Anda di halaman 1dari 23

INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT

UMUM
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh sanitasian


terhadap tempat-tempat umum seperti: tempat ibadah,
sekolah, hotel, terminal stasiun, kolam renang, salon, rumah
sakit, puskesmas, perkantoran dan lain-lain.
Pengertian 2. Pengawasan adalah pengendalian secara terus menerus
terhadap suatu keadaan atau kegiatan serta melakukan
tindakan koreksi terhadap keadaan atau kegiatan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan sehingga
dapat merugikan kesehatan masyarakat.
Untuk mengetahui sejauh mana keadaan tempat-tempat untuk
Tujuan untuk mengoreksi terhadap keadaan atau kegiatan yang
menyimpang.

Kebijakan

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


2. Peraturan Menteri kesehatan Nomor
416/menkes/PM/IX/1990 tentangsyarat-syarat dan
pengawasan kualitas airl
Referensi 3. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
492/menkes/per. /VI/1991 tentang persyaratan kesling kolam
renang dan pemandian umum
4. Persyaratan kesling tempat-tempat umum, Depkes RI tahun
1993
a. Persiapan bahan dan alat
1. Format insfeksi tempat-tempat umum
2. Luxmeter
3. Hygrometer
b. Langkah-langkah prosedur:
1. Persiapan
 Membuat rencana jadwal kunjungan
pemeriksaan secara periodic, setiap tempat-
tempat umum harus dikunjungi setiap 6 bulan
sekali.
Prosedur  Menentukan rencana jadwal pemeriksaan
lengkap dengan sasaran pemeriksaan, lengkap
dengan nama dan alamat.
 Persiapan surat tugas dan tanda pengenal
lainnya seperti label nama.
 Mempersiapkan instrument pemeriksaan
 Formulir pemeriksaan
 Berita acara
 Visum kunjungan
 Buku pemeriksaan
 Peralatan
INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT
UMUM
UPT No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabaka No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
n SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
2. Pemberitahuan
 Untuk pemberitahuan tergantung tujuan,
jika untuk melihat kenyataan
 Sebenarnya tidak perlu dilakukan
pemberitahuan atau inspeksi sanitasi
mendadak tetapi untuk menghindari pemilik
tempat-tempat umum makanan pergi maka
lebih baik ada pemberihuan secara lisan
atau tertulis, sebaiknya pemberitahuan
dikirim dengan surat resmi yang merupakan
dokumen otentik tang ditandatangani
kepala puskesmas.
3. Kunjungan
 Persiapkan mental petugas dan hal-hal
yang memperlancar kunjungan seperti alat
transportasi, rencana kunjungan secara
mapping.
 Bila ada pemberitahuan usahakan
membuat perjanjian melalui telepon dengan
menetapkan waktu
 Kedatangan kelokasi secara sopan dengan
car melapor terlebih dahulu dan menunggu
sesuai dengan ketentuan setempat.
 Pakailah tanda pengenal secara mudah
dilihat dan memperlihatkan surat tugas
 Utarakan maksud dan tujuan
pemberitahuan anda kepala pengusaha
sampai mendapat pengertian dan kerelaan
untuk diperiksa.
Yakinkan kepada diri sendiri dan kepada
pengusaha bahwa pemeriksaan bukan
untuk mencari kesalahan, tetapi justru
membantu peningkatan keadaan yang
belum baik dengan car menunjukan
keadaan tersebut dan cara memperbaikinya
yang harus dilakukan untuk kepentingan
pengusaha sendiri bukan untuk
pemeriksaan.
 Berikanlah umpan balik setiap kali
melakukan pemeriksaan dan kemukakan
pula alasan-alasannya serta cara
mengatasinya
 Setiap melakukan kunjungan selalu bersifat
corret (teliti), dan bersifat membina. Bila
ditemukan kekeliruan berikan cara
mengatasinya yang dapat dilaksanakan dan
bukan yang tidak mungkin dikerjakan.
 Pamitlah setelah selesai melakukan
kunjungan dan meminta maaf kalau ada
hal-hal yang mengganggu karena tersebut
INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT
UMUM
UPT No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabaka No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
n SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
4. Pemeriksaan
 Lakukan pemeriksaan dengan observasi
maupun pengukuran sesuai formulir
 Observasi dan pengukuran meliputi:
 kebersihan secara umum
 kebersihan dan kerapihan karyawan
 ada tidaknya binatang pengerat dan
peliharaan
 pengukuran pencahayaan bila
diperlukan
 system pembuangan air limbah
 kondisi bangunan
 penyediaan air bersih
 kebisingan
 tempat sampah
 jamban urinoir
5. penilaian
 penilaian fisik
 penilaian ini direalisasikan dalam
bentuk chek list dengan system
bobot nilai, nilai baik atau memenuhi
syarat jika mencapai 70% atau lebih.
 Penilaian kualitas
 Pemeriksaan kualitas air besih
 Pemeriksaan kualitas udara
 Pemeriksaan kualitas air limbah
 Kesimpulan pemeriksaan
 Dari kedua pemeriksaan tersebut diambil
suatu kesimpulan hasil pemeriksaan
setelah diperoleh hasil pemeriksaan
laboratorium.
6. Pengambilan gambar
Bila memungkinkan makan dilakukan pengambilan
gambar yang berguna untuk :
 Melihat perubahan yeng terjadi pada setiap
pemeriksaan
 Memotivasi pengusaha untuk mau
melakukan pembenahan dan perbaikan
 Bahan penyuluhan dan laporan kegiatan
7. Buku pemeriksaan tempat-tempat umum
 Setiap tempat-tempat umum disediakan
buku pemeriksaan tempat-tempat
umumdengan maksud untuk menuliskan
riwayat dari waktu ke waktu sehingga dapat
diikuti perkembangan penyehatannya.
 Untuk setiap penjamah diberikan buku
penyehatan penjamah yang merupakan
catatan riwayat kesehatannya.
8. Penyuluhan diskusi
INSPEKSI SANITASI TEMPAT-TEMPAT
UMUM
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabakan No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
Selam kunjungan lakukan penyuluhan dan motivasi, baik
mengenai hasil pemeriksaan maupun persyaratan yang harus
diikuti serta saran teknis lainnya.

