Makalah Non STEMI
Makalah Non STEMI
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus atau embolus (Dorland,
2002). Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan
vasokonstriksi. Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, trombus atau
plak aterosklerosis. Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor, volvulus
atau hernia. Ruptur karena trauma disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis.
Vaskokonstriksi pembuluh darah dapat disebabkan obat-obatan seperti kokain
(Wikipedia, 2010).
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis
sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55
tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
Otot jantung diperdarahi oleh 2 pembuluh koroner utama, yaitu arteri koroner kanan dan
arteri koroner kiri. Kedua arteri ini keluar dari aorta. Arteri koroner kiri kemudian
bercabang menjadi arteri desendens anterior kiri dan arteri sirkumfleks kiri. Arteri
desendens anterior kiri berjalan pada sulkus interventrikuler hingga ke apeks jantung.
Arteri sirkumfleks kiri berjalan pada sulkus arterio-ventrikuler dan mengelilingi
permukaan posterior jantung. Arteri koroner kanan berjalan di dalam sulkus atrio-
ventrikuler ke kanan bawah (Oemar, 1996). Anatomi pembuluh darah jantung dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
2. INSIDEN
Infark miokardium akut tanpa elevasi ST merupakan penyebab kematian utama bagi
laki-laki dan perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita
infark miokard setiaptahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal akibat penyakit
ini.Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dada, yang menjadi salah satu
gejala yang paling sering didapatkan pada pasien yang datang ke IGD, diperkirakan
5,3 juta kunjungan /tahun. Kira-kira 1/3 darinya disebabkan oleh UA/NSTEMI, dan
merupakan penyebab terseringkunjungan ke rumah sakit pada penyakit jantung.
Angka kunjungan pasien UA/NSTEMI semakinmeningkat, sementara angka infark
miokard dengan elevasi ST menurun.
3. ETIOLOGI
Infark miokardium akut tanpa elevasi ST terjadi jika suplai oksigen yang tidak
sesuaidengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkab
kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan
oksigenasi tersebut diantaranya:1. Berkurangnya suplai oksigen ke
miokard.Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:
Berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel
jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya:
atherosclerosis, spasme, dan arteritis.Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada
orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh
sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor
pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi
yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis, maupuntrikuspidalis)
menyebabkan menurunnya cardiac out put (COP). Penurunan COP yang diikuti oleh
penurunan sirkulasi menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan
adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika dayaangkut
darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan pemompaan
jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang menyebabkan
terganggunya daya angkut darah antara lain: anemia, hipoksemia,dan polisitemia2.
Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh Pada orang normal meningkatnya kebutuhan
oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung
untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit
jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnyamakin memperberat kondisinya
karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkansuplai oksigen tidak
bertambah.Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen akanmemicu terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih, emosi,
makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark
karena semakin banyak sel yangharus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen
menurun akibat dari pemompaan yangtidak efektive
5. PATOFISIOLOGIS
6. GEJALA KLINIS
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadangkala diepigastrium dengan ciri
seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasaa penuh,
berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada NSTEMI.
Analisis berdaasrkan gambaran klinis menunjukan bahwa mereka ang memiliki gejala
dengan onset baru angina berat/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan
dengan yang memiliki nyeri pada waktu istirahat. Walaupun gejala has rasa tidak enak
didada iskemia pada NSTEMI telah diketahui dengan baik, gejala tidak khas seperti
dispneu, mual, diabforesi sinkop atau nyeri di lengan, epigastrium, nahu atas atau leher
juga terjadi dalam kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65
tahun.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat kesehatan pribadi dan
keluarga, serta hasil test diagnostic.
a. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliranlistrik diarahkan menjauh dari
jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringaniskemik akan mengubah segmen ST
menyebabkan depresi ST.Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan
gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat
nekrosisterbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area
nekrotik,gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif
b. Test Darah
Selama serangan iskemia, sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga protein-protein
tertentu keluar masuk aliran darah.
termasuk dalam hal ini CPK-MB terdeteksisetelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24
jam dan kembali menjadi normalsetelah 24 jam berikutnya.
terjadi pada tahap lanjut infark miokard yaitusetelah 24 jam kemudian mencapai puncak
dalam 3-6 hari. Masih dapatdideteksi sampai dengan 2 minggu.Iso enzim LDH lebih
spesifik dibandingkan CPK-MB akan tetapi penggunaanklinisnya masih kalah akurat
dengan nilai Troponin, terutama Troponin T.Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata
isoenzim CPK-MB maupun LDHselain ditemukan pada otot jantung juga bisa ditemukan
pada otot skeletal.
Troponin T&I
8. DIAGNOSIS
Angina pektoris tak stabil [ unstable angina = UA] dan Infark miokardiumakut tanpa
elevasi ST [ Non STEMI ]diketahui merupakan suatukesinambungan dengan kemiripan
patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada pinsipnya diagnosis Non STEMI dapat
ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis
miokard berupa peningkatan biomarker jantung
9. PENATALAKSANAAN
Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur dengan pemantauan EKG untuk devisis
segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapai harus dipertimbangkan
pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
Terapi antiiskemia
Terapi antiplatelet/antikougulan
Terapi invansiv ( kateterisasi dini/revaskularisasi.
Perawatan sebelum meninggalkan RS dan sesudah perawatan.
I. Terapi antiiskemia
Aspirin
Klopidogrel
Antagonis GP IIb/IIIa
BAB III
KESIMPULAN
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dada, yang menjadi salah satu gejala yang
palingsering didapatkan pada pasien yang datang ke IGD, diperkirakan 5,3 juta kunjungan /
tahun. Kira-kira1/3 darinya disebabkan oleh UA/NSTEMI, dan merupakan penyebab
tersering kunjungan ke rumahsakit pada penyakit jantung. Angka kunjungan pasien
UA/NSTEMI semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall, 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC, Jakarta