Anda di halaman 1dari 24

KAJIAN PENGOLAHAN SAMPAH BASAH DAN SAMPAH KERING

`study of processing wet waste and dry waste


HERMAWAN EKO WIBOWO : L4D008075
JURUSAN TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG
2010

ABSTRAK

Sampah didefinisikan sebagai buangan manusia atau hewan yang bersifat pada
atau semi padat, yang tidak memiliki nilai guna atau nilai ekonomi. Timbulan
sampah terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk.Salah satu sumber timbulan sampah adalah rumah tangga. Tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis karakteristik dan komposisi sampah rumah
tangga di Makassar dan menkaji prospek pengembangan,sehingga mempunyai
nilai ekonomi. Dari hasil analisis data, timbulan sampah rumah tangga di Kota
Makassar adalah 2,18 ltr/org/hari atau 0,28 kg/org/hari, sedangkan densitasnya
(kepadatan sampah) adalah 0,31 kg/ltr. Komposisi sampah rumah tangga Kota
Makassar didominasi sampah organic sebesar 67,14%, plastic (14,09), kertas
(12,84%), Kayu (0.22%), kain (0.14%), karet (0,13%), logam (0,13%), Kaca
(4,98%) dan sampah lainnya (0.33%). Potensi ekonomi sampah rumah tangga
kota Makassar yang dapat didaurulang sebesar Rp. 4.109.183 perhari, dan untuk
dapat dijadikan bahan baku kompos darisampah organic sebesar130 ton perhari.
Kata Kunci: karakteristik sampah, komposisi sampah, potensi ekonomi sampah

PENDAHULUAN

Sampah tidak akan menjadi masalah selama daya tampung alami


lingkungan mampu mendaur-ulang bahan non-organik atau menguraikan bahan
organic melalui kegiatan metabolisme mikroba menjadi bahan nonorganik yang
dapat diserap kembali oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan
alaminya. Masalahnya, dalam kondisi dan situasi perkotaan yang padat penduduk
dan sempit lahan, produksi sampah setiap hari melampaui daya tampung
lingkungan, dan gangguannya terhadap keseimbangan kualitas lingkungan hidup
tidak dapat lagi ditolerir.
Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski
setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling
menghindari sampah. Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang begitu
saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja),
gali tutup (sanitary landfill), dan Upaya pengelolaan daur ulang sampah pun telah
banyak dilakukan pada jamansekarang, seperti dengan menyediakan tempat
sampah yangsudah dipecahmenjadi beberapa kategori sampah (sampahbasah dan
sampah kering). Akan tetapistrategi ini masih belum memberikan hasil yang
signifikan dalam reduksi jumlahsampah, dengan kata lain manajemen yang ada
saat ini belum sepenuhnya yang membuang sampah tidak berdasarkan kategori
sampah. Negara – negara maju umumnya telah membuat peraturan untuk
membuang sampah berdasarkan kategori sampah tersebut contohnya dengan
membuat program pemilahan pada tempat sampah, akan tetapi sebelum dilakukan
program pemilahan sampah tersebut masyarakat telah diberi penyuluhan
dampak yang terjadi jika sampah menumpuk, di Indonesia memang sudah
diberlakukan program pemilahan sampah pada tempat sampah, tetapi
kesadaranmasyarakat untung membuang sampahberdasarkan jenisnya masih
sangat kurang. Peningkatan pemahaman dan penyuluhan kepada masyarakat perlu
dilakukan baik dengan sosialisasi secara langsung maupuntidak langsung. Tujuan
dari penelitian ini untuk menganalisis pengolahan sampah basah dan sampah
kering di Makassar, sehingga mempunyai nilai ekonomis