1. Dinas kesehatan
2. Dinas terkait lainnya, seperti : dinas pendidikan,
Unit Terkait Departemen Agama dll.
3. Bidan Desa?PKD
4. Kader /Aparat Desa
Laporan bulanan hasil inspeksi sanitasi tempat-tempat umum
Dokumen terkait
(F-ISTTU 016)

Persiapan Alat dan Bahan

Pemberitahuan kepada pemilik tempat-tempat umum

Kunjungan ke lokasi

Pemeriksaan sanitasi lingkungan TTU


Diagram Alir

Penilaian sanitasi lingkungan TTU

Pengisian buku pemeriksaan TTU

penyuluhan

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan


sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak.
2. Pengawasan adalah pengendalian secara terus menerus
Pengertian
terhadap suatu keadaan atau kegiatan serta melakukan
tindakan atau koreksi terhadap keadaan atau kegiatan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan sehingga
dapat merugikan kesehatan masyarakat.
1. Untuk memperoleh hasil pengambilan sampel yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan
pengambilan sampel.
Tujuan
2. Untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air
yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan,
serta meningkatkan kualitas air

Kebijakan

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


2. Peraturan Menteri kesehatan Nomor
416/menkes/PM/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air.
Referensi 3. Peraturan menteri kesehatan republic indonesia nomor
492/menkes/per. /VI/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum.
Menteri pelatihan penyehatan bagi petugas kesehatan lingkungan
puskesmas, depkes RI tahun 1995
I. Sampel fisika dan kimia
1. Air dari jaringan pipa, air sumur gali, air sumur pompa
tangan dan air mata air :
a. Botol timba yang akan digunakan dan semua wadah
yang akan diisi dibilas dengan 3 kali. Pada waktu
pengisian air kedalam botol dan wadah yang dihindarkan
terjadinya aerasi.
Contoh yang diperlukan (sangat tergantung dari analisa
parameter yang akan dilaksanakan).
Prosedur  1 botol oksigen disisi penuh utnuk pemeriksaan CO2
agresif.
 5 liter dalam jerigen.
 2 botol 500 ml diisi ¾ volume masing-masing
diawetkan dengan tolual dan asam sulfat paket
sebanyak 3 tetes.
b. Parameter yang harus diperika dilapangan : bau, rasa,
temperature udar dan air, sisa chlor dan PH.
c. Contoh air sebaiknya diperiksa ke laboratorium, apabila
tidak memungkinkan contoh dapat diperiksa dengan
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
selang waktu maksimal 72 jam.
2. Air sungai, air rawa, danau, waduk, air laut dan saluran
air :
a. Sama dengan langkahbpadaI.a
b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :
 2 botol oksigen yang penuh
 5 liter dalam jerigen
 2 botol 500 ml diisi ¾ volume masing-masing
diawetkan dengan botol toluol dan asam sulfat
pekat 3 tetes.
c. Sama dengan langkah pada 1.c
d. Sama dengan langkah pada 1.d
II. II. Sampel Mikrobiologi
1. Pengambilan contoh air dari jaringan pipa dan sumur
pompa tangan:
a. kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3
menit atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk
membersihkan pipa persil kemudian ditutup.
b. Kran dipanaskan/diaseptis dengan nyala api dari alcohol
atau spirtus.
c. Kran dibuka 1-2 menit kemudian penutup botol dilepas
dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan
kanan.
d. Botol diisi sampai 2/3 volume botol (lebih besar dari 100
ml)
2. Botol yang berisi contoh air dibungkus, diikat dengan tali
bagian lehernya kemudian ditempelkan dengan keterangan
sebagai berikut:
