterampilan hidup agar mampu beradaptasi dengan lingkungan; (4)
Menumbuhkan rasa peduli terhadap upaya pelestarian, pencegahan pencemaran, dan
kerusakan lingkungan.
Dari Visi Misi tersebut dapat diketahui bahwa ada keselarasan antara harapan
pemerintah dengan harapan Lembaga Pendidikan Swasta SMP IT Ihsanul Amal tentang
mitigasi bencana dan dan sangat jelas tergambarkan pada butir ke 3 dan ke 4 pada bunyi
Misi SMP IT Ihsanul Amal. Salah satu program yang dijalankan untuk menumbuhkan
nilai-nilai karakter kemandirian dan kepedulian terhadap lingkungan pada anak (siswa)
SMP IT Ihsanul Amal, yaitu dengan dibentuknya Kader Sekolah Siaga Bencana, yang
bertujuan memberikan edukasi dan pelatihan tentang kesiapsiagaan terhadap terjadinya
bencana khususnya di lingkungan sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan kesiapsiagaan bencana oleh warga sekolah?
2. Bagaimana menumbuhkembangkan karakter dan sikap kepedulian terhadap risiko
bencana?

2
3. Bagaimana upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencegahan
dan pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah terhadap terjadinya bencana
melalui pelatihan dan simulasi yang berkelanjutan.
2. Untuk menumbuhkembangkan karakter dan sikap kepedulian terhadap risiko
bencana yang terjadi di sekolah
3. Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang pencegahan dan
pengurangan risiko bencana, dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
sekolah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROFIL SEKOLAH
SMP IT Ihsanul Amal adalah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
swasta tingkat menengah pertama di lingkungan Pemerintah Dinas Pendidikan
Kabupaten Hulu Sungai Utara. SMP IT Ihsanul Amal didirikan pada tahun 2015 yang
dinaungi oleh Yayasan Ihsanul Amal dan telah mendapatkan SK Pendirian dari Bapak
Bupati Hulu Sungai Utara dengan No.188.45/606/KUM/2015 serta telah mendapat SK
Izin Operasional dari Kepala Dinas Pendidikan HSU dengan N0. 50 Tahun 2016.
SMPIT Ihsanul Amal beralamat di Jalan. Kesatuan RT VII Gang Makam Kubur
Desa Sungai Sandung Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi
Kalimantan Selatan dengan Kodepos 71455 dan secara geografis posisi SMP IT Ihsanul
Amal Alabio adalah sekitar 7 km dari pusat kota Kabupaten yaitu Kota Amuntai dan
dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Secara umum kondisi
topografi atau morfologi wilayah SMP Islam Terpadu Ihsanul Amal Alabio seperti
halnya kondisi wilayah Hulu Sungai Utara pada umumnya merupakan kawasan dengan
bentuk wilayah dataran rawa yang dengan rata-rata keadaan suhu harian relatif sedang.
Sebagian besar wilayah di lingkungan sekolah ini terdiri atas kawasan pertanian lahan
rawa, terutama huma padi. SMP IT Ihsanul Amal memiliki lahan dengan luas kurang
lebih 10.990,8 m2 dengan ukuran panjang tanah 142 m dan lebar 77,40 m.
Jumlah siswa SMP IT Ihsanul Amal secara keseluruhan berjumlah 229 siswa
dan terperinci pada tebel di bawah ini
Jumlah murid Jumlah murid Jumlah
No Kelas
laki-laki perempuan keseluruhan
1 VII A - 29 29
2 VII B 16 12 28
3 VII C 28 - 28
4 VIII A - 25 25
5 VIII B 14 11 25
6 VIII C 21 - 21
7 IX A - 28 28
8 IX B 23 - 23
9 IX C 22 - 22
TOTAL 124 105 229

4
Jumlah guru SMP IT Ihsanul Amal adalah 35 guru, dengan rincian pada tebel
dibawah ini
Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah
Laki-laki Perempuan Keseluruhan
14 orang 21 orang 35 Rang

B. PENGERTIAN DAN KEANGGOTAAN


Kader Sekolah Siaga Bencana adalah salah satu organisasi kesiswaan dibawah
naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang ditangani langsung oleh Seksi
Bidang Pembinaan Kualitas Jasmani, Kesehatan dan Lingkungan Hidup. Kader SSB ini
berkoordinasi juga dengan Kader Kesehatan Remaja (KKR) dan Kepramukaan di SMP IT
Ihsanul Amal dalam melaksanakan kegiatannya, namun memiliki program tersendiri
diluar program KKR dan Kepramukaan.
Kader Sekolah Siaga Bencana SMP IT Ihsanul Amal terdiri dari 28 orang
anggota yang terdiri dari 1 orang Koordinator dari pengurus OSIS dari Seksi Bidang
Pembinaan Kualitas Jasmani, Kesehatan dan Lingkungan Hidup dan 3 orang masing –
masing perwakilan kelas dari 9 kelas yang ada di SMP IT Ihsanul Amal.
Daftar Kader Sekolah Siaga Bencana SMPIT Ihsanul Amal
No Nama Kelas Jabatan Keterangan
1 M.Adam Nurullah 8c Koordinator Unsur OSIS
2 Maisie Danella Difa 8a Sekretaris Perwakilan kelas
3 Qanita Salsabila Az zahra 9a Bendahara Perwakilan kelas
4 Hayati Mahmudah 9a Anggota Perwakilan kelas
5 Kamilatul Hidayah 9a Anggota Perwakilan kelas
6 Dhea Khairina 8a Anggota Perwakilan kelas
7 Nabila Ghina Syakira 8a Anggota Perwakilan kelas
8 Ahadia Amri Nisa’ul Fathonah 7a Anggota Perwakilan kelas
9 Ghania Ramadhan 7a Anggota Perwakilan kelas
10 Rachel Laili Ardhanty 7a Anggota Perwakilan kelas
11 Siti Dheani Hanifa 7b Anggota Perwakilan kelas
12 Rossylina 7b Anggota Perwakilan kelas
13 Naufal 7b Anggota Perwakilan kelas
14 M. Shafwan 7c Anggota Perwakilan kelas
15 Ahmad Rio Nur Faisal 7c Anggota Perwakilan kelas
16 Ahmad Rijali Pahmi 7c Anggota Perwakilan kelas
17 Ahmad Fuad 8b Anggota Perwakilan kelas
18 M. Aulia Noor Ilmi 8b Anggota Perwakilan kelas

