Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN MATERNAL DAN

PERINATAL
RSI SITI RAHMAH
2014
Lampiran Peraturan Direktur RSI Siti Rahmah
Nomor : 25/PER-DIR/RSI-SR/VI/2014
Tanggal : 10 Juni 2014

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, yaitu
AKI 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB 34/1000 kelahiran hidup. Dalam konferensi
tingkat tinggi PBB (2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang tujuan pembangunan
Milenium Development Goals(MDG’s) pada tahun 2015. Ada dua sasaran dan indikator
yang secara khusus terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar 2/3 dari angka pada tahun 1990
(menjadi 20 dan 25/1000KH)
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 (menjadi
125/100.000 kelahiran hidup)

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab
kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, Infeksi 11%,
partus macet/lama 8%, dan aborsi 5%. Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir
terbanyak adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), infeksi dan tetanus (15%), masalah
pemberian minum 10%, gangguan hematologi 6%, dan lain-lain 13%.

Dari uraian tersebut dapat diketahui betapa pentingnya pelayanan maternal dan perinatal
sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk ditingkatkan dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB. Oleh karena itu kebijakan Departemen Kesehatan adalah mendekatkan
pelayanan obstetri dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu hamil sesuai dengan
pendekatan Making Pregnancy Saver (MPS) yang mempunyai tiga pesan kunci, yaitu:
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil.
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara adekuat.
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedia akses bagi penanganan komplikasi
abortus tidak aman.

Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan


kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin didalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan
kematian / kesakitan maternal perinatal dengan Sistem Pelayanan Maternal Perinatal
Regional yaitu dukungan bagi MPS di Indonesia dengan upaya:
1. Menyiapkan RS PONEK 24 jam.
2. Meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan berkala.
3. Bertanggung jawab atas semua kasus rujukan dalam wilayah kerja.
4. Bekerjasama dengan dinas dalam surveillance / audit kematian ibu dan bayi.
5. Upaya penurunan angka kematian ibu/perinatal akan melibatkan masyarakat, dalam
hal ini rumah sakit/klinik swasta sebagai tanggung jawab sosial dalam satu wilayah
kerja.
B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia.
2. Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan Maternal dan Perinatal dari aspek
administrasi & manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta
prosedur pelayanan di RSI Siti Rahmah.
b. Terlaksananya sistim rujukan pelayanan maternal dan perinatal RSI Siti
Rahmah.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RSI Siti
Rahmah.

C. Sasaran
a. Rumah Sakit dan jejaringnya
b. Tenaga kesehatan terkait
c. Dinas kesehatan kabupaten/kota
d. Lintas program dan lintas sektor yang terkait

D. Ruang Lingkup
Pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit meliputi perawatan dan
penanganan ibu hamil, melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir sampai usia 7 hari di
poliklinik, gawat darurat, ruang bersalin, rawat gabung, dan ruang perinatologi rumah sakit.

BAB II
Definisi dan Falsafah
A. Definisi
1. Maternal adalah jangka waktu mulai dari hamil, bersalin, sampai masa nifas (42 hari
setelah melahirkan).
2. Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir.
3. Neonatal adalah periode bayi baru lahir sampai usia 28 hari.
4. Kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau yang dalam 42 hari
sesudah melahirkan, tidak pandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau
berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan
kecelakaan.
5. Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan mulai
usia kehamilan 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari.
6. Kematian neonatal adalah kematian yang tejadi pada bayi baru lahir (0-28 hari).
7. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah berat bayi lahir kurang dari 2500 gram yang
ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama setelah lahir.
8. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat.
9. PONEK adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif/RS 24 jam,
memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung tehadap ibu hamil/ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri atau atas rujukan
kader, bidan dan puskesmas.
10. ICU adalah ruangan perawatan terpisah yang berada didalam rumah sakit, yang
dikelola khusus untuk mengelola pasien sakit berat dan kritis dengan melibatkan
tenaga yang terlatih khusus serta didukung dengan peralatan khusus.
11. NICU adalah ruangan perawatan terpisah yang berada dalam lingkunga rumah sakit
yang dikelola khusus untuk merawat bayi sakit atau premature yang melibatkan
tenaga yang terlatih khusus serta didukung dengan peralatan khusus.

B. Falsafah
1. Pelayanan maternal dan perinatal dikelola secara efektif dan efisien sesuai dengan
visi, misi dan tujuan rumah sakit untuk menjamin pemenuhan hak hidup, kepentingan
terbaik bagi ibu dan bayi, tidak diskriminatif dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Pelayanan maternal dan perinatal harus diselenggarakan secara kerjasama tim dan
terintegrasi antar layanan medis, keperawatan, kebidanan dan penunjang.
3. Untuk pelayanan perinatal berisiko tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan pasien
dan ada mekanisme rujukan yang jelas di rumah sakit sehingga penderita
mendapatkan pertolongan sesegera mungkin.

BAB III
Pengorganisasian
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan maternal dan
perinatal perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang jelas,
baik secara administrasi maupun secara teknis.
Dalam pelaksanaan pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit dilakukan
secara terpadu oleh suatu tim/ pokja yang terdiri dari berbagai unit dalam RS seperti
Kebidanan&Kandungan, Bagian Anak, Bagian Anastesi dan sebagainya yang ditetapkan
dalam surat keputusan Direktur RS.

A. Struktur Organisasi di dalam RS

Direktur
Komite medik

Wadir Pelayanan

SMF Obgyn SMF Anak Tim PONEK :

- Ketua
- Sekretaris
- Anggota

Pedoman Pelayanan
Kabid Pelayanan Medis Maternal dan Perinatal Pada Rumah Sakit RSI Kabag
Kabid SR Keuangan
Keperawatan/kebidanan
B. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Direktur
a. Merupakan penanggung jawab utama dalam pelayanan maternal dan perinatal.
b. Menetapkan tim PONEK RSI SR dengan surat keputusan.
c. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (provinsi/kabupaten/kota) dan organisasi
profesi untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan maternal dan perinatal.

2. Tim PONEK
a. Sebagai koordinator penyelenggaraan pelayanan maternal dan perinatal di RS.
b. Berkoordinasi dengan unit/bagian lain terkait dengan pelayanan
maternal/perinatal di RS.
c. Memberikan laporan penyelenggaraan pelayanan maternal dan perinatal di RS
kepada Direktur .
d. Membuat SPO (standar prosedur operasional) pelayanan maternal dan perinatal
untuk unit-unit terkait.
e. Pengelola sarana, prasarana, dan SDM untuk pelayanan maternal dan perinatal
f. Melakukan evaluasi dan pengembangan pelayanan maternal dan perinatal di
unit-unit terkait.

3. Penanggung jawab layanan maternal


Sebagai penanggung jawab layanan maternal adalah dokter yang bekerja di
instalasi/bagian Obstetri dan gynekologi:
a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan maternal meliputi konseling,
tindakan medis dan tindakan operatif.
b. Dibantu oleh tenaga pelaksana pelayanan : dokter umum terlatih, perawatan
terlatih, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Bekerjasama dengan spesialisasi lainnya terkait pelaksanaan pelayanan
maternal
d. Tenaga pelayanan wajib memberikan pelayanan maternal sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku (SOP) serta memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi.
e. Penanggung jawab layanan perinatal.

Sebagai penanggung jawab pelayanan perinatal adalah dokter yang bekerja di


instalasi / bagian anak, tupoksinya :
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan perinatal meliputi konseling,
tindakan medis dan tindakan operatif.
2. Dibantu oleh tenaga pelaksana pelayanan : dokter umum terlatih, perawat
terlatih dan tenaga kesehatan lainnya.
3. Bekerjasama dengan spesialisasi lain terkait pelaksaan pelayanan perinatal.
4. Tenaga pelayanan wajib memberikan pelayanan neonatal sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku (SOP) serta memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai standard profesi.
5. Penanggung Jawab layanan Keperawatan
6. Sebagai penanggung jawab penyelenggara adalah perawat/bidan terlatih
7. Bertanggung jawab dalam membuat perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi
asuhan keperawatan.
8. Dalam pelaksanaan sehari-hari berkolaborasi dengan tenaga medis dan tenaga
kesehatan lainnya.
9. Bertanggungjawab dalam pencatatan dan pelaporan pelayanan perinatal di RS.
10. Memberikan laporan status kesehatan pasien ke dokter.
11. Penanggung Jawab layanan kebidanan.
12. Sebagai penanggung jawab penyelenggara adalah bidan.
13. Bertanggung jawab dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
asuhan kebidanan.
14. Dalam pelaksanaan sehari-hari berkolaborasi dengan tenaga medis dan tenaga
kesehatan lainnya.
15. Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan pelayanan maternal di RS
16. Memberikan laporan status kesehatan pasien ke dokter.
17. Penanggung jawab administrasi & keuangan
18. Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan administrasi/keuangan
pelayanan maternal dan perinatal berdasarkan asuhan keperawatan.
19. Memberikan laporan kepada ketua Tim PONEK