 Jenis air misalnya :air pipa, air sumur gali dan lain-
lain
 Lokasi dan waktu pengambilan
 Pengawetan yang diberikan
 Tanda tangan dan nama pengambil ar
Catatan:
 Air harus jelas dari pipa persil yang dihubungkan
dengan pipa induk.
 Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering
dipakai
 Dihindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat
tambahan yang dipasang pada kran yang bocor.
 Apabila kran kotor harus dibersihkan lebih dahulu.
3. Pengambilan contoh air sumur gali, reservoir, kolam renang
dan mata air :
a. Air diambil dengan botol yang di beri pemberat dibagian
bawah dan bertali kurang lebih 20 m yang diikat pada
pertengahan botol.
Sebelum disucihamakan botol dibungkus dengan kertas
seluruhnya. Dan sebelum mengambil contoh air tangan
harus dibasuh dengan alcohol 70% atau dengan spirtus.
b. Botol dipegang bagian bawah bungkus, kertas dibuka,
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
tangan jangan bersentuhan langsung dengan botol.
c. Tali dilepas dan diturunkan dengan pelan-pelan sampai
mulut botol masuk minimum 10 cm kedalam air (bila
tinggi air memungkinkan).
d. Setelah terisi penuh, botol diangkatdan isi dibuang
sampai volume contoh air menjadi 2/3 volume botol
(lebih besar dari 100 ml).
e. Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali
dengan kertas pembungkus diikat pada lehernya,
kemudian tempeli dengan label seperti diatas.
Catatan :
 Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding
 Botol pemeriksaan untuk sisa chlor dan PH,
contoh diambil dengan botol yang lain yang tidak
diberi natrium thiosulfate.
4. Pengambilan contoh air sungan dan waduk :
a. Botol contoh dipegang didekat dasarnya dan lehernya
diarahkan ke bawah dibawah permukaan.
b. Botol selanjutnya diputar sampai ujung leher sedikit
eatas dan mulut botol mengarah pada arah aliran.
c. Bila tidak terdapat aliran (missal : air waduk) perlu dibuat
dengan cara mendorong maju horizontal dengan arah
menjauh dari tangan.
d. Bila menggunakan perahu pengambilan contoh air
dilakukan pada tempat-tempat dekat perahu.
e. Bila tidak memungkinkan dengan cara seperti yang telah
disebutkan diatas maka pengambilan contoh air
dilakukan seperti sumur gali.
Catatan
 Contoh air sungai sebaiknya diambil adari bagian
yang mengalir dan dekat dengan permukaan.
 Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari.
 Untuk sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil
dari tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter
ari sungai.
Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau
tangan, contoh air dapat diambil dengan botol pemberat.
1. Dinas kesehatan
2. UPT kesehatan lingkungan
Unit Terkait
3. Bidan Desa/ PKD
4. Kader / Aparat
1. Buku catatan pengambilan sampel air
Dokumen terkait
2. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium (F-LAB 007)
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
.

Persiapan Alat dan Bahan

Kunjungan ke lokasi

Sterilisasi Alat

Pengambilan sampel air


Diagram Alir

Pengiriman sampel Air ke UPTKL

Pemeriksaan Sampel Air oleh UPTKL

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PENATALAKSANAAN LIMBAH
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

Proses poko dalam upaya pencegahan infeksi dengan membuang


Pengertian
limbah yang sesuai standar, meliputi limbah cair dan lmbah padat.
1. Mencegah terjadinya infeksi
Tujuan 2. Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cidera
tidak disengaja oleh benda-benda yang terkontaminasi