METODOLOGI

Teknik Pengumpulan Data dilakukan melalui kunjungan lapangan dan


studi kepustakaan. Kunjungan lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer
yaitu dengan cara pengamatan langsung ke TPA (tempat pembuangan akhir)
sampah di kota makassar. Studi pustaka dilakukan melalui penelusuran informasi
dari laporan, buku-buku literatur yang berhubungan erat dengan obyek penelitian,
selain itu laporan hasil penelitian yang pernah dilakukan khususnya pada
Laboratorium Jurusan Teknik pembangunan wilayah dan kota di Universitas
Ponegoro Cara yang digunakan untuk menganalisa informasi yang diperoleh
dengan :
a. Mempelajari informasi-informasi yang didapat, berupa tahap aspek teknis yaitu
melakukan pengurangan timbunan sampah dengan menerapkan Reduce, Reuse
dan Recycle (3R), dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “zero waste“.
b. Mempelajari dan menyimpulkan informasi-informasi yang didapat untuk dapat
mengembangkan teknologi dalam pengelolaan sampah basah dan sampah kering
agar dapat di daur ulang kembali
KAJIAN KEPUSTAKAAN

1. SAMPAH
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang
rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan. berikut
adalah penjelasan tentang sampah menurut para ahli :

a. PRIE G. S
Sampah adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah
ada gunanya

b. ECOLINK(1996)
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia meupun proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis
c. SETYO PURWENDRO
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah
tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan,
industri ataupun aktivitas manusia lainnya sehingga dengan kata lain,
sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah
tidak terpakai
d. DARMADI
Sampah merupakan produk buangan yang pada umumnya
berbentuk benda padat, dengan komposisi bahan organis dan anorganik

2. SUMBER SAMPAH
Pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kategori sebagai berikut:

 Pemukiman penduduk
Pemukiman adalah bagian dari kawasan budidaya dalam lingkungan
hidup, baik yang bersifat perkotaan maupun pedesaan, terdiri dari beberapa jenis
kawasan dengan sarana dan prasarana lingkungan yang lengkap dengan fungsi
utama sebagai pusat pelayanan bagi kebutuhan penghuninya.(SNI 03-3242-1994)
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan, dan bahan-bahan sisa
pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), sisa
pembakaran kayu (arang) dan sampah-sampah khusus/sampah B3.
Tempat umum dan tempat perdagangan Tempat tersebut memiliki potensi yang
cukup besar dalam menghasilkan sampah. Misalnya : toko, rumah makan/warung,
tempat penginapan. Jenis sampah yang dihasilkan juga jenis sampah yang berupa
sisa-sisa makanan (sampah basah), sampah kering, sisa-sisa bahan bangunan,
sampah khusus, terkadang juga terdapat sampah berbahaya.
 Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Yang dimaksud dengan pelayanan masyarakat disini misalkan : taman,
jalan umum, tempat parkir, tempattempat pelayanan kesehatan, kompleks militer,
gedung-gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang
lainnya. Biasanya sampah yang dihasilkan adalah sampah kering dan sampah
khusus/berbahaya.
 Industri berat maupun industri ringan
Dalam perkara ini termasuk : pabrik-pabrik produksi bahan-bahan,
sumber-sumber alam, perusahaan kimia, perusahaan kayu, perusahaan logam,
tempat pengelolahan air minum. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya
sampah basah, sampah kering, sisa bahan bangunan, sampah khusus dan sampah
berbahaya.
 Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Dari daerah pertanian ini
misalkan sampah dari kebun, kandang, lading, dan sawah. Sampah yang
dihasilkan dapat berupa bahan-bahan makanan yang membusuk, sampah
pertanian, pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

3. JENIS – JENIS SAMPAH

Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:

 Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis
ini juga biasa disebut sampah basah.
 Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih
lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis
ini juga biasa disebut sampah kering.
 Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-
lain.
Sementara Alex (2012) lebih menjelaskan jenis jenis sampah lebih rinci sebagai
berikut ;

A. Berdasarkan sumbernya:

1.Sampah alam
2.Sampah manusia
3.Sampah konsumsi
4.Sampah nuklir
5.Sampah industri
6.Sampah pertambangan

B. Berdasarkan sifatnya

Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos;
Sampah anorganik – tidak dapat diurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah
anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton;

C. Berdasarkan bentuknya

1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan
sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah
tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi
lagi menjadi:

a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh


proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.

b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:

- Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

-Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-
lain.

2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.

- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian.

Sampah ini mungkin mengandung patogen.Sampah dapat berada pada setiap


fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada
suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang keselokan.

3. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur


ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi
tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah,
misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia
dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai
vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah
satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air

5. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.
Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah
yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

6. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya
bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan)
3. Karakteristik Sampah
Karakteristik sampah perlu untuk diketahui karena penting dalam rencana
subsistem teknis operasional pengelolaan persampahan.Yang dimaksud dengan
karakteristik sampah dalam hal ini adalah komposisi fisik dan kimia sampah,
kepadatan sampah, kadar air sampah dan distribusi ukuran partikel sampah
a. Komposisi Fisik Sampah: Informasi dan data tentang komposisi fisik dari
sampah penting dalam
menganalisa.
b. Komposisi Kimia Sampah: Informasi mengenai komposisi kimia sampah
penting dalam evaluasi
pemilihan alternatif pengolahan dan pemanfaatan sampah.
c. Kepadatan Sampah: Kepadatan (densitas) sampah menyatakan berat sampah
per satuan volume. Data kepadatan sampah penting dalam beberapa hal seperti
pemilahan jenis peralatan pengumpulan dan peralatan pemindahan. Disamping
juga penting untuk perencanaan system pembuangan akhir, karena rendahnya
kepadatan (densitas) sampah menyebabkan meningkatnya luas areal yang
diperlukan untukpembuangan akhir dan penurunan permukaan tanah setelah
penimbunan.
d. Kadar Air Sampah: Data kadar air sampah berguna dalam perencanaan dan
disain system pengolahan.
Kadar air sampah biasanya dinyatakan sebagai berat air per satuan berat basah
atau berat kering dari material sampah

4. prinsip – prinsip pengolahan sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.


Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:

a) Mengurangi (bahasa Inggris: reduce), Sebisa mungkin meminimalisasi barang


atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.

b) Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse), Sebisa mungkin pilihlah


barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang
sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

c) Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle), Sebisa mungkin, barang-barang yang


sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang,
tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain
d) Mengganti (bahasa Inggris: replace), Teliti barang yang kita pakai sehari-hari.
Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama

5. pengelolahan sampah

A. sampah basah

Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah
mengelola sampah organik(basah) rumah tangga, dengan membuatnya menjadi
kompos. Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik. Pembuatannya
tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak
peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau
sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan
sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu
membeli.

1. Pilahkan sampah organik (sampah dapur dan halaman) dan sampah non
organik, komposisi terbesar dari sampah rumah tangga sekitar 70% sebenarnya
adalah sampah organik dan ini bisa ditahan di rumah, dan diolah menjadi kompos.
Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos itu adalah sampah sayur
baru sisa sayur basi, tapi ini harus dicuci dulu, peras, lalu buang airnya sisa nasi
sisa ikan, ayam, kulit telur sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel, dll). Dalam
keadaan terpotong-potong, tidak termasuk kulit buah yang keras seperti kulit
salak. Sampah organik yang tidak bisa diolah : protein seperti daging, ikan, udang,
juga lemak, santan, susu (karena mengundang lalat sehingga tumbuh belatung)
biji-biji yang utuh atau keras seperti biji salak, asam, lengkeng, alpukat dan
sejenisnya. Buah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair seperti pepaya,
melon, jeruk, anggur.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan
tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu
penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih
gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik.
Pengomposan merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah padat organik
(organik solid waste) yang dapat diterapkan di Indonesia, mengingat bahan baku
terutama sampah perkotaan (municipal waste) tersedia berlimpah, dan teknologi
tepat guna untuk proses pengomposan pun telah cukup dikuasai.

Dari sisi kepentingan lingkungan, pengomposan dapat mengurangi volume


sampah perkotaan yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena
sebagian di antaranya khususnya sampah padat organik dimanfaatkan ulang dan
diolah menjadi kompos. Dari sisi ekonomi, pengomposan sampah padat organik
mengandung arti, bahwa barang yang semula tidak memiliki nilai ekonomis dan
bahkan memerlukan biaya yang cukup mahal untuk menanganinya serta akhir-
akhir ini sering menimbulkan masalah sosial, ternyata dapat diubah menjadi
produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis cukup menjanjikan

berikut adalah gambar pengolahan sampah basah menjadi kompos :

Pembuatan Biogas (Gas Bio)


Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Gas ini dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi sampah organik yang
terjadi secara anaerobik. Artinya, proses tersebut berlangsung dalam keadaan
tertutup (tanpa oksigen), dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica. Bahan
bakunya adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran keduanya.
Prosesnya adalah dengan mencampurkan sampah organik dan air, kemudian
dicampur dengan bakteri M. methanica, dan disimpan di dalam tempat
yang kedap udara lantas dibiarkan selama dua minggu.
;z

B. sampah kering

Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng, sampah


bekas alat- alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita jumpai di beberapa
tempat seperti sungai, halaman rumah, lahan pertanian dan di jalan-jalan. Sifatnya
sukar diurai oleh mikroorganisma, sehingga akan bertahan lama menjadi sampah.
Sampah plastik bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga dampaknya akan
sangat lama. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat dilakukan cara-
cara berikut ini.
Reduce (Mengurangi penggunaan)

Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu reduce,
reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bisa dilakukan, yaitu dengan
menerapkan pola hidup sederhana dimana selalu memperhatikan hal-hal berikut:

Menentukan prioritas sebelum membeli barang.


Mengurangi atau menghindari konsumsi/penggunaan barang yang tidak dapat
didaur ulang oleh alam.
Membeli produk yang tahan lama.
Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut mode.

Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai juga merupakan


salah satu perilaku yang menguntungkan, baik secara ekonomis maupun ekologis,
misalnya botol minuman, sirup dan alat elektronik. Sampah alat elektronik bisa
dijual kepada tukang barang bekas ataupun toko servis alat-alat elektronik, karena
memang biasanya terdapat komponen yang masih layak untuk digunakan.

Reuse (Menggunakan ulang)

Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan ulang


dengan fungsi yang sama dengan fungsi awalnya tanpa melalui proses
pengolahan. Sebagai contoh, jika kalian membeli botol minuman ukuran besar
dan botol tersebut digunakan kembali sebagai tempat minuman, maka kalian
sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan. Itu artinya,
kalian sudah berbuat sesuatu yang positif untuk lingkungan. Walaupun
kelihatannya nampak sepele namun bayangkanlah jika hal tersebut dilakukan oleh
hampir semua orang, maka akan banyak sekali sampah yang dibuang ke
lingkungan.

Recycle (Daur ulang)

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang di antaranya:

Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang putih bening
maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas
yang berlapis (minyak atau plastik).
Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi
rangka beton.
Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember.

Pengolahan sampah anorganik dengan cara daur ulang merupakan salah satu cara
yang efektif, karena selain menguntungkan secara ekonomis juga secara ekologis.
Adapun sampah yang dapat di daur ulang diantaranya: sampah plastik, sampah
logam, sampah kertas, sampah kaca dan lain-lain. Proses daur ulang sampah dapat
dilakukan dalam skala yang besar maupun kecil. Adapun proses daur ulang
tersebut akan menghasilkan barang-barang dengan: Bentuk dan fungsinya tetap
1)Misal: daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama, plastik
pembungkus yang didaur ulang dengan bentuk dan fungsi yang sama.
2) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap Misal: daur ulang botol bekas air mineral.
3) Bentuk berubah dan fungsi pun berubahMisal: plastik menjadi sedotan, bekas
sedotan menjadi hiasan, plastik menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang
hasil kerajinan tangan (handycraft)

berikut adalah contoh pengolahan salah satu sampah kering :

Daur Ulang Kertas


Daur ulang kertas dari sampah rumah tangga, kegiatan administrasi, kertas
pembungkus, maupun media cetak dapat menghasilkan kertas yang dapat
dimanfaatkan sebagai kertas buram, kertas pembungkus kado, atau aneka
kerajinan yang lain
Berikut cara mendaur ulang kertas.
6. manfaat sampah

1. Sebagai pupuk organik untuk tanaman.

Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan
menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah,
dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.

2. Sumber humus.

Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan
untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan yang
baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah
pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi
pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.
3. Sampah dapat didaur ulang.

Limbah sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang
yang bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik. atau didaur ulang
kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas.

4. Dijadikan bahan bakar alternatif.

Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga atau industri
kecil.
5. Menjadi sumber listrik.

Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan
cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat
dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.

HASIL DAN BAHASAN


Komposisi Sampah Rumah Tangga (pemukiman)
Komposisi sampah menjadi semakin kompleks dari waktu ke waktu.
Komponen sampah basah semakinberkurang, sedangkan kandungan komponen
kering, khususnya sisa kemasan, menjadi semakin meningkat. Pada Tabel 1 dapat
dilihat data komposisi sampah rumah tangga (pemukiman) di Makassar
berdasarkan kualitas wilayah pemukiman (pemukiman mewah, sedang dan
sederhana) masih didominasi sampah basah (organik) dengan prosentase rata-rata
sebesar 67,14%, sedangkan sampah anorganik berupa sampah plastik dan kertas
masing-masing sebesar 14,09% dan 12,84%. Sampah plastik dan kertas dominan
pada pemukiman mewah, hal ini terjadi karena kedua sampah tersebut banyak
digunakan sebagai pembukus atau kemasan.Sedangkan sampah logam, karet,
kayu dan kain prosentasenya relatif kecil.
Tabel 1. Komposisi Sampah Rumah Tangga
KOMPOSISI SAMPAH RUMH TANGGA (%)

KOMPOSISI PERUMAHAN PERUMAHAN PERUMAHAN RATA


SAMPAH SEDERHANA SEDANG MEWAH RATA

ORGANIK 71,15 68,16 62,12 67,14


KERTAS 10,55 11,67 16,32 12,84
KAYU 0,37 0,10 0,20 0,22
KAIN 0,05 0,08 0,29 0,14
KARET/KULIT 0,09 0,00 0,29 0,13
PLASTIK 12,30 13,12 16,85 14,09
LOGAM 0,14 0,13 0,12 0,13
KACA 0,25 6,23 3,61 4,98

Karakteristik Fisik Sampah Rumah Tangga


Dari hasil analisis sampah, satuan timbulan sampah rumah tangga di Kota
Makassar, pada pemukiman sederhana sebesar 1,85 ltr/org/hr, pemukiman sedang
2,17 ltr/org/hr, sedangkan pada pemukiman mewah sebesar 2, 51 ltr/org/hr.
Terjadi perbedaan yang signifikan antara pemukiman sederhana dan mewah
sebesar 35.6%. Ini berarti produksi sampah pada pemukiman mewah lebih besar
35,6 % dibandingkan dengan pemukiman sederhana pada kondisi jumlah penhuni
(orang) yang sama. Densitas (berat jenis) sampah pada pemukiman sederhana,
sedang dan mewah masing-masing sebesar 0,34 ltr, 0,30 kg/ltr dan 0,28 kg/ltr.
Dari data ini terlihat,pada pemukiman sederhana densitas sampahnya lebihbesar
dibandingkan pemukiman sedang dan mewah, hal ini disebabkan karena sampah
sampah basah (organic)pada pemukiiman sederhana lebih besar dibandingkan
pada pemukiman mewah.

Karakteristik Kimiawi
Kadar air sampah rumah tangga rata-rata sebesar 53,36%, dimana kadar
air sampah pada pemukiman sederhana lebih besar dibandingkan kadar air
sampah pada pemukiman sedang dan mewah. Kadar volatile sampah rumah
tangga rata-rata sebesar 32,55% sedangkan kadar abu sampah ratar-rata sebesar
9,92%. Kadar abumenunjukkan sisa pembakaran sekitar 9,92% berupa abu.
Tabel 2. Karakteristik Kimiawi
KARAKTERISTIK KIMIAWI
TYPE PEMUKIMAN
KADAR AIR KADAR VOLATIL KADAR ABU
PERMUKIMAN
SEDERHANA 59,21 27,43 12,62
PERMUKIMAN
SEDANG 56,68 34,53 9,46
PERMUKIMAN
MEWAH 54,20 35,70 7,68

RATA - RATA 53,36 32,55 9,92

Propek Pengembangan sampah Rumah Tangga

1. Daur Ulang (Recycle)


Proses recycling merupakan upaya untuk memanfaatkan material yang
masih bergunauntuk digunakan kembali dan secara tidak langsung proses ini
dapat memperpanjang umurpakai TPA. Berdasarkan hasil penelitian BPPT
(1990), sampah yang bisa di daur ulangadalah sampah kertas, plastik, logam, dan
kaca. Dari hasil penelitian komposisi sampahrumah tangga kotaMkassar,
komponen sampah kertas dan plastik bisa didaur ulangkarena jumlahnya sangat
besar yaitu 112,84% dan 14,09%. Sedangkan sampah kaca dan logam (5,11%)
belum bisa di daur ulang karena jumlahnya sedikit dan jika diolah dalam skala
kecil kurang ekonomis.Dari hasil analisis sampah Anorganik (plastic, kertas,
logam dan kaca), potensii ekonominya sebesar Rp. 4.109.183 perhari jika
dikelola dengan baik.

2. Pembuatan Kompos (Composting)


Komposisi sampah organik untuk sampah sampah rumah tangga kota
Makassar sangat besar sekitar 67,14% dari total sampah, sangat mendukung untuk
dilakukannya metode composting. Composting bertujuan untuk mengurangi
timbulan sampah di TPA. Composting hanya dilakukan terhadap sampah organik
yang dapat terdekomposisi yaitusampah makanan, kertas, sampah halaman, kayu,
kain, sedangkan plastik, karet, kulit tidak terdekomposisi. Berdasarkan hasil
penelitian sampah organic dapat terdekomposisi dengan factor recovery sekitar
80% . Dari hasil analisis yang kami lakukan, potensi sampah rumah tangga yang
dapat dijadikan bahan baku untuk diolah menjadi kompos sebesar 129.846 kg
perhari atau sekitar 130 ton perhari.
Tabel 3. Komposisi Sampah Rumah Tangga dan Prospek Pengembangan

NO KOMPOSISI PRESENTASE BERAT POTENSI


(KG/ORG/HR) EKONOMI
1 SAMPAH ORGANIK 67,14 0.19 BAHAN
KOMPOS
2 PLASTIK 14.09 0,04 BAHAN DAUR
ULANG
3 KERTAS 12,84 0,03 BAHAN DAUR
ULANG
4 KACA DAN LOGAM 5,11 0,01 BAHAN DAUR
ULANG
5 DAN LAIN – LAIN 0,92 0,01

TOTAL 100 0,28


Jika jumlah penduduk kota Makassar tahun 2010 sebesar 1.272.349 orang, maka
potensi ekonomi dari sampahrumah tangga seperti terlihat pada tabel 5 sebesar
Rp. 4.1091.83 Perhari dan potensi bahan baku sampah organic untuk diolah
menjadi kompos sebesar 130 ton perhari

Tabel 5. Nilai Ekonomi Potensi Pemamfaatan Sampah Rumah Tangga


KOMPO PRESENTASE BERAT FAKTOR BERAT POTENSI
NO SISI (%) (KG/ORG/HR) RECOVARY (KG/HR) (Rp)

1. Organik 67,14 0,19 80 129,846 2,689,109


2. Plastik 14,09 0,04 50 3,585 1,176,260
3. Kertas 12,84 0,03 40 1,960 243,814
4. Kaca 5,11 0,01 75 488 4,109,183
Total 32,04 0,088
SIMPULAN

Timbulan sampah terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan


penduduk. sumber sampah sendiri dapat di klasifikasikan dalam beberapa kategori
yaitu dari pemukiman penduduk, sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah,
industri berat maupu industri ringan, dan pertanian. menurut Daniel (2009)
terdapat tiga jenis sampah di antaranya sampah organik, anorganik, dan sampah
berbahaya yang beracun. sementara menurut Alex (2012) lebih menjelaskan jenis
jenis sampah lebih rinci yaitu sampah berdasarkan sumbernya, berdasarkan
sifatnya dan berdasarkan bentuk nya.
Karakteristik sampah perlu untuk di ketahui karena penting dalam
subsitem teknik operasional pengolahan sampah. dalam hal ini karakteristik
sampah yang di maksud adalah komposisi fisik, dan kimia sampah, kepadatan
sampah, kadar air sampah, dan distribusi ukuran partikel sampah. dalam
pengolahan sampah kering dan sampah basah di lakukan pengolahan dengan cara
yang berbeda beda, untuk sampah kering terdapat prinsip – prinsip pengolahan
yang di beri nama 4R yaitu: mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse),
mendaur ulang (recycle), dan terakhir yaitu mengganti (replace), sedangkan untuk
pengolahan sampah basah dapat di buat menjadi kompos tetapi ada beberapa
sampah organik yang tidak dapat di olah menjadi kompos yaitu seperti sampah
organik yang mengandung protein (daging, ikan, dan udang), lemak (susu dan
santan), dan biji – biji buah yang utuh atau keras (salak, alpukat, kelengkeng, dan
sejenisnya) sampah organik juga dapat di buat menjadi bio gas, biogas adalah gas-
gas yang dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar yang di hasilkan dari proses
pembusukan atau fermentasi sampah yang terjadi secara anaerobik. di balik
sampah yang kotor, sampah juga memiliki manfaat yaitu; sebagai pupuk organik
untuk tanaman, sumber humas, pada sampah seperti plastik dan kertas dapat di
olah menjadi produk furnitur yang cantik atau dapat di olah kembali menjadi
bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas, di jadikan bahan bakar
alternatif, dan menjadi sumber listrik.
timbulan sampah rumah tangga di Kota Makassar adalah 2,18 ltr/org.hari
dalam satuan volume atau 0,28kg/org/hari dalam satuan berat, sedangkan
densitasnya (berat jenis) adalah 0,31 kg/ltr. Komposisi sampah rumah tangga Kota
Makassar didominasi sampah organic sebesar 67,14%, plastic (14,09), kertas
(12,84%), Kayu (0.22%), kain (0.14%), karet (0,13%), logam (0,13%), Kaca
(4,98%) dan sampah lainlain (0.33%).Potensi ekonomi sampah rumah tangga kota
Makassar yang dapat didaur ulang sebesar Rp. 4.109.183 perhari, dan untuk dapat
dijadikan bahan baku kompos dari sampah organic sebesar130 ton perhari.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, 2008. Perencanaan Teknis Pengelolaan Sampah


Terpadu 3R, Departemen Pekerjaan Umun Kota Semarang.
Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Persampahan DiIndonesia. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Bidang Persampahan,Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pengelolaan Persampahan di
Pemukiman. SK SNI-T-12-1991-03
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Dirjen Tata Perkotaan dan Tata
Pedesaan.2004. PedomanPengelolaan Persampahan Perkotaan.
Ginting, perdana,2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah. Yrama
Widya, Bandung
Standart Nasional Indonesia Nomor SNI-03-3242-1994 tentang Tata Cara
Pengelolaan Sampah di Permukiman, Badan Standar Nasional ( BSN ).
Padmi, T., 2006. Current situation of municipal solid waste management in
Indonesia. Proceedings
Environmental Technology and Management Conference. Bandung, 7—8
September 2006
Tchobanoglous, G., Teisen H., Eliasen, R, 1993, Integrated Solid Waste
Manajemen, Mc.Graw Hill : Kogakusha, Ltd
Trihadiningrum, Y., S. Wignjosoebroto, N.D. Simatupang, S. Tirawaty, and O.
Damayanti, 2006. “Reduction capacity of plastic component in municipal solid
waste of Surabaya City, Indonesia”. Proc. International
Seminar on Environmental Technology and Management Conference 2006.
Bandung, September 7--8, 2006
Triyadi, S, Harahap, A. 2006. Tempat Sampah, Perilaku Manusia, Dan
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal
Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung Edisi Khusus Agustus 2006 (1);
15
Wibowo A dan Djajawinata D.T, 2004. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu.
Diakses tanggal 4 Desember 2006 pada halaman www.kkpi.go.id

Anda mungkin juga menyukai