Makalah Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut
Makalah Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut
Pengertian
Oral patologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai penyakit,
kelainan yang terjadi di rongga mulut, tanda atau gejalanya,
penyebabnya serta perawatannya.
Auto anamnesa
Anamnesa yang dilakukan pada pasien sendiri
Allo anamnesa
Anamnesa dibantu orang lain, missal pada keadaan
pasien tidak sadar, pada anak-anak, pada lansia, dan
lainnya.
Kerangka anamnesa :
Keluhan Utama
Alasan permintaan perawatan :
- Motivasi
- Jenis kasus
- Efek gangguan : Estetika dan Fungsi
Keluhan Tambahan :
Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita :
1. Penyakit yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembang dentofasial
- Kurang gizi
- Kurang protein dan energi (Marasmus
kwashiokor)
2. Penyakit yang menghambat perawatan ortodentik
- Hipertensi
- Diabetes Melitus
- Thalasemia
- Alergi
- Epilepsi
3. Penyakit yang dapat menulari operator
- Hepatitis
- HIV/AIDS
- TBC
- Lepra
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi
1. Periode gigi desidui
- Susunan gigi
- Trauma
- Perawatan
2. Periode gigi bercampur
- Pergantian gigi
- Pencabutan
- Persistensi
- Prematur ekstrasi
3. Periode gigi permanen
- Susunan gigi
- Caries
- Gigi hilang
- Trauma
- Perawatan
Kebiasaan Jelek ( Bad Habit )
Contoh :
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Objektif adalah Pemeriksaan yang
berdasarkan keaktifan dari operator.
Umum / general
1. Keadaan jasmani
2. Keadaan mental
3. Status gizi :
- Tinggi badan
- Berat badan
- Indeks masa tubuh
- Bentuk tubuh : kurus, ideal, gemuk
Khusus / Lokal
1. Ekstra oral
Bentuk kepala > indeks kepala
Dolikosefali, mesosefali, brakisefali
oMaksila :
Normal
Protusif
Retrotusif
oMandibula :
Normal
Protusif
Retrotusif
Mukosa
Normal atau abnormal disertai keterangan
Frenullum :
Labii superior
Labii inferior > normal / abnormal disertai
keterangan
Lingualis
Tonsil
Pemeriksaan geligi
BAB II
Pengertian
Anatomi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan
konfigurasi gigi.
Rongga mulut, terdiri dari :
a. Gigi geligi
2. Secara mikroskopis :
- Jaringan keras :
enamel
ialah lapisan proteksi pada mahkota gigi yang
tahan terhadap tekanan kunyah. Fungsinya melindungi
gigi dari kerusakan, berasal dari jaringan ectoderm.
dentin
ialah jaringan paling keras gigi, yang terletak di
bawah enamel. berfungsi mendukung enamel. Berasal
dari jaringan mesoderm, dapat regenerasi
sementum
ialah lapisan terluar pada akar membatasi gigi
dengan jaringan pendukungnya. Fungsi sementum,
antra lain :
1. melekatkan gigi dengan jaringan penyangganya
2. memperbaiki akar
3. melindungi dentin
4. mempengaruhi pembentukan tulang alveolar
5. memungkinkan erupsi gigi
6. mengatur lebarnya jaringan pendukung gigi
- Jaringan lunak :
Pulpa
c. Palatum
- palatum durum
- palatum
d. Lidah
e. jaringan mukosa lain
Erupsi gigi
Pengertian
The periodontium is defined as the investicy and supporting
tissue of the tooth, namely, the periodontal membrane, the
gingival, cementum and alveolar bone. (Glickman)
Bagian-bagian jaringan penyanggah :
1. Ginggiva
adalah bagian selaput lender mulut yang meliputi
alveolar dan mengelilingi cerviks gigi. Dalam keadaan
normal dan sehat gingiva berwarna merah muda, tepinya
seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan countour
gigi.Tetapi ini bervariasi, tergantung juga dari ras dan
pigmentasi, juga tebal keratinisasi dan blod supply
menentukan warna gingiva.
Fungsi gingiva adalah melindungi jaringan dibawah
perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga
mulut.
Tanda gingiva sehat :
- berwarna merah muda
- interdental papil mengisi ruang interproksimal
- margin tipis dan tidak bengkak
- permukaan gingiva tidak rata dan stippled
- melekat erat pada gigi dan procesus alveolaris
- sulkus gingiva tidak dalam
- tidak ada eksudat
- tidak mudah berdarah
4 karakteristik gingiva sehat :
1. Warna
Normalnya berwarna coral pink, warna lain seperti merah,
putih, dan biru adanya peradangan. Warna ini tergantung pada
pigmentasi rasial.
2. Kontur
3. Tekstur
Normalnya padat, tahan pergerakan, seperti kulit
jeruk.Abnormalnya bengkak dan seperti busa.
4. Reaksi terhadap gangguan
Normalnya tidak ada, abnormalitas terjadi adanya eksudat dan
mudah perdarahan pada saat dilakukan probing.
a. Marginal gingiva
marginal gingiva adalah bagian dari gingiva yan terdapat
pada bagian labial, bukal dan ligual. Marginal gingiva terdiri atas :
- Free gingiva
adalah bagian marginal gingiva yang mengelilingi gigi
tetapi tidak melekat pada permukaan gigi.
- Free gingiva groove
adalah lekukan yang terletak antara free gingiva dan
attached gingiva.
b. Attached ginggival
Adalah bagian dari gingiva yang melekat pada gigi.
c. Interdental papil
Adalah bagian dari marginal gingiva yang memenuhi
interproksimal space.
d. Muko ginggival junction
Adalah Pemisah antara attached ginggival dan alveolar mukosa.
e. Alveolar mukosa
f. Epithelial attachment
Adalah bagian dasar dari sulkus gingiva yang melekat pada gigi.
g. Sulkus gingiva
Adalah ruangan antara free gingiva dan gigi yang ada pada orang
normal yang mempunyai kedalaman < 2mm.
Tipe III : Dasar sulkus gingiva masih terletak dibawah tulang alveolar
2. Sementum
Adalah jaringan ikat klasifikasi yang menyelubungi
dentin akar dan tempat berinsersinya bundel serabut
kolagen. Guna sementum antara lain :
- melindungi permukaan akar
- Memegang ujung-ujung serat periodontal yang
melekat pada gigi
Macam – macam tipe sementum :
a. Sementum seluler
o mengandung sementosit
o pada lacuna seperti osteosit pada tulang
o saling berhubungan satu sama lain melalui
anyaman kanalikuli
b. Sementum aseluler
o membentuk lapisan permukaan yang tipis
o terbatas pada serviks akar
o tidak mengandung sementosit
o sementoblas terletak di permukaan
3. Periodontal membrane
Adalah suatu struktur dari jaringan ikat yang
mengelilingi akar gigi dan menghubungkan gigi dengan
tulang alveolar. Lebar periodontal ini umumnya 0,10 –
0,25 mm dan lebar tersebut tergantung pada keadaan
dibawah ini :
a. Keadaaan fisiologis, dimana bagian mesial lebih
sempit dari bagian distal karena daya gerak gigi ke
arah mesial
b. Fungsi gigi, makin besar fungsi gigi maka periodontal
makin lebar
Periodontal membrane terdiri dari :
- serabut sharpey’s
- sel jaringan ikat
- sisa epitel pembentuk gigi
- pembuluh darah
- syaraf
- lymfe
Fungsinya :
Menurut Mc.Donald R.
1. Simple Gingivitis
a. Gingivitis Erupsi.
b. Gingivitis karena OH jelek.
c. Alergi.
2. Acute Gingival Desease
a. Infeksi herpes simpleks
b. recurent apthous ulcer
c. ANUG
d. Candidiasis akut
e. Infeksi bakteri akut
3. Pembesaran Gingiva
a. Puberty Gingivitis
b. PIGO ( Phenytoin Induce Gingival Overgrowth)
Kelainan – kelainan jaringan penyangga :
Inflamasi
A. Gingivitis
Faktor lokal
- plak
ialah sekumpulan bakteri yang melekat dan
tidak berwarna yang senantiasa terbentuk pada
permukaan gigi.Faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya plak :
1. Erupsi Gigi
2. Maloklusi
3. Karies
4. Restorasi Gigi
5. Penggunaan alat Ortho.
- kalkulus
merupakan endapan keras hasil
mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi
mahkota dan akar gigi dan hanya bisa hilang
dengan tindakan scaling.
- impaksi makanan
adalah penyebab umum gingivitis.
Makanan berinfaksi disekeliling gigi dan
berakumulasi debris pada gigi sehingga
menyebabkan iritasi ginggiva oleh toksin didalam
plak.Produksi toksin menyebabkan
pembengkakan jaringan dan timbul kemerahan.
- karies
karies gigi (Kavitasi) adalah daerah yang
membusuk didalam gigi, yang terjadi akibat suatu
proses yang secara bertahap melarutkan email
(permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan
terus berkembang ke bagian dalam gigi.
tambalan yang berlebih atau mengemper
plak lebih sering menempel pada tambalan yang
salah disekitar gigi yang terletak bersebelahan
dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika
plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72
jam, maka akan mengeras dan membentuk
karang gigi.
- Malposisi gigi
Gigi malposisi menghasilkan penekanan-
penekanan normal berulang selama proses
makan dan pengunyahan makanan. Kalkulus
tertimbun pada dasar gigi yang sulit dibersihkan
bakteri yang mulai menyerang jaringan sekitar
gigi sehingga menghasilkan kombinasi dari
peradangan dan resesi ginggiva.
kebiasaan sikat gigi yang salah
tehnik sikat gigi yang secara horizontal
merupakan suatiu kesalahan karena dengan cara
demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi
gingival dan abrasi gigi.
- gangguan oklusi
maloklusi gigi, dapat mengiritasi gusi dan
meningkatkan resiko gingivitis
- iritasi mahkota gigi
- bernafas melalui mulut
bernafas melalui mulut, gigi menjadi kering
dan gusi mudah teriritasi. Beranafas
denganjmulut menyebabkan kekeringan
membran mukosa mulut dan iritasi jaringan
ginggiva sehingga menyebabkan peradangan
dan hyperplasia jaringan ginggiva
- aplikasi obat atau bahan kimia
bahan kimia atau aplikasi obat dapat
menyebabkan berbagai anomaly jaringan
ginggiva. Beberapa jenis obat perpotensi
menyebabkan gimggivitis. Obat-obatan Over The
Counter (OTC) dapat membahayakan jaringan
ginggiva dan beraksi sebagai asam burn if used.
Selver nitrate dan aspirin pada umumnya
memiliki pangaruh asam pada jaringan ginggiva
sehingga menyebabkan kemerahan dan lembek
jika disentuh. Dilantin sodium menghasilkan
bengkak dari jaringan ginggiva yang berkaitan
dengan bahan kimia dari obat tersebut.
- mikroorganisme yang terdapat pada plak
mikroorganisme yang ditemukan pada plak
dapat menghancurkan jaringan hidup
membebaskan banyak enzim destruktif.
Mikroorganisme spesifik terkadang
menyebabkan reaksi peradangan pada
ginggiva.Streprococus dan sthaphylococus
adalah bakteri yang diketahui dapat merusak
jaringan ginggiva dan menyebabkan peradangan
- tambalan berlebihan
Faktor sistemik
Menyebabkan penurunan daya tahan tubuh
seseorang dan menambah keparahan suatu
penyakit.Tetapi tanpa adanya iritasi lokal diragukan
bahwa penyakit sistemik dapat menyebabkan penyakit
periodontal.
Gambaran klinis :
2. Hilangnya stippling
3. Pembesaran gingiva
rangsangan.
Jenis – jenis gingivitis :
Terapi :
Simple Gingivitis
a. Gingivitis Erupsi.
Definisi : Keradangan gusi yang disebabkan
adanya proses erupsi gigi pada anak –anak.
Ini berkaitan dengan kesulitan erupsi yang
menyebabkan adanya pengumpulan plak.
Klinis :
Penyebab :
B. Periodontal disease
Adalah sekelompok lesi yang terjadi pada
jaringan sekitar gigi yang mendukung keberadaan gigi
dalam socket.
Macam-macam periodontal disease :
1. Periodontitis
Macam-macam periodontitis :
b. Periodontitis akut
c. Periodontitis kronik
Periodontitis kronik adalah infeksi persisten
plak bakteri di cervik gigi bersamaan dengan
rusaknya membrane periodontal dan tulang
alveolar.
Manifestasi klinis :
Keluhan berupa perdarahan gusi yang
biasanya dimulai dengan perubahan warna gusi
menjadi kehitaman dan terdapatnya plak.Gingiva
menjadi lebih lunak dan halus.Penekanan sedikit
saja menimbulkan perdarahan.
Penatalaksaannya sama seperti gingivitis.
Macam – macam periodontitis :
a. Juvenille periodontitia
Klinis :
- Bone Loss sekitar I dan M permanen
- Infeksi pada sulkus gingiva
- Terjadi perdarahan (probing)
Terapi :
a. Khemoterapi :
Pemberian antibiotik dalam jangka waktu
yang lama, diikuti dengan pemeriksaan lab, untuk
melihat kuman yang ada.
b. Mekhanoterapi :
- Scalling, kurretase
- Periodontal surgery
- Pencabutan gigi
- Perawatan ortho.
Diperlukan kontrol secara teratur untuk
mencegah kekambuhan
b. Adult periodontitis
c. Early onset periodontitis
d. Periodontitis karena penyakit sistemik
Pericoronitis
Klinis :
Terapi :
Etiologi
Terapi :
o Lokal
- Peningkatan OH
o Sistemik
- Pemberian antibiotic
Kelainan Periodontal
a. Hiperplasia gingival
b. Atrofi gingiva
a. Hiperplasia Gingiva
Adalah salah satu bentuk perubahan dari gingiva mengalami
hyperplasia.Pengertian hyperplasia adalah bertambah besarnya
jaringan karena terjadinya proliferasi dari sel – sel jaringan.
Macam – macam tipenya :
- Tipe radang
akibat proses peradangan
- Tipe fibrosa
akibat proses bukan radang
- Kombinasi tipe radang dan tipe fibrosa
- Tipe sistemik
akibat suatu penyakit atau kondisi sistemik
- Tipe neoplasma
akibat proses neoplasia atai suatu keganasan
- Tipe semu
akibat proses pertumbuhan tulang alveolar gigi yang
terletak dibawah gingiva
1. Lokal
o plak dan kalkulus
o malposisi gigi (crowded)
o sikat gigi dengan tehnik yang salah
o maloklusi
o bernafas dengan mulut
o retensi makanan
2. Sistemik
3. Hormonal
4. Nutrisi
5. Herediter atau genetic
6. Obat – obatan
Gejala klinis :
Terlihat gusi membengkak dan mempunyai sifat
karakteristik masing – masing berbeda, menurut :
- lokasi tumbuh
- bentuk permukaan
- warna
- konsistensi
- keluhan pasien
1. Vestibulum oris
Ruangan yang dibatasi pada satu sisi oleh pipi dan bibir dan
pada sisi yang lain gingiva dan gigi.
2. Cavum oris proprium
1. Bibir
Bagian depan rongga mulut yang ditutupi oleh 2 lipatan kulit.
Rangka utama bibit terdiri dari otot bercorak yang letaknya kira –
kira di tengah bibir.
2. Pipi
Sebelah dalam dibatasi oleh membran mukosa dengan
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Disini tidak terjadi
absorbs, sel – sel pada permukaan epitel dibawahnya, pipi terdiri
dari kulit, jaringan ikat, lemak, dan selaput lendir.
Susunan Epitel Mukosa Pipi
Submukosa
o Mengandung kelenjar liur
- Kel. Parotis
- Kel Submandibularis
- Kel Sublingualis
o Pembuluh darah
o Syaraf
o Kelenjar Submandibularis
o Kelenjar Sublingualis
Kelenjar liur mayor terkecil.Menghasilkan hanya
10% dari total volume saliva.Menghasilkan lebih banyak
mucus daripada serosa, sehingga disebut Kelenjar
Mucoserosa).Ukurannya kurang lebih ½ kelenjar
submandibularis.Sempit, datar, dan seperti almond.Berat
3-4 gram dengan panjang 3-4cm.Terletak pada dasar
mulut, di bawah lidah.Letaknya memanjang mengarah ke
anteroposterior.Kelenjar sublingualis sisi kiri dan kanan
bertemu di anterior.Membentuk massa seperti tapal kuda
yang mengelilingi dasar lidah.Membentuk suatu lipatan
selaput lendir yaitu Plica Sublingualis dan bermuara pada
duktus sublingualis minor (Duktus Rivini).Bagian
dorsalnya adalah bagian akhir galndula submandibularis
(Duktus Whartoni).Vaskularisasi: a. lingualis dan v.
jugularis externa.Inervasi: SensibleàN. lingualia,
sekretomotorik(Parasympatic)à N. facialis, dan
sympaticàganglion submandibularis. Mempunyai 8-10
duktus ekskretorius dengan satu atau lebih duktus
bergabung membentuk duktus sublingualis yang lebih
besar, yang disebut Duktus Bartholini yang terbuka
sampai ke duktus submandibularis.
o Kelenjar Labialis
Terletak antara bibir atas dan bawah dengan m.
orbicularis oris.Mengeluarkan mukosa dari duktus2
kecil yang langsung menuju mukosa bibir.
o Kelenjar Lingualis
Terletak antara m. orbicularis oris dan
m,buccinators.Mengeluarkan mukosa melalui duktus
yang kecil di bagian kaudal.
o Kelenjar Buccalis
Sama dengan kelenjar labialis, juga antara
vestibulum oris bagian bukal dan M.
buccinatorius.Mengeluarkan mucus melalui duktus
yang kecil di bagian bukal.
o Kelenjar Palatina
Berada pada palatum durum dan palatum molle
bagian posterior dan lateral.Merupakan kelenjar
mucus.
• Kelenjar Liur
- Kelenjar parotis
Sekretnya serosa, merupakan kelenjar liur terbesar yang
terletak pada bagian anterior telinga.
- Kelenjar submandibularis
Sekretnya sero-mukosa, terletak pada bagian bawah
mandibula.
- Kelenjar sublingualis
Sekretnya muko-serous, merupakan kelenjar liur terkecil yang
terdapat di bawah lidah.
Tipe Sekret:
Kelenjar Mukosa
- Bersifat kental.
- Bentuk sel kelenjarnya pyramidal.
- Bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan
musinogen dan premusin.
- Sebagai bahan pembentuk lendir.
- Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal.
- Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini,
ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel piala.
Kelenjar Serosa
- Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer
jernih yang berbentuk sebagai albumin dan kadang-
kadang mengandung enzim.
- Sel-sel serosa juga berbentuk bulat yang terletak
agak di tengah.
- Butir-butir sekretorius bersifat asidofil.
- Contohnya pada kelenjar parotis.
Kelenjar Campuran
- Kelenjar yang merupakan campuran serosa dan
mukosa.
- Kadang, sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa
sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit
yang dinamakan Demiluna gianuzzi.
- Contohnya pada submandibularis dan sublingualis.
Fungsi Saliva, antra lain :
b. Cheilitis ekspoliatif
Cheilitis ekspoliatif adalah kelainan atopik pada bibir
yang terjadi karena kontak dengan agent tertentu, infeksi
mikroorganisme, efek samping pengobatan.
Tanda berupa krusta pada bibir dengan kulit wajah (
vermillion border ), tampak gambaran keradangan ringan,
tidak memiliki keluhan nyeri atau sakit.
Terapi :
- menghilangkan etiologinya dengan pemberian
vitamin
- lip ointment atau borax atau vaselin
c. Celah bibir
Penyebab
Umumnya disebabkan oleh trauma lokal, misalnya bibir
yang sering tergigit pada saat sedang makan.
Atau dapat juga disebabkan karena adanya penyumbatan
pada duktus (saluran) kelenjar liur minor.
Gambaran Klinis :
Pembengkakan yang berbentuk kubah, dengan diameter
1-2 mm hingga lebih. Mucocele paling sering
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, namun
dapat terjadi di segala usia termasuk bayi yang
baru lahir dan orang lansia. Permukaan mukosa dapat
terlihat kebiruan dan translusen. Ciri khas lesi
ini adalah fluctuant, namun pada beberapa kasus
mucocele dapat terasa keras saat dipalpasi.
Mucocele dapat hilang timbul, yang kadang-kadang
pecah sehingga cairannya keluar. Biasanya
mucocele tidak disertai rasa sakit.
Perawatan:
Mucocele adalah lesi yang tidak berumur panjang,
bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa
minggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun
banyak juga lesi yang sifatnya kronik dan
membutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat dieksisi,
dokter gigi sebaiknya mengangkat semua
kelenjar liur minor yang berdekatan, dan dilakukan
pemeriksaan mikroskopis untuk menegaskan
diagnosa dan menentukan apakah ada kemungkinan
tumor kelenjar liur. Selain dengan pembedahan,
mucocele juga dapat diangkat dengan laser.
d. Xerostomia
Xerostomia bukanlah suatu penyakit, melainkan
suatu gejala/simptom yang merupakan penurunan
produksi saliva di dalam mulut akibat produksi kelenjar
ludah yang berkurang.Gangguan produksi kelenjar ludah
tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada
pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah ataupun
oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah.
Gangguan tersebut diatas dapat terjadi oleh karena
rasa takut / cemas, depresi, tumor otak, obat-obatan
tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan
penyakit radang selaput otak.
Penyebab Mulut Kering, Mulut kering dapat
disebabkan oleh berbagai factor seperti penyakit, obat-
obatan, posisi pasien, kebiasaan tidur, dan kondisi
mental(stress dan depresi). Keadaan-keadaan fisiologis
seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas
melalui mulut, stress dapat menyebabkan keluhan mulut
kering (Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk,1995).
Penyebab yang paling penting diketahui adalah
adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat
menyebabkan penurunan produksi saliva, seperti radiasi
pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada
kelenjar saliva dan lain-lain (AI-Saif,1991; Haskell dan
Gayford, 1990; Glass dkk,1984; Amerongan, 1991; Sonis
dkk,1995).
faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab
timbulnya keluhan mulut kering.
Radiasi pada daerah leher dan kepala
Gangguan !okal pada kelenjar saliva
Efek samping obat-obatan
Demam, diare, diabetes, gagal ginjal
Berolahraga, stress
Bernafas melalui mulut
Kelainan syaraf
Usia
Dosis gejala
< 10 Gray Reduksi tidak tetap sekresi saliva
10 -15 Gray Hiposialia yang jelas dapat ditunjukkan
15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversibel
> 40 Gray Perusakan irreversibel jaringan kelenjar
Hiposialia irreversibel
Pengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini
dari kelenjar saliva serous dibandingkan dengan kelenjar
saliva mukus (AI-Saif, 1991; Regezi dan Sciubba,1995;
Amerongan, 1991).
Tingkat perubahan kelenjar saliva setelah radiasi
yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva,
setelah satu minggu terjadi penyusutan parenkim
sehingga terjadi pengecilan kelenjar saliva dan
penyumbatan (Lukman, 1992).
Selain berkurangnya volume saliva, terjadi
perubahan lainnya pada saliva, dimana viskositas menjadi
lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi Ig
A berkurang (Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995; Rege7:i
dan Sciubba,1995).
Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan
kecepatan sekresi saliva menjadi normal kembali
tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah
diterima (AI-Sa if, 1991; Kidd dan Bechal,1992).
Penggunaan Obat-Obatan.
Keadaan Fisiologis.
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga,
berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya
aliran saliva sehingga mulut terasa kering (AI-Saif,1991;
Haskell dan Gayford,1990).
Bernafas melalui mulut juga akan memberikan
pengaruh mulut kering (Haskell dan Gayford,1990; Sonis
dkk,1995)
Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan
rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini
disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang
terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom
dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan
turunnya sekresi saliva (Haskell dan Gayford,1990).
Usia.
Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia
lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan
atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan
umur yang akan menurunkan produksi saliva dan
mengubah komposisinya sedikit (Kidd dan Bechal, 1992;
Sonis dkk, 1995).
Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses
aging. Terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar
saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan
oleh jaringan lemak dan penyambung, lining sel duktus
intermediate mengalami atropi. Keadaan ini
mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva
(Pedersen dan Loe, 1986; Sonis dkk,1995).
Selain itu, penyakit- penyakit sistemis yang
diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan
untuk perawatan penyakit sistemis dapat memberikan
pengaruh mulut kering pada usia lanjut (Ernawati, 1997).
Keadaan-keadaan lain.
Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi,
tetapi kadang-kadang ada pasien yang mengalami
keluhan mulut kering sejak lahir.Hasil sialograf
menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar
saliva (Haskell dan Gayford, 1990).
Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi,
seperti sklerosis multiple akan mengakibatkan hilangnya
innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim
kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah
kelenjar saliva juga dapat mengurangi sekresi saliva (AI-
Saif,1991).
Belakangan telah dilaporkan bahwa pasien-pasien
AIDS juga mengalami mulut kering, sebab terapi radiasi
untuk mengurangi ketidaknyamanan pada sarkoma
kaposi intra oral dapat menyebabkan disfungsi kelenjar
saliva (AI- Sa if, 1991).
Penyebab terbanyak terjadinya xerostomia
biasanya pada orang yang memiliki banyak penyakit,
sehingga memungkinkan orang tersebut mengkonsumsi
obat yang multivariasi/bermacam-macam. Pada usia
lanjut, penyebab yang sering terjadi adalah kemunduran
fungsi organ dan syaraf, bisa juga disebabkan oleh obat-
obatan karena biasanya orang yang sudah lanjut usia
memiliki banyak penyakit. Selain itu, mereka juga suka
mencampur obat-obat dengan obat-obat tradisional yang
mungkin dapat menyebabkan terjadinya xerostomia.
Halitosis
Patogenesis
- Suatu defek pada aktivitas kolinergik yang diperantarai
oleh reseptor yang memicu disfungsi neuroepitel dan
mengurangi sekresi kelenjar.
- Observasi bahwa water-channel protein aquaporin-5
mendistribusikan kembali (redistribute) dari membran
apikal menuju ke sitoplasma sel-sel epitel asinar
menawarkan teori alternatif lainnya untuk patogenesis
sindrom Sjögren.
Patogenesis Sindrom Sjogren tidak dapat
dipahami secara jelas.Sindrom Sjogren adalah bersifat
kronik, multisistem dan autoimun.Secara immunologi,
penyakit ini berhubungan dengan inflamasi exocrinopathy
yang dimulai dengan infiltrasi periduktus di jaringan
kelenjar saliva oleh sel plasma dan limfosit. Asini
mengalami atrofi dan secara bertahap akan menghilang,
seterusnya akan digantikan dengan infiltrasi limfosit.
Sindrom Sjogren boleh disebabkan oleh abnormality sel-T
atau kekurangan limfosit T yang seterusnya
mengakibatkan aktiviti berlebihan dari komponen limfosit
yang lain dan menghasilkan autoantibodi.
Pada penderita xerostomia susunan mikroflora
mulut mengalami perubahan, dimana mikroorganisme
kariogenik seperti streptokokus mutans, laktobacillus den
candida meningkat.Selain.itu, fungsi bakteriostasis
(kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri penyakit)
dari saliva berkurang. Akibatnya pasien yang menderita
xerostomia akan mengalami peningkatan proses karies
gigi, infeksi candida dan gingivitis (Amerongan,1991; Kidd
dan Bechai,1992; Sonis dkk,1995). Pasti ada
perbedaan.perbedaan ini banyak sekali factor. seperti
yang kita ketahui bahwa xerostomia ini adalah penurunan
jumlah saliva. secara otomatis saat saliva turun, maka
komposisi protein dan elektrolit dalam saliva akan
berubah-ubah juga. misalnya tiosianat yang bekerja
bersama-sama lactoperoksidase yang akan menurun
konsentrasinya saat flow rate sedang tinggi.
e. Hipersekresi
Terjadi akibat sekresi saliva yang berlebihan,
penyebabnya :
- pemakaian protesa baru
- gigi sedang erupsi pada anak-anak
- adanya peradangan akut pada mulut
Terapi nya dengan menghilangkan atau memperbaiki
faktor penyebabnya.
Faktor General :
Hormonal maupun penyakit sistemik.
Stres.
Faktor Lokal:
Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)
Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi.
dll yang menyebabkan trauma pada gusi atau mukosa
mulut.
Leukoplakia idiopatik
Leukoplakia merupakan lesi putih yang tidak dapat
dihilangkan dengan dikerok dan tidak dapat didiagnosis
sebagai suatu penyakit tertentu.Leukoplakia dapat
disebabkan oleh defisiensi vitamin A dan C, arus galvanik,
candidiasis, iritasi kronis dan malnutrisi.
Leukoplakia bisa mengenai semua usia, tetapi
sebagian besar kasus terjadi pada pria antara usia 45
tahun dan 65 tahun.
Sebagian besar leukoplakia (80%) adalah jinak, kasus
sisanya adalah displastik atau kanker.Oleh karena itu
kebanyakan leukoplakia tidak menunjukkan dysplasia
secara histologis.
Makroskopis :
Mikroskopis:
Manifestasi klinis:
• Leukoplakia termasuk dalam bentuk plak. Plak
adalah suatu daerah yang menimbul padat, rata,
dan diameternya lebih besar dari 1cm. Tepi-tepinya
bisa landai dan kadang-kadang permukaan
keratinnya berproliferasi, suatu keadaan yang
dikenal sebagai lichenifikasi.
• Ditemukan di bibir, mukosa pipi, dan gusi. Tempat
yang beresiko tinggi adalah dasar mulut, ventral
lidah, lateral lidah, mukosa alveolar, gusi cekat
mandibula, trigonum retromolar-palatum lunak, dan
kompleks uvulo-palatal.
• Lesi awal dapat berupa warna kelabu atau sedikit
putih yang agak transparan, berfissura atau keriput
dan secara khas lunak dan datar.
• Permukaan lesinya dapat tampak licin dan
homogeny, tipis dan mudah hancur, pecah-pecah,
berkerut, verukoid, noduler, atau bercak-bercak.
• Warnanya dapat merupakan variasi lembut dari lesi-
lesi putih translusen pucat sampai abu-abu atau
putih-coklat.
• Biasanya batasnya tegas tetapi dapat juga berbatas
tidak tegas .
• Dalam perkembangannya leukoplakia dapat
berubah menjadi meluas dan menebal disebut
leukoplakia homogen.
• Selanjutnya leukoplakia dapat berkembang menjadi
granular atau nodular leukoplakia.
• Leukoplakia juga dapat berkembang an juga
berubah bentuk menjadi eritoplakia.
Leukoplakia akibat tembakau
Eritroplakia
Lekoderma
Lekokeratosis palatum akibat nikotin
Hairy leukoplakia
lesi ini biasanya terlihat pada permukaan lateral lidah,
tetapi bisa meluas ke dorsal dan permukaan ventral. Lesi
bisa berbagai ukuran dan bisa terlihat seperti striae putih
vertical, berombak-ombak atau seperti plak-plak berbulu
kasar dengan proyeksi rambut terlihat seperti keratin.
Pada sebagian besar kasus.OHL bilateral dan
asimtomatik.Ketika hal tersebut menjadi ke arah yang
tidak nyaman biasanya dikaitkan dengan infeksi
kandidiasis.OHL telah terbukti berhubungan dengan
infeksi virus Epstein Barr local (EBV) dan terjadi paling
sering pada pasien dengan limfosit CD4 kurang dari 200/
μl.
Pada Pemeriksaan histologi menunjukkan epitel
hyperplasia merupakan ciri khas infeksi EBV.Kondisi ini
biasanya tidak memerlukan tindakan tapi acyclovir oral,
podophyllum resin topikal, retinoid, dan pembedahan
dilaporkan sebagai pengobatan yang berhasil.
BAB V
Pengertian
Kelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan
pada email dan dentin yang disebabkan oleh berbagai
rangsangan.
1. Esensial faktor
a. gigi asli dengan permukaan yang rentan
b. bakteri ( dental plak )
Sifat kariogenik berkaitan dengan kemampuan untuk :
- membentuk asam dari substrat ( asidogenik )
- menghasilkan kondisi dengan ph rendah (<5)
- bertahan hidup dan memproduksi asam terus-
menerus pada kondidi dengan ph yang rendah (
asidurik )
- melekat pada permukaan licin gigi
- menghasilkan polisakarida tak larut dalam saliva
dan cairan dari makanan guna membentuk plak
- Laktobasilus
Populasinya dipengaruhi kebiasaan
makan.Tempat yang paling disukai adalah lesi
dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan
pada plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan
laktobasilus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.
- Streptokok
Bakteri gram positif ini adalah penyebab utama
karies dan jumlah terbanyak di dalam mulut. Salah
satu spesiesnya adalah Streptococcus mutan, lebih
asidurik dibandingkan dengan yang lain dan dapat
menurunkan ph medium 4,3. S. mutansterutama
terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi
sukrosa.
- Aktinomises
Semua spesies aktinomises memfermentasikan
glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat,
suksinat dan asam format.Actinomyces viscosusdan
A. naeslundii mampu membentuk karies aka, fisur,
dan merusak periodontium.
c. diet
2. Faktor mofikasi
a. penyakit neurologi
b. DM
c. xerostomia
d. sifat-sifat biokimia
Penyebab
Patofisiologi :
6. Unsur kimia
unsur kimia pengaruh
brellium menghambat
fluor menghambat
aurum menghambat
cuprum mengahambat
magnesium menghambat
platina menunjang
cadmium menunjang
selenium menunjang
7. Air ludah
tergantung pada :
a. campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya
b. derajat keasaman
c. jumlah atau volume
d. faktor anti bakteri
8. Letak geografis
9. Kultur social penduduk
10. Plak
Diagnosis
Dental explorer, alat diagnostik karies.
Perawatan
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna,
walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat
timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang kecil,
florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi.
Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan
khusus.Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya
dan mencegah perusakan lebih lanjut.
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan
karies.
Pencegahan
Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan
karies.
Kebersihan mulut
Pengaturan makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula
penting diperhatikan.Gula yang tersisa pada mulut dapat
memproduksi asam oleh bakteri.Pengonsumsian permen
karet dengan xilitol dapat melindungi gigi.Permen ini telah
popler di Finlandia.Efek ini mungkin disebabkan
ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.
Tindakan pencegahan lainnya
B. Keausan gigi
o Erosi
Hilangnya jaringan keras gigi sebagai akibat dari
proses kimia yang tidak melibatkan bakteri. Penyebabnya
adalah erosi karena muntah, erosi karena diet, erosi
karena pekerjaan.
o Atrisi
Hilangnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
faktor mekanis pada gigi yang saling antagonis.
o Abrasi
Hilangnya jaringan keras gigi yang disebabkan karena
proses mekanis seperti :
- penggunaan sikat gigi yang salah
- pemakaian tusuk gigi yang salah
- kebiasaan pangur
o Abfraksi
Hilangnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
biomekanis, penyebabnya :
- fatigue (kelelahan gigi)
- fraktur
- deformasi struktur gigi
C. Trauma
o Penyebab penyakit
trauma benturan, kesalahan pencabuta gigi.
o Gejala awal
gigi goyang, lepas dari tulang penyangganya padahal gigi
tidak patah.
o Perawatan sederhana sebelum ke dokter
merendam gigi utuh yang lepas di dalam larutan garam atau
air suling, tulang penyangga gigi yang berdarah ditutup
tampon.
o Komplikasi
gigi tidak dapat dikembalikan sempurna pada tulang
penyangganya, gigi tetap goyang setelah 3 ( tiga ) bulan
dilakukan replantasi, terjadi ankilosis, terjadi resorbsi akar
gigi, terjadi kelainan tulang penyangga gigi.
o Cara pencegahan
memakai pengaman yang memakai, berkomunikasi yang
jelas dengan petugas kesehatan gigi bila akan mencabutkan
gigi.
D. Kelainan perkembangan
Terjadi kelainan pada struktur atau bentuk perkembangan
gigi dan terlihat pada waktu gigi erupsi.
Jenis – jenis kelainan perkembangan :
a. hipomineralisasi dan hypoplasia email
b. perubahan warna pada email secara intrinsik dan sistemik
2. Karena tetracyclin
Antibiotik jenis tetracyclin mempunyai afinitas
untuk jaringan terkalsifikasi.Obat ini dapat melewati
barrier plasenta dan mempengaruhi gigi desidui, jika obat
ini diberikan pada bayi dan anak-anak atau ibu hamil.
Tanda-tanda merupakan disklorasi gigi bervariasi
dari cokelat ke hitam – hitaman.
BAB VI
- Kimiawi
Terjadinya iritasi pada pulpa oleh karena bahan-
bahan endodontic, terutama kedalaman kavitas
kecil.
- Elektrik
Ini diakibatkan oleh adanya bahan tumpatan
yang berbeda, misalnya logam dan emas.Juga
disebabkan oleh adanay aliran saliva yang
mengandung elektrolit.
Yang tidak berhubungan dengan dentistry
- Bakteri
Adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam
pulpa gigi
- Mekanis
Cedera terhadap pulpa oleh karena atrisi, abrasi
dan trauma.
- Kimiawi
Erosi oleh bahan-bahan yang bersifat asam atau
uap.
Penatalaksanaan :
c. Pulpitis
o Pulpitis akut
- Pulpitis akut partialis
Peradangan pada sebagian pulpa gigi yang
ditandai dengan rasa sakit yang ditimbulkan dengan
spontan, terus-menerus dan terlokalisir. Timbul
akibat adanya perubahan suhu, terutama dingin,
atau jenis makanan yang asam atau manis yang
masuk kedalam kavitas gigi. Sifat nyerinya tajam,
spontan, dan menetap.Rasa nyeri bertambah jika
pasien berbaring.Penjalaran nyeri kea rah pelipis
mata, sinus maksilaris, dan telinga.
- Pulpitis akut totalis
Peradangan pada seluruh pulpa gigi yang
ditandai dengan rasa sakit yang hilang timbul dan
terus menerus.
o Pulpitis kronis
Peradangan pada pulpa gigi yang sudah berlangsung
lama dan tidak menimbulkan keluhan yang berat.
Terdapat dua tipe :
- Pulpitis kronik ulseratif
Terdapat ulkus dipermukaan jaringan pulpa pada
daerah pulpa yang terbuka, hal ini terjadi apabila
kamar pulpa terbuka lebar dan drainase produk
radangnya lancar.Rasa sakit yang timbul pada
keadaan ini tidak begitu tajam dan biasanya hanya
timbul jika ulkus terdesak oleh makanan yang
masuk kedalam kavitas gigi.
- Pulpitis kronik hiperplastik
Disebut juga pulpitis granulomatosa atau polip
pulpa atau pulpitis hipertrofi.Ditandai dengan
tonjolan jaringan garnulomatosa keluar dari kamar
pulpa.Jaringan ini adalah produk radang pulpa yang
berasal dari pertambahan jumlah sel atau
pembesaran sel-sel pulpa serta disebabkan oleh
rangsangan kecil dan yang berlangsung lama serta
didukung oleh vaskularisasi jaringan pulpa yang
baik.Biasanya terjadi pada gigi sulung atau gigi
dewasa muda, misalnya M1.Polip berwarna merah
memenuhi kavitas dan menempati seluruh bagian
permukaan oklusal gigi, permukaannya berbenjol-
benjol dan mudah berdarah.Tidak ada rasa nyeri
kecuali jika tertekan oleh makanan.
Penatalaksanaan :
- Pemberian analgetik
- Menghilangkan faktor penyebab dengan pulpektomi
- Perawatan saluran akar
d. Nekrosis pulpa
Nekrosis pulpa adalah kematian jaringan pulpa akibat
system pertahan pulpa sudah tidak dapat menahan
besarnya rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak
semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang
pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan
menjadi antigen bagi sel-sel pulpa yang masih hidup.
Apabila keadaan ini dibiarkan, maka sel-sel mati akan
bertambah terus sehingga ditemukan keadaan nekrosis
pulpa sebagian atau nekrosis pulpa totalis.
Penyebab nekrosis pulpa tersering adalah kelanjutan
proses peradangan pulpa akibat karies dan proses
degenerasi sehingga menyebabkan berkurangnya fungsi
pulpa. Trauma yang hebat akibat kecelakaan akan
memutuskan jaringan pulpa dengan jaringan periapeksnya.
Benturan yang hebat, dislokasi gigi, fraktur gigi, dan yang
lain dapat menyebabkan jaringan pulpa rusak.
Manifestasi klinik :
Penatalaksanaan :
- Perawatan saluran akar
- Pencabutan gigi
e. Abses
- Sublingual
Abses yang terkumpul diruang yang dibatasi oleh
bagian atas musculus dasar mulut.
- Dento alveolar abses
Abses yang terkumpul dalam rongga didaerah
periapikal gigi dan dalam tulang alveolar.
BAB VII
Anomali Gigi
Pengertian
Anomali gigi adalah suatu penyimpangan dari bentuk normal
akibat gangguan pada stadium pertimbuhan dan
perkembangan gigi.
Penyebab utamanya :
- herediter atau keturunan
- gangguan perkembangan
- gangguan pertumbuhan
- gangguanmetabolik
a. Germinasi
Germinasi adalah kelainan gigi yang terjadi karena
satu benih gigi terbagi dua pada proses invaginasi,
sehingga terbentuk dua gigi yang tidak sempurna. Pada
germinasi terdapat satu kamar pulpa dan satu jalur
pemisah pusat.Pada germinasi terdapat dua mahkota gigi
yang tidak sempurna, biasanya tidak ada kelainan jumlah
akar dan saluran akar. Germinasi lebih sering terjadi pada
gigi susu daripada gigi tetap.
b. Fusi
Fusi adalah penyatuan sebagian atau seluruh dua
benih gigi selama masa pertumbuhan.Secara klinis,
terlihat sebuah gigi yang besar dan jumlah gigi dalam
rahang kurang.
c. Konkresens
Konkresens adalah salah satu bentuk fusi yang terjadi
setelah akar terbentuk sempurna, sehingga penyatuan
hanya terjadi pada bagian sementum akar gigi
saja.Konkresens dapat terjadi sebelum atau sesudah
erupsi gigi. Pada konkresens, kedua akar gigi hamper
kontak dan berfusi dengan deposit sementum kedua akar.
d. Dilaserasi
Dilaserasi adalah penyimpangan pertumbuhan gigi
sehingga hubungan aksial mahkota gigi dan akar gigi
berubah.
e. Dens in dente
Dens in dente adalah gigi yang terbentuk dalam gigi.
Kelainan ini biasanya mengenai gigi incisivuc lateral dan
incisivus sentral. Kelainan ini dapat meynyebabkan
retensi sisa makanan sehingga timbullah karang gigi atau
infeksi pada jaringan pulpa.
f. Taurodontia
Taurodontia adalah pelebaran ruang pulpa dengan
karakteristik seperti tanduk sapi.Gigi mempunyai panjang
normal dengan perbandingan mahkota gigi dan akar gigi
yang tidak normal. Dalam foto rontgen akan terlihat kamar
pulpa yang sangat luas, akar pendek, dan bifurkasi hanya
beberapa millimeter dari apek gigi.
g. Akar dan tonjolan gigi tambahan
Akar tambahann yaitu terdapat cabang atau akar
tambahan dengan saluran akar utama pada 1/3 apeks
akar gigi.Tonjolan tambahan, yaitu tonjolan atau tuberkel
tambahan pada molar akhir atas dan caninus atas.
h. Akar bersegmen
Akar bersegmen adalah akar yang terpisah dari bagian
yang lain sehingga menjadi dua segmen.
i. Akar pendek
Akar pendek adalah pertumbuhan akar yang tidak
sempurna karena kelenjar hipofisis kurang aktif sehingga
akar pendek sedangkan mahkota gigi dalam keadaan
normal.
j. Hipersementosis
Hipersementosis adalah sementum yang berlebihan di
sekitar akar gigi karena terdapat kelainan lokal atau
sistemik, misalnya terdapat inflamasi pulpa atau
gangguan metabolik.
k. Mutiara enamel (enameloma)
Mutiara enamel ialah suatu endapan enamel kecil di
sekitar apical dentin akibat pertautan sementum dan
email yang seperti mutiara.
l. Gigi Hutchinson
Adalah bentuk gigi yang abnormal pada sifilis
kongenital, yaitu bentuk seperti obeng pada incisivus, peg
shape pada kaninus, appearance pada molar satu.
m. Odontoma
Odontoma adalah pembentukan abnormal jaringan gigi
karena gangguan pada lamina dental atau folikel akibat
trauma atau infeksi, misalnya adamantinoma.
n. Ankylosis
o. Flexion
- faktor ekstrinsik
- faktor intrinsik
- pemakaian tetrasiklin
- kistik fibrosis
- porfiria
- pemakaian tertasiklin
- amelogenesis imperfect
- dentinogenesisimperfecta
- kistik fibrosis
- porfiria
- pada porfiria
- makanan
- obat-obatan
- tembakau
a. Sindrom herediter
b. Crowded
ANOMALI TAMBAHAN
Anomali dapat terjadi pada seluruh gigi, satu/dua gigi
Berhubungan :
- retensi mekanis
- Luka
A. ENAMEL DISPLASIA
Sebab-sebab :
Warna : putih-kuning-coklat
Amelogenesis imperfecta
Adalah kekurangan jaringan enamel baik sebagian maupun
seluruhnya dan bisa mengenai gigi desidui maupun
permanen.
Merupakan penyakit turunan, jarang.
Crown tampak kasar, kuning-coklat, rusak
Fluorosis
Terjadi pada semua gigi permanent
Gigi tampak berwarna putih, kuning-coklat
Email berlubang-lubang
Terjadi karena konsumsi flour yang berlebihan
High fever
Karena demam pada waktu anak-anak ; Misal campak.
Enamel bintik-bintik.
Focal maturation
Tampak bintik-bintik pada 1/3 tengah crown (permukaan facial,
lingual ato palatal).
Terjadi karena : trauma, gangguan saat matrik enamel masak.
B. DENTINAL DISPLASIA
Dentinogenesis imperfecta
Terjadi pada gigi permanent dan desidui.
Biasanya berwarna biru keabu-abuan sampai kuning.
Berubah warna.
Ro. Foto : pulpa canal dan rongga pulpa hanya ada
sebagian atau tidak ada sama skali
Tetracyclin stain
Terjadi karena konsumsi antibiotic waktu hamil atau anak-
anak
Gigi berwarna kuning, coklat abu-abu
Gigi tidak erupsi/ impacted
Biasanya pada gigi caninus atas dan M3 bawah
Misplaced teeth
Gigi pindah tempat ® caninus atas dan caninus bawah
Rotasi
Terputar : jarang
Terputar 1800
Sering pada : gigi I atas, P1 atas, P2 atas
Reaksi dari luka
Abrasi : mekanis
Erosi : chemis
Atrisi : pemakaian (mengunyah, bruxism)
Ankyolosis : M2 tidak bisa oklusi dengan antagonisnya
karena infeksi, atau trauma jaringan periodontal.
Unusual dentition
Tidak menurut kebiasaan seluruh/sebagian erupsi.
Ada 24 gigi pada rahang atas
Variasi
Gigi molar mempunyai Tonjol lebih :
Tuberculum inter (cusp lebih antara tonjol lingual
Tuberculum sectum (cusp lebih antara cusp distal dan
lingual).
BAB VIII
Focal Infeksi
Pengertian
Pyelonephritis
Disebabkan oleh infeksi bakteri ke dalam ginjal, paling
banyak karena E. colli
Gejala – gejala :
demam
mengigil
mual
muntah
warna urine keruh kecokelatan
bak sakit
terasa panas saat bak
hipertensi
b. Endokarditis
Gejala :
nyeri yang sangat dan mendadak di dada tetapi
biasanya substernal, menjalar ke punggung kiri,
lengan, atau gerakan bawah
tekanan darah menurun sehingga terjadi shock. Pada
serangan lebih parah terjadi dypnose dan sianosis
c. Dermatitis
Penyebab :
Infeksi gigi
alergi terhadap obat dan makanan
Gejala klinik :
1. Mc. Donald, R.E. and Every, D.R., 1994, Dentistry for the child and
adolescent, 6 th ED, Mosby Year Book Inc, St. Louis.
2. Finn, S.B., 2003, Clinical Pedodontics, 4th Ed, W.B Saunders. Co.,
Philadelphia.
3. Welbury,R.R.,2001 Paediatric Dentistry,2nd ED., Oxford University Press,
4. Anderson, T. "Dental treatment in Medieval England", British Dental Journal,
2004, 197.
5. Ash & Nelson, "Wheeler's Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion." 8th
edition. Saunders, 2003. I
6. Sidabutar, R.P; Raharjo, J.P; Markum, M.S; Rusliyanto, H. 1992. Penyakit
Ginjal dan Hipertensi Berkaitan Dengan Perawatan Gigi dan Mulut. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 33.
7. Kapita Selekta jilid I
8. http://grants.nih.gov/grants/guide/pa-files/PA-92-082.html
9. http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/HealthLibrary/dental/teething.html
10. www.nature.com/cgi-
taf/DynePage.taf?file=/bdj/journal/v191/n1/full/4801098a.html
11. http://www.homeandhealthfamilynetwork.com
12. http://www.zila.com/page/mouthcare_babyteething.shtml
13. http://www.healthsquare.com/mc/fgmc0303.htm
14. http://www.homeandhealthfamilynetwork.com