Kebijakan

Dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar


Referensi
pelayanan
a. Persiapan bahan dan alat :
- Clorin 0,5 %
- Air bersih
- Sabun/deterjen
- Sikat cuci
- Sarung tangan rumah tangga
- Masker
- Pelindung mata
- Topi/ tutup kepala/kap
- Apron
- Alas kaki

b. Langkah-langkah prosedur :
Pembuangan limbah cair
- Limbah cair berkontaminasi : jaringan, darah, urine, tinja,
dan duh tubuh lainnya.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) sewaktu menangani
Prosedur mengangkut sampah cair.
- Tuangkan sampah cair ke wastafel atau kedalam toilet,
siramlah dengan air untuk membuang sisa sampah.
Hindarkan percikan air.
- Jika sistem pembuangan kotoran tidak tersedia,
buanglah sampah cair kelubang yang tertutup, jangan
dibuang ke saluran terbuka.
- Adah bekas sampah cair berkontaminasi dengan
menambahkan larutan klorin 0,5% selama 10 menit
dicuci.
Pembuangan limbah padat
- Limbah padat berkontaminasi : bahan-bahan bekas
pembedahan, kasa bekas pakai, benda-benda lain yang
terkontaminasi darah atau bahan organic lainnya yang
dapat membawa mikroorganisme.
- Buang sampah padat dalam wadah bersepuh logam
atau plastic dengan penutup ketat.
- Kumpulkan wadah sampah secara regular dan pindah
PENATALAKSANAAN LIMBAH
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
kanyang bias dibakar kedalam insenerator atau area
pembakaran.
Unit Terkait UPT Puskesmas Babakan, RS Waled

Dokumen terkait Mou penanganan limbah medis antara upt babakan-RS waled

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Makanan adalah semua bahan baik dalam bentuk yang


dimakan manusia, kecuali air dan obat-obatan.
2. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
Pengertian
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia dan benda lain yang dapat mengganggu manusia,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
1. Untuk memperoleh hasil pengambilan sampel yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan
Tujuan pengambilan sampel.
2. Untuk mencegah penurunan kualitas makanan yang dapat
mengganggu dan membahayakan kesehatan.

Kebijakan

1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Peraturan pemerintah republic Indonesia Nomor 28 tahun 2004
Referensi
3. Panduan pengelolaan pangan yang baik bagi industry rumah
tangga
a. Persiapan bahan dan alat :
1. Sampel makanan padat
a. Pisau plastic steril
b. Timbangan
c. Kertas label
2. Sampel makanan semi padat dan cair :
a. Cidukan steril
b. Baskom steril
c. Plastic steril
d. Timbangan
e. Kertas label
b. Langkah-langkah prosedur
1. Sampel makanan padat :
Prosedur a. Timbanglah sampel sampai mencapai 100/200 gr.
b. Masukkan sampel kedalam plastic steril, bagian dalam
plastic tidak boleh terkontaminasi
c. Cari label
2. Sampel makanan semi padat/cair :
a. Makanan dihomogenkan terlebih dahulu sebanyak tiga kali.
b. Ambil sampel makanandari lima penjuru baskom
c. Timbang sampai mencapai 100/200 ml.
d. Masukan dalam plastic steril
e. Beri label
3. Pelabelan :
a. Jenis makanan
b. Tanggal pengambilan sampel
c. Waktu pengambilan sampel
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
d. Nama TPM
e. Tujuan pemeriksaan
f. Nama petugas.
1. Dinas kesehatan
Unit Terkait 2. UPT kesehatan lingkungan
3. Kader / Aparat desa
1. Buku catatan pengambilan sampel makanan
Dokumen terkait
2. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium (F-LAB 007)

Persiapan Alat dan Bahan

Kunjungan ke lokasi

Sterilisasi Alat

Diagram Alir
Pengambilan sampel makanan

Pengiriman sampel makanan ke UPTKL

Pemeriksaan Sampel makanan oleh UPTKL

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PEMBUATAN LAIK SEHAT RUMAH MAKAN
/ WARUNG MAKAN
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Laik sehat adalah kondisi rumah makan atau warung makan


yang telah memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Keterangana laik sehat adalah bukti tertulis tentang kelayakan
Pengertian sebagai rumah makan / warung makan
3. Rumah makan /warung makan adalah :setiap tempat usaha
komersial yang ruang lngkup kegiatannya menyediakan
makanana dan minuman untuk umum di tempat usaha nya.
1. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan
kesehatan yang berasal dari rumah/warung makan.
Tujuan 2. Terlaksananya penyelenggaraan rumah/warung ,makan yang
sesuai dengan kaida hygiene sanitasi serta prilaku hidup bersih
dan sehat dalam melayani konsumen/masyarakat.

