Anda di halaman 1dari 8

Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah

Sampling dan Analisis Ayak


Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
Abstrak – Praktikum Modul 3 – Tujuan praktikum modul 3 ini adalah menentukan prosedur percobaan Sampling terbaik berdasarkan selang
rataannya dan juga menentukan nilai P80 dari hasil analisis ayak. Praktikum Sampling dimulai dengan mencapurkan bijih hingga homogen
dan dijalnjutkan dengan ketiga metode Sampling yaitu riffle splitter, coning and quartering, dan increment. Pada akhir masing-masing
metode Sampling dilakukan grain counting sehingga ditemukan nilai selang rataan. Riffle splitter, coning and quartering, dan increment
masing-masing memiliki nilai selang rataan sebesar 13,196; 15,288; 10,428 dan disimpulkan bahwa increment merupakan metode Sampling
terbaik karena memiliki nilai selang rataan terkecil. Lalu dilakukan praktikum analisis ayak yang dimulai dengan memasukan 300-gram
bijih yang sudah homogen ke dalam ayakan yang berurutan dari ukuran 8#, 14#, 35#, dan 65#. Setelah pengayakan selesai, berat tiap
material di masing-masing fraksi ditimbang dan dari data tersebut dapat ditemukan P80 sebesar 3,497278 mm.

A. Tinjauan Pustaka
Sampling adalah operasi pengambilan sebagian yang 2. Coning and Quartering
banyaknya cukup untuk dianalisis atau uji fisik dari suatu yang Metode ini dilakukan dengan cara membentuk cone dari
besar jumlahnya, sehingga perbandingan dan distribusi kualitas material yang sudah disediakan dengan cara menaruh
adalah sama pada keduanya. Ada dua jenis Sampling, diantaranya material di corong sehingga saat corong diangkat material
adalah random Sampling dan sistematic Sampling. akan terbentuk menjadi cone. Setelah terbentuk menjadi cone,
Random Sampling adalah cara mengumpulkan contoh material tersebut diratakan dengan sekop sehingga tingginya
sedemikian rupa sehingga setiap unit yang memebentuk lot sama rata. Lalu material dibagi menjadi 4 bagian sama besar
mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan dengan bantuan penggaris besi. Setelah itu material yang
kedalam contoh. Sedangkan sistematic Sampling adalah cara letaknya bersebrangan pun diambil dan digunakan sebagai
mengumpulkan contoh dari lot pada interval yang spesifik dan sample untuk dilakukan grain counting.
teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan ruang.
Faktor-faktor yang memengaruhi proses Sampling
diantaranya:
• Human error
Faktor yang pertama ini merupakan salah satu faktor
krusial yang selalu ada di setiap percobaan. Praktikan
melakukan praktikum berdasarkan prosedur yang ada namun
terkadang ada kesalahan pada saat melakukan pencatatan
data, pengolahan dari data itu sendiri, dan juga ketidaktelitian
pada saat melakukan tahap-tahap yang sudah diberikan. Gambar 1.2 Coning and Quartering
• Sampel yang tidak mewakili populasi https://www.researchgate.net
Faktor kedua adalah sampel yang diambil tidak mewakili 3. Increment Sampling
keseluruhan populasi. Hal tersebut terjadi karena ada Metode sampling ini dilakukan dengan cara
kemungkinan material yang diambil belum homogen atau mencampurkan material dengan bantuan dua wadah yang
juga ada material yang terbuang sehingga data tidak berbeda agar menjadi homogen. Lalu dilakukan pengambilan
sepenuhnya akurat. Sampel yang tidak tercampur merata bisa contoh menggunakan sekop sampai terambil jumlah sample
menyebabkan kegagalan pada saat melakukan Sampling. yang cukup untuk dilakukan grain counting.
Terdapat tiga metode Sampling, diantaranya:
1. Riffle splitter
Metode ini dilakukan dengan bantuan alat bernama
pembagi riffle yang memiliki dua buah sekat sehingga dapat
berfungsi untuk membagi contoh ke dalam dua wadah yang
berbeda. Lalu diambil salah satu wadah dengan sample yang
ada untuk dilakukan grain counting.

Gambar 1.3 Increment Sampling


https://id.quora.com

Grain counting adalah salah satu metode yang digunakan


untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral
berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis), dengan
Gambar 1.1 Riffle splitter
membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu
https://www.researchgate.net
terhadap mineral secara keseluruhan. Grain counting dapat
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
dilakukan dengan bantuan satu kotak berukuran 6x6cm yang terdiri perlahan dan terdistribusi dan terklasifikasi ke ayakan
dari 9 kotak 2x2cm. Setelah itu diambil sejumput contoh dan selanjutnya.
ditaburkan di kotak nomor 5 atau yang paling tengah. Setelah itu 3. Bentuk ayakan
dihitung jumlah butir material-material yang ada di kotak nomor 1, Bentuk ayakan memengaruhi jenis bijih yang terdistribusi
3, 5, 7, dan 9 (pada percobaan ini yang menjadi sample adalah SnO2 karena bentuk bijih pun berbeda-beda sehingga ada bentuk
dan SiO2). lubang tertentu yang jauh lebih mudah dan jauh lebih sulit
untuk dilewati. Lubang yang bentuknya sama dengan
material yang diayak akan memudahkan material untuk
jatuh ke mesh berikutnya.
4. Moisture
Kelembaban suatu material berpengaruh karena ada material
yang mudah menempel di ayakan jika kelembabannya
sangat rendah. Jika material sedikit basah pun ada
kemungkinan material tersebut akan menempel di pinggiran
bahkan di lubang ayakan karena tidak dapat jatuh ke bawah
Gambar 1.6 Kotak bantuan Grain counting
(terlalu lengket).
Analisis ayak merupakan salah satu metode pemisahan
Analisis ayak dibantu dengan persamaan Gaudin-Schumann.
dan klasifikasi partikel berdasarkan besar ukuran partikel. Analisis
Persamaan Gaudin-Schumann ini berfungsi untuk produk
ayak dilakukan dengan bantuan alat ayak dengan ukuran lubang
peremukan dan penggerusan. Pada penggunaannya terdapat
yang berbeda-beda (ukuran lubang menggunakan besaran mesh).
Gaudin-Schumann plot yaitu suatu log-log plot dimana persen
Analisis ayak dilakukan dengan tujuan menentukan efisiensi
berat kumulatif lolos ayakan sebagai koordinat dan ukuran
berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, lalu mencari
partikel sebagai absisca, lalu grafiknya dapat dinyatakan dalam
penyebab dan ukuran mineral yang hilang bersama tailing.
bentuk berikut:
Analisis ayak sendiri memanfaatkan persebaran ukuran 𝑥 𝑚
material yang nantinya dianalisis sehingga dapat dilakukan 𝑌 = 100 × [ ]
𝑘
penilaian mengenai proses sebelum ataupun menentukan proses dimana
sesudah. Alat yang digunakan pada analisis ayak adalah ayakan Y : % berat kumulatif lolos ukuran x
dan sieve shaker. Ayakan ditaruh di dalam sieve shaker sehingga m : modulus distribusi
material di dalamnya akan tersaring perayakan sesuai dengan k : modulus ukuran dalam micron
ukurannya masing-masing. x : ukuran partikel

Modulus distribusi m merupakan gradien log-log plot yang


menunjukkan distribusi ukuran. Jika m makin besar maka
distribusi ukuran makin sempit. Lalu k menunjukan ukuran
ayakan dalam mikron dimana 80% material dapat lolos.

B. Data Percobaan
a. Sampling
𝑔𝑟
Gambar 1.7 Sieve Shakers 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑎𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑡 (𝜌𝑆𝑛𝑂2 ) = 6,95
https://www.haverparticleanalysis.com 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑆𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝜌𝑆𝑖𝑂2 ) = 2,95
𝑐𝑚3
diantaranya: Metode Riffle splitter
1. Durasi pengayakan Tabel 2.1 Data Grain counting metode Riffle splitter
Pengayakan biasa dilakukan selama 10-15 menit agar ada 1 2 3 4 5
material undersize dan oversize yang terdistribusi secara No
H P H P H P H P H P
merata di tiap ayakan. Jika durasi terlalu lama maka aka
1 3 7 3 11 6 10 20 7 15 5
nada benturan antar material sehingga material akan menjadi
2 3 2 5 7 11 6 7 10 28 6
semakin halus. Lalu jika terlalu sebentar maka aka nada
kemungkinan material-material berukuran kecil belum 3 12 37 5 21 48 32 50 38 26 23
sepenuhnya terayak dan jatuh ke ayakan yang seharusnya. 4 7 10 10 16 12 10 15 4 14 4
2. Kekerasan material 5 3 5 7 10 9 2 16 9 9 6
Kekerasan material berpengaruh pada saat proses
berlangsung. Jika kekerasan suatu material sangat rentan Metode Conning and Quartering
untuk hancur, maka ada kemungkinan material yang Tabel 2.2 Data Grain counting metode Conning and
seharusnya berada di ayakan paling atas menjadi hancur Quartering
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
1 2 3 4 5
Corong diangkat secara perlahan sehingga terbentuk cone
No H P H P H P H P H P
dari material yang sudah dipilih
1 8 5 3 12 1 7 7 4 14 20
2 8 7 3 7 6 13 4 1 16 15
3 26 30 7 36 11 28 50 53 34 31 Cone yang sudah terbentuk diratakan dengan bantuan
4 11 10 4 7 5 11 22 9 13 24 sekop
5 15 8 1 8 8 20 8 6 20 14

Cone yang permukaannya sudah rata lalu dibagi menjadi


Metode Increment Sampling
empat bagian dengan bantuan penggaris besi
Tabel 2.3 Data Grain counting metode Increment Sampling
1 2 3 4 5
No H P H P H P H P H P
1 14 9 9 8 13 3 14 8 16 7 Diambil dua bagian yang saling diagonal untuk
2 5 11 13 19 9 2 15 22 8 20 dilanjutkan ke tahap grain counting
3 10 16 19 25 10 8 37 22 15 23
• Flowsheet Increment Sampling
4 9 8 11 12 8 8 12 12 9 3
5 8 15 9 14 9 4 4 12 10 6 Disiapkan kasiterit dan silika, dan dua buah wadah

b. Analisis Ayak
Kedua bijih dipindah tempatkan dari satu wadah ke wadah
Berat awal = 300,2 gram
lain agar homogen
Tabel 2.4 Distribusi ukuran analisis ayak
Ayakan Berat (gr)
+8# 140 Sebagian kecil sampel diambil menggunakan sekop
-8# +14# 78,4
-14# +35# 1,8 Sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam corong
-35# +65# 49,9
-65# 20,1
Total 290,2 Sampel yang sudah berbentuk cone digunakan untuk
proses grain counting
C. Pengolahan Data Percobaan • Flowsheet Analisis Ayak
a. Flowsheet percobaan
• Flowsheet Riffle splitter Bijih ditimbang seberat 300 gram

Disiapkan kasiterit dan silika, riffle splitter, dan dua buah


wadah Ayakan diurutkan dari ukuran +8#, +14#, +35#, dan
terakhir +65#

Kasiterit dan silika yang sudah homogen dimasukkan ke


dalam riffle splitter secara perlahan Bijih dimasukkan ke dalam ayakan

Ayakan ditaruh ke dalam sieve shaker


Campuran bijih sudah terbagi di dua wadah berbeda
Sieve shaker dinyalakan dan ditunggu 10 menit
Pilih salah satu wadah berisi bijih untuk dilakukan grain
counting Hasil ayakan di masin-masing ukuran ditimbang dan
dicatat
• Flowsheet Coning and Quartering
b. Rumus-rumus yang digunakan
Disiapkan corong, wadah, dan bijih kasiterit dan silika yang • Kadar Mineral H (SnO2) dan P (SiO2)
akan digunakan 𝑛𝐻 × 𝜌𝐻
%𝐻 =
𝑛𝐻 × 𝜌𝐻 + 𝑛𝑃 × 𝜌𝑃
Kasiterit dan silika yang sudah homogen dimasukkan ke 𝑛𝑃 × 𝜌𝑃
%𝑃 =
dalam corong 𝑛𝑃 × 𝜌𝑃 + 𝑛𝐻 × 𝜌𝐻
• Variansi
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
∑𝑛1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 Variansi 255,481
𝑆2 =
𝑛−1 Standar Deviasi 15,984
• Standar Deviasi Atas 65,317
Selang
𝑆 = √𝑆 2 Bawah 78,513
rataan
• Selang Rataan Selisih 13,196
𝑆 𝑆 Tabel 3.2 Perhitungan data SiO2 hasil Grain Counting untuk
𝑥̅ − 𝑡(𝛼 ,𝑛−1) × < 𝑥̅ < 𝑥̅ + 𝑡(𝛼,𝑛−1) ×
2 √𝑛 2 √𝑛 metode Riffle Splitter
dengan nilai 𝑡(0,025,24) = 2,064 (Percobaan ke-,
No %P
Nomor Kotak)
• Persamaan Gaudin-Schumann 1 (1,1) 47,081
𝑥 𝑚 2 (1,3) 20,268
𝑌 = 100 × [ ]
𝑘 3 (1,5) 54,037
dimana 4 (1,7) 35,263
Y : % berat kumulatif lolos ukuran x 5 (1,9) 38,856
m : modulus distribusi 6 (2,1) 58,300
k : modulus ukuran dalam micron 7 (2,3) 34,803
x : ukuran partikel 8 (2,5) 61,560

Persen Berat Tertampung 9 (2,7) 37,891
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = × 100% 10 (2,9) 35,263
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
11 (3,1) 38,856
12 (3,3) 17,217
c. Perhitungan data
13 (3,5) 20,268
I. Sampling
14 (3,7) 24,113
• Metode Riffle splitter
15 (3,9) 7,811
Tabel 3.1 Perhitungan data SnO2 hasil Grain Counting untuk
metode Riffle Splitter 16 (4,1) 11,774
(Percobaan ke-, Nomor 17 (4,3) 35,263
No %H 18 (4,5) 22,468
Kotak)
1 (1,1) 52,919 19 (4,7) 9,229
2 (1,3) 79,732 20 (4,9) 17,660
3 (1,5) 45,963 21 (5,1) 11,277
4 (1,7) 64,737 22 (5,3) 7,553
5 (1,9) 61,144 23 (5,5) 25,222
6 (2,1) 41,700 24 (5,7) 9,824
7 (2,3) 65,197 25 (5,9) 20,268
8 (2,5) 38,440 Rata-rata 28,085
9 (2,7) 62,109 Variansi 255,481
10 (2,9) 64,737 Standar Deviasi 15,984
11 (3,1) 61,144 Atas 21,487
12 (3,3) 82,783 Selang rataan Bawah 34,683
13 (3,5) 79,732 Selisih 13,196
14 (3,7) 75,887
15 (3,9) 92,189 • Metode Coning and Quartering
16 (4,1) 88,226 Tabel 3.3 Perhitungan data SnO2 hasil Grain Counting untuk
17 (4,3) 64,737 metode Coning and Quartering
18 (4,5) 77,532 (Percobaan ke-, Nomor
No %H
19 (4,7) 90,771 Kotak)
20 (4,9) 82,340 1 (1,1) 80,755
21 (5,1) 88,723 2 (1,3) 74,983
22 (5,3) 92,447 3 (1,5) 69,447
23 (5,5) 74,778 4 (1,7) 74,259
24 (5,7) 90,176 5 (1,9) 83,101
25 (5,9) 79,732 6 (2,1) 39,601
Rata-rata 71,915 7 (2,3) 52,919
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
8 (2,5) 33,773 Rata-rata 36,361
9 (2,7) 59,978 Variansi 342,883
10 (2,9) 24,689 Standar Deviasi 18,517
11 (3,1) 27,255 Atas 28,718
12 (3,3) 54,760 Selang rataan Bawah 44,005
13 (3,5) 50,747 Selisih 15,288
14 (3,7) 54,382 • Metode Increment
15 (3,9) 51,197 Tabel 3.5 Perhitungan data SnO2 hasil Grain Counting untuk
16 (4,1) 82,110 metode Increment Sampling
17 (4,3) 91,297 (Percobaan ke-,
No %H
18 (4,5) 71,216 Nomor Kotak)
19 (4,7) 86,506 1 (1,1) 80,314
20 (4,9) 77,762 2 (1,3) 54,382
21 (5,1) 64,737 3 (1,5) 62,109
22 (5,3) 73,667 4 (1,7) 74,687
23 (5,5) 74,203 5 (1,9) 58,311
24 (5,7) 58,688 6 (2,1) 74,687
25 (5,9) 78,932 7 (2,3) 64,215
Rata-rata 63,639 8 (2,5) 66,591
Variansi 342,883 9 (2,7) 70,624
Standar Deviasi 18,517 10 (2,9) 62,770
Atas 55,995 11 (3,1) 91,913
Selang rataan Bawah 71,282 12 (3,3) 92,189
Selisih 15,288 13 (3,5) 76,626
Tabel 3.4 Perhitungan data SiO2 hasil Grain Counting untuk 14 (3,7) 72,396
metode Coning and Quartering 15 (3,9) 85,509
(Percobaan ke-, Nomor 16 (4,1) 82,110
No %P
Kotak) 17 (4,3) 64,134
1 (1,1) 19,245 18 (4,5) 81,518
2 (1,3) 25,017 19 (4,7) 72,396
3 (1,5) 30,553 20 (4,9) 46,644
4 (1,7) 25,741 21 (5,1) 85,703
5 (1,9) 16,899 22 (5,3) 51,197
6 (2,1) 60,399 23 (5,5) 63,105
7 (2,3) 47,081 24 (5,7) 88,723
8 (2,5) 66,227 25 (5,9) 81,382
9 (2,7) 40,022 Rata-rata 72,169
10 (2,9) 75,311 Variansi 159,527
11 (3,1) 72,745 Standar Deviasi 12,630
12 (3,3) 45,240 Atas 66,956
13 (3,5) 49,253 Selang rataan Bawah 77,383
14 (3,7) 45,618 Selisih 10,428
15 (3,9) 48,803 Tabel 3.6 Perhitungan data SiO2 hasil Grain Counting untuk
16 (4,1) 17,890 metode Increment
17 (4,3) 8,703 (Percobaan ke-, Nomor
No %P
18 (4,5) 28,784 Kotak)
19 (4,7) 13,494 1 (1,1) 19,686
20 (4,9) 22,238 2 (1,3) 45,618
21 (5,1) 35,263 3 (1,5) 37,891
22 (5,3) 26,333 4 (1,7) 25,313
23 (5,5) 25,797 5 (1,9) 41,689
24 (5,7) 41,312 6 (2,1) 25,313
25 (5,9) 21,068 7 (2,3) 35,785
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
8 (2,5) 33,409 Grafik 3.2 Cummulative Plot
9 (2,7) 29,376
10 (2,9) 37,230 Cumulative Plot
11 (3,1) 8,087 60

