Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Aset FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut

(SFAC No 6, prg 25): Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by
a perticular entity as a result of past transactions or events. Dari pengertian tersebut dapa
dikatakan bahwa asset pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi
agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu: 1. Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu
objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas
mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain
kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa,
karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan
untuk melunasi kewajiban; 2. Dikuasai atau dikendalikan entitas Untuk dapat disebut sebagai
aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas.
Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan.
Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan,
menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap
manfaat tersebut; 3. Timbul akibat transaksi masa lalu. Kriteria ini sebenarnya
menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-
test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa
lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau
kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena
transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan
(mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu
investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan
usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan
dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 6), dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Historical cost yaitu tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan
sediaan dilaporkan atas dasar kos; 2. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan
sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus
dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang; 3. Current market value. Beberapa jenis
investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas
atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi
perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi; 4. Net realizable value. Beberapa jenis piutang
jangka pendek dan persediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah
rupiah kas atau setaranya yang akan diterima dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan
(kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya; 5. Present
(or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disjikan
sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan
tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk
mendapatkan penerimaan tersebut.
Jadi kesimpulannya adalah dalam SFAC NO.6 dijelaskan bahwa asset adalah manfaat
ekonomi di masa depan yang diperoleh dan dikendalikan oleh entitas sebagai suatu hasil dari
kejadian atau transaksi masa lalu. Tetapi di dalam kejadian tidak melibatkan kejadi transaksi
perusahaan, melainkan transaksi dengan perusahaan pihak lian. Berbagai kejadian/transaksi
yang terjadi di luar perusahaan, merupakan tolok ukur niai wajar bagi perusahaan.
Marlina Elisabeth Hasibuan 1707531043
Anak Agung Istri Mita Suryani 1707531046

ASSET BASED ON SFAC NO.6


The definition of Assets from FASB defines assets in its conceptual framework as
follows (SFAC No 6, prg 25): Assets are probable future economic benefits obtained or
controlled by a particular entity as a result of past transactions or events. From this
understanding, it can be said that assets basically have three main characteristics that must be
met so that an object or item can be called an asset, namely: 1. To be called an asset, an object
must contain economic benefits that are reasonably certain in the future. Money or cash has
benefits or potential services because of their purchasing power or exchangeability. Sources
other than cash have economic benefits because they can be exchanged for cash, goods or
services, because they can be used to produce goods and services, or because they can be used
to pay off obligations; 2. Controlled or managed by an entity. To be called an asset, an object
does not have to be owned by an entity but is sufficiently controlled by the entity. Therefore,
the concept of mastery is more important than the concept of ownership. Mastery here means
the entity's ability to obtain, maintain / hold, exchange, use economic benefits and prevent the
other party's access to these benefits; 3. Arise due to past transactions. This criterion actually
enhances the mastery criteria and at the same time as a criterion or first-test for object
recognition as an asset. Assets must arise as a result of transactions or past events are criteria
to meet the definition. Mastery must be preceded by an economic transaction or event. The
FASB includes a transaction or event as an asset criterion because the transaction or event can
cause (increase) or exclude (reduce) the asset. For example changes in interest rates,
depreciation or accidents.
The purpose of asset valuation is to represent the attributes of asset items linked to the
purpose of the financial statements using an appropriate valuation basis. While the purpose of
financial reporting is to provide information that can help investors and creditors in assessing
the amount, time and uncertainty of net cash flow to business entities. In short, the purpose of
asset valuation must be linked to the purpose of financial reporting.
The FASB identifies five meanings or attributes that can be represented in relation to
assets, the basis for valuation according to the FASB (SFAC No. 6), can be summarized as
follows: 1. Historical costs, namely land, buildings, equipment, plant equipment, and most
preparations are reported on a cost basis ; 2. Current (replacement) cost. Some preparations are
presented at the present value or its replacement, that is, the amount of cash in cash or
equivalent which must be sacrificed if certain assets are obtained now; 3. Current market value.
Several types of investments in securities are presented on the basis of current market value,
namely the amount of cash rupiah or equivalent that can be obtained by a business entity by
selling the assets under normal company conditions (will not be liquidated; 4. Net realizable
value. Several types of short-term receivables and inventories goods are presented at net
realizable value, i.e. the amount of cash rupiah or equivalent to be received from the asset less
the sacrifice (cost) needed to convert the asset to cash or equivalent 5. Present (or discounted)
value of future cash flows. long-term investments are presented at the present value of future
cash receipts until the receivables are paid (at an implicit discount rate) reduced by the
additional costs that may be needed to obtain the receipts.
So the conclusion is that in SFAC NO.6 explained that assets are future economic
benefits obtained and controlled by an entity as a result of past events or transactions. But in
the incident does not involve the occurrence of company transactions, but transactions with
other parties. Various events / transactions that occur outside the company, is a reasonable
benchmark for the company.
Question : Which view of profit or income should be used based on an asset ?

Anda mungkin juga menyukai