Kebijakan

1. Undag-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Peraturan menteri kesehatan nomor 741/menkes/per/VI/2008
tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/kota.
3. Keputusan menteri republic Indonesia nomor
Referensi
304/menkes/pe/IV/1989 tentang persyaratan kesehatan rumah
makan dan restoran.
4. Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 1098/Menkes/
SK/VII/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah
makan dan restoran.
a. Persiapan bahan dan alat :

1. Format pendataan rumah makan/ warung makan


2. Format audit rumah makan/warung makan
3. Sampel makanan

Langkah langkah prosedur :


1. Pengusaha pengajukan permohonan pembuatan laik sehat
rumah makan / warung makan kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten Cirebon disetai lampiran:
Prosedur
 Foto copy kartu tanda penduduk
 Daftar isian perusahaan
 Peta situasi dan gambar denah bangunan
2. Permohonan dicatat dalam buku register
3. Dinas kesehatan melalui pejabat yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan (audit sanitasi lingkungan) ke tempat-tempat
pengolahan warung makan/rumah makan sesuai formulir
yang baku
4. Pejabat yang ditunjuk yaitu tenaga kesehatan lingkungan
yang secara structural atau fungsional bertanggung jawab
PEMBUATAN LAIK SEHAT RUMAH MAKAN
/ WARUNG MAKAN
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabakan No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
Dalam melaksanakan tugas yang dimaksud.
5. Dinas kesehatan melalui pejabat yang ditunjuk melakukan
pengambilan sampel makanan dan air bersih.
6. Pemeriksaan sampel dilaksanakan oleh UPT kesehatan
lingkungan
7. Bila hasil tidak memenhi syarat makan akan dilKUKn
pengulangan pemeriksaan sampel makanan dan air bersih
serta dilakukan pembinaan.
8. Bagi rumah makan/warung makan yang berdasarkan
pemeriksaan memenuhi syarat, akan diberikan sertifikat laik
sehat.
9. Dinas kesehatan melakukan pmebinaan dan pengawasan
10. Keterangan laik sehat dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
 Izin usaha dicabut
 Perusahaan tutup
1. Dinas kesehatan
Unit Terkait
2. UPTKL
1. Hasil audit rumah makan/warung makan
Dokumen terkait
2. Hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PEMERIKSAAN SUHU
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

Suhu adalah suatu penilaian keadaan atau kondisi lingkungan air


Pengertian
udara dll
1. Untuk mengetahui keadaan atau kondisi lingkungan tertentu
2. Metode sumersibele, prinsip kerja :
Tujuan  Suhu air akan memuaikan air raksa (Hg) / alcohol
yang ada pada thermometer. Besar maui Hg/
alkoholsebanding dengan tingkat suhunya.

Kebijakan

1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Peraturan menteri kesehatan nomor
416/menkes/PM/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air..
Referensi 3. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
492/menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum
4. Menteri pelatihan penyehatan air bagi petugas kesehatan
lingkungan puskesmas, Depkes RI tahun 1995
a. Persiapan bahan dan alat :
1. Gelas kimia 250 ml 2 buah
2. Thermometer
3. Bahan yang digunakan :
 Sampel
 Tisu gulung

b. Langkah-langkah prosedur :
1. Untuk sampel air :
 Celupkan seluruh batang thermometer ke dalam
Prosedur air/sampel, kueang lebih 10 menit.
 Ambil dan catat muai Hg/alcohol pada
thermometer tersebut.
 Catat besarnya suhu yang dinyatakan dalam
derajat celcius atau yang lainnya.
2. Untuk suhu ruangan :
 Letakkan alat pengukur suhu ditempat yang
rata/datar
 Nyalakan tombol power/on
 Atur pada satuan derajat yang diinginkan
 Baca hasilnya
1. Dinas kesehatan
Unit terkait
2. UPT kesehatan lingkungan
Dokumen terkait Buku catatan pengukuran suhu
SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA (SPP-IRT)
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

Merupakan proses pemberian sertifikat penyuluhan keamanan


Pengertian pangan dan sertifikasi produksi pangan kepada industry rumah
tangga.
1. Menghasilkan pangan yang bermutu, aman dikonsumsi, dan
sesuai dengan tuntutan konsumen/masyarakat.
Tujuan 2. Memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memproduksi pangan
yang baik.Mengarahkan industry pangan agar dapat memenuhi
persyaratan kesehatan.