C. Ketenagaan
Kualifikasi ketenagaan yang harus ada pada pelayanan maternal dan perinatal di rumah
sakit :
1. Tenaga Medis
Dokter-dokter spesialis dan subspesialis yang diakui oleh Departemen Pendidikan
dan kebudayaan serta Departemen Kesehatan. Harus memiliki latar belakang
pendidikan , pelatihan dan pengalaman dalam bidangnya.
2. Tenaga keperawatan (Bidan/perawat)
Pelayanan perawatan di ruang maternal dan perinatal dilakukan oleh seorang
perawat atau bidan yang memiliki pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengenai
perawatan maternal dan perinatal.
3. Tenaga kesehatan lain
Harus disediakan tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi , farmasi sesuai dengan
kompetensinya.

BAB IV
Pelayanan Maternal dan Perinatal
A. Konsep pelayanan
1. Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork).
2. Pelayanan dilakukan sesuai standar.
3. Peralatan yang tersedia sesuai dengan ketentuan.
4. Semua tindakan terdokumentasi dengan baik.
5. Harus ada sistem monitor dan evaluasi.

B. Strata Pelayanan Maternal dan Perinatal di RS


Dalam menyelenggarakan pelayanannya di rumah sakit, pelayanan maternal dan
perinatal dibagi dalam beberapa strata pelayanan, jenis pelayanan , kompetensi SDM
dan fasilitas / sarana pelayanan menentukan strata pelayanan di rumah sakit atau
sebaliknya.

Pelayanan Maternal dan Perinatal Medik Spesialistik RSI Siti Rahmah, mencakup :
1. Pelayanan antenatal dan postnatal.
2. Pelayanan persalinan normal dan penanganan persalinan resiko sedang dan tinggi.
3. Perdarahan dalam kehamilan , persalinan dan nifas.
4. Pelayanan perinatal level 2 (NICU atau HCU).
5. Perawatan bayi dengan kelainan sedang-berat.
6. Perawatan metode kangguru utuk BBLR.
7. Inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI pada neonates.
8. Imunisasi.
9. Keluarga berencana.

Tenaga yang tersedia minimal :


1. Dokter spesialis Obstetric & Gynekologi
2. Dokter spesialis anak
3. Dokter umum terlatih
4. Perawat terlatih
5. Bidan

C. Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan


Administrasi dan pengelolaan pelayanan maternal dan perinatal merupakan pelayanan
integral dari unit pelayanan di rumah sakit yang diatur untuk dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Adapun cakupan pelaksanaan administrasi dan pengelolaan sebagai berikut :


a. Cakupan pelayanan ditentukan berdasarkan fungsi dan kemampuan rumah sakit.
b. Bagan pelayanan kegiatan administrasi digambarkan dengan jelas dan dapat
diketahui umum, harus tergambar tiga jalur sistem :
1) Alur pelayanan pasien
2) Alur pencatatan dan pelaporan
3) Alur keuangan
c. Bagan organisasi harus dapat mencerminkan hubungan kerja, wewenang,dan
tanggungjawab dari staf medis, perawat dan non perawat.
d. Harus ada kepala/manajer yang ditetapkan untuk bertanggung jawab atas
pengelolaan pelayanan maternal dan perinatal.
e. Protab pelaksanaan pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit harus ada
(SPM ibu dan anak).
f. Tenaga kesehatan yang ada pada pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit
harus memenuhi kualifikasi.

D. Alur Pelayanan di RSI Siti Rahmah

Pasien datang sendiri/rujukan

IGD Instalasi rawat jalan

Rawat inap unit terkait

Kamar tindakan

Kamar operasi
Kamar bersalin

- Pemeriksaan
penunjang
- Farmasi

E. Prosedur pelayanan
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standard profesi, standar pelayanan RSI Siti
Rahmah dan standar pelayanan operasional. Prosedur pelayanan maternal dan
perinatal adalah :

1. Melakukan identifikasi pasien.


a. Pasien baru :
 Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
 Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap.
b. Pasien lama :
 Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
 Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian rekam medik yang lama secara
lengkap.
c. Pemeriksaan pertama dilakukan setelah pemeriksaan dilakukan oleh tenaga
medis (dokter). Pemeriksaan dilakukan secara sistematis meliputi anamnesa
dan pemeriksaan fisik.
d. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya sesuai dengan
wewenang masing-masing.
e. Apabila akan dilakukan tindakan operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan yang akan dilakukan (teknik, lokasi, dll), setelah
setuju maka keluarga menandatangani informed consent.
f. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien
ditangani terlebih dahulu.
g. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialis maka harus ada dokter
penanggungjawab pasien (DPJP).
h. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium,
radiologi dan lainnya.
i. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
j. Pulang dan kunjungan control :
- Pasien dipulangkan sesuai persetujuan dokter
- Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
melalui kartu KIA atau sejenisnya.
- Kunjungan kontrol dapat dilakukan di RSI Siti Rahmah atau fasilitas diluar
RSI Siti Rahmah (puskesmas/klinik/dokter atau bidan swasta).
F. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah keseluruhan proses pendataan pelaksanaan
pelayanan maternal dan perinatal dirumah sakit, dimana petugas pencatatan dan
pelaporan serta jalur dan terapan telah ditetapkan secara jelas.

1. Pencatatan
Dalam pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit diperlukan mekanisme
pencatatan yang akurat.
 Form MP (formulir Maternal Perinatal)
Mencatat data semua ibu bersalin / nifas dan perinatal yang masuk rumah
sakit.Pengisiannya dapat dilakukan oleh satu bidan.
 Form MA (formulir Medical Audit)
Dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan dari audit Maternal Perinatal .yang
mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian kebidanan dan
kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal).

2. Pelaporan
 Internal : laporan harian tetap dilakukan di tiap-tiap bagian di rumah sakit yang
nantinya secara periodik diserahkan kepada penanggung jawab/manajer
pelayanan maternal dan perinatal.
 Eksternal : laporan dari rumah sakit ke dinas kesehatan berisi tentang informasi
kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu dan bayi baru lahir di bagian
kebidanan, kandungan serta bagian anak.

G. Sistem Pembiayaan
Pembiayaan untuk pelayanan maternal dan perinatal ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku atas dasar jenis pelayanan dan kelas perawatan.
Sistem pembiayaan :
1. Sumber
 Biaya sendiri
 Asuransi Pemerintah / Swasta
 Perusahaan
 Lain-lain
2. Pola tarif terdiri dari
 Konsul dokter
 Tindakan
3. Jasa medik
4. Jasa rumah sakit
5. Bahan dan alat

H. Sistem Rujukan
1. Pengertian rujukan
Sistim rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun horizontal, maupun
struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau permasalahan kesehatan.

Kegiatan rujukan mencakup :


a. Rujukan pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah
sakit.Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis di luar rumah sakit
dengan mengikuti sistim rujukan yang ada.
b. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi , termasuk peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan (dana,alat,sarana)
c. Rujukan manajemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada
unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang
tidak dapat diatasi sendiri.

2. Sistem Pelayanan Rujukan Maternal dan Perinatal


Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke
sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga kesehatannya. Harus ada
koordinasi, mudah, sehingga tidak memperlambat pertolongan dan tidak merugikan
pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah yang utama.
Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan didalam rumah
sakit dan mekanisme kerja dibagian / Instalasi anak dan obstetric & ginekologi.
Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang pelayanan.

Persiapan rujukan pasien :


a. Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien
b. Memberipenjelasan kepada keluarga alasan pasien dirujuk ke rumah sakit
c. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan, resume medis pasien
meliputi : riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien saat diterima perujuk,
tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan keterangan lain yang perlu
atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien.
d. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa segala tindakan
yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
e. Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah bila diperlukan
f. Pasien dan keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan atau perawatan yang
diberikan.

SKEMA RUJUKAN :

RS kelas A/B pendidikan Pelayanan medis spesialistik dan


subspesialistik luas

Pelayanan medis spesialistik luas


RS kelas B non pendidikan
dan subspesialistik terbatas

Pelayanan medis dasar dan


RS kelas C spesialistik terbatas

Pelayanan medis dasar


RS kelas D

Pelayanan komunitas dasar


Puskesmas PONED

Bidan Polindes
Masyarakat/kader/bumil/posyandu
Ket:

Rujukan

 Untuk RS di utamakan RS ponek


 Untuk puskesmas diutamakan puskesmas ponek
BAB V
Keselamatan Pasien (Patient Safety)

A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistim dimana rumah sakit membuat
asuhan pelayanan lebih aman.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit (KTD).
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. Standar Patient Safety


Standar keselamatan pasien (pelayanan safety) untuk pelayanan maternal dan perinatal
adalah :
1. Hak pasien
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana
dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga
terhadap asuhan perawatan / kebidanan. Untuk keluarga pasien diajarkan cara
mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial seperti mencuci tangan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dengan koordinasi antara pasien
antara tenaga (dokter,bidan,perawat,gizi, dll) dan antar unit pelayanan terkait.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan pelayanan pasien.
5. Peran pimpinan RS dalam meningkatkan pelayanan pasien dengan menjamin dan
mendorong implementasi program pasien safety melalui penerapan tujuh standar
patient safety.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan RS dan standar prosedur operasional untuk
meingkatkan kopetensi staf dalam pelayanan maternal dan perinatal.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Komunikasi antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien selama pelayanan dapat
mencegah kemungkinan terjadinya (KTD).
D. Program Pengamanan
1. Program pengamanan fasilitas dan peralatan
Sistim pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk
maternal dan perinatal.
2. Program penanganan infeksi nosokomial
Harus ada sistim yang dilakukan untuk menangani infeksi nosokomial.Sistim ini
harus merupakan bagian integral dari pengendalian infeksi di rumah sakit.

BAB VI
Sarana, Peralatan dan Obat-obatan
A. Sarana dan Peralatan
Rancang bangun dari ruang tindakan maternal perinatal maupun rawat inapnya harus
sedemikian rupa sehingga :
1. Mudah dicapai oleh pasien.
2. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan pelayanan.
3. Lalu lintas harus teratur dan harus dicegah kesimpangsiuran lalu lintas.
4. Adanya pembatasan yang jelas antara pelayanan umum dan khusus bagi maternal
dan perinatal.
5. Kamar yang tenang untuk pasien menunggu tindakan yang dilengkapi dengan
fasilitas memadai.
6. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik.
7. Ruang tempat pengumpulan / pembuangan peralatan dan linen siap pakai.
8. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang berada di
ruang perawatan maternal perinatal.
9. Ruang rawan intensif (NICU,ICU).
10. Ruang observasi tindakan.
11. Lengkap sesuai pelayanan (poliklinik, ruang operasi, ruang rawatan, dll).

Sistim pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk
pertolongan maternal dan perinatal, alat-alat ini harus dipelihara oleh teknisi yang
terlatih. Berikut ini adalah sarana dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan maternal dan perinatal :

Pelayanan Kelas C
Maternal
a. Sarana 1. Ruang poliklinik
2. Kamar bersalin
3. Ruang perawatan/nifas/kamar mandi
4. Ruang linen
5. Ruang perawat+kamar mandi
6. Ruang dokter+kamar mandi
7. Ruang tunggu
8. Ruang persiapan + kamar mandi
9. Ruang peralatan dan obat-obatan
10. Ruang observasi
11. Ruang operasi
12. Ruang pulih
13. Ruang cuci
b. Alat Ruang poliklinik :
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Body weight/high scale
4. Doppler
5. Gynaecology table
6. Examination lamp
7. USG
8. Intrumens for obgyn examination
Kamar bersalin :
1. Partus set
2. Examination lamp
3. Doppler
4. Cardiotocograph
5. Stetoskop
6. Spigmomanometer
7. Infusion stand
8. Infant weight scale
9. Oxygen set
10. Emergency light
11. Resuscitation for adult
12. Resusitation for infant
13. USG
14. Sterilisator
15. Delivery intrumens set
16. Minor surgery
17. Forceps naegele kielan
18. Vacuum extraxtor
19. Infus set

Ruang Nifas atau rawat gabung :


1. Kit resusutasi
2. Unit pompa asi
3. Unit meja resusitasi
4. Stetoskop
5. Sphygmomanometer mobile
6. Infus set
7. Hospital bed
8. Thermometer

Perinatal
a. Sarana Rawat inap :
1. Ruang tindakan
2. Ruang isolasi
3. Ruang rawat ruang infesi
4. Ruang rawat non infeksi

Ruang Bayi :
1. Ruang tindakan
2. Ruang isolasi
3. Ruang perawatan
b. Alat 1. Baby incubator
2. Infant warmer
3. Suction pump
4. Baby scale
5. Infant stetoskop
6. Thermometer
7. Flash light
8. Apatel toungue
9. Baby resuscitation set
10. Infusion pump
11. Intubation set for infant
12. Baby examination table
13. Examination lamp

B. Obat-obatan
Obat-obatan dibawah ini merupakan persyaratan minimal yang harus dipunyai RSI
Siti Rahmah.

No Nama obat Satuan


1. Vitamin K Ampul
2. Adrenalin Ampul
3. Dopamine Ampul
4. Sulphas atropine Ampul
5. ATS Flacon
6. Heparin Flacon
7. Ca glukonas 10% Flacon
8. MgSO4 Flacon
9. Luminal Ampul
10. Dilantin Ampul
11. Diazepam Ampul
12. Ampicilin Ampul
13. Gentamicin Ampul
14. NaCl 0,9% Kolf
15. NaCl 3% Kolf
16. KCL 3% Kolf
17. Bicnat Flacon
18. Dextrose 5% Kolf
19. Dextrose 10% Kolf
20. Larutan 1 : 4 Kolf
21. Larutan KaEn 4B Kolf
22. Larutan KaEn 3B Kolf
23. Aminosteril Larutan
24. Lipid Larutan
25. Alkohol 70% Larutan
26. Alkohol qt Larutan
27. Betadine Larutan

BAB VII
Pengembangan Pelayanan

A. Pengembangan SDM
Pimpinan bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan
pelayanan.Sehingga staf dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk melaksanakan tindakan dan prosedur baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.

Pengembangan SDM dibagi dalam :


1. Pemenuhan tenaga (kuantitas)
Program/kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan SDM:
a. Melengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan tingkat
pelayanan dimasing-masing RS.
b. Peningkatan jenjang karir dan pendidikan SDM melalui penerapan angka kredit
dan jabatan fungsional serta pendidikan berkelanjutan.

2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan (kualitas)


a. Pelatihan / seminar / workshop
b. Pelatihan berkala dalam bentuk OTJ (On The Job Training) perlu dikembangkan
setiap bulan dalam memahami SOP

B. Pengembangan Sarana, prasarana dan peralatan


Program/ kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan sarana,prasarana dan peralatan
sbb :
1. Pembangunan dan pengembangan gedung
2. Penyediaan peralatan untuk pelayanan maternal perinatal yang diperlukan oleh
dokter dan tenaga lain yang terkait, termasuk sarana penunjangnya.

C. Pengembangan jenis layanan


Dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan dapat dibentuk pelayanan
spesialistik, pelayanan subspesialistik dan pelayanan khusus.
Dalam penyediaan pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit :
1. Memberikan pelayanan, baik didalam maupun diluar gedung RSI Siti Rahmah.
2. Melakukan pembinaan teknis maupun manajemen pada sarana kesehatan.
3. Melaksanakan sistim rujukan sesuai dengan ketentuan.
4. Melaksanakan program RS Sayang Ibu dan Bayi.

BAB VIII
Pembinaan dan Pengawasan

A. Pembinaan
Pembinaan meliputi sumber daya manusia, sistim kerja, pemeliharaan peralatan,
kendali mutu, administrasi dan keuangan. Kegiatan pembinaan yang dapat dilakukan
antara lain :
1. Training
2. Seminar
3. Workshop
4. Peer review
5. Case management

B. Pengawasan
Pengawasan mencakup :
1. Manajemen (termasuk kopetensi SDM)
2. Teknis medis dan keperawatan
3. Sarana dan prasarana
4. Keselamatan pasien
5. Sistim rujukan

RS juga harus melakukan pengawasan secara internal terhadap pelaksanaan


pelayanan maternal dan perinatal.
Pengawasan dilakukan dengan cara :
1. Monitoring indikator mutu pelayanan.
2. Menilai laporan kegiatan berkala.
3. Adanya keluhan klien atau kasus.
4. Kunjungan lapangan.
5. Audit kinerja dan audit medis.

C. Evaluasi dan pengendalian mutu


Harus ada prosedur evaluasi untuk menilai penampilan kerja staf dan pelayanan
maternal dan perinatal. Dalam hal ini pengelola bertanggung jawab untuk melakukan
evaluasi yang terbagi atas :

1. Evaluasi internal
a. Melakukan evaluasi dan melaporkan prestasi kerja staf.
b. Menyelidiki dan melaporkan utilisasi dari kamar tindakan dan perawatan
maternal dan perinatal.
c. Menyelidiki atau melaporkan keluhan dan kekurangan dalam pelayanan, bila
perlu memperbaikinya.
d. Menyelidiki dan melaporkan kecelakaan yang terjadi dikamar tindakan.
e. RSI Siti Rahmah harus merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja
cepat, tepat dan cermat dalam memberikan pelayanan sejak pasien masuk RS.

2. Evaluasi external.
Ini dapat dilakukan oleh komisi akreditasi RS (KARS) departemen kesehatan pada
akreditasi 12 pelayanan (pelayanan perinatal resiko tinggi).
PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan maternal dan perinatal merupakan bagian dari program
kesehatan secara luas yang dampak berdampak besar pada angka kesakitan dan angka
kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB), untuk kesiapan rumah sakit rujukan dalam pemantapan
pelaksaanaan pelayanan 24 jam khusus nya kegawatdaruratan maternal dan neonatal.

Dirumah sakit pelayanan maternal dan perinatal tidak saja membutuhkan keterampilan
tenaga medis ataupun asuhan keperawatan saja, tapi pengelolaan dan manajemen
pelayanan juga sangat mempengaruhi pelayanan ini. Dimana masing-masing pihak terkait
dapat memahami perannya yang selanjutnya mereka akan melakukan pelayanan ini sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Melakukan pekerjaan
yang berat pada waktu
hamil

Lampiran 1. Skema faktor yang mempengaruhi kematian maternal dan perinatal

Faktor medis

Kehamilan usia terlalu muda,terlalu tua,terlalu banyak

Kekurangan gizi pada ibu hamil/anemia dalam kehamilan

Kekurangan gizi
intrauterine/pertumbuhan
placenta yg buruk

Infeksi

Prematuritas
Toksemia Bayi dengan berat lahir rendah

Ekslamsi(syok) Hipotermia
Perdarahan

Kematian maternal Kematian perinatal

Faktor

Yan Kes Persalinan lama


Asfiksia

Infeksi Pertolongan persalinan Infeksi


yang tidak higienis
Lampiran 2. Jenis Pelayanan dan Ketenagaan berdasarkan strata pelayanan maternal dan
perinatal

Kriteria RS kelas C
Jenis Pelayanan 1. Pelayanan antenatal dan postnatal.
2. Pertolongan persalinan normal dan dengan
komplikasi sedang-berat.
3. Pengelolaan kasus kegawatdaruratan
maternal dan perinatal.
4. Asuhan bayi baru lahir.
5. Perawatan bayi dengan kelainan sedang-
berat.
6. Perawatan metode kangguru pada BBLR
7. IMD dan pemberian ASI pada neonatus
8. Menerima kasus rujukan dari strata 1
9. KB
10. Imunisasi

Tenaga 1. Dokter umum


2. Spesialis Obgyn
3. Spesialis anak
4. Spesialis radiologi
5. Spesialis anastesi
6. Spesialis patologi klinik
7. Spesialis lain yang terkait
8. Perawat terlatih
9. Bidan
10. Ahli gizi
11. Tenaga kesehatan lain yang terkait

Kompetensi Mampu memberikan pelayanan sesuai dengan


kopetensi :
1. Kegawatdaruratan maternal dan neonatal
2. Pencegahan infeksi
3. Tranfusi darah dan infuse cairan
4. Anastesi dan analgesia
5. Pelayanan operatif
6. Terapi antibiotika
7. Syok
8. Perdarahan pada kehamilan
lanjut/persalinan
9. Hipertensi
10. Persalinan lama
11. Malposisi
12. Distosia bahu
13. Persalinan dengan distensi uterus
14. Gawat janin dalam persalinan
15. Prolapsus tali pusat
16. Gangguan pernafasan
17. Ketuban pecah dini
18. Memberikan pelayanan terbatas dan
merujuk kepada fasilitas pelayanan lebih
lengkap kasus-kasus jenis pelayanan
khusus
19. Asuhan bayi baru lahir bermasalah
20. Asfiksia neonatus
21. Sepsis neonatus
22. Tetanus neonatus
23. Hiperbilirubinemia
24. Pengelolaan BBLR
25. Kontasepsi sederhana
26. Kontrasepsi hormonal
27. AKDR
28. Sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai