A. Tinjauan Pustaka
Sampling adalah operasi pengambilan sebagian yang 2. Coning and Quartering
banyaknya cukup untuk dianalisis atau uji fisik dari suatu yang Metode ini dilakukan dengan cara membentuk cone dari
besar jumlahnya, sehingga perbandingan dan distribusi kualitas material yang sudah disediakan dengan cara menaruh
adalah sama pada keduanya. Ada dua jenis Sampling, diantaranya material di corong sehingga saat corong diangkat material
adalah random Sampling dan sistematic Sampling. akan terbentuk menjadi cone. Setelah terbentuk menjadi cone,
Random Sampling adalah cara mengumpulkan contoh material tersebut diratakan dengan sekop sehingga tingginya
sedemikian rupa sehingga setiap unit yang memebentuk lot sama rata. Lalu material dibagi menjadi 4 bagian sama besar
mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan dengan bantuan penggaris besi. Setelah itu material yang
kedalam contoh. Sedangkan sistematic Sampling adalah cara letaknya bersebrangan pun diambil dan digunakan sebagai
mengumpulkan contoh dari lot pada interval yang spesifik dan sample untuk dilakukan grain counting.
teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan ruang.
Faktor-faktor yang memengaruhi proses Sampling
diantaranya:
• Human error
Faktor yang pertama ini merupakan salah satu faktor
krusial yang selalu ada di setiap percobaan. Praktikan
melakukan praktikum berdasarkan prosedur yang ada namun
terkadang ada kesalahan pada saat melakukan pencatatan
data, pengolahan dari data itu sendiri, dan juga ketidaktelitian
pada saat melakukan tahap-tahap yang sudah diberikan. Gambar 1.2 Coning and Quartering
• Sampel yang tidak mewakili populasi https://www.researchgate.net
Faktor kedua adalah sampel yang diambil tidak mewakili 3. Increment Sampling
keseluruhan populasi. Hal tersebut terjadi karena ada Metode sampling ini dilakukan dengan cara
kemungkinan material yang diambil belum homogen atau mencampurkan material dengan bantuan dua wadah yang
juga ada material yang terbuang sehingga data tidak berbeda agar menjadi homogen. Lalu dilakukan pengambilan
sepenuhnya akurat. Sampel yang tidak tercampur merata bisa contoh menggunakan sekop sampai terambil jumlah sample
menyebabkan kegagalan pada saat melakukan Sampling. yang cukup untuk dilakukan grain counting.
Terdapat tiga metode Sampling, diantaranya:
1. Riffle splitter
Metode ini dilakukan dengan bantuan alat bernama
pembagi riffle yang memiliki dua buah sekat sehingga dapat
berfungsi untuk membagi contoh ke dalam dua wadah yang
berbeda. Lalu diambil salah satu wadah dengan sample yang
ada untuk dilakukan grain counting.
B. Data Percobaan
a. Sampling
𝑔𝑟
Gambar 1.7 Sieve Shakers 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑎𝑠𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑡 (𝜌𝑆𝑛𝑂2 ) = 6,95
https://www.haverparticleanalysis.com 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑆𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝜌𝑆𝑖𝑂2 ) = 2,95
𝑐𝑚3
diantaranya: Metode Riffle splitter
1. Durasi pengayakan Tabel 2.1 Data Grain counting metode Riffle splitter
Pengayakan biasa dilakukan selama 10-15 menit agar ada 1 2 3 4 5
material undersize dan oversize yang terdistribusi secara No
H P H P H P H P H P
merata di tiap ayakan. Jika durasi terlalu lama maka aka
1 3 7 3 11 6 10 20 7 15 5
nada benturan antar material sehingga material akan menjadi
2 3 2 5 7 11 6 7 10 28 6
semakin halus. Lalu jika terlalu sebentar maka aka nada
kemungkinan material-material berukuran kecil belum 3 12 37 5 21 48 32 50 38 26 23
