PEMBAHASAN
4 Laboratorium Fabrikasi
a . Sumber bahan
Penerimaan bahan baku di PT. JAMU AIR MANCUR terdiri dari dua
tahap yaitu penerimaan bahan baku yang masih berupa sample dan
penerimaan bahan baku dalam jumlah besar. Bahan baku yang masih
berupa sample yang dibeli oleh PT. JAMU AIR MANCUR baik dari
petani, pemasok dalam maupun luar negeri maka diperiksa terlebih
dahulu oleh Laboratorium Penelitian dan Pengembangan yang
berlokasi di Palur. Pemeriksaan ini meliputi keaslian, kemurnian bahan
baku, kadar air dan kandungan zat berkhasiat.
Jika pihak laboratorium telah menyatakan bahwa bahan
tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan maka transaksi jual beli
dapat berlangsung, lalu pemasok membawa bahan dalam jumlah yang
diminta PT. JAMU AIR MANCUR. Penyiapan dari pemasok antara
lain pedagang, khususnya petani yang merupakaan binaan perusahaan
dengan membawa sampel simplisia dengan ketentuan kadar air sekitar
10% selanjutnya diperiksa yaitu Pemeriksaan oganoleptik dan
laboratorium. Pemberian label, Pencatatan, Pengeluaran FIFO (First In
First Out).
sortasi.
a) Sortasi
Sortasi (dilakukan secara manual) adalah suatu kegiatan
untuk menghilangkan suatu kotoran atau benda-benda lain yang ada
pada bahan. Sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bahan
baku dan kotoran yang terbawa pada saat penerimaan awal, misalnya
kotoran tersebut berupa tanah, kerikil, debu atau benda asing lainnya
dan bahan baku yang tidak sesuai SAM juga dipisahkan dan begitu
juga dengan bahan yang cacat, bahan yang berjamur.
Pada proses sortasi ini, bahan yang tidak terpakai mencapai
sekitar 8%-11%. Hasil dari sortasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
sebelum peracikan.
biji pala.
diberi label yang berisi kode nama bahan, nomor bahan, kadar
b) Pencucian
Bahan yang digunakan kira-kira 65 % mengalami proses
pencucian ulang guna menhilangkan pencemar fisik dan khemik serta
menurunkan angka mikrobiologinya. Air yang dipergunakan untuk
pencucian diberi desinfektan berupa kaporit sebanyak 0.05-0.09 %
yang diperhitungkan air pencucian tersebut mengandung sisa khlorin
bebas kira-kira 10 ppm. Dengan demikian, pencucian yang dilakukan
di PT. Air Mancur terdiri dari 2 tahap. Pencucian pertama dengan air
bersih dilakukan sebanyak tiga sampai berulang kali mengunakan bak
bertingkat. Sedangkan untuk pencucian kedua mengunakan cairan
disenfektan. Pencucian dilakukan guna menghilangkan sisa-sisa
pestisida.
c) Pengeringan
Pengeringan yang dilakukan di PT. Air Mancur digunakan
pada bahan yang mengalami proses pencucian. Bahan-bahan tersebut
adalah umbi-umbian, akar-akaran dan jenis rimpang. Tujuan dari
proses pengeringan adalah untuk menghasilkan keseragaman kadar air
dari bahan-bahan tersebut yaitu kurang dari 10%. Pengeringan
dilakukan dengan menggunakan mesin oven yang berbentuk gerbong
kereta api pada suhu 70⁰C dengan waktu 4-5 jam.
d) Penggorengan.
Penggorengan yang dilakukan pada bahan baku adalah jenis
goreng sangrai yaitu penggorengan tanpa memakai minyak. Contoh
bahan yang disangrai antara lain botor dan kedawung. Proses
penggorengan kedawung bertujuan untuk mengelupas kulit.
Penyimpanan bahan dilakukan didalam gudang yang bersih (steril)
denagn kondisi yang kering,tidak terlalu panas dan bebas dari hama
gudang yang kemudian diracik sesuai dengan komposisi.
e) Pengecilan Ukuran (Crusher)
Pengecilan ukuran dalam mesin crusher bertujuan
untuk memenuhi standar keseragaman bahan dan untuk memudahkan
proses selanjutnya. Pengecilan ukuran dilakukan agar bahan
mempunyai ukuran yang sama.
3. Pengolahan
Pengolahan terdiri dari penggilingan; pengayakan;
pengadukan (homogenitas) dalam mesin mixing menjadi
produk setengah jadi.
a) Penggilingan (Grinding)
b) Pengayakan
c) Pengadukan (Pencampuran)
d) Pemeriksaan laboratorium
5. Standarisasi Bahan
6. Pengemasan
Pengemasan primer, Pengemasan sekunder, Pemberian label,
dan pengemasan kebenaran produk, Pendistribusian ke gudang Finish
Goods.
Proses Pengolahan simplisia menjadi produk jamu mutlak
dilakukan untuk mendapatkan bahan siap racik yang memenuhi Standar
Air Mancur dan merupakan syarat utama untuk menghasilkan
fitoterapi. Untuk semua jenis simplisia perusahaan menetapkan standar
yang berbeda-beda satu dengan lain, tergantung khasiat masing-
masing.
Pengendalian Mutu Bahan Baku PT. Air Mancur
1. Pemeriksaan Mutu
Bahan baku yang berupa Simplisia yang ditawarkan oleh
levensiar kepada perusahaan akan dilakukan pemeriksaan keaslian atau
kemurnian bahan, kandungan berkhasiat dalam bahan, kadar air,
kandungan minyak atsiri, kadar tanin, kandungan abu tak larut dalam
air dan sari dalam etanol. Jika memenuhi syarat maka bahan baku akan
diterima oleh perusahaan dalam jumlah yang besar. Kemudiaan
dilakukan pemeriksaan yang kedua bahan yang lolos pada pemeriksaan
ini akan masuk ke gudang kantor. Sebelum masuk proses produksi
bahan yang disortasi, untuk bahan yang lolos akan digunakan untuk
proses selanjutnya. Sedang yang tidak lolos dibuang.
2. Sortasi dan pencucian.
Sortasi bertujuan untuk memisahkan bahan baku yang cacat
untuk diperoleh bahan yang baik. Pencucian bertujuan untuk
menghilangkan kotoran yang terbawa oleh bahan baku pada saat
pengangkatan dan penyimpanan. Pencucian dilakukan 2-3 kali
tergantung dari tingkat kekotoran bahan tersebut. Pencucian di PT. Air
Mancur melakukan pencucian bahan baku yang digunakan untuk bahan
jamu dengan dua tahap pencucian dengan air bersih dan pencucian
dengan desinfektan.
3. Formalinisasi
Formalinisasi dilakukan digudang kantor tempat
penyimpanan bahan baku yang baru diterima dari pemasok. Biasanya
dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara memanaskan kristal
formalin diatas kompor listrik dalam ruang tertup selama 10 jam.
Tujuan formalinisasi adalah membunuh mikroorganisme, serangga, dan
mengusir hewan pengganggu. Setelah dilakukan formalinisasi akan
dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium mikrobiologi. Jika formalin
tidak kontak langsung dengan bahan baku maka dianggap tidak bahaya.
4. Fumigasi.
Fumigasi akan dilakukan sesekali ketika ada permintaan.
Tujuan fumigasi adalah untuk membunuh serangga dan tikus.
Fumigasi yang dilakukan di PT. Air Mancur menggunakan
fastototiksin dalam bentuk tablet.
5. Penggudangan.
Bahan yang telah dibeli disimpan dalam gudang untuk
menunggu proses selanjutnya. Pengendalian mutu yang dilakukan
dengan cara pengaturan keluar masuk bahan baku. Di PT. Air Mancur
menggunakan metode FIFO. Penggunaan bahan baku juga tidak
langsung bersentuhan dengan lantai tetapi ditaruh diatas kayu. Selain
pengendalian mutu diatas masih banyak pengendalian- pengendalian
mutu yang lain yaitu Pengendalian mutu proses yang mencakup proses
penggilingan, proses pengayakan, proses pencampuran, proses
pemeriksaan laboratorium, pembuatan adonan, dan pengemasan dan
proses pengendalian mutu produk dan keamanan.
Untuk hasil produk jamu PT. Air Mancur terdiri dari
beberapa jenis berupa cair,serbuk, pil,tablet dan serbuk. Untuk produk
jamu yang diinginkan dibedakan pada proses pembentukan produk
sesuai dengan bentuk yang diinginkan setelah melewati tahap
pencampuran (mixing).
Limbah PT. Air Mancur
Proses pengolahan jamu dalam bentuk serbuk menghasilkan
limbah berupa limbah padat dan gas.
1. Limbah padat adalah ampas jamu yang dihasilkan dari proses
penggilingan simplisia maupun penyaringan serbuk jamu.
2. Limbah berupa gas adalah asap yang dikeluarkan dari mesin
penggerak pada saat proses penggilingan dilakukan. Dari proses
pengolahan jamu ini tidak dihasilkan limbah cair karena bahan baku
simplisia sudah diterima dalam bentuk kering sehingga tidak perlu
dicuci lagi.
3. Untuk limbah cairnya sendiri diolah dalam unit instalasi pengolahan
limbah cair secara aerob maupun an-aerob.
Dampak lingkungan lain yang terjadi adalah suara bising
(polusi suara) yang diakibatkan oleh mesin penggerak yang sedang
dijalankan. Ampas jamu yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan
sekitar karena dimasukkan ke dalam karung. Ampas ini dapat dijual
kembali (untuk pakan ternak atau pemanfaatan lain). Limbah asap dan
suara bising yang dihasilkan oleh mesin penggerak dapat dikurangi
dengan membuat pipa cerobong yang tinggi sekitar 5 meter sehingga
tidak mengganggu masyarakat sekitar. Kenyataannya asap yang
dihasilkan tidak pekat dan suara yang ditimbulkan pun tidak terlalu
bising. Pada lokasi usaha tercium aroma jamu dari proses penggilingan
dan ceceran serbuk jamu yang senantiasa dibersihkan secara berkala.
Secara umum, industri ini tidak memberikan dampak lingkungan yang
mengganggu ataupun berbahaya bagi masyarakat sekitar lokasi usaha.