Pt. Sido Muncul TBK
Pt. Sido Muncul TBK
PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940,
dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang
mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring
terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan
andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat
tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan
pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan
Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai
unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan
batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan
Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian
pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul
sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri
dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya
jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih
penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun
Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu
sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat
tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi,
ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis.
Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada
juga terdapat Agrowisata seluas 1,5 hektar. Lahan agrowisata tersebut berisikan
berbagai jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan digunakan sebagai bahan
umum untuk datang berkunjung dan melihat secara langsung proses produksi
yang dilakukan, dengan harapan dapat membuka mata masyarakat jamu - jamu
obat, terutama diprioritaskan pada tanaman - tanaman langka atau yang hampir
punah. Sebagian besar koleksinya terdiri dari tanaman untuk bahan jamu yang
dipergunakan oleh para industri dan lainnya masih dieksplorasi dari alam.
Pada tahun 1999 dirintis pembukaan kawasan khusus untuk lokasi koleksi
tanaman obat yang akhirnya didesain seartistik mungkin dan menarik untuk
dilihat dan dikunjungi. Secara resmi tempat tersebut dijadikan obyek agrowisata
khusus koleksi tanaman obat yang dirancang terpadu, antara koleksi tanaman obat
Lokasi...
kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menempati lahan seluas 1,5 hektar, dengan
topografi tanah landai, ketinggian tempat 440 meter dari permukaan laut.
Ganoderma Lucidum.
2. Jalan yang bisa dilalui mobil, untuk berkeliling lokasi
3. Aula berupa Gasebo
4. Kolam ikan ( danau buatan )
5. Nursery / kebun bibit dan tempat penjualan bibit tanaman obat
baru. Penelitian selain dilakukan oleh team R&D PT. SidoMuncul juga
melibatkan atau bisa dilakukan oleh institusi lain terutama para pelajar dan
mahasiswa.
2. Misi Sosial
Agrowisata dibuka untuk umum, siapa saja bisa datang berkunjung, terutama
tentang tanaman obat baik mengenai cara budidaya maupun fungsi dan
Agrowisata PT. SidoMuncul terbuka untuk umum, dan biasanya dalam sebulan
pabrik, yang letaknya tidak jauh. Bagi yang berminat bisa langsung menghubungi
Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. SidoMuncul tidak ingin
untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani
limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air
limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman.
Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk
perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena
Agar produk dapat senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
Ketika manusia purba hadir di bumi, perhatian utama mereka adalah upaya untuk
sekitar, tumbuhan dan binatang apakah yang dapat dijadikan bahan pangan atau
tentang berbagai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat untuk
Agar pengalaman tentang tumbuhan obat ini dapat ditularkan kepada anak cucu,
sanak saudara maupun semua anggota masyarakat purba itu, mereka melakukan
penyampaian lisan dari mulut ke mulut. Setelah adanya pengetahuan tentang tulis
menulis, maka semua pengalaman tentang bahan-bahan baku alam ini, yang
dicatat. Karena pada saat itu belum dikenal kertas, maka pencatatan dilakukan
dengan cara menulis pada lempengan tanah liat yang masih basah dengan
sinar matahari. Cara penulisan lain dilakukan pada lembar-lembar daun lontar
yang kuat, misalnya pada daun tumbuhan sejenis kelapa yang disebut lontar.
Lama kelamaan, setelah mereka mampu membuat kertas maka catatan mengenai
perkembangan di bidang obat-obatan dari alat mini ditulis di atas kertas (papiry).
Era selanjutnya berkembang lagi, yakni apa-apa yang telah dapat dicatat dikertas-
kertas tadi dikembangkan menjadi buku-buku, seperti " De Materia Medica ",
yang ditulis oleh Peanios Dioscorides. Juga buku " Genera Plantarum " oleh
tumbuhan obat tersebut semakin luas tersebar, sehingga dapat diketahui dan
oleh Galen ( tahun 131 - 200 setelah Masehi ) seorang farmasis merangkap dokter,
dimulailah upaya-upaya untuk membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan
dan hewan. Dari rintisan Galen inilah, kemudian dikenal cara-cara mengekstraksi
(Mengambil sari) zat-zat yang berkhasiat dari bahan-bahan alami tersebut, dan
lahirlah istilah " sediaan galenik / sediaan olahan " di bidang farmasi, termasuk
apa yang dikenal dengan ekstrak dan tingtur, yang terus berkembang hingga kini.
jaman dahulu kala, nenek moyang kita memanfaatkan tumbuhan untuk bahan
obat-obatan. Sejarah tersebut terekam dalam sebuah dokumen tertua, yakni tahun
772 setelah Masehi, pada relief candi Borobudur berupa lukisan tentang obat,
Ramuan-ramuan obat yang berasal dari tumbuhan ini ditulis oleh penemunya,
diatas daun lontar, yang di Bali disebut Lontar Usada dan ditulis dari tahun 991
Tal, sama dengan Lontar juga. Dokumen-dokumen ini telah ada yang
dokumen hasil terjemahan tersebut adalah pada tahun 1937 di Bali, Lontar Usada
diterjemahkan oleh Dr. med. Wolfgang Weck seorang dokter pemerintah Hindia
Belanda, dalam bukunya Heilkunde und Volkstum auf Bali ( Pengetahuan tentang
Penyembuhan dan Pekerti Rakyat Bali ). Juga Dr. R. Goris sejak sebelum Perang
dunia Ke-II, banyak menulis tentang the Balinese Medical Literature di pelbagai
untuk Kesehatan" dan " Martha's Indische Kruiden Recepten Boek " atau " Buku
dalam bahasa Indonesia oleh Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, menjadi dua jilid
tentang ramuan-ramuan obat dari bahan alam ini telah dibukukan kedalam "
Kawruh Bab Jampi Jawi " atau " Pengetahuan tentang Jamu Jawa", yang
diterbitkan pada tahun 1858 dan memuat sebanyak 1734 ramuan jamu. Awalnya
sebagai bahan baku obat asal tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh nenek
moyang kita diambil dari tumbuhan liar yang tumbuh di sekeliling tempat
tempat yang lebih jauh lagi, bahkan sampai ke wilayah hutan. Namun karena
obat-obat nabati tersebut berasal dari tumbuhan liar, yang umurnya tidak seragam,
pertumbuhan yang seragam, sehingga pada waktu pengumpulan bahan baku obat
(panenan) bahan baku tersebut dilakukan, agar memilki mutu yang baik (optimal).
terbaiknya dapat diketahui jika batang atau daunnya mulai mengering dan
menguning, dan dipilih akar yang berdaging / gemuk. Selanjutnya untuk daun,
sebaiknya dipanen antara jam 09.00 - 11.00, karena belakangan diketahui bahwa
pada saat itu pertukaran zat ( asimilasi ) berlangsung maksimal. Disamping itu
hendaknya dipanen pada saat tumbuhan itu berbunga atau sebelum masknya buah.
bahwa pada saat itu kulit batang paling banyak mengandung zat-zat berkhasiat.
pada saat masak ( adas manis, adas atau lada putih ). Akhirnya biji dikumpulkan
pengetahuan Barat, yang lambat laun menggeser pengetahuan tentang obat alam
obat alam, bahkan hingga enggan menggunakan karena dianggap obat kampung
dan tidak berkhasiat. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa tidak seperti yang
diduga, obat alam mampu berperan dalam mengatasi masalah kesehatan, yang
ternyata dari jaman dahulu pada saat obat kimia belum dikenal, nenek moyang
Maka dengan meneladani semangat cinta obat alam yang telah ditunjukkan oleh
Prof. Dr. M. Sardjito, Drs. Med. Ramali, yang ketika itu berjuang di daerah
Surakarta, mempelopori penyusunan buku tentang formula obat-abat alam, yang
maka ketika dunia barat mendengungkan semboyan " Back To Nature ", kita
kesehatan, hanya saja karena lambannya pertumbuhan semangat cinta obat alam
dalam hal khasiat yang lebih baik serta efek samping yang lebih kecil daripada
Tumbuhan obat mengandung sekelompok zat aktif, yang secara kimia berbeda-
beda rumus molekulnya. Oleh karena itu jika salah satu bagian tumbuhan obat itu
digunakan, maka zat-zat aktif tersebut saling berinteraksi, sehingga khasiat yang
ditunjukkan adalah merupakan hasil akhir ( resultante ) antar aksi zat-zat aktif
tersebut.
Dalam tulisan yang berjudul " Drugs Used In The Chemotherapy of Protozoal
Infections " atau obat-obatan kimia yang digunakan dalam pengobatan Protozoa,
yang sama itu memilki khasiat yang sama, hanya saja besar kecil atau kuat
lemahnya berbeda, atau bahkan kadang jenis khasiat zat yang satu berlawanan
dengan yang satunya, sehingga jika dicampur maka akan saling menguatkan atau
Agar memudahkan kita untuk membayangkan hal tersebut, dapat diambil contoh
kulit kina. Bahan ini mengandung alkaloid-alkaloid antara lain kinina, sinkonina,
kinidina, dan sinkonidina. Zat-zat ini memiliki inti molekul yang sama, yaitu
kinolina, maka semua zat ini memiliki khasiat yang sama, misalnya sebagai
antipiretika (penurun demam), analgetik (penghilang nyeri), anti malaria dan anti
aritmia jantung (anti denyut jantung yang tidak seirama), namun kekuatan atau
besarnya saja yang berbeda. Demikian juga efek sampingnya sama jenisnya
seperti pusing kepala dan berdengingnya telinga yang ditimbulkan oleh zat kinina,
Dengan demikian maka jika digunakan obat dari bahan tumbuhan maka seperti
telah diuraikan, khasiatnya merupakan hasil akhir antar aksi semua jenis zat
kandungan bahan tumbuhan tersebut, yaitu lebih baiknya khasiat dan lebih
Hal yang demikian itu tak dapat ditunjukkan oleh zat kimia tunggal murni, karena
baik khasiat maupun efek sampingnya adalah murni berasal dari zat kimia
samping yang lebih kecil daripada obat kimia murni dapat ditunjukkan pada
kenyataan berikut : Jika kita menggunakan akar pulai pandak dan reserpina (zat
kandungan akar pulai pandak) untuk pengobatan penyakit tekanan darah tinggi
akar pulai pandak memberi khasiat yang lebih baik dan efek samping yang lebih
kecil daripada reserpina. Hal itu dapat diketahui dari kenyataan bahwa jika untuk
reserpina murni akan diperlukan 1 mg, sedang jika digunakan akar pulai pandak
cukup cukup hanya menggunakan 250 mg saja. Akar pulai pandak sejumlah ini
hanya mengandung ¼ mg reserpina, hal ini berarti bahwa penggunaan akar pulai
pandak lebih efektif daripada reserpina murni, sehingga berkhasiat dan efek
Terdapat pula kenyataan lain bahwa jika 4 bagian verodoksin, salah satu zat
daun Digitalis pula, ternyata daya pengobatannya setara dengan daya pengobatan
digitoksin saja, sedang efek sampingnya ternyata lebih kecil. Hal ini membuktikan
bahwa daun Digitalis yang mengandung verodoksin dan digitoksin itu lebih
efektif daripada digitoksin murni dan jelas pula seperti halnya akar pulai pandak,
bahan tumbuhan lebih efektif dan lebihb kecil efek sampingnya dibandingkan
Namun pernyataan di atas jangan disalah artikan bahwa obat dari bahan tumbuhan
tersebut tidak punya efek samping, adalah keliru. Daun kecubung misalnya, yang
mengandung zat antropina, jelas memilki efek samping yang keras. Namun efek
sampingnya tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan zat antropina murni.
Ramuan asli Indonesia atau Jamu atau yang juga dikenal sebagai obat asli
Indonesia sebenarnya telah ada sejak jaman dulu. Jamu kemudian lebih
berkembang dan dikenal karena secara eksis digunakan oleh kaum bangsawan
upaya perawatan atau pengobatan untuk kesehatan. Semua ramuan jamu berasal
makin menyebar dan " merakyat ". Usaha jamu sendiri dirintis sejak ratusan tahun
yang lalu, oleh perusahaan jamu Ny. Item dan Ny. Kembar di Ambarawa, di tahun
1825. Setelah itu, di era tahun 1900-an bermunculan pabrik-pabrik jamu lain
Saat ini, di Indonesia terdapat kurang lebih 600 industri jamu, besar dan kecil,
sementara jumlah pengrajin jamu hampir mencapai 400 pengrajin.
bahan natural, dapat dikembangkan dalam berbagai bidang produk, antara lain :
1. Herbal Medicine
2. Herbal Food
3. Herbal Drinks
4. Herbal Cosmetics
5. Herbal Candy
6. Herbal Tea
7. Herbal Flower
8. dll
1.
dan 8 - 11 Oktober 2003 lalu. Pada acara tersebut, produk Kunyit Asam
bersaing dengan ratusan produk pangan dari berbagai industri pangan, dari 10
negara ASEAN, dengan komposisi dewan juri yang terdiri dari para pakar
ilmu pangan se-ASEAN serta dari Australia, Korea, USA dan China. Kriteria
2.
Anugerah " Solo Customer Satisfaction Index ( SCSI ) 2003 " , sebagai
merek Jamu terpopuler.
PT. SidoMuncul meraih Penghargaan SCSI 2003 ( Solo Customer
Satisfaction Index ) untuk kategori Jamu, serta produk Kunyit Asam Fiber
( salah satu varian Kunyit Asam ) meraih peringkat ke-3 untuk kategori
Maret, Solo dengan Harian Umum Solo Pos. Survei untuk mendukung SCSI
dan Kab. Boyolali , dengan jumlah sample 2.059 KK, dan jangka waktu
customer satisfaction.
3.
Penghargaan " Best Brand " dari Frontier dan majalah SWA, untuk produk
KukuBima.
Penghargaan ini dilakukan guna memilih merek-merek paling top dan
menjadi top of mind di Indonesia, diadakan rutin pada setiap tahunnya oleh
Consultant dan PT. Capricorn Mars Indonesia, pada periode yang bebeda.
4.
5.
dan Transmigrasi untuk program Mudik Lebaran Gratis ke -13 kali, tahun
2002
Tradisi Mudik Lebaran Gratis diawali pada tahun 1991, dan diperuntukkan
bagi para penjual jamu di Jabotabek. Bila di-total, jumlah keseluruhan para
pemudik yang mengikuti program Mudik Lebaran SidoMuncul adalah
6.
Peraih " Cakram Award 2002 " , untuk kategori Pengiklan terbaik 2002
yang memiliki prestasi atau potensial yang terkait dengan kegiatan periklanan
dan Humas. Di tahun 2002, SidoMuncul berkesempatan untuk memperoleh
7.
Penghargaan " ICSA 2002 ", untuk produk KukuBima / Kategori Jamu dan
Perusahaan Teladan " Cara baik Bung Hatta " , tahun 2002.
Indonesia , Muhammad Hatta, atau lebih dikenal dengan Bung Hatta, yang
tepatnya jatuh pada 12 Agustus 2002, Maka keluarga besar Bung Hatta,
yang dinilai telah menerapkan teladan dan cara Bung Hatta dalam
Kesehatan RI, Ahmad Sujudi, dan dengan keberadaan Sertifikat ini, maka