% BLK
12 (3,3) 7,811 40 y = 19,78x + 5,0798
13 (3,5) 23,374 20 R² = 0,9009
14 (3,7) 27,604 0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
15 (3,9) 14,491
16 (4,1) 17,890 Ukuran (mm)
17 (4,3) 35,866
Grafik 3.3 Direct Plot
18 (4,5) 18,482
19 (4,7) 27,604
Direct Plot
20 (4,9) 53,356
21 (5,1) 14,297 60
22 (5,3) 48,803 50 y = 17,88x + 5,149
40 R² = 0,8445
23 (5,5) 36,895

%BT
30
24 (5,7) 11,277
20
25 (5,9) 18,618
10
Rata-rata 27,831
0
Variansi 159,527 0 0,5 1 1,5 2 2,5
Standar Deviasi 12,630 Ukuran (mm)
Atas 22,617
Selang
Bawah 33,044 Grafik 3.4 Semi-log plot
rataan
Selisih 10,428
Semi-log Plot
II. Analisis Ayak
60
Tabel 3.7 Data hasil analisis ayak
y =5036,246x + 32,518
Fraksi (mesh) Ukuran (mm) BT (g) BT (%)
40 R² = 0,8379
%BLK

+8# 2,36
140 48,24259 30
-8# +14#
-2,36 1,168
78,4 27,01585
20
-14# +35#
-1,168 0,417
1,8 0,620262
10
-35# +65#
-0,417 0,208
49,9 17,19504
-65# -0,208 20,10 6,926258 0
-0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6
TOTAL 290,2
Tabel 3.8 Data lanjutan hasil analisis ayak Log Ukuran (mm)
Ukuran Log Log BLK
BTK (%) BLK (%) ➢ Persen Berat Hilang
(mm) ukuran (%)
300,2 − 290,2
2,36 48,24259 51,75741 0,372912 1,713973 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
300,2
-2,36 1,17 75,25844 24,74156 0,067443 1,393427 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 3,33133%
-1,17 0,42 75,8787 24,1213 -0,37986 1,382401 ➢ Perhitungan P80
-0,42 0,21 93,07374 6,926258 -0,68194 0,840499 Berdasarkan grafik cumulative plot didapatkan persamaan y = mx
-0,21 0 100 0 + C dimana nilai k sama dengan nilai x
100 = 19,78𝑥 + 5,0798
Grafik 3.1 Log-log Plot 𝑥 = 4,7988 = 𝑘
Dari grafik log-log plot didapatkan persamaan y = mx + C dimana
Log-Log Plot nilai m sama dengan kemiringan garis
2 𝑦 = 0,7053𝑥 + 1,4422
Log %BLK

𝑚 = 0,7053
1 y = 0,7053x + 1,4422 Gunakan persamaan Gaudin-Schumann untuk mencari P80
R² = 0,8292 𝑥 𝑚
0 𝑌 = 100 × [ ]
-0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 𝑘
𝑥 0,7053
Log Ukuran (mm) 80 = 100 × [ ]
4,7988
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
𝑃80 = 𝑥 = 3,497278 𝑚𝑚 nilai k dan m. Didapat nilai k sebesar 4,7988 dan nilai m sebesar
0,7053, kedua nilai tersebut dimasukkan ke persamaan Gaudin-
D. Analisa Hasil Percobaan Schumann sehingga didapat nilai P80 sebesar 3,497278.
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga buah metode Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan diantaranya:
Sampling dan satu analisis ayakan. Ketiga buah metode yang terdiri 1. Durasi pengayakan
dari riffle splitter, coning and quartering, dan increment Sampling Pada praktikum kali ini, durasi pengayakan yang dilakukan
dilakukan dengan tujuan mencari metode terbaik untuk melakukan adalah selama 10 menit. Durasi tersebut dipertimbangkan
Sampling. Pada akhir tiap metode Sampling dilakukan grain karena material yang digunakan juga agak rapuh sehingga
counting untuk menghitung kadar mineral sehingga nantinya dapat tidak bisa terlalu lama digetarkan karena lama-kelamaan
mencari variansi, standar deviansi, dan selang rataan. Nilai selang akan bertabrakan dengan permukaan atau sisi mesh sehingga
rataan terkecil dapat menentukan metode Sampling terbaik. Setelah hancur dan terdistribusi melewati mesh yang tidak
Sampling dilakukan analisis ayak dengan menyiapkan beberapa seharusnya dilewati.
fraksi ayakan dengan ukuran bukaan yang berurutan dari 8#, 14#, 2. Kekerasan material
35#, hingga 65#. Setelah disusun, bijih dimasukkan ke dalam Material yang mudah hancur menyebabkan data analisis
ayakan. Ayakan yang telah diisi bijih digetarkan menggunakan alat menjadi tidak akurat karena adanya material yang jatuh
selama 10 menit. Berat bijih di tiap fraksi ditimbang dan dicatat melewati lubang mesh yang tidak seharusnya. Material yang
agar datanya dapat digunakan untuk menghitung nilai P80 dengan mudah rapuh akan hancur jika bertubrukan dengan material
bantuan grafik cumulative plot, log-log plot, dan persamaan lain atau dengan sisi dari ayakan itu sendiri pada saat sedang
Gaudin-Schumann. digetarkan.
Hasil dari percobaan Sampling memberi informasi 3. Bentuk ayakan
metode terbaik berdasarkan selang rataan terkecil dari ketiga Bentuk ayakan yang digunakan pada praktikum kali ini
metode tersebut. Metode riffle splitter memiliki selang rataan berbentuk kotak, oleh karena itu ada beberapa bentuk lain
sebesar 13,196. Metode coning and quartering memiliki selang yang memungkinkan material untuk lebih mudah dan juga
rataan sebesar 15,288. Terakhir, increment Sampling memiliki lebih sulit untuk terdistribusi. Bentuk material yang kotak
selang rataan sebesar 10,428. Berdasarkan ketiga selang rataan akan mudah terdistribusi di ayakan dengan lubang berbentuk
yang didapat, ditemukan metode Sampling terbaik adalah kotak namun akan sulit terdistribusi jika menggunakan
increment, diikuti riffle splitter dan terakhir adalah coning and ayakan berbentuk hexagonal dan bentuk-bentuk lainnya.
quartering. 4. Moisture
Faktor-faktor yang memengaruhi proses Sampling Kelembaban atau moisture dari material yang diayak harus
diantaranya: diperhatikan. Jika material terlalu basah maka ada
• Human error kemungkinan material akan menempel di sisi-sisi dan
Faktor yang pertama ini seringkali terjadi pada saat lubang ayakan dan bukannya jatuh melewati lubang. Oleh
praktikum dilakukan. Praktikan menjalankan prosedur sesuai karena itu material yang diayak tidak boleh lengket dan
arahan tapi ada kalanya terjadi kesalahan. Contohnya pada harus benar-benar kering.
saat perhitungan butir di grain counting ada butiran material Pada saat pengayakan terjadi, seringkali berat material yang
yang tidak terhitung sehingga pada saat pengolahan data ada sebelum diayak berbeda dengan berat material yang sudah diayak.
kesalahan. Lalu pada saat dilakukan coning and quartering Hal tersebut terjadi karena faktor-faktor yang memengaruhi
ada kesalahan pada saat meratakan material dan pengayakan benar-benar terjadi pada saat praktikum berlangsung.
pembagiannya menjadi tidak merata. Bentuk ayakan tertentu dapat menyebabkan adanya material yang
• Sampel yang tidak mewakili populasi tersangkut di lubang ayakan sehingga ada sekian gram yang
Faktor kedua adalah sampel yang diambil tidak mewakili tertinggal di lubang. Lalu jika material basah, akan ada sekian
keseluruhan populasi. Hal tersebut terjadi karena ada gram material yang menempel di dinding ayakan sehingga berat
kemungkinan material yang diambil belum homogen atau saat sebelum diayak berbeda dengan berat setelah proses
juga ada material yang terbuang sehingga data tidak pengayakan terjadi.
sepenuhnya akurat, contohnya pada saat Riffle splitter ada
material yang terbuang sehingga kandungan tiap-tiap SiO2 E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
dan SnO2 tidak sesuai. 1. Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah
Analisis ayak ditujukan untuk mencari persen berat hilang yang umum dilakukan di pabrik pengolahan
dan P80 atau ukuran ayakan yang dapat melepaskan 80% dari Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan di
sampel. Dari percobaan analisis ayak didapat berat material yang pabrik pengolahan adalah systematic Sampling. Metode
tertahan di tiap fraksi ukuran. Dari berat total material hasil ayakan tersebut lebih dianggap efektif karena ukuran sampel yang
dapat ditemukan selisih berat dengan berat awal sehingga persen dibutuhkan selalu meningkat dan berbeda sehingga peneliti di
berat hilang bisa dihitung dan ditemukan nilainya sebesar pabrik harus membuat beberapa sampel dari lot/populasi.
3,331113%. Selain itu, P80 juga ditemukan dengan bantuan grafik Selain itu systematic Sampling juga efektif saat tidak ada pola
Cummulative Plot dan Log-log plot untuk masing-masing mencari dalam data.
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
2. Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih dahulu berat
contoh atau banyaknya increment yang akan diambil.
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya
increment atau berat contoh yang akan diambil.
• Penentuan ukuran dan berat sampel
Ukuran dari sampel harus disesuaikan dengan metode
Sampling yang akan dilakukan dan berat dari sampel juga
berpengaruh karena dari 1 ton lot, pengambilan sampel
seberat 1 kg belum tentu merepresentasikan keseluruhan
lot.
• Biaya Sampling
Semakin berat dan banyak sampel yang diambil maka
biaya untuk proses pengambilannya. Biaya itu sendiri
meliputi pembayaran gaji tenaga kerja yaitu peneliti dan
juga biaya operasional yang termasuk ke dalam biaya Tabel 8.1 Konversi mesh
penyediaan dan penggunaan alat. https://www.911metallurgist.com/
• Akurasi pengambilan sampel
Akurasi dari Sampling itu sendiri bergantung pada metode
dan ukuran lot yang akan diambil sampelnya. Tingkat
akurasi dari Sampling berpengaruh terhadap analisis data
yang nantinya akan merepresentasikan keseluruhan
lot/populasi.
F. Kesimpulan
1. Dari ketiga data metode Sampling yang sudah dianalisis,
ditemukan selang rataan masing-masing metode. Riffle splitter,
coning and quartering, dan increment Sampling masing-masing
memiliki nilai selang rataan sebesar 13,196; 15,288; 10,428.
Oleh karena itu, metode increment Sampling yang memiliki
selang rataan terkecil merupakan metode Sampling terbaik dari
ketiga metode yang sudah dilakukan.
2. Nilai P80 didapat sebesar 3,497278 mm dengan bantuan Gambar 8.1 Dokumentasi praktikum analisis ayak
persamaan Gaudin-Schumann dengan nilai k sebesar 4,7988
dan m sebesar 0,7053 yang didapat dari grafik Cummulative
Plot dan Log-log Plot.
G. Daftar Pustaka
Anonim. 2022. Sampling dan Analisis Ayak. Modul
Praktikum MG2213 Pengolahan Mineral. Bandung: ITB.
Anonim. Ukuran Partikel: Sieve Analysis.
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/analisis-ayak-sieve-
analysis/. Diakses tanggal 22 Februari 2022 Pukul 11.14.
Blokhin, Andriy. 2017. When Is It Better to Use Simple
Random vs. Systematic Sampling.
https://www.investopedia.com/ask/answers/071615/when-it-
better-use-systematic-over-simple-random-Sampling.asp. Diambil
tanggal 21 Februari 2022 Pukul 23.21.

H. Lampiran

Gambar 8.2 Dokumentasi coning

Anda mungkin juga menyukai