Anda di halaman 1dari 11

METODE OPTIMASI DENGAN MODEL SIMPLEX

LATTICES DESIGN

DI SUSUN OLEH:
ANISA YUSTIKA PUTRI
ALDI SYADILARAMA
NURYA IMDAH LESTARI
SITI HAYATUN

PROGRAM STUDI : S1 FARMASI


SEMESTER : IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BORNEO CENDEKIA MEDIKA

PANGKALAN BUN

2018/2019
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyeyelesaikan” METODE OPTIMASI DENGAN MODEL SIMPLEX
LATTICES DESIGN” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki . Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

PangkalanBun,20-maret-2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................................. 3

BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
Tujuan .................................................................................................................. 4
Formulasi ............................................................................................................. 4
Masalah optimasi ................................................................................................. 4
Penerapan dalam bidang farmasi ......................................................................... 5
metode.................................................................................................................. 5

BAB III

PENUTUP .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

Secara umum optimasi berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau


maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi
juga dapat berarti upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai
kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi . Pada penelitian Kara dan Guraras
optimasi diartikan peminimalan luas permukaan perpindahan panas dan pressure
drop dimana pressure drop sisi shell tidak boleh lebih dari 12 kPa [5]. Sedangkan
pada penelitian Reppich dan Zagerman, optimasi diartikan peminimalan segi
biaya konstruksi sebuah shell and tube dimana parameter yang di optimasi adalah:
jumlah pipa, panjang pipa, diameter shell, jumlah befel dan jarak befel [2].

Salah satu metode optimasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan formula
optimum adalah Simplex Lattice Design. Formula yang optimal seringkali dapat
diperoleh dari penerapan Simplex Lattice Design. Penerapan ini digunakan untuk
menentukan optimasi formula pada berbagai perbedaan jumlah komposisi bahan
(dinyatakan dalam beberapa bagian) yang jumlah totalnya dibuat tetap yaitu sama
dengan satu bagian (Bolton, 1997).

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk optimasi adalah Simplex Lattice
Design. Metode tersebut dapat digunakan untuk optimasi formula pada berbagai
jumlah komposisi bahan yang berbeda. Metode ini mempunyai keuntungan
praktis dan cepat karena tidak merupakan penentuan formula dengan coba- coba
(trial and error) (Rowe, 2009).

Uji sifat fisik gel formula A, B dan C bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik
yang meliputi daya sebar, daya lekat dan pH yang digunakan sebagai nilai respon
dalam metode SimplexLattice Design. Kombinasi basis yang menghasilkan sifat
fisik yang baik kemudian diformulasi menjadi gel optimum. Formulasi optimum
dapat ditentukan dengan melihat nilai rtotal dari analisis data persentase efektivitas
masing-masing gel.

3
BAB 11

PEMBAHASAN

1. Tujuan Optimasi
Dalam formulasi sediaan tablet: yaitu ntuk menghasilkan tablet yang
berkualitas / bermutu, aman, manjur, acceptable, stabil dan bahan aktif harus
melalui tahapan preformulasi dan formulasi. Dapat pula membuat formula sediaan
yang lebih baik dari seluruhnya dan mudah diterima,misalnya tablet yang cepat
absorbsinya.
2. Formulasi
Adalah suatu proses utk mhasilkan suatu sediaan farmasi
Formulasi terdiri dari :Formula, Metode ,Proses ,Peralatan ,Pengemasan
Formula
• Formula komposisi sediaan farmasi yang terdiri dari:
– Zat aktif
– Eksipien
• Eksipien:
– Digunakan sesuai dgn kebutuhan & pd konsentrasi yg sudah
ditetapkan
– Aspek yg perlu dipertimbangkan dlm pemilihan eksipien:
Stabilitas fisika & kimia, ketersediaan hayati, kemudahan dlm
proses produksi, harga dll.

3. Masalah dalam optimasi

• Keseimbangan diantara persyaratan yang bertentangan


• Kemungkinan adanya interaksi kompleks antara eksipien yang
mempengaruhi persyaratan yang diinginkan
• Dalam formulasi harus teliti dan tanggap dalam memilih bahan tambahan
dan campuran bahan serta faktor-faktor yang terkait dengan proses dalam
memformulasikan suatu sediaan, sehingga dapat dihasilkan suatu
formulasi yang optima

4
4. Penerapan optimasi dalam bidang farmasi?
Untuk menyederhankan perhitungan pengoptimasina dalam produksi
sediaan obat dalam farmasi

5. Metode Optimasi:

1. Trial & Error (Coba-coba)

– Merupakan cara klasik atau tradisional utk mendapatkan komposisi


formula yg optimum
– Kreativitas formulator sgt penting, memerlukan intuisi, keberuntungan,
pengulangan & reoptimasi
– Kelemahan:

1. Proses berjalan lambat sehingga memerlukan banyak waktu


2. Mahal & sering gagal
3. Tidak memungkinkan mencari nilai optimum sebenarnya
4. Rentang hasil diluar yang dicobakan tidak dapat diketahui 
adanya kemungkinan kombinasi yang lebih baik diluar yang
dicobakan tidak diketahui

2. Optimasi sistematik
a. Model pendekatan independen

– Hasil percobaan sebelumnya digunakan untuk menetapkan / mencari


kondisi percobaan berikutnya dalam upaya untuk mendapatkan
hasil/respon yang optimal
– Nilai yang dicari dapat berpindah dari respon yang rendah mendekati
optimum
– Kelemahan :
 Banyaknya percobaan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil
yang optimal tidak dikethaui sebelumnya
 Lambat, mahal dan perlu banyak uji secara bertahap
 Tidak dpt menganalisis interaksi antara satu faktor dgn faktor lain

5
 Sebagian dari bidang respon tidak terinvestigasi sehingga
kemungkinan diperoleh sub optimal

b. Model pendekatan dependen

• Sebuah variable tergantung (respon), pada sebuah parameter


formulasi dapat digambarkan sebagai fungsi komposisi campuran
dengan model matematika
• Respon diukur berdasarkan kombinasi yang digunakan
• Jumlah percobaan yg akan dilakukan dpt diprediksi sebelumnya
• Pendekatan berbasis statistik
• Metodelogi utk mcapai ilmu pengetahuan utk keperluan prediksi
utk suatu stm kompleks, proses multi variabel dgn sesedikit
mungkin uji/trial

3. Simplex Lattice Design


Penerapan ini digunakan untuk menentukan optimasi formula pada
berbagai perbedaan jumlah komposisi bahan (dinyatakan dalam beberapa
bagian) yang jumlah totalnya dibuat tetap yaitu sama dengan satu bagian
(Bolton, 1997). Metode ini mempunyai keuntungan praktis dan cepat karena
tidak merupakan penentuan formula dengan coba- coba (trial and error)
(Rowe, 2009). Simplex lattice design merupakan cara optimasi formula pada
berbagainperbedaan jumlah komposisi bahan. Jumlah total nilai fraksi
masing-masingnkomponen adalah satu. Pengukuran respon dapat
dihubungkan dengan modelnmatematika yang cocok untuk masing-masing
desain. Model matematikanmemiliki 3 model yaitu (Bolton, 1997):

1. Linear model: Y = β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)


2. Quadratic model: Y =
β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)+β1,2(X1)(X2)+β1,3(X1)(X3)+β2,3(X2)(X3)
3. Special cubic: Y =
β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)+β1,2(X1)(X2)+β1,3(X1)(X3)+β2,3(X2)(X3)+
β1,2,3(X1)(X2)(X3)
Keterangan :

6
- X1, X2, X3 adalah fraksi campuran komponen
β1, β2, β3 adalah koefisien regresi (dihitung berdasarkan respon
percobaan)

- Dalam optimasi model SLD, jumlah sesungguhnya suatu komponen dalam


campuran, diterjemahkan sebagai proporsi yang merupakan bilangan nol
atau positif dan tidak boleh berupa bilangan negatif.
- Jumlah seluruh proporsi semua komponen adalah 1.
- Jika X1, X2,………, Xq adalah proporsi komponen 1, 2,3,……q, maka
0≤Xi≤1.
- Jika terdapat 3 komponen (q = 3) yaitu A, B, C, maka digambarkan dalam
bentuk dua dimensi berupa segitiga sama sisi (model special cubic)
dengan 3 sudut. Pada masing-masing sudut segitiga sama sisi
menunjukkan komponen tunggal dengan nilai proporsi sama dengan 1. Hal
yang perlu diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus mempunyai skala
yang sama (Bolton, 1997).

4. Factorial Design

Desain faktorial adalah suatu desain untuk menentukan pengaruh beberapa


faktor dan interaksinya secara simultan. Desain ini digunakan dalam percobaan
dimana efek dari faktor yang berbeda. Aplikasi persamaan regresi yaitu teknik
untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau
lebih variabel bebas. Faktor : variabel yang ditetapkan, misal : waktu, suhu,
konsentrasi. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan
secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan.

Beberapa contoh penggunaan desain faktorial adalah percobaan untuk


mengetahui pengaruh disintegran dan konsentrasi pelumas atau untuk
menentukan kemanjuran dari kombinasi dua bahan aktif dalam formulasi
(Banker dan Christopher, 1996). Optimasi adalah suatu teknik yang
memberikan keuntungan baik pemahaman maupun kemudahan dalam mencari
dan memakai suatu range faktor-faktor untuk formula dan prosesnya
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

7
Maka dalam penelitian ini dilakukan optimasi guna mendapatkan konsentrasi
optimum antara bahan pengikat (gelatin) dan penghancur (explotab) untuk
menghasilkan tablet yang memiliki sifat fisik yang baik. Optimasi
menggunakan metode factorial design untuk menentukan secara simulasi efek
dari beberapa faktor secara signifikan. Dengan kata lain, dari metode ini dapat
ditentukan faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan pada suatu
respon.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Secara umum optimasi berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau
maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi
juga dapat berarti upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai
kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi.

Kelemahan :

 Banyaknya percobaan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang


optimal tidak dikethaui sebelumnya
 Lambat, mahal dan perlu banyak uji secara bertahap
 Tidak dpt menganalisis interaksi antara satu faktor dgn faktor lain
 Sebagian dari bidang respon tidak terinvestigasi sehingga kemungkinan
diperoleh sub optimal
Keuntungan optimasi : untuk mendapatkan keuntungan maksimum dengan
kerugian yang minum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suhesti, Sri Tuti Dan Achmad Fudholi. (2009). Optimasi formula sediaan tablet
piroksikam menggunakan bahan flowlac, avicel dan compritol secara Simplex
Lattice Design: Majalah Farmasi Indonesia.
Setyawan, Eka Indra Dan Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti.(2014). Optimasi Formula
Patch Mukoadhesif Ektrak Daun Sirih (Piper Betle L) Sebagai Antiinflamasi
Gusi. Denpasar: Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Udayana.

Ida, N. Dan Fauziah, N. (2012). Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya
(Aloe vera L.). Majalah Farmasi dan Farmakologi, 16(2), 79- 84.

10

Anda mungkin juga menyukai