Kebijakan

1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2. Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1996 Tentang Pangan.
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Perlindungan
Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28/PP/VII/2004 Tentang
Referensi
keamanan Mutu, dan Gizi Pangan.
5. Surat keputusan Kepala badan POM RI Nomor
HK.00.05.5.1640 Tanggal 30 april 2003 Tentang pedoman tata
cara penyelenggaraan sertifikasi produksi pangan industry
rumah tangga
a. Persiapan bahan dan alat :
1. Format pendaftaran produksi industry rumah tangga
2. Formulir audit sanitasi tempat pengelolaan makanan dan
minuman
b. Langkah-langkah prosedur :
1. Pengajuan permohonan
Pemilik atau penanggung jawab industri rumah tangga
(IRT)mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah c.q
kepala dinas kesehatan.
Jika produknya seperti dibawah ini, permohonan ditolak dan
Prosedur diminta untuk mendaftarkannya ke Badan POM RI:
 susu dan hasil olahannya.
 Daging, ikan, ungags, dan hasil olahannya yang
memerlukan proses serta penyimpanan beku.
 Pangan kaleng
 Pangan bayi.
 Minuman beralkohol
 Air minum dalam kemasan (AMDK).
 Pangann lain yang wajib memenuhi persyaratan
SNI.
 Pangan lain yang ditetapkan badan POM RI
SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA (SPP-IRT)
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabakan No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
2. Pelaksanaan Penyuluhan Keamanan Pangan
Pemilik/penanggung jawab IRT mengikuti penyuluhan
keamanan pangan dengan kurikulum baku selama 2 hari kerja
per 5 jam yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
3. Pemeriksaan Sarana Produksi
Pemeriksaan sarana produksi pangan IRT dilakukan oleh
petugas dinas kesehatan yang memiliki sertifikat inspektur
pangan yang dikeluarkan oleh badan POM RI c.q POM.
Sertifikasi produksi pangan IRT (SPP-IRT) dan No PIRT
diterbitkan oleh dinas kesehatan jika hasil pemeriksan sarana
produksi nilainya minimal cukup.

4. SPP-IRT Dapat Dibatalkan dan Dicabut


SPP-IRT dapat dicabut atau dibatalkan pemerintah kabupaten
c.q dinas kesehatan apabila:
 Pemilik/penanggung jawab perusahaan melakukan
pelangaran terhadap peraturan yang berlaku dibidang
pangan.
 Pemilik produksi tidak sesuai dengan nama dan alamat yang
tertera pada SPP-IRT.
 Produk pangan terbukti merugikan dan membahayakan
kesehatan jiwa.

1. Dinas kesehatan
Unit Terkait 2. UPTKL
3. Puskesmas
1. Hasil audit sanitasi setempat tempat pengelolaan
Dokumen terkait makanan/minuman (F-HAS 004).
2. Hasil laboratorium sampel makanan/minuman (F-HLS 005)

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan
PEMBUATAN LAIK SEHAT DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

Pengertian
1. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan
kesehatan yang berasal dari depot air minum isi ulang.
2. Terlaksananya penyelenggaraan nya depot air minum isi ulang
Tujuan
yang yang sesuai dengan kaidah hygiene sanitasi serta
perilaku hidup bersih dan sehat dalam melayani
konsumen/masyarakat.

Kebijakan

1. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan.
2. Peraturan mentri kesehatan RI Nomor 416 tahun 1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
3. Peraturan mentri kesehatan RI Nomor 736 tahun 2010
Referensi tentang tata laksana pengawasan kualitas air minum
4. Peraturan Mentri kesehatan RI Nomor 492 tahun 2010
tentang persyaratan kualitas air minum.
5. Surat edaran mentri kesehatan RI nomor
860/Menkes/VII/2002 tentang pembinaan dan pengawasan
Hygine sanitasi DAM.
a. Persiapan bahan dan alat :
1. Format pendataan depot air isi ulang
2. Formulir audit depot air minum isi ulang
3. Botol dan jerigen untuk pengambilan sampel air baku
dan air minum
b. Langkah-langkah prosedur :
1. Pengusaha mengajukan permohonan pembuatan laik
sehat kepada kepala dinas kesehatan kabupaten
disertai lampiran:
 Photo Copy kartu tanda penduduk KTP
 Daftar isian rumah makan/warung makan.
Prosedur  Peta situasi dan gambar denah bangunan.
2. Permohonan dicatat dalam buku register.
3. Dinas kesehatan melalui petugas sanitasi yang ditunjuk
melalui pemeriksaan (audit sanitasi lingkungan) ke
tempat-tempat depot air minum isi ulang sesuai dengan
formulir yang baku.
4. Tenaga kesehatan lingkungan yang secara structural
atau fungsional bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
5. Dinas kesehatan melalui pejabat yang ditunjuk
melakukan pengambilan sampel.
6. Pemeriksaan sampel dilaksanakan oleh UPT kesehatan
lingkungan.
PEMBUATAN LAIK SEHAT DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
PuskesmasBabakan No.Revisi : 00 SKM.M.MKes
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
7. Bila tidak memenuhi syarat maka akan dilakukan
pengulangan pemeriksaan sampel air serta dilakukan
pembinaan.
8. Bagi depot air minum isi ulang yang berdasarkan
pemeriksaan memenuhi syarat akan diberikan sertifikat
laik sehat.
9. Petugas sanitasi melaksanakan pembinaan dan
pengawasan.
10. Keterangan laik sehat dinyatakan tidak berlaku lagi
apabila:
 Izin usaha dicabut
 Perusahaan tutup
4. Dinas kesehatan
Unit Terkait
5. UPT Kesehatan Lingkungan
3. Hasil audit depot air minum isi ulang
Dokumen terkait 4. Hasil laboratorium sampel air baku dan sampel air baku dan
sampel air minum

Pengajuan permohonan

Permohonan dicatat dalam buku register

Petugas sanitasi melakukan audit depot ir minum

Pengambilan sampel air baku dan air minum

Diagram alir Pemeriksaan sampel oleh UPTKL

Hasil lab MS

Pengambilan Sertifikat laik


sampel air ulang sehat
PELAYANAN KLINIK SANITASI
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Pasien adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan


dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis
keruang klinik sanitasi.
Pengertian 2. Klien adalah masyarakat umum yang berkunjung kepuskesmas
atau yang menemui petugas klinik sanitasi bukan sebagai
penderita penyakit tetapi untuk berkonsultasi tentang masalah
yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
Untuk memastikan proses pelayanan klinik sanitasi berjalan
Tujuan dengan baik terkendali baik didalam gedung maupun diluar
gedung.

Kebijakan

1. Standar prosedur operasional klinik sanitasi, untuk puskesmas


departemen kesehatan RI direktorat jenderal pemberantasan
penyakit menular & penyehatan lingkungan (Ditjen PPM&PL)
Referensi 2004.
2. Panduan konseling bagi petugas kl;inik sanitasi dipuskesmas,
Directorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular&
Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Ditjen PPM&PL) 2004.
a. Persiapan bahan dan alat:
1. Diagram alur proses klinik sanitasi
2. Format panduan
3. Format panduan kunjungan lapangan
4. Laporan bulanan kegiatan klinik sanitasi
5. Register harian kegiatan klinik sanitasi
b. Langkah-langkah prosedur
1. Pasien menuju loket pendaftaran untuk mendapat karcis
retribusi
2. Pasien melkaukan pembayaran retribusi
3. Bagi pasien yang memiliki kartu JKN pasien menandatangi
formulir JKN, untuk paisen JKN tidak melakukan
Prosedur pembayaran tetapi hanya menunjukan kartu JKN dan
memberikan salinan kartu JKN.
4. Petugas mengatur urutan pasien dan memanggil pasien
sesuai dengan urutannya.
5. Apabila pasien yang dipanggil tidak ada maka petugas akan
memanggil urutan berikutnya, akan tetapi apabila pasien
yang dipanggil ada maka pasien dapat langsung masuk
ruang periksa.
6. Pasien yang sesuai dengan ruang lingkup diatas dirujuk
keklinik sanitasi.
7. Klien yang dating ingin berkonsultasi tentang masalah
kesehatan lingkungan bisa langsung ke klinik sanitasi.
8. Petugas klinik sanitasi menanyakan dan mencatat biodata
PELAYANAN KLINIK SANITASI
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
pasien/klien yang mencakup nama, umur, alamat, jenis
kelamin, pekerjaan serta diagnosis penyakitnya dibuku
register.
9. Petugas sanitasi melakukan wawancara dan berkonsulrtasi
dengan penderita/keluarga paien/klien. Bila yang
diwawancara adalah pasien, wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan sesuai penyakit yang
diderita pasien yang mengacu pada buku standar
operasional klinik sanitasi untuk puskesmas dicatat dibuku
register.
10. Petugas sanitasi membantu menyimpulkan apakahpenyakit
yang diderita pasien atau permasalahan klien ada indikasi
berhubungan dengan factor lingkungan.
11. Petugas sanitasi memberikan saran pemecahan masalah
sederhana, mudah dilaksanakan dan murah sesuai dengan
masalahnya.
12. Sebelum pasien/klien pulang, apabila penyakit atau
permasalahan disebabkan oleh factor lingkungan maka
perlu diadakan kesepakatan untuk berkunjung kerumah
pasien.
13. Petugas sanitasi membuat jadwal kunjungan rumah.
14. Petugas sanitasi mempelajari hasil wawancara atau
konseling diruang klinik sanitasi.
15. Petugas sanitasi menyiapkan berbagai kelengkapan yang
diperlukan seperti format panduan kunjungan lapangan dan
media penyuluhan.
16. Petugas sanitasi dalam melakukan kunjungan lapangan
berkoordinasi dengan lintas program terkait/tim pemandu.
17. Petugas sanitasi melakukan pemeriksaan dan pengamatan
lingkungan dan perilaku dengan menggunakan form
kunjungan lapangan sesuai dengan penyakit atau maslah
yang ada.
18. Petugas sanitasi membantu menyimpulkan hasil kunjungan
kepada pasien/ klien.
19. Petugas sanitasi memberikan saran pemecahan masalah
yang sedrhana dan mudah dilaksanakan.
20. Apabila masalah tidak terselesaikan karena masalahyang
ditemukan menyangkutsekelompok keluarga atau lebih
makan permaslahan diinformasikan hasilnya kepada lintas
program dan sector terkait untuk ditindak lanjuti secara
bersama dan tindak lanut tersebut dicatat dalam form
panduan kunjungan lapangan.
21. Petugas klinik snitasimembuat laporan bulanan kunjungan
pasien dank lien dan laporanbulanan kunjungan lapangan.
Unit Terkait Kesling, Dinas Kesehatan Kab, Cirebon

Dokumen terkait Laporan bulanan kegitan sanitasi


KESEHATAN LINGKUNGAN
No Dokumen : A/III/SOP/01/2016/0
No.Revisi : 00
SOP
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 1/2 halaman

Pemerintah Hj.KurniaSukma,SKM.M.MKes UPT


Kabupaten NIP:19600124 198309 2 001 Puskesmas
Cirebon Babakan

1. Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi


yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Pengertian
2. Objek/sarana meliputi : rumah, sarana umum, tempat
pengelolaan makanan dan lingkungan, industry, sarana air
bersih dan tempat pembuangan sampah sementara/akhir.
Untuk memastikan program kesehatan lingkungan dapat berjalan
Tujuan dengan lancer dan tepat sasaran dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

Kebijakan

1. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. KEP MENKES RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
3. KEP MENKES RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan
Referensi puskesmas
4. Kumpulan keputusan Menteri kesehatan bidang penyehatan
lingkungan jilid III directorat jenderal PPM & PL DEPKES
2007
5. Buku/formulir inspeksi sanitasi tiap objek/sarana diterbitkan
oleh pemerintah Kabupaten Cirebon Dinas Kesehatan
a. Persiapan bahan dan ala :
1. Format laporan bulanan rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi
sarana air bersih
2. Format laporan bulanan rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi
rumah
3. Format laporan bulanan rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi
tempat pengelolaan makanan dan depot air minum
4. Format laporan bulanan rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi
industry
5. Format laporan bulanan rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi
tempat-tempat umum
Prosedur 6. Format bantu rekapitulasi hasil inspeksi sanitasi perumahan
b. Langkah-langkah prosedur :
1. Melakukan pendataan sarana kesehatan lingkungan yang
bersumber dari :
 Laporan masyarakat
 Pendataan rumah
 Temuan langsung
 Pemilik objek ( tempat-tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan)
 Hasil pendataan dicatat dalam buku register
2. Pembuatan rencana kerja tahunan dan bulanan
KESEHATAN LINGKUNGAN
No Dokumen :A/III/SOP/01/2016/0
UPT Hj.KurniaSukma,
No.Revisi : 00
PuskesmasBabakan SOP SKM.M.MKes
Berlakutgl : 4 Januari 2016
Halaman : 2/2
3. Melakukan kunjungan sesuai rencana kerja dengan
menggunakan buku inspeksi sanitasi yang diterbitkan oleh
Dinas kesehatan menurut objek yang dikunjungi.
Unit Terkait Kesling, Dinas Kesehatan Kab, Cirebon

Dokumen terkait Laporan bulanan kegiatan kesehatan lingkungan

8. RekamanHistorisPerubahan

Tgl.
No Yang dirubah Isi Perubahan
Mulaidiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai