TENTANG
PANDUAN PENETAPAN HASIL NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TARAKAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini
Ditetapkan di : Tarakan
Pada Tanggal : 02 Juli 2019
Direktur
A. DEFINISI
Nilai kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan. Nilai rujukan adalah nilai yang
digunakan sebagai acuan nilai normal dari pemeriksaan
B. RUANG LINGKUP
Hasil Pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk
membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi
efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan
laboratorium diperlukan bahan, seperti: darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum, urine,
feces, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serebrospinal
dan jaringan yang didapat melalui tindakan invasive atau non invasive. Hasil Pemeriksaan
laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semi kuantitatif.
Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai Contoh nilai
hemoglobin pada wanita adalah 12-16 g/dL. Sedangkan angka kualitatif dinyatakan sebagai
nilai positif atau negative tanpa menyebutkan angka pasti, Contoh 1+, 2+, 3+. Nilai kritis dari
suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan atau gangguan yang
mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal suatu hasil
Pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal dianggap tidak
normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai
kondisi khusus pasien. Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang
mengancam jiwa dan harus segera mendapat tindakan.
C. TATA LAKSANA
Semua laporan berupa telepon kepada dokter untuk melaporkan nilai-nilai kritis di
dokumentasikan dalam buku laporan hasil kritis. Untuk memenuhi tujuan keselamatan
pasien, petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis harus membaca kembali nama
pasien, No laboratorium, Tanggal lahir dan semua hasil laboratorium yang di periksa.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan:
1. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sampel pasien dan apabila diperoleh
hasil yang kritis (abnormal)
2. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan hasil yang
diperoleh sama.atau mendekati sama
3. Hasil kritis yang diperoleh dikonsultasikan ke dokter patologi klinik
4. Petugas laboratorium mengambil hasil print out yang terdapat pada alat
5. Hasil kritis ditulis dalam buku kritis meliputi : tanggal/bln/thn, Nama dan No RM
pasien,jenis pemariksan dan hasil pemeriksaan yang kritis, Ruangan, jam Lapor,
nama yang menerima laporan, jam terima laporan
6. Petugas laboratorium, menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa
dihubungi, petugas laboratorium langsung menghubungi dokter/ perawat, unit rawat
inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
7. Petugas Laboratorium yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU
lapor dengan cara menghubungi lewat telpon atau alat komunikasi lainnya
8. Cara menyampaikan dan menerima laporan hasil kritis menggunakan teknik
komunikasi verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi
(Confirmation),proses pelaporan ini ditulis di dalam buku hasil kritis atau rekam
medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
9. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi
DPJP yang merawat pasien. mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau
informasi lain terkait klinis
10. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
11. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
12. Petugas laboratorium memasukkan/mengimput hasil kecomputer dan mencetaknya.
13. Hasil yang telah dicetak dikirim sesuai dengan rujukannya
D. DAFTAR NILAI LABORATORIUM KRITIS
2 KIMIA KLINIK
a. Glukose darah 70 -110 mg/dL <50 mg/dL >450 mg/dL
sewaktu
b. Creatinin L : 0.9 – 1.3 mg/dL >4.0 mg/dL
P: 0.6 – 1.1 mg/dL
c. Calsium 8.8 – 10.4 mg/dL < 6 mg/dl >13 mg/dL
d. Ureum >100 mg/dL
e. SGOT >250 mg/dL
f. SGPT >250 mg/dL
g. Bilirubin >5 mg/dL ( DEWASA)
3 ELEKTROLIT
Natrium 135 -144 mM/L <120 mM/dL >155 mM/dL
a. Kalium 3.6 – 4.8 mM/L <2.5 mM/dL >6.0 mM/dL
E. DOKUMENTASI
1. Buku laporan hasil kritis
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
3. Spo pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai kritis
4. Lampiran Rapat penentuan Nilai Kritris
Ditetapkan di : Tarakan
Pada Tanggal : 02 Juli 2019
Direktur
2 KIMIA KLINIK
a. Glukose darah 70 -110 mg/dL <50 mg/dL >450 mg/dL
sewaktu
b. Creatinin L : 0.9 – 1.3 mg/dL >4.0 mg/dL
P: 0.6 – 1.1 mg/dL
c. Calsium 8.8 – 10.4 mg/dL < 6 mg/dl >13 mg/dL
d. Ureum >100 mg/dL
e. SGOT >250 mg/dL
f. SGPT >250 mg/dL
g. Bilirubin >5 mg/dL ( DEWASA)
3 ELEKTROLIT
a. Natrium 135 -144 mM/L <120 mM/dL >155 mM/dL
b. Kalium 3.6 – 4.8 mM/L <2.5 mM/dL >6.0 mM/dL