M – II
GRAIN COUNTING
Sumber : Erick.blogspo.com.2013
Gambar 2.1
Flotasi
MII - 1
MII - 2
Sumber :tekniktmb.blogspo.com.2011
Gambar 2.2
Pendulangan
2.2.1 Pengertian Grain Counting
Grain counting ialah suatu proses percobaan yang dilakukan melaluo
metode yang tidak terlalu rumit, dimana percobaannya tersebut dilakukan untuk
mengetahui atau menentukan kadar suatu mineral. Alat yang digunakan untuk
melakukan proses grain counting ini dapat menggunakan kertas milimeter block.
Grain counting dapat diartikan juga sebagai suatu proses yang digunakan untuk
pengujian kadar yang nantinya akan didapat kadar suatu sampel. Kadar yang
didapat seperti:
- Konsetrat mineral logam
- Sayatan poles
- Sayatan tipis
Dengan cara membandingkan antara volume suatu mineral dengan
jumlah mineral secara keseluruhan. Yang tujuannya dari proses ini yaitu untuk
memisahkan material berbeda secara sifat fisik dan nantinya akan didapatkan
kadar suatu mineral yang dicari.
Proses grain counting ini secara umum dilakukan dengan bantuan alat
yang disebut mikroskop binokuler, proses ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan coning dan quartering yang nantinya diharapkan dengan
melakukannya proses ini akan mendapatkan produkta yang mempunyai
komposisi dari mineral kasiterit yang telah dilakukan pencampuran.
Metode coning dan quartering merupakan proses yang terdapat pada
proses hand sampling yang merupakan metode pemilihan mineral yang paling
MII - 2
MII - 3
tua. Metode ini sering digunakan karena pada prosesnya tersebut sangat
sederhana dan juga tidak mengeluarkan ongkos yang banyak.
Metode coning dan quartering ini dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut yang dikemukakan oleh Soekamto, tahun 2001 yaitu:
1. Mencampurkan material yang akan diambil sebagai contoh atau sampel.
2. Diambil dan kemudian sampel dibuat kerucut, lalu ditekan hingga pipih.
3. Potong sampel tersebut sampai 4 bagian.
4. Sampel yang sudah di potong seperempat bagian tersebut dijadikan
sebagai sampel yang nantinya akan dianalisa
Sumber : Civil.blog.2009
Gambar 2.3
Coning dan Quartering
Pada proses penganalisaan grain counting ini yaitu dengan menghitung
jumlah dari butiran pada batuan yang akan dilakukan penebaran pada suatu area
yang berbentuk bujur sangkar dengan luas 5 ataupun 3 kotak dengan secara
diagonal metode yang sering digunakan ialah:
1. Metode 5 kotak yang nantinya digunakan untuk butiran yang memiliki
karakteristik yang relatif kasar.
2. Metode 3 kotak yang digunakan untuk butiran yang memiliki karater
relatif lebih halus.
Pada saat dilakukannya percobaan dengan metode grain counting tahap
pertama yaitu sizing yang akan menentukan ukuran pada sampel pada proses ini
diharuskan memiliki ukuran yang seragam atau sama. Serta harus memiliki fraksi
tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan butiran yang asalnya dari satu fraksi
yang sama dan akan memiliki volume yang sama juga, sehingga dapat
mengetahui jumlah dari butiran mineral dengan menggunakan analisis grain
counting.
MII - 3
MII - 4
Sumber :Sciencedirect.com.2009
Gambar 2.4
Flotasi
Terdapat acuan ukuran yang digunakan yaitu berupa data yang
representatif pada partikel yang diambil dari sampel yang sudah di teliti atau
yang sudah dilakukan percobaan. Acuan tersebut yaitu:
Sumber: jsgeoportfolio.wordpress.com.2010
Gambar 2.5
Particle Size Representation
MII - 4
MII - 5
MII - 5
MII - 6
MII - 6
MII - 7
MII - 7
MII - 8
Gambar 2.6
Diagram Alir
Sumber:
Dokumentasi
MII - 8
MII - 9
MII - 9
MII - 10
2.8 Analisa
Penentuan kadar saat proses grain counting pada dilapangan dapat
dilakukan sehingga mengetahui kadar asli dari suatu bahan galian. Tetapi proses
ini memiliki kelemahan yaitu pada saat perhitungan butir mineral pada papan
grain counting sehingga jumlah butir yang tersebar tidak mewakili penjumlahan
untuk penentuan kadar tersebut.
Untuk penentuan kadar yang mewakili penjumlahan maka dengan
menyebarkan butir mineral pada papan grain counting lebih baik sediki tetapi
dengan penyebaran yang merata sehingga untuk menghitung butirnya pun lebih
mudah dan efisien terhadap waktu.
2.9 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Peralatan yang digunakan pada grain counting ini yaitu loop, papan grain
counting, timbangan serta alat yang digunakan untuk pencampuran
MII - 10
MII - 11
kasiterit dan kuarsa. Setiap pemakaian alat dianjurkan untuk lebih teiti
karena akan mempengaruhi hasil percobaan.
2. Untuk mengetahui kadar kasiterit pada percobaan kali ini yaitu
menggunakan rumus pada bagian 2.5, yang bertujuan untuk
mendapatkan kadar bagi kasiterit dari data yang telah didapat pada saat
pengamatan berlangsung. Kadar kasiterit yang didapat yaitu 40,27%.
3. Dalam dunia pertambangan sendiri proses Grain Counting ini dapat
berguna untuk menentukan kadar suatu bahan galian diamana dengan
proses-proses yang telah dilakukan. Seperti untuk menentukan kadar
emas atau kasiterit dapat dilakukan proses grain counting ini untuk
penentuan kadar dari bahan galian tersebut.
MII - 11
MII - 12
DAFTAR PUSTAKA
MII - 12