Take Home CG
Take Home CG
NIM : 16/397068/EK/21024
Saat ini, corporate governance atau tata kelola perusahaan menjadi persoalan yang
sesuai dengan jiwa perusahaannya. Tata kelola yang diterapkan sebisa mungkin sejalan
dengan visi dan misi perusahaan. Dengan demikian, pencapaian tujuan perusahaan
menjadi lebih efektif dan efisien. Atas adanya corporate governance, muncullah istilah
Good Corporate Governance sebagai suatu tolak ukur. Terdapat beberapa indikator untuk
hukum, kesetaraan, efektifitas, efisiensi, berorientasi pada konsensus, dan visi strategis.
Governance ini, salah satunya adalah perusahaan negara, BUMN. Sudah sejak tahun
2011, BUMN menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dengan mengacu pada
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Konsep GCG yang sudah sangat terkenal dan dianggap dapat memberikan
dampak positif ternyata masih menimbulkan pertanyaan dibenak pengamat usaha dan
para ahli. Pertanyaan yang muncul adalah apakah memang konsep GCG diterapkan
dengan semestinya atau penerapannya ternyata hanya menguntungkan salah satu pihak,
yaitu kaum kapitalis. Terdapat satu pendapat bahwa GCG yang diterapkan di perusahaan-
perusahaan swasta hanya menguntungkan pihak kapitalis dan tidak membawa dampak
pada instrument perusahaan yang lain seperti karyawan. Ditengah perdebatan tersebut
Democratic corporate governance (DCG) merupakan sebuah prinsip dan acuan tata kelola
hanya para pemilik modal tapi juga instrumen perusahaan lainnya, seperti karyawan, dan
juga para pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah. Konsep ini dianggap lebih
Corporate Governance
(World Bank, 1989). Dari arti governance tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
corporate governance adalah suatu proses pengambilan keputusan yang terjadi dalam
suatu korporasi.
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain
Menurut Bank Dunia (World Bank) yang dikutip oleh Iman dan Amin (2002: 4),
secara keseluruhan”.1
antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
singkat bahwa corporate governance adalah sebuah konsep mengenai tata kelola yang
mengatur seluruh instrumen korporasi dan juga stakeholder yang terlibat dengan
korporasi tersebut.
1
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4495/Bab%202.pdf?sequence=10
diakses pada 14 Juni 2019
diperoleh dengan dilaksanakannya corporate governance berdasarkan Forum for
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid
value.
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus
akan meningkatkan shareholder’s value dan dividen. Khusus bagi BUMN akan
Corporate Governance (GCG). Di Indonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis
ekonomi tahun 1997. Krisis yang berkepanjangan yang dinilai disebabkan karena tidak
regulasi dan sarat dengan praktek korupsi, kolusi, nepotisme (Budiati, 2012).2 Muh.
Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good Corporate Governance, pengertian
GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama
mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan
2
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/ diakses pada 14 Juni 2019
aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka
panjang.
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip
demokrasi, pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggran serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (World Bank,
1992a).3
penegakan hukum, kesetaraan, efektifitas, efisiensi, berorientasi pada konsensus, dan visi
strategis. Sementara Bank Dunia menawarkan setidaknya terdapat tiga indikator untuk
mengukur good governance sebagaimana yang dikutip oleh Agustiono dan Ambar TS
dalam buku “Memahami Good Governance”. Adapun ketiga indikator tersebut adalah:
(1) bentuk rejim politik, (2) proses dimana kekuasaan digunakan di dalam manajemen
sumber daya sosial dan ekonomi bagi kepentingan pembangunan, dan (3) kemampuan
melaksanakan fungsifungsinya.4
Demokrasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi Indonesia. Demokrasi adalah
sebuah amanat dari para pendiri bangsa ini. Mereka telah bersepakat untuk menjadikan
3
https://media.neliti.com/media/publications/44240-ID-the-role-of-government-and-its-provision-on-the-
quality-of-education-the-case-of.pdf diakses pada 16 Juni 2019
4
Mastuti, Sri. “Mengawal Perkembangan Democratic Governance: Pegangan Para Praktisi Kemitraan
Universitas-Masyarakat”. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2016. Diakses pada 16 Juni 2019
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara demokrasi, sebagaimana
yang tercantum dalam dasar negara Pancasila sila ke empat, yang berbunyi “Kerakyatan
itu, disebutkan juga dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi “Kedaulatan berada
dimaksudkan oleh para pendiri NKRI tidak hanya berkutat pada urusan politik, tapi pada
semua urusan negara termasuk ekonomi. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia
parlementer atau pemerintahan, tapi juga harus dalam ekonomi. Demokrasi pemerintahan
di Indonesia sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2004 yaitu dengan diadakannya
pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Sedangkan demokrasi ekonomi,
Demokrasi yang ingin di wujudkan Soekarno, Hatta, dan para pendiri bangsa
lainnya di Indonesia bukanlah demokrasi modern yang lahir dari Revolusi Perancis.
Menurut Soekarno, demokrasi yang tercipta dari revolusi perancis hanya menguntungkan
kaum borjuis dan tempat tumbuhnya kapitalisme. Pendapat yang sama juga dikemukakan
oleh Hatta (2010:14), yang mengatakan bahwa kebebasan individu ini nantinya
para pemilik modal, kritik selajutnya dapat kita baca sebagai berikut :
“Jadinya, demokrasi Barat yang dilahirkan oleh Revolusi Prancis tiada membawa
kapitalisme, sebab itu demokrasi politik saja tidaklah cukup untuk mencapai
banyak juga.”5
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa demokrasi Barat hanya memberikan
kedaulatan kaum pemodal, Hatta menambahkan, demokrasi kapitalis inilah yang harus
ditolak dan tidak cocok untuk Indonesia. Pandangan Soekarno dan Hatta tersebut menjadi
cikal bakal lahirnya konsep demokrasi ekonomi yang tertuang dalam pasal 33 ayat 4 UUD
ekonomi nasional”.
konsep tata kelola perusahaan yaitu democratic corporate governance (DCG). DCG
miskin dan terpinggirkan - untuk memiliki suara dalam cara mereka diatur, bagaimana
serangkaian cara dan proses untuk mencapai tujuan atau cita-cita bersama dengan
5
https://media.neliti.com/media/publications/140373-ID-konsepsi-dan-implementasi-demokrasi-panc.pdf
diakses pada 16 Juni 2019
didasarkan pada prinsip menghargai martabat kemanusiaan (HAM, hak warga negara),
kesetaraan dan non diskriminasi (termasuk kesetaraan gender), tanpa kekerasan (non-
Dari dua difinisi tersebut, dalam konteks korporasi, democratic governance dapat
diartikan sebagai sebuah prinsip dan acuan tata kelola korporasi (perusahaan) yang lebih
memerhatikan pemenuhan kepetingan bersama, tidak hanya para pemilik modal tapi juga
instrumen perusahaan lainnya, seperti karyawan, dan juga para pemangku kepentingan
Democratic Governance, terdapat tujuh pilar penting yang perlu diperhatikan menurut
Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan badan usaha yang dikelola oleh
negara. Pada hakikatnya dalam konteks demokrasi ekonomi, BUMN merupakan sebuah
badan usaha yang dimiliki secara kolektif oleh seluruh masyarakat, tapi dalam
pengelolaannya diserahkan pada negara. BUMN dibentuk dengan tujuan untuk mencapai
mulai memperhatikan tata kelola perusahaan. Konsep tata kelola perusahaan yang
diterapkan oleh BUMN saat ini adalah Good Corporate Governance (GCG) yang
yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara adalah prinsip-
1. mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat,
BUMN;
Perum;
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
di sekitar BUMN;
tersebut relevan dengan amanat dibentuknya BUMN dan apakah konsep DCG dapat lebih
sesuai dengan jiwa BUMN. Jika diperhatikan, sebenarnya konsep yang ada dalam
peraturan menteri BUMN tersebut sudah sesuai dengan amanat yang diberikan kepada
BUMN. Dampak yang diharapkan juga menyeluruh, yaitu bagi perusahaan itu sendiri,
pegawai/karyawan, investor, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Namun, jika dilihat dari
pelaksanaannya, konsep GCG tersebut masih menyimpang dan masih condong untuk
memenuhi satu kepentingan saja, yaitu para pemilik modal. Penelian yang dilakukan
secara konsisten terhadap pelaksanaan GCG menjadi terkesan kurang berguna jika
BUMN saja, tapi pada perusahaan swasta lainnya bahkan penyimpangan pada perusahaan
Penyimpangan yang terjadi pada BUMN mungkin saja dianggap sebagai hal
sepele karena melihat dari tuntutan persaingan yang ada. Jelas terlihat saat ini pamor
lainnya yang ada di Indonesia. Selain itu, dalam tubuh BUMN juga muncul sebuah
kebimbangan antara mati atau bertahan. Disatu sisi BUMN tidak boleh mati karena
menanggung amanat besar dari negara, tapi disisi lain ketika memilih bertahan maka mau
tidak mau BUMN juga harus berurusan dengan para pemilik modal atau para kapitalis.
Oleh sebab itulah, terjadinya penyimpangan atau kecondongan pada pemenuhan salah
satu pihak, dalam hal ini adalah kapitalis, menjadi sangat mungkin terjadi dalam
pada BUMN menjadi 50:50. Secara konsep, memang DCG akan lebih relevan dengan
jiwa BUMN dan demokrasi ekonomi yang berlaku di Indonesia. DCG memberikan
penekanan yang lebih terhadap kesetaraan dan keadilan pemenuhan kepentingan. DCG
juga lebih menuntut adanya partisipasi aspirasi dari semua komponen perusahaan.
pengelolaan BUMN dan pelaksanaan demokrasi ekonomi. Namun, kembali lagi pada
memberikan perubahan yang signifikan karena bila dicermati dalam peraturan menteri
BUMN tersebut juga telah memuat beberapa poin DCG. Jadi, baik GCG, maupun DCG
jika tidak diterapkan secara benar dan pelaksanaannya tidak didukung oleh negara, tidak
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pencapaian tujuan BUMN.
Kesimpulan
Corporate governance atau yang diartikan sebagai sebuah konsep mengenai tata kelola
yang mengatur seluruh instrumen korporasi dan juga stakeholder yang terlibat dengan
korporasi tersebut. Saat ini, konsep corporate governance telah diterapkan dalam berbagai
perusahaan baik perusahaan swasta, maupun perusahaan milik negara. Terjadi berbagai
perusahaan milik negara, BUMN. Sudah sejak tahun 2011, BUMN menerapkan Good
Corporate Governance (GCG) dengan mengacu pada Peraturan Menteri BUMN Nomor:
yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Terlepas dari
itu, ternyata pengertian dan penerapan GCG saat ini memicu sebuah pertanyaan tentang
kepada siapa sebenarnya “good” tersebut ditujukan. Berdasarkan pengertian dari GCG
pula, dapat dilihat bahwa sebenarnya yang paling diperhatikan adalah para pemilik modal
atau kaum kapitalis. Sedangkan konsepsi awal adanya corporate governance adalah untuk
menata sebuah korporasi (perusahaan) agar dapat berjalan dengan baik dengan
Kemudian, muncul gagasan untuk mengganti GCG dengan DCG karena dianggap lebih
mampu memberikan kesetaraan dan keadilan bagi setiap instrumen perusahaan dan
stakeholder yang terkait, tidak hanya terpusat pada pemilik modal. Selain itu juga, konsep
DCG lebih sesuai dengan sistem demokrasi ekonomi karena sama-sama menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi dalam penerapannya. Oleh karena itu, penerapan DCG pada
BUMN akan lebih terarah pada tujuan pencapaian kesejahteran masayrakat, bukan untuk
para pemilik modal atau kaum kapitalis. Namun, terdapat beberapa masalah lain yang
GCG ataupun DCG harus dibarengi dengan komitmen pemerintah untuk membantu
https://blog.gamatechno.com/4-indikator-penting-tata-kelola-pemerintahan-yang-baik/
Indonesia”. https://media.neliti.com/media/publications/140373-ID-konsepsi-dan-
Sumiyati, Yeti. “Peranan BUMN dalam Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
https://media.neliti.com/media/publications/102689-ID-peranan-bumn-dalam-
https://media.neliti.com/media/publications/44240-ID-the-role-of-government-and-its-
Juni 2019
14 Juni 2019