Anda di halaman 1dari 2

MOTIF DAN MOTIVASI BELAJAR

Motif atau dalam bahasa inggris “motive”. berasal dari kata movere atau motion yang
berarti gerakan atau sesuatu yg bergerak. Dalam psikologi, istilah motif pun erat
hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga
perbuatan atau perilaku. Motif dalam sosiologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatuperbuatan atau perilaku.

Disamping istilah “motif”, dikenal pula dalam bidang psikologi istilah “motivasi”.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk pada sebuah proses gerakan itu,
termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang
ditimbulakan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan.
Misalnya, seorang yang baru lulus universitas dan sedang mencari pekerjaan. Dia sangat
termotivasi dalam mencari pekerjaan itu. Dia rajin membaca iklan lowongan kerja, rajin
menulis surat lamaran.

Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi perantara pada


organisme atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu kondisi dalam diri individu yang dinamakan
ketidakseimbangan, misalnya kepanasan.

Kadang-kadang, perilaku tidak menghasilkan keseimbangan, misalnya karena tujuan


perilaku untuk memenuhi kebutuhan tidak tercapai. Dalam hal ini akan timbul kekecewaan
atau frustasi.

Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya perilaku. Meskipun ada kebutuhan
misalnya, tetapi kebutuhan ini tidak menciptakan motif, maka tidak akan terjadi perilaku.
Hal ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor diri individu, seperti
faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
Misalnya seseorang yang lapar dalam kelas ketika sedang ada pelajaran tidak akan terdorong
untuk makan di tempat itu juga, karena itu melanggar disiplin sekolah. Anak itu akan
menunda pemenuhan kebutuhannya sampai keadaan mengizinkan.

Contoh lain seorang lulusan SMA ingin menjadi dokter. Keinginan ini belum tentu akan
menimbulkan motif untuk masuk ke fakultas kedokteran, karena dia tahu bahwa
persyaratan dan persaingan untuk masuk kedokteran berat sekali dan ia merasa peluangnya
untuk diterima kecil sekali.
Sumber: buku pengantar psikologi umum, Sarlito W. Sarwono

Anda mungkin juga menyukai