sepenuhnya terayak dan jatuh ke ayakan yang seharusnya. 4 7 10 10 16 12 10 15 4 14 4
2. Kekerasan material 5 3 5 7 10 9 2 16 9 9 6
Kekerasan material berpengaruh pada saat proses
berlangsung. Jika kekerasan suatu material sangat rentan Metode Conning and Quartering
untuk hancur, maka ada kemungkinan material yang Tabel 2.2 Data Grain counting metode Conning and
seharusnya berada di ayakan paling atas menjadi hancur Quartering
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
1 2 3 4 5
Corong diangkat secara perlahan sehingga terbentuk cone
No H P H P H P H P H P
dari material yang sudah dipilih
1 8 5 3 12 1 7 7 4 14 20
2 8 7 3 7 6 13 4 1 16 15
3 26 30 7 36 11 28 50 53 34 31 Cone yang sudah terbentuk diratakan dengan bantuan
4 11 10 4 7 5 11 22 9 13 24 sekop
5 15 8 1 8 8 20 8 6 20 14
b. Analisis Ayak
Kedua bijih dipindah tempatkan dari satu wadah ke wadah
Berat awal = 300,2 gram
lain agar homogen
Tabel 2.4 Distribusi ukuran analisis ayak
Ayakan Berat (gr)
+8# 140 Sebagian kecil sampel diambil menggunakan sekop
-8# +14# 78,4
-14# +35# 1,8 Sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam corong
-35# +65# 49,9
-65# 20,1
Total 290,2 Sampel yang sudah berbentuk cone digunakan untuk
proses grain counting
C. Pengolahan Data Percobaan • Flowsheet Analisis Ayak
a. Flowsheet percobaan
• Flowsheet Riffle splitter Bijih ditimbang seberat 300 gram
% BLK
12 (3,3) 7,811 40 y = 19,78x + 5,0798
13 (3,5) 23,374 20 R² = 0,9009
14 (3,7) 27,604 0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
15 (3,9) 14,491
16 (4,1) 17,890 Ukuran (mm)
17 (4,3) 35,866
Grafik 3.3 Direct Plot
18 (4,5) 18,482
19 (4,7) 27,604
Direct Plot
20 (4,9) 53,356
21 (5,1) 14,297 60
22 (5,3) 48,803 50 y = 17,88x + 5,149
40 R² = 0,8445
23 (5,5) 36,895
%BT
30
24 (5,7) 11,277
20
25 (5,9) 18,618
10
Rata-rata 27,831
0
Variansi 159,527 0 0,5 1 1,5 2 2,5
Standar Deviasi 12,630 Ukuran (mm)
Atas 22,617
Selang
Bawah 33,044 Grafik 3.4 Semi-log plot
rataan
Selisih 10,428
Semi-log Plot
II. Analisis Ayak
60
Tabel 3.7 Data hasil analisis ayak
y =5036,246x + 32,518
Fraksi (mesh) Ukuran (mm) BT (g) BT (%)
40 R² = 0,8379
%BLK
+8# 2,36
140 48,24259 30
-8# +14#
-2,36 1,168
78,4 27,01585
20
-14# +35#
-1,168 0,417
1,8 0,620262
10
-35# +65#
-0,417 0,208
49,9 17,19504
-65# -0,208 20,10 6,926258 0
-0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6
TOTAL 290,2
Tabel 3.8 Data lanjutan hasil analisis ayak Log Ukuran (mm)
Ukuran Log Log BLK
BTK (%) BLK (%) ➢ Persen Berat Hilang
(mm) ukuran (%)
300,2 − 290,2
2,36 48,24259 51,75741 0,372912 1,713973 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
300,2
-2,36 1,17 75,25844 24,74156 0,067443 1,393427 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 3,33133%
-1,17 0,42 75,8787 24,1213 -0,37986 1,382401 ➢ Perhitungan P80
-0,42 0,21 93,07374 6,926258 -0,68194 0,840499 Berdasarkan grafik cumulative plot didapatkan persamaan y = mx
-0,21 0 100 0 + C dimana nilai k sama dengan nilai x
100 = 19,78𝑥 + 5,0798
Grafik 3.1 Log-log Plot 𝑥 = 4,7988 = 𝑘
Dari grafik log-log plot didapatkan persamaan y = mx + C dimana
Log-Log Plot nilai m sama dengan kemiringan garis
2 𝑦 = 0,7053𝑥 + 1,4422
Log %BLK
𝑚 = 0,7053
1 y = 0,7053x + 1,4422 Gunakan persamaan Gaudin-Schumann untuk mencari P80
R² = 0,8292 𝑥 𝑚
0 𝑌 = 100 × [ ]
-0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 𝑘
𝑥 0,7053
Log Ukuran (mm) 80 = 100 × [ ]
4,7988
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
𝑃80 = 𝑥 = 3,497278 𝑚𝑚 nilai k dan m. Didapat nilai k sebesar 4,7988 dan nilai m sebesar
0,7053, kedua nilai tersebut dimasukkan ke persamaan Gaudin-
D. Analisa Hasil Percobaan Schumann sehingga didapat nilai P80 sebesar 3,497278.
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga buah metode Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan diantaranya:
Sampling dan satu analisis ayakan. Ketiga buah metode yang terdiri 1. Durasi pengayakan
dari riffle splitter, coning and quartering, dan increment Sampling Pada praktikum kali ini, durasi pengayakan yang dilakukan
dilakukan dengan tujuan mencari metode terbaik untuk melakukan adalah selama 10 menit. Durasi tersebut dipertimbangkan
Sampling. Pada akhir tiap metode Sampling dilakukan grain karena material yang digunakan juga agak rapuh sehingga
counting untuk menghitung kadar mineral sehingga nantinya dapat tidak bisa terlalu lama digetarkan karena lama-kelamaan
mencari variansi, standar deviansi, dan selang rataan. Nilai selang akan bertabrakan dengan permukaan atau sisi mesh sehingga
rataan terkecil dapat menentukan metode Sampling terbaik. Setelah hancur dan terdistribusi melewati mesh yang tidak
Sampling dilakukan analisis ayak dengan menyiapkan beberapa seharusnya dilewati.
fraksi ayakan dengan ukuran bukaan yang berurutan dari 8#, 14#, 2. Kekerasan material
35#, hingga 65#. Setelah disusun, bijih dimasukkan ke dalam Material yang mudah hancur menyebabkan data analisis
ayakan. Ayakan yang telah diisi bijih digetarkan menggunakan alat menjadi tidak akurat karena adanya material yang jatuh
selama 10 menit. Berat bijih di tiap fraksi ditimbang dan dicatat melewati lubang mesh yang tidak seharusnya. Material yang
agar datanya dapat digunakan untuk menghitung nilai P80 dengan mudah rapuh akan hancur jika bertubrukan dengan material
bantuan grafik cumulative plot, log-log plot, dan persamaan lain atau dengan sisi dari ayakan itu sendiri pada saat sedang
Gaudin-Schumann. digetarkan.
Hasil dari percobaan Sampling memberi informasi 3. Bentuk ayakan
metode terbaik berdasarkan selang rataan terkecil dari ketiga Bentuk ayakan yang digunakan pada praktikum kali ini
metode tersebut. Metode riffle splitter memiliki selang rataan berbentuk kotak, oleh karena itu ada beberapa bentuk lain
sebesar 13,196. Metode coning and quartering memiliki selang yang memungkinkan material untuk lebih mudah dan juga
rataan sebesar 15,288. Terakhir, increment Sampling memiliki lebih sulit untuk terdistribusi. Bentuk material yang kotak
selang rataan sebesar 10,428. Berdasarkan ketiga selang rataan akan mudah terdistribusi di ayakan dengan lubang berbentuk
yang didapat, ditemukan metode Sampling terbaik adalah kotak namun akan sulit terdistribusi jika menggunakan
increment, diikuti riffle splitter dan terakhir adalah coning and ayakan berbentuk hexagonal dan bentuk-bentuk lainnya.
quartering. 4. Moisture
Faktor-faktor yang memengaruhi proses Sampling Kelembaban atau moisture dari material yang diayak harus
diantaranya: diperhatikan. Jika material terlalu basah maka ada
• Human error kemungkinan material akan menempel di sisi-sisi dan
Faktor yang pertama ini seringkali terjadi pada saat lubang ayakan dan bukannya jatuh melewati lubang. Oleh
praktikum dilakukan. Praktikan menjalankan prosedur sesuai karena itu material yang diayak tidak boleh lengket dan
arahan tapi ada kalanya terjadi kesalahan. Contohnya pada harus benar-benar kering.
saat perhitungan butir di grain counting ada butiran material Pada saat pengayakan terjadi, seringkali berat material yang
yang tidak terhitung sehingga pada saat pengolahan data ada sebelum diayak berbeda dengan berat material yang sudah diayak.
kesalahan. Lalu pada saat dilakukan coning and quartering Hal tersebut terjadi karena faktor-faktor yang memengaruhi
ada kesalahan pada saat meratakan material dan pengayakan benar-benar terjadi pada saat praktikum berlangsung.
pembagiannya menjadi tidak merata. Bentuk ayakan tertentu dapat menyebabkan adanya material yang
• Sampel yang tidak mewakili populasi tersangkut di lubang ayakan sehingga ada sekian gram yang
Faktor kedua adalah sampel yang diambil tidak mewakili tertinggal di lubang. Lalu jika material basah, akan ada sekian
keseluruhan populasi. Hal tersebut terjadi karena ada gram material yang menempel di dinding ayakan sehingga berat
kemungkinan material yang diambil belum homogen atau saat sebelum diayak berbeda dengan berat setelah proses
juga ada material yang terbuang sehingga data tidak pengayakan terjadi.
sepenuhnya akurat, contohnya pada saat Riffle splitter ada
material yang terbuang sehingga kandungan tiap-tiap SiO2 E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
dan SnO2 tidak sesuai. 1. Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah
Analisis ayak ditujukan untuk mencari persen berat hilang yang umum dilakukan di pabrik pengolahan
dan P80 atau ukuran ayakan yang dapat melepaskan 80% dari Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan di
sampel. Dari percobaan analisis ayak didapat berat material yang pabrik pengolahan adalah systematic Sampling. Metode
tertahan di tiap fraksi ukuran. Dari berat total material hasil ayakan tersebut lebih dianggap efektif karena ukuran sampel yang
dapat ditemukan selisih berat dengan berat awal sehingga persen dibutuhkan selalu meningkat dan berbeda sehingga peneliti di
berat hilang bisa dihitung dan ditemukan nilainya sebesar pabrik harus membuat beberapa sampel dari lot/populasi.
3,331113%. Selain itu, P80 juga ditemukan dengan bantuan grafik Selain itu systematic Sampling juga efektif saat tidak ada pola
Cummulative Plot dan Log-log plot untuk masing-masing mencari dalam data.
Laporan Modul 3, Kode Mata Kuliah
Sampling dan Analisis Ayak
Fabian Renaldi (12520081) / Kelompok 06 / Jumat, 18-02-2022
Asisten: Anugrah Putra. R (12518012)
2. Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih dahulu berat
contoh atau banyaknya increment yang akan diambil.
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya
increment atau berat contoh yang akan diambil.
• Penentuan ukuran dan berat sampel
Ukuran dari sampel harus disesuaikan dengan metode
Sampling yang akan dilakukan dan berat dari sampel juga
berpengaruh karena dari 1 ton lot, pengambilan sampel
seberat 1 kg belum tentu merepresentasikan keseluruhan
lot.
• Biaya Sampling
Semakin berat dan banyak sampel yang diambil maka
biaya untuk proses pengambilannya. Biaya itu sendiri
meliputi pembayaran gaji tenaga kerja yaitu peneliti dan
juga biaya operasional yang termasuk ke dalam biaya Tabel 8.1 Konversi mesh
penyediaan dan penggunaan alat. https://www.911metallurgist.com/
• Akurasi pengambilan sampel
Akurasi dari Sampling itu sendiri bergantung pada metode
dan ukuran lot yang akan diambil sampelnya. Tingkat
akurasi dari Sampling berpengaruh terhadap analisis data
yang nantinya akan merepresentasikan keseluruhan
lot/populasi.
F. Kesimpulan
1. Dari ketiga data metode Sampling yang sudah dianalisis,
ditemukan selang rataan masing-masing metode. Riffle splitter,
coning and quartering, dan increment Sampling masing-masing
memiliki nilai selang rataan sebesar 13,196; 15,288; 10,428.
Oleh karena itu, metode increment Sampling yang memiliki
selang rataan terkecil merupakan metode Sampling terbaik dari
ketiga metode yang sudah dilakukan.
2. Nilai P80 didapat sebesar 3,497278 mm dengan bantuan Gambar 8.1 Dokumentasi praktikum analisis ayak
persamaan Gaudin-Schumann dengan nilai k sebesar 4,7988
dan m sebesar 0,7053 yang didapat dari grafik Cummulative
Plot dan Log-log Plot.
G. Daftar Pustaka
Anonim. 2022. Sampling dan Analisis Ayak. Modul
Praktikum MG2213 Pengolahan Mineral. Bandung: ITB.
Anonim. Ukuran Partikel: Sieve Analysis.
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/analisis-ayak-sieve-
analysis/. Diakses tanggal 22 Februari 2022 Pukul 11.14.
Blokhin, Andriy. 2017. When Is It Better to Use Simple
Random vs. Systematic Sampling.
https://www.investopedia.com/ask/answers/071615/when-it-
better-use-systematic-over-simple-random-Sampling.asp. Diambil
tanggal 21 Februari 2022 Pukul 23.21.
H. Lampiran