Anda di halaman 1dari 1

KISAH GUNUNG LOKON DAN GUNUNG KLABAT

Pada zaman dahulu, bumi dipenuhi dengan pegunungan. Demikian pula daerah Minahasa, diliputi
gunung-gunung baik yang tinggi maupun yang rendah.
Dari semua gunung yang ada di daerah Minahasa, gunung Lokon merupakan gunung yang
tertinggi, terbesar, dan tertua. Sesuai dengan namanya yang mengandung makna tua, Lokon yang berarti
Sudah Tua. Gunung Lokon memiliki penghuni yang sifatnya berbeda dengan penghuni gunung-gunung
lain, pemuda itu bernama Makalawang. Pekerjaannya adalah seorang petani dan juga suka berburu
dihutan, dan ia adalah seorang pemuda yang sangat rajin. Ia sangat berbahagia karena hidup aman
sejahtera ditempat itu tanpa gangguan.
Suatu hari, ia melakukan kesalahan. Ia yang dulunya rajin dan tekun, kini suka bermalas-malasan.
Ia tidak lagi bertanam dan beternak. Ia berpikir tidak aka nada yang berani mengusirnya. Ia mulai
mengganggu kehidupan alam sekitarnya, sehingga penghuni bumi dibawah Gunung Lokon mengutus
Pinontoan dan Ambilingon untuk mengusir Makalawang. Merekapun menemui Makalawang. Kata
Makalawang kepada mereka “ apa maksud kedatangan kalian kesini?”, jawab Pinontoan: “Kami datang
untuk memberitahukan kepadamu untuk pindah”. Tanya Makarawung: “Mengapa kalian menyuruh saya
pindah?” jawab Pinontoan: “Kami tahu perbuatanmu, kamu tidak layak tinggal disini”. Ia pun menyerah
dengan hati sedih dan pergi pada keesokan harinya.
Makalawang pun pergi dan menemukan sebuah gua. “Apakah yang akan kuperbuat disini? Ah,
lebih baik aku mendirikan rumah disini.” Piker Makarawung. Ia pun menancapkan tiang-tiang besar
penyangga ditanah agar bumi tidak runtuh. Ia memelihara babi hutan dan setiap hari dia memberi makan
dan dirawatnya dengan baik. Hidupnya bebas dan bahagia. Namun, ia merasa cemas akan bertemu
dengan Pinontoan dan istrinya. Ia pun tidak mau pergi ke hutan mencari makanan karena takut bertemu
dengan mereka. Suatu ketika dia kehabisan makanan untuk hewan peliharaannya. Binatang itu pun mulai
berulah dengan menggesek-gesekkan badannya pada tiang penyangga gua, sehingga terjadilah gempa
bumi. Makalawang mulai takut, karena peristiwa ini akan diketahui kalau dia masih berada di Gunung
Lokon. Oleh karena itu, ia mulai berusaha untuk memenuhi makanan peliharaannya dengan menannam
ubi-ubian. Namun semakin lama babi hutan itu semakin besar hingga Makalawang tidak mampu lagi
member makan mereka. Merekapun berulah lagi dan Pinontoan dan istrinya mengetahui hal ini dan
mengusir Makalawang beserta binatang peliharaannya keluar dari Gunung Lokon.
Keadaan bumi sangat kacau. Sebagai hukuman kepada Makalawang, ia harus membersihkan
puing-puing akibat gempa. Ia berjanji dalam hatinya untuk menjaga hutan dan alam. Makalawangpun
hidup bahagia dibumi.
Menurut cerita, Gunung Lokon adalah gunung tertinggi dan terbesar di Minahasa. Karena tingginya
tidak ada gunung yang dapat menandinginya.
Terdapat juga Gunung Klabat, gunung ini rendah, penghuni Gunung Klabat ingin agar Gunung
Klabat lebih tinggi dari Gunung Lokon. Merekapun pergi pada Pinontoan dan Ambilingon, memohon agar
sebagian tanah Gunung Lokon ditambahkan ke Gunung Klabat.
Karena murah hati dan tidak kikir, Pinontoan dan Ambilingon memberikannya kepada penghuni
Gunung Klabat. Dengan penuh semangat penghuni Gunung Lokon memotong puncak Gunung Lokon dan
tanah itu diangkat dan dibawah ke Gunung Klabat. Merekapun menimbun Gunung Klabat dengan tanah
dari Gunung Lokon.
Karena para pekerja mulai kelelahan, sehingga ada tanah yang tercecer dan membentuk Gunung
Batu Angus dan Gunung Dua Basudara.
Pada akhirnya, Gunung Lokon lebih rendah dari Gunung Klabat. Sekarang puncak Gunng Lokon
lebih rendah dari Gunung Klabat. Sekarang puncak Gunung Lokon tidak ada lagi karena sering meletus
dan menjadi lebih rendah. Sebaliknya, Gunung Klabat sekarang menjadi gunung tertinggi di Minahasa.

Anda mungkin juga menyukai