TAHUN 2019
1
MODUL
BLOK 20 (KEDOKTERAN TROPIS)
Departemen Terkait :
Mikrobiologi Pediatri Radiologi
Parasitologi Penyakit Dalam Kesehatan Masyarakat
Farmakologi Patologi Klinik
Pusat Studi Kedokteran Islam (PSKI)
Pusat Studi Kedokteran Keluarga (PSKK)
2
Daftar Isi
Halaman
Halaman Judul ………………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………. 3
Pengantar ……………………………………………………………………… 4
Kerangka Topik………………………………………………………………. 5
Rancangan Metode Pembelajaran ……………………………………………. 6
Tata Tertib Praktikum ....................................................................................... 12
Tata Tertib Ketrampilan Klinis (Skills Lab) ..................................................... 17
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tutorial Metode MLS ....................................... 20
Skenario Tutorial ………………………………………………………........... 21
3
PENGANTAR
BLOK KEDOKTERAN TROPIS
Blok Kedokteran Tropis adalah blok pertama di tahun ke 4 dari kurikulum blok PBL
dalam program studi pendidikan dokter Ilmu Kesahatan dan Kedokteran UMY. Topik-topik
dalam blok ini berhubungan dengan kasus klinis, masyarakat dan kedokteran keluarga, dimana
integrasi kedokteran keluarga dan EBM diimplementasikan dalam perkuliahan dan tutorial.
Proses belajar aktif dilakukan dalam diskusi kelompok kecil atau tutorial, kuliah, ketrampilan
klinis (skills lab) dan praktikum di laboratorium.
Secara umum, isi dari blok kedokteran tropis berhubungan dengan penyakit-penyakit
tropis yang sering dijumpai, termasuk di dalamnya membahas etiologi, patofisiologi, dasar
diagnosis, penatalaksanaan dan epidemiologi penyakit-penyakit tersebut. Tujuan dari blok
kedokteran tropis adalah mendorong mahasiswa untuk dapat menegakkan diagnosis dan
menentukan penatalaksanaan yang tepat dari penyakit-penyakit tropis, menggabungkan antara
tindakan kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.
4
TOPIC TREE BLOK KEDOKTERAN TROPIS
ETIOLOGY PATOGENESIS
Basil Mycobacterium Patologi klinik infeksi & prinsip
tuberculosis, M.leprae & pelacakan dalam patologi klinik
M.non spesific
Patogenesis dari infeksi penyakit
Virus DNA & RNA penyebab
tropis
penyakit-penyakit tropis
DIAGNOSIS
PSKI :
EBM : Permasalahan-permasalahan
Penyakit umat dan solusinya
Tropis KOMPLIKASI Kesehatan komunitas &
lingkungan
PENATALAKSANAAN
FARMAKOTERAPI PENDEKATAN
- Terapi farmakologi untuk KEDOKTERAN
penyakit –penyakit tropis KELUARGA
5
RENCANA TEKNIK BELAJAR MODUL KEDOKTERAN TROPIS
I. Learning Outcome :
1. Mahasiswa mampu menggali informasi secara verbal maupun non verbal dengan pasien
dari berbagai usia, anggota keluarganya, masyarakat, kolega dan profesi lain pada
penyakit yang harus dikuasai pada blok kedokteran tropis
2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur klinis pada penyakit yang harus dikuasai pada blok
kedokteran tropis sesuai kewenangannya yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan
menggunakan prinsip keselamatan pasien, serta keselamatan diri sendiri dan orang lain.
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah kesehatan pada penyakit yang harus
dikuasai pada blok kedokteran tropis berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan
kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
4. Mahasiswa mampu identifikasi, menjelaskan, dan merencanakan pendekatan
keilmuan dalam menyelesaikan permasalahan, berdasarkan pada pengobatan medis, ilmu
kedokteran untuk mendapat hasil yang optimal pada penyakit yang harus dikuasai pada
blok kedokteran tropis
5. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah kesehatan pada penyakit yang harus dikuasai
pada blok kedokteran tropis berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang
mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
6
21 HIV/AIDS tanpa komplikasi 4A
22 AIDS dengan komplikasi 3A
Strategi
Area Leraning Outcome Kuliah, Topik
Kompetensi Praktikum,
Latihan
ketrampilan
klinis,
Tutorial
Mampu menggali informasi Ketrampilan - Managemen kasus
secara verbal maupun non klinis (Anamnesis dan
AREA 6 verbal dengan pasien dari (Skills lab) Pemeriksaan fisik pada
Ketrampilan berbagai usia, anggota kasus penyakit-penyakit
keluarganya, masyarakat, tropis)
kolega dan profesi lain.
Mahasiswa mampu - Pemeriksaan serologi
melakukan prosedur klinis Dengue
sesuai kewenangannya yang Praktikum - Pemeriksaan M. tbc
berkaitan dengan masalah (BTA)
kesehatan dengan - Pemeriksaan Serologi
menggunakan prinsip Tifoid (Widal)
keselamatan pasien, serta - Morfologi plasmodium
keselamatan diri sendiri dan
orang lain. - Pemeriksaan Darah
Malaria
- Pemeriksaan darah
Filaria
7
Ketrampilan - Bedah Minor II
klinis - Ketrampilan konseling
(Skills lab) model CEA (Catharsis-
Education-Action) pada
individu pasien dengan
kasus penyakit menular
kronik (terutama TB &
HIV/AIDS)
AREA 5 Mahasiswa mampu - Mycobacterium
Landasan menyelesaikan masalah tuberculosis, M.leprae
Ilmiah Ilmu kesehatan berdasarkan & M.non spesific
Kedokteran landasan ilmiah ilmu - Virus DNA & RNA
kedokteran dan kesehatan penyebab penyakit tropis
yang mutakhir untuk Kuliah (virus dengue)
mendapat hasil yang - Plasmodium Malaria
optimum. - Filariasis non limfatik
- Vektor Penyakit
- Trematoda, Cestoda
- Gambaran radiologi
pada penyakit tropis
- Pendekatan laboratorium
penyakit-penyakit infeksi
(DHF, TBC, TF, Malaria)
- Fever of Unknown
Origin
8
Demam < 7 hari pada anak
Tutorial TB dengan HIV stadium 3
Demam > 7 hari pada dewasa
Demam > 7 hari dengan
gangguan saluran pencernaan
Manajemen menyelesaikan Kuliah Terapi farmakologi penyakit
permasalahan kesehatan infeksi
individu, keluarga, Obat anti tuberkulosis
masyarakat secara Epidemiologi penyakit-penyakit
keseluruhan, holistik, tropis
terpusat dan bekerjasama Permasalahan-permasalahan
dengan puskesmas umat dan solusinya.
Pandangan Islam tentang
kesehatan komunitas dan
lingkungan
Area 3
Komunikasi EBM Penyakit Tropis
Efektif
9
13 New Emerging Diseases (SARS, Zika & flu dr. Prasetyo K, Sp.PD 1
burung)
14 Travel medicine and tourism aspek klinis dr. Agus Widiatmoko, Sp.PD
22 Morfologi dan patogenesis infeksi penyakit Dr. Dra. Lilis Suryani, M.Kes 1
tropis.
Virus DNA & RNA penyebab penyakit tropis dr. Muhammad Kurniawan 2
24
M.Sc.
Terapi farmakologi untuk penyakit-penyakit dr. Akhmad Edy Purwoko, 2
25
tropis (viral, bacterial, parasit) M.Kes
Trematoda Dr. drh. Tri Wulandari , 2
26
Cestoda M.Kes
Filariasis Limfatik Dr. drh. Tri Wulandari , 1
27
M.Kes
Filariasis Non Limfatik Dr. dr. Sri Sundari, M.Kes
28
1
Vektor Penyakit tropis : Dengue, Malaria, Dr. drh. Tri Wulandari ,
29 1
Filaria Limfatik M.Kes
30 Leishmania dan Tripanosoma Dr. dr. Sri Sundari, M.Kes 2
Gambaran radiologi pada penyakit tropis— dr.Ana Majdawati, Sp.Rad.
31
pengenalan gambaran pmx. Radiologis (K) 2
32 TB ekstra pulmonal dr. Fitria Nurul, Sp.PD
10
EBM Penyakit tropis dr. Bambang Edi S., SpA,
33 2
M.Kes
Dr. dr. Titiek Hidayati ,
34 Pandangan Islam tentang kesehatan M.Kes 1
komunitas dan lingkungan
Permasalahan-permasalahan umat dan Dr. dr. Titiek Hidayati ,
35 1
solusinya M.Kes
36 Konseling CEA Individu Dr Oryzati Hilman, MFM,
1
CMFM, Ph.D
JUMLAH 47
V. TOPIK PRAKTIKUM
11
3. Skenario 3 (demam > 7 hari pada dewasa) 4
4. Skenario 4 (demam > 7 hari disertai gangguan pencernaan) 4
Total jam Tutorial 16 jam
VIII. Evaluasi
Penilaian berdasarkan penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif diperoleh dari
aktifitas harian menggunakan check list, laporan tertulis, kuiz, dll. Penilaian summatif
menggunakan ujian tertulis (MCQ) dan OSCE. Nilai akhir blok ditentukan berdasarkan :
60% MCQ
30 % Tutorial
10 % Praktikum dan responsi.
Nilai Ketrampilan belajar (Skills lab) diperoleh dari nilai harian dan OSCE semester,
sebagai nilai non blok
Makahsiswa dinyatakan lulus bila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Nilai minimal MCQ 60
Nilai minimal OSCE 60
Nilai akhir minimal 60
12
11. Sjaifoellah Noer, dkk, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, edisi ke-3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
12. Cook Gordon, 1996, Manson’s Tropical Diseases, , twentienth Edition , ELBS with
WB Saunders, British Goverment London
13. Strickland, Hunter’s, 1991, Tropical Medicine, Sevent Edition, WB Saunders
Company, America
14. Adel AF Mahmud, 1993, Tropical and Geographical Medicine,International Edition,
Company Handbook, Mac Graw Hill
15. GV. Gill, NJ Beeching, 2004, Tropical Medicine, fifth edition, Blackwell Science,
Hongkong, India.
16. Soegijanto, Soegeng, 2004, Kumpulan Makalah Penyakit Tropis Dan Infeksi di
Indonesia Jilid I, edisi 1, Airlangga University Press, Surabaya
17. Soegijanto, Soegeng, 2006, Kumpulan Makalah Penyakit Tropis Dan Infeksi di
Indonesia Jilid 5, edisi 1, Airlangga University Press, Surabaya
18. Soegijanto, Soegeng, 2007, Kumpulan Makalah Penyakit Tropis Dan Infeksi di
Indonesia Jilid 6, edisi 1, Airlangga University Press, Surabaya
19. Strickland, G.T., 1991, Hunters Tropical Medicine, edisi 7, W.B. Saunders Company
British Government London
20. Mahmoud Adel, A.F., 1993, Tropical and Geographical Medicine : Companion
Handbook, edisi 1, Mc Graw Hill, British.
21. Gill, G.V, Beeching, M.J., 2004, Lecture Notes on Tropical Medicine, edisi 5, Blackwell
Publishing, British.
22. Peters, Wallace et al., 2007, Atlas of Tropical Medicine and Parasitology, edisi 6,
Elsevier Limited, British.
b. Jurnal
BMJ dan NEJM
c. Pakar
1) dr. Bambang Edi S., SpA, M.Kes
2) dr. Agus Widyatmoko Sp.PD
3) Dr. dr. Titiek Hidayati , M.Kes
13
TATA TERTIB PRAKTIKUM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PRETEST
1. Mengikuti pretest adalah syarat mahasiswa mengikuti kegiatan praktikum.
2. Sebelum kegiatan belajar dimulai, dilaksanakan pretest.
3. Bagi mahasiswa yang terlambat namun pretest masih berlangsung, diperbolehkan
mengikuti pretest tanpa penambahan waktu. Bagi mahasiswa yang terlambat namun
pretest sudah selesai, maka tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum dan harus
mengikuti inhal praktikum.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum bila nilai pretest < 40
5. Mahasiswa wajib mengerjakan pretest dengan jujur, bila melakukan kecurangan
(mencontek teman, bekerjasama, membuat dan menggunakan contekan, dll) ataupun
tindakan mencurigakan yang lain (tengak-tengok, lirak-lirik, berbisik/berbicara dengan
teman, menggunakan HP, dll), maka asisten berhak memberikan peringatan dan sanksi
(pengurangan nilai, pembatalan pretest, dan/atau mengeluarkan mahasiswa tsb). Tidak
diperkenankan mencoret jawaban, menggunakan tipex untuk mengganti jawaban atau
menggunakan pensil pada saat mengerjakan pretest.
KETENTUAN PAKAIAN
1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib menggunakan jas praktikum, dikancingkan
rapi sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jas panjang putih selutut. Jas praktikum bukan jas dokter.
b. Di bagian dada kanan terdapat badge nama mahasiswa tertulis lengkap dan PD-FKIK
UMY sebagai identitas diri pemilik jas laboratorium.
c. Di bagian dada kiri terdapat badge logo UMY sebagai identitas almamater pemilik jas
laboratorium.
d. Terdapat dua kantong di sisi kanan dan kiri bawah depan jas laboratorium.
2. Bagi mahasiswa yang tidak membawa jas praktikum sesuai ketentuan, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan belajar.
3. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib berpenampilan sopan dan rapi serta
berbusana sesuai dengan ketentuan yang berlaku :
Laki -laki :
14
a. Menggunakan atasan kemeja kain / kaos yang berkerah, tidak berbahan jeans atau
menyerupai jeans dan dikancingkan rapi.
b. Menggunakan bawahan celana panjang kain, tidak berbahan jeans atau menyerupai
jeans.
c. Rambut pendek tersisir rapi, tidak menutupi telinga dan mata serta tidak melebihi
kerah baju.
d. Kumis dan jenggot dipotong pendek dan tertata rapi.
e. Tidak diperkenankan menggunakan peci atau penutup kepala lainnya selama kegiatan
belajar berlangsung.
f. Menggunakan sepatu tertutup dengan kaos kaki.
g. Tidak diperkenankan mengenakan perhiasan.
Perempuan :
a. Mengenakan jilbab tidak transparan dan menutupi rambut, menutupi dada maksimal
sampai lengan.
b. Mengenakan atasan atau baju terusan berbahan kain, tidak berbahan jeans atau yang
menyerupai jeans maupun kaos, tidak ketat maupun transparan serta menutupi
pergelangan tangan.
c. Mengenakan bawahan berupa rok atau celana kain panjang longgar, menutupi mata
kaki tidak berbahan jeans atau menyerupai jeans maupun kaos, tidak ketat maupun
transparan dengan atasan sepanjang kurang lebih 5 cm di atas lutut.
d. Menggunakan sepatu yang menutupi kaki, diperbolehkan menggunakan sepatu
berhak tidak lebih dari 5 cm.
e. Kuku jari tangan dan kaki dipotong pendek rapi dan bersih
INHAL
1. Inhal bagi mahasiswa bila nilai pretest < 40
15
2. Inhal diperuntukkan bagi mahasiswa dengan alasan apapun tidak mengikuti
praktikum dan untuk mahasiswa yang inhal pretest.
3. Peserta inhal karena delegasi dan sakit harus menunjukkan surat keterangan maksimal 1
minggu dari hari pelaksanaan praktikum.
4. Biaya inhal (tidak mengikuti praktikum ataupun inhal pretest) sebesar Rp.40.000,-/topik
dan dibayarkan dengan mengambil formulir pembayaran di FO Dekanan FKIK UMY dan
dibayarkan di bank, kecuali peserta delegasi.
5. Mahasiswa utusan dari Prodi/Fakultas/Universitas wajib menyerahkan surat
keterangan/ijin delegasi Maksimal satu hari sebelum dilaksanakan praktikum
tersebut kepada admin Biomedik dan wajib memberitahukan kepada koordinator
departemen yang dituju. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat meyerahkan surat
tersebut pada waktunya maka mahasiswa tersebut tetap terhitung inhal non delegasi
(membayar).
6. Inhal dilaksanakan pada blok yang sedang berjalan, sebelum pelaksanaan responsi.
7. Nilai inhal pretest bagi mahasiswa hadir namun inhal dihitung dari rata-rata nilai pretest
praktikum awal dan pretest pada saat inhal.
8. Mahasiswa yang inhal karena ijin sakit maupun ijin dengan keterangan, maka nilai inhal
apa adanya, sedangkan mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan nilai inhal adalah 0
+ nilai inhal dibagi 2.
9. Mahasiswa boleh mengikuti inhal maksimal 50% dari total topik praktikum dalam 1 blok.
RESPONSI
1. Responsi berupa tentamen
2. Mahasiswa harus sudah mengikuti 100% acara praktikum tiap blok.
3. Responsi dilaksanakan pada akhir blok bersangkutan, untuk mengevaluasi kemampuan
kognitif maupun attitude mahasiswa pasca kegiatan praktikum .
4. Mahasiswa dinyatakan lulus responsi dengan nilai ≥ 60.
5. Mahasiswa yang tidak lulus responsi wajib mengikuti remediasi (CBT) sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
6. Bagi mahasiswa yang belum mengikuti responsi, harus mengikuti responsi pada angkatan
di bawahnya sesuai jadwal.
NILAI
1. Nilai praktikum dihitung dari nilai harian 50% dan nilai responsi 50%.
2. Bagi mahasiswa yang belum memenuhi nilai harian maka nilai responsi ditahan, sampai
telah menyelesaikan semua (100%) kegiatan praktikum.
Demikian ketentuan tata tertib ini dibuat demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan praktikum
PSPD FKIK UMY. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur
kemudian sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
FKIK UMY
16
TATA TERTIB SKILLS LAB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Perempuan :
a. Mengenakan jilbab tidak transparan dan menutupi rambut, menutupi dada maksimal sampai
lengan.
b. Mengenakan atasan atau baju terusan berbahan kain, tidak berbahan jeans atau yang
menyerupai jeans maupun kaos, tidak ketat maupun transparan serta menutupi pergelangan
tangan.
17
c. Mengenakan bawahan berupa rok atau celana kain panjang longgar, menutupi mata kaki tidak
berbahan jeans atau menyerupai jeans maupun kaos, tidak ketat maupun transparan dengan
atasan sepanjang kurang lebih 5 cm di atas lutut,.
d. Menggunakan sepatu yang menutupi kaki, diperbolehkan menggunakan sepatu berhak tidak
lebih dari 5 cm.
e. Kuku jari tangan dan kaki dipotong pendek rapi dan bersih
OSCE
1. OSCE dilaksanakan pada akhir semester, untuk mengevaluasi kemampuan kognitif maupun
attitude mahasiswa pasca kegiatan skills lab.
2. Mahasiswa diperkenankan mengikuti OSCE jika telah menyelesaikan semua (100%) kegiatan
skills lab pada blok yang bersangkutan.
3. Mahasiswa mengikuti OSCE dengan mengerjakan tugas-tugas pada setiap station, sesuai dengan
waktu yang telah disediakan.
4. Checklist penilaian OSCE dibawa oleh penguji di masing-masing station.
5. Mahasiswa dinyatakan lulus OSCE dengan nilai ≥ 65.
6. Mahasiswa yang tidak lulus OSCE wajib mengikuti remