Bab 4 Mixed 1
Bab 4 Mixed 1
Jennifer Greene
Mixed methods inquiry is an approach to investigating the social world that ideally
involves more than one methodological tradition and thus more than one way of
knowing, along with more than one kind of technique for gathering, analyzing, and
representing human phenomena, all for the purpose of better understanding.
Janice Morse
A mixed methods design is a plan for a scientifically rigorous research process
comprised of a qualitative or quantitative core component that direct the theoretical
drive, with qualitative or quantitative suplementary component(s). These components of
the researh fit together to enhance description, understanding and can either be
conducted simultaneously or sequentially.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa di tengah adalah letak kesamaan (pure) metode
campuran antara kualitatif dan kuantitatif, sedangkan pengembangan ke arah kiri atau kanan
(kualitatif – kuantitatif) menunjukkan dominasi dari pendekatan metode campuran dimaksud
(QUAL+ qual atau QUAN+ quan).
Mixed Methods
Broadly Speaking
Gambar 4.1
Tiga Paradigma Penelitian dan Subtipe Penelitian Metode Campuran
Tabel 4.1
Pendekatan-Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran
Masalah dan
Pertanyaan Penelitian
Desain
Metode Campuran
Temuan Penelitian
Masalah dan
Pertanyaan Penelitian
Desain Metode
Campuran
diikuti oleh
Berdasarkan Gambar 5.3, peneliti membuat satu rumusan masalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rumusan masalah-masalah tersebut diterjemahkan
kepada desain penelitian metode campuran. Tahap berikutnya peneliti melakukan
penelitian kualitatif kemudian melakukan penelitian kuantitatif. Berdasarkan ke dua
penelitian tersebut, setelah datanya dianalisis akan diperoleh temuan penelitian campuran
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dari masalah penelitian dimaksud.
Diikuti oleh
Penelitian dan Analisis Data Penelitian dan Analisis data
Kuantitatif Kualitatif
Gambar 4.4
Desain Metode Campuran Berurutan (Model II)
Berdasarkan Gambar 5.4, peneliti menyusun desain penelitian metode campuran atas
dasar masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Tahap pertama peneliti
melakukan penelitian kuantitatif terhadap populasi tertentu (A). Penelitian pertama
menemukan temuan-temuan penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang ada. Kemudian pada tahap ke dua peneliti melakukan penelitian kualitatif
terhadap populasi lain (B). Temuan-temuan penelitian dari ke dua penelitian tersebut
kemudian dibandingkan untuk digunakan sebagai pembanding, khususnya untuk
melakukan generalisasi hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan temuan
penelitian kuantitatif. Sedangkan temuan hasil penelitian kualitatif hanya berlaku ke
dalam sampel yang diteliti saja.
Rumusan masalah
Umum Penelitian
Penelitian
Kuantitatif
Temuan Penelitian
Akhir
Rumusan masalah
Umum Penelitian
Penelitian
Kualitatif
Temuan Penelitian
Akhir
Berdasarkan Gambar 4.6, dapat ditunjukkan bahwa terdapat masalah dan pertanyaan
penelitian yang menghendaki jawaban atau penyelesaian berdasarkan penelitian
campuran (kualitatif yang difasilitasi oleh penelitian kuantitatif). Misal, ada sebanyak
60% sivitas akademika perguruan tinggi (hasil survei) menghendaki perubahan etika
pergaulan mahasiswa di kampus yang sesuai dengan moral bangsa dan etika pergaulan
generasi muda cendekia. Hasil survei tersebut baru mencerminkan keinginan dari para
dosen dan mahasiswa, belum memperoleh informasi pemikiran apa yang melandasi
keinginan secara lengkap. Oleh karena itu, agar peneliti dapat mengungkap gambaran
apa yang tersirat dari keinginan tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian kualitatif
dengan cara melakukan wawancara kepada para karyawan, para orang tua mahasiswa,
pengurus organisasi mahasiswa berdasar permasalahan yang dimunculkan oleh peneliti
dimaksud.
Masalah Penelitian
Jika peneliti menggunakan model ketiga ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan
responden harus dilakukan dalam dua kali.
Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih responden untuk
mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi yang akan digunakan
sebagai informan dalam wawancara.
Peneliti tidak boleh menggunakan responden yang sama karena yang bersangkutan
menggunakan dua metode yang berasal dari pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan yang lain bertentangan,
sedangkan sumbernya sama) dalam informasi yang diperolehnya.
b. Metode kualitatif kurang dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian
diikuti dengan metode kuantitatif yang lebih dominan
Misal
Peneliti melakukan penelitian kualitatif menggunakan FGD untuk mengetahui sejauh
mana ketertarikan para siswa terhadap pendidikan moral melalui permainan definisi
dalam menanamkan rasa hormat dengan sampel kecil. Berdasarkan FGD ditemukan
masalah terdapat manfaat praktis menggabungkan tabel hormat (tentang siapa dan
bagaimana) dalam pendidikan moral dengan permainan definisi untuk menanamkam
rasa hormat. Berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan eksperimen terhadap
dua kelompok siswa pendidikan moral dalam menanamkan rasa hormat. Dalam hal
ini, kelompok kontrol mengikuti pendidikan moral melalui permainan definisi tanpa
fasilitas tabel hormat dan kelompok eksperimen menggunakan tabel hormat.
c. Metode kuantitatif lebih dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian
diikuti dengan metode kualitatif
Misal
Peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan metode survei mengenai tanggapan
para mahasiwa terhadap penempatan/pemasangan slogan-slogan moral di lingkungan
kampus. Masalah yang akan diteliti ialah seberapa besar slogan-slogan tersebut
memberikan manfaat dan pengaruh bagi sivitas akademika. Penelitian ini kemudian
diikuti dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan FGD dalam kelompok kecil
mahasiswa dengan pertanyaan penelitian ialah apa saja alasan yang membuat para
mahassiwa menyukai atau tidak menyukai slogan-slogan moral tersebut.
d. Metode kuantitatif kurang dominan dan dilakukan sebagai metode awal kemudian
diikuti dengan metode kualitatif yang lebih dominan.
Misal
Peneliti melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa data
demografi, usia, pendidikan, penghasilan, kepemilikan rumah, pengeluaran pada
komunitas nelayan Pantai Carita. Kemudian peneliti melanjutkan dengan melakukan
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh komunitas
nelayan kepada anak-anaknya berkaitan dengan cara pembentukan karakter anak-anak
komunitas nelayan tersebut. Data dijaring melalui wawancara mendalam.
e. Metode kualitatif diberi bobot yang sama dengan kuantitatif dan dilakukan sebagai
metode awal kemudian diikuti dengan metode kuantitatif
Misal
Peneliti, pada tahap awal melakukan penelitian kualitatif menggunakan metode
wawancara mendalam terhadap kelompok kecil karyawan sebuah pabrik, dengan
masalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan karyawan pada beberapa pabrik
melakukan demo. Penelitian tersebut kemudian diikuti survei dengan menggunakan
responden dalam jumlah yang lebih besar terhadap para karyawan dari beberapa
pabrik untuk melakukan verifikasi jawaban-jawaban yang diberikan oleh kelompok
kecil yang sudah diwawancarai sebelumnya.
f. Metode kuantitatif diberi bobot yang sama dengan metode kualitatif dan dilakukan
sebagai metode awal kemudian diikuti dengan metode kualitatif
Misal
Peneliti melakukan penelitian diawali dengan metode survei tentang pembudayaan
nilai moral: studi multi kasus pada tiga panti asuhan. Hasil penelitian survei,
misalnya ditemukan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembudayaan
nilai-moral adalah karena pendekatan pembinaan lebih menekankan pada perilaku
moral (moral action). Kemudian peneliti melanjutkan penelitian dengan
menggunakan observasi terlibat langsung ke panti asuhan untuk mengetahui
kebenaran hasil penelitian pertama. Diharapkan dengan menggunakan triangulasi ini,
temuan penelitian pertama akan semakin valid.
KUAN kual
KUAL kuan
KUAL kuan
Teori Ilmu Sosial, teori kualitatif, Pandangan Dunia Advokasi
KUAN kual
Teori Ilmu Sosial, teori kuantatif, Pandangan Dunia Advokasi
KUAN
KUAL
KUAN KUAL
Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
kual kuan
KUAN KUAL
kual
KUAN + KUAL
Teori ilmu sosial, teori KUAN
kualitatif, pandangan- Teori ilmu sosial, teori
dunia advokasi kualitatif, pandangan-
dunia advokasi
(1) Simbol “+” mengindikasikan strategi pengumpulan data secara konkuren dan simultan,
dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu.
(2) Simbol “ “ mengindikasikan strategi pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis
data (misalnya data kualitatif) yang mendukung jenis data yang lain (misal, data
kuantitatif).
(3) Pengapitalan (“KUAN” atau “KUAL”) mengindikasikan suatu bobot atau prioritas yang
diberikan pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian
metode campuran, data kualitatif dan kuantitatif dapat diprioritaskan secara seimbang,
atau salah satu data dapat diutamakan ketimbang data yang lain. Pengapitalan ini
mengindikasikan adanya satu pendekatan atau metode yang lebih diprioritaskan.
(4) “Kuan” dan “Kual” merupakan kependekatn dari kuantitatif dan kualitatif. Keduanya
menggunakan jumlah kata yang sama untuk menunjukkan keseimbangan antara dua jenis
data.
(5) Notasi KUAN/kual mengindikasikan bahwa metode kualitatif ditancapkan ke dalam
rancangan kuantitatif.
(6) Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.
Merumuskan tujuan
penelitian (2)
Memformulasikan
pertanyaan
Menentukan rasionel
penelitian
Menentukan tujuan metode penelitian
(13)
metode penelitian campuran
campuran (4) (3)
Merumuskan
pertanyaan penelitian
(5) Memilih
desain
sampling
(6)
Memilih desain
metode campuran (7)
Mengum
pulkan
data
(8)
Re-evaluasii
Analisis Validasi
pertanyaan
data data
penelitian
(9) (10)
Interpretasi
data
(11)
Menulis laporan
penelitian
(12)
Gambar 4.10
Langkah-langkah Proses Metode Campuran
I. Rumusan masalah
Perumusan masalah dalam metode campuran, dengan mengingat metode campuran
adalah gabungan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif, maka dalam merumuskan
masalah mengikuti dan menyesuaikan pada ketentuan ke dua pendekatan tersebut. Beberapa
panduan berikut ini, seperti dikemukakan Sarwono (2011) sebagai berikut.
(1) Penelitian metode campuran memerlukan dua jenis rumusan masalah yang
mencerminkan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Artinya dalam satu kajian diperlukan
dua jenis rumusan masalah yang akan menuntun jalannya kedua penelitian tersebut, baik
yang dilakukan secara bersamaan maupun berututan.
(2) Jika penelitian dilakukan secara berurutan maka sebaiknya rumusan masalah dibuat
sesuai dengan urutannya, misal jika penelitian kuantitatif diikuti penelitian kualitatif,
sebaiknya rumusan masalah penelitian kedua digunakan untuk mengelaborasi rumusan
masalah yang pertama.
(3) Jika penelitian dilakukan bersamaan, maka sebaiknya rumusan masalah sudah sesuai
dengan masing-masing karakteristik penelitian secara terpisah, misal rumusan masalah
untuk tahap penelitian kuantitatif dimulai dengan kata: “Berapa besar hubungan antara x
dan y” atau “berapa besar pengaruh x terhadap y?’. Sedang untuk rumusan masalah tahap
penelitian kualitatif dapat dimulai dengan kata: “Apa, mengapa, dan bagaimana.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh rumusan masalah dalam penelitian metode
gabungan.
Contoh 1
Rumusan masalah:
(a) Mengapa instruktur X menggunakan pendekatan problem based learning dalam
meningkakan kemampuan mengemukakan pendapat para peserta kursus pada
materi latih Y?
(b) Apakah pendekatan problem based learning tersebut mempunyai pengaruh terhadap
peningkakan kemampuan mengemukakan pendapat para peserta kursus pada materi
latih Y?
Tujuan penelitian
(a) Mengetahui alasan-alasan pemilihan pendekatan problem based learning untuk
materi latih Y.
(b) Menganalisis besarnya pengaruh pendekatan problem based learning terhadap
meningkatnya minat peserta.
Pendekatan penelitian metode campurannya adalah masalah pertama diselesaikan dengan
tahapan penelitian kualitatif, sedang rumusan masalah kedua untuk penelitian kuantitatif.
Contoh 2
Runmusan masalah:
(a) Apakah dengan metode pembelajaran “permainan peragaan” dapat meningkatkan
sikap kejujuran pada siswa-siswa Sekolah Dasar?
(b) Apakah dengan metode pembelajaran “permainan peragaan” untuk penanaman nilai
kejujuran, pembelajaran menjadi menarik?
(c) Apakah perilaku keteladanan sehari-hari para guru dapat meningkatkan atau tidak
terhadap pemantapan nilai-nilai kejujuran?
(d) Apakah dengan lingkungan sekolah yang ada, pesan yang disampaikan oleh guru
dalam penanaman nilai kejujuran kondusif dapat ditangkap oleh para siswa sekolah
dasar tersebut?
Keempat masalah di atas dijaring dengan pendekatan kualitatif melalui FGD. Kemudian
berdasarakan diskusi kualitataif tersebut, misal muncul masalah yang akan diteliti
tentang: seberapa besar keefektifan metode pembelajaran “permainan peragaan” dalam
penananam nilai kejujuran, sehingga para siswa dapat memahami dan dapat menerapkan
niai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada masalah tersebut, penelitian
yang kemudian akan dilakukan ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survei.
Identik
Bersamaan Paralel
waktunya
Bercabang Memilih
desain sampel
Bertingkat dan ukuran
sampel untuk
Identik
penelitian
kuantitatif dan
Paralel kualitatif
Berurutan
Bercabang
Bertingkat
K. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian metode campuran dikaitkan dengan
strategi penelitian gabungan yang digunakan. Pertimbangan bahwa dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, maka pada umumnya analisisnya akan menggunakan
analisis kuantitatif. Demikian juga, jika pertimbangan bahwa dalam penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif, model analisisnya akan menggunakan analisis kualitatif.
1. Model analisis kuantitatif
Secara umum model analisis kuantitatif terdiri atas tiga tahapan yaitu uji validitas dan
reliabilitas instrumen, analisis deskriptif, dan uji hipotesis atau inferensi (Sarwono,
2011).
a. Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji instrumen pengambilan data
(kuesioner). Validitas berkaitan dengan ketepatan dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi dan stabilitas
hasil pengukuran instrumen yang digunakan sebagai pengukur. Untuk mengukur
validitas butir-butir pertanyaan digunakan rumus Spearman and Brown. Sedangkan
untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha.
b. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan karakteristik utama
data dalam pengertian kuantitatif, seperti frekuensi, persen, dan rerata
c. Analisis inferensi/uji hipotesis
Analisis ini merupakan analisis lanjut setelah analisis deskriptif berupa pengujian
hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian kuantitatif diperlukan
sebagai sarana penegasan analisis deskriptif. Jika analisis deskriptif hanya sebatas
membuat tabel distribusi frekuensi maka fase analisis inferensi, peneliti perlu
melakukan pengujian hipotesis dengan rumus-rumus tertentu.
Sedangkan menurut Seidel dalam Sarwono (2011) ada tiga langkah dalam analisis data
kualitatif, yaitu:
a. Memperhatikan, meliputi melakukan observasi dan melakukan koding data
b. Mengumpulkan, meliputi kegiatan koleksi data dan melakukan pemilihan data,
c. Memikirkan yang bermaksud memaknai koleksi data, melihat pola dan hubungan
data, menemukan fenomena yang sedang dikaji.
4. Cara mempresentasikan
Penelitian kuantitatif, hasil analisisnya dapat dipresentasikan seperti dalam bentuk (1)
tabulasi frekuensi, (2) hasil analisis uji hipotesis atau inferensi, dan (3) tabel, grafik, dan
persamaan rumus-rumus. Sedangkan cara mempresentasikan hasil analisis penelitian
kualitatif yang berupa rekaman dalam bentuk video atau audio misalnya, dapat
dituangkan dalam bentuk teks. Presentasi dalam bentuk teks perlu dituangkan secara
sistematis, logis, dan didasarkan pada kriteria tertentu, misal kategori, tema, atau
perbandingan.
2. Pemaparan
Pemaparan laporan penelitian metode campuran, agar tidak berkesan terpisah-pisah maka
perlu diberikan alasan-alasan mengapa penelitian itu menggunakan pendekatan metode
campuran. Hal yang perlu dekemukakan dalam laporan penelitian metode campuran,
antara lain berikut ini.
a. Kemukakan keterangan fungsi pemaparan hasil analisis pendekatan penelitian yang
satu terhadap pendekatan penelitian yang lain (kualitatif terhadap kuantitatif atau
sebaliknya). Misal, analisis kualitatif dimaksudkan memberikan eksplanasi lebih
lanjut dari hasil kuantitatf, atau sebaliknya hasil analisis kuantitatif merupakan sarana
pembuktian hasil penelitian kualitatif.
b. Peneliti harus dapat melihat dan menunjukkan titik temu dalam kedua analisis
sehingga diperoleh pemaparan yang terintegrasi, atau setidak-tidaknya ada benang
merah antara hasil analisis kuantitatif dan kualitatif.
3. Isi Laporan
Terdapat banyak sistematika dalam laporan penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Komponen-komponen dalam sistematika isi laporan penelitian metode campuran yang perlu
ada seperti berikut ini.