5
19 Muhammad Zaki 8b Anggota Perwakilan kelas
20 Muhammad Yusuf Zaini 8c Anggota Perwakilan kelas
21 Al Muktaribillah 8c Anggota Perwakilan kelas
22 Muhammad Habibi Ramadhan 8c Anggota Perwakilan kelas
23 Khairul Anam 9b Anggota Perwakilan kelas
24 M. Febri Rahman 9b Anggota Perwakilan kelas
25 Muhammad Rafiq 9b Anggota Perwakilan kelas
26 Muhammad Al Farisi Hermansyah 9c Anggota Perwakilan kelas
27 Muhammad Maulana Akbar 9c Anggota Perwakilan kelas
28 Muhammad Anugrah 9c Anggota Perwakilan kelas

C. FUNGSI DAN PERANAN


Fungsi Sekolah Siaga Bencana adalah sebagai upaya kesiagaan sekolah untuk
menggugah kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan baik
individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah dalam hal kesiagaan
bencana. selain itu juga untuk membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah
dengan mengembangkan jejaring bersama para pemangku kepentingan di bidang
penanganan bencana, meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam
mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota komunitas
sekolah serta komunitas di sekeliling sekolah serta menyebarluaskan dan
mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui sekolah.
Peranan Kader Sekolah Siaga Bencana adalah sebagai wadah dan wahana untuk
pengembangan diri bagi siswa tentang pengetahuan mengenai jenis bahaya, sumber
bahaya, besaran bahaya dan dampak bahaya serta tanda-tanda bahaya yang ada di
lingkungan sekolah. Juga merupakan akses bagi seluruh komponen sekolah untuk
meningkatkan kapasitas pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kesiagaan (materi
acuan, ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jamboree siswa,
dsb.)
Indikator untuk Parameter Pengetahuan & Keterampilan pada Kader Sekolah
Siaga Bencana meliputi :
1. Pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau
daerahnya 2
2. Pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah dan
lingkungan sekitarnya.
3. Pengetahuan upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di
sekolah.

6
4. Keterampilan seluruh komponen sekolah dalam menjalankan rencana tanggap
darurat
5. Adanya kegiatan dan pelatihan, termasuk latihan, geladi, simulasi, dsb.
6. Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan kepada warga sekolah dan pemangku
kepentingan sekolah

Beberapa peranan lainnya dalam siklus penanggulangan bencana adalah :


1. Penyiapan tindakan-tindakan darurat, seperti evakuasi penduduk ke tempat aman,
2. Penyediaan dan penggunaan sistem-sistem peringatan bahaya.
3. Komunikasi darurat.

D. PROGRAM
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah terhadap terjadinya bencana,
kader sekolah siaga bencana memiliki program melalui pelatihan dan simulasi yang
bekerjasama dengan Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Dinas Pemadam Kebarakan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Juga Dinas
Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Selain itu untuk menumbuhkembangkan karakter dan sikap kepedulian
terhadap risiko bencana yang terjadi di sekolah para siswa dinilai dan diukur sikapnya
melalui pembiasaan menjaga kebersihan dan kesahatan lingkungan sekolah melalui
raport karakter siswa yang dimuat dalam buku penghubung siswa.
Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang pencegahan dan
pengurangan risiko bencana, dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan sekolah
maka para siswa diberikan edukasi baik secara langsung pada kegiatan pembelajaran
yang materinya sesuai dengan indicator pada mata pelajaran tersebut, dan juga bisa
memalui kegiatan seminar, serta melalui media informasi lainnya seperti madding
sekolah, buletin, pamphlet dan lain-lain.

7
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Hakekat penanggulangan bencana adalah keberlanjutan dan pengembangan
upaya. Sebagai suatu organisasi, Kader Sekolah Siaga Bencana SMP IT Ihsanul Amal
Alabio akan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatannya secara berlanjut, termasuk
mengembangkan program dan kegiatan sesuai dengan kondisi aktual setempat.

B. SARAN
Diharapkan agar dalam waktu-waktu mendatang keberadaan Kader Sekolah
Siaga Bencana benar¬benar disikapi dan ditindaki secara serius oleh pemerintah terkait
seperti Badan Pendanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pemadam Kebakaran dan juga
Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara melalui pendidikan, pelatihan dan
pengembangan. Yang pada gilirannya nanti banyak sekolah yang akan menarik manfaat
dengan adanya keberadaan Kader Sekolah Siaga Bencana ini.

Anda mungkin juga menyukai