Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari / Tanggal: Kamis, 27 September 2018 Dosen : Dr. Ir. Salundik M.Si

Mata Kuliah : Pengendalian Limbah Asisten : 1. Dodi Tisna A

Peternakan (D14140037)

2. Sehati Efri Brasa

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI LIMBAH PETERNAKAN

DIGSEN AFRIADI

D34169002

MAYOR TEKNOLOGI HASIL TERNAK

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2018
HASIL

Tabel 1 Potensi limbah dari usaha peternakan


No. Usaha Jenis Potensi Pustaka Kategori Alternatif
Ternak Limbah penggunaan

Sisa 5–7 Padmono Limbah -


pakan kg / (2005)
(PADAT) ternak

Darah 15 – 20 Padmono Hasil Tepung


(CAIR) lt / (2005) Ikutan Darah
ternak

Feses 7.5 – Padmono Limbah Pupuk dan


(PADAT) 10 kg / (2005) biogas
ternak

Air 300 – Padmono Limbah -


cucian 400 lt / (2005)
ternak, hari
1. RPH Sapi
alat dll
(CAIR)

Tulang 48.6 – Pratama Hasil Tepung


(PADAT) 54.2 % et al Ikutan tulang, sop
(2014) tulang dan
gelatin

Kulit 20 – 25 Said Hasil Tas, dompet


(PADAT) kg / 3 (2016) Ikutan dan sepatu
ekor

Isi rumen 25 – 35 Padmono Limbah Pupuk


(PADAT) kg / (2005)
ekor

Feses 8% BB Djaja et Limbah Pupuk dan


(PADAT) / hari al (2003) biogas

Urine 11.2 – Yani dan Limbah Pupuk


Peternakan (CAIR) 12.8 lt / Purwanto organik
2.
Sapi Perah hari (2006)

Sisa 16,61 Putra Limbah -


pakan kg / (2009)
ekor
hijauan
(PADAT)

Air 440 lt / Putra Limbah -


cucian hari (2009)
ternak,
alat dll
(CAIR)

Total 45,56 Saputra Limbah Biogas


Karbon %/ et al
(GAS) feses (2010)
satu
ekor
sapi

Total 2.06 % Saputra Limbah Biogas


Nitrogen / feses et al
(GAS) satu (2010)
ekor
sapi

Darah 3.5 % / Kholif Hasil Tepung


(CAIR) ekor (2015) Ikutan darah

Usus 5%/ Kholif Hasil Makanan


(PADAT) ekor (2015) Ikutan dan
selonsong
sosis

Ayam 0.5 % / Kholif Limbah Sumber


mati hari (2015) makanan
RPA (Padat) bagi
(Rumah binatang
3 buas di
Pemotongan
Ayam) kebun
binatang

Ceker 2 ceker Miwada Hasil Sop ceker


ayam / ekor dan Ikutan ayam,
(PADAT) Simpen kerupuk
(2007) ceker dan
gelatin

Bulu 4–5% Mulia et Hasil Tepung bulu,


ayam bobot al (2016) Ikutan kemoceng
(PADAT) hidup dan isi bantal
Feses 203,4 g Santoso Limbah Pupuk
Basah / ekor (2005)
(PADAT
– CAIR)

Feses 63,2 g / Santoso Limbah Pupuk


kering ekor (2005)
Peternakan (PADAT)
4.
Ayam
Total 2,42 % Santoso Limbah Biogas
Nitrogen (2005)
(GAS)

Total 1.02 % Santoso Limbah Biogas


Fosfor (2005)
(GAS)
DAFTAR PUSTAKA

Djaja W, Suwardi NK, Salman LB. 2003. Pengaruh imbangan kotoran sapi perah
dan serbuk gergaji terhadap kualitas kompos [Laporan Penelitian]. Bandung
(ID): Universitas Padjajaran.
Kholif MA. 2015. Pengaruh penggunaan media dalam menurunkan kandungan
ammonia pada limbah cair rumah potong ayam (RPA) dengan sistem biofilter
anaerob. Jurnal Teknik Unipa. 13(1): 21 – 26.
Miwada IN, Simpen IN. 2007. Optimalisasi potensi ceker ayam (shank) hasil
limbah RPA melalui metode ekstraksi termodifikasi untuk menghasilkan
gelatin. Majalah Ilmiah Peternakan. 2(2): 1 – 6.
Mulia DS, Yuliningsih RT, Maryanto H, Purbomartono C. 2016. Pemanfaatan
limbah bulu ayam menjadi bahan pakan ikan dengan fermentasi Bacillus
subtilis. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 23(1): 49 – 57.
Padmono D. 2005. Alternatif pengolahan limbah rumah potong hewan – cakung
(Studi Kasus). Jurnal Teknologi Lingkungan. 6(1): 303 -310.
Pratama A, Mukhlis, Sabrina T. 2014. Campuran tulang sapi dengan asam organik
untuk meningkatkan P tersedia dan pertumbuhan tanaman jagung di
inceptisol. Jurnal Online Agroeteknologi. 2(4): 1459 – 1463.
Putra A. 2009. Potensi penerapan produksi bersih pada usaha peternakan sapi perah
(studi kasus pemerahan sapi Moeria Kudus Jawa Tengah) [Tesis]. Semarang
(ID): Universitas Diponerogo.
Said MI, Murpiningrum E, Asmi N. 2016. Kajian penggunaan larutan jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) sebagai soaking agent pada proses produksi kerupuk
kulit kerbau. Seminar Nasional Peternakan. Makasar (ID): Universitas
Hasanudin.
Santoso U. 2005. Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dalam ransum terhadap
produksi, kadar nitrogen dan fosfor, dan jumlah koloni mikroba pada feses
ayam petelur. Journal Indonesia Topical Animal Agricultural. 30(4): 237 –
241.
Saputra T, Triatmojo S, Pertiwiningrum A. 2010. Produksi biogas dari campuran
feses sapi dan ampas tebu dengan rasio C/N yang berbeda. Buletin
Peternakan. 34(2): 114 – 122.
Yani A, Purwanto BP. 2006. Pengaruh iklim mikro terhadap respon fisiologis sapi
peranakan Fries Holland dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan
produktivitasnya. Media Peternakan. 29 (1): 35 – 46.

Anda mungkin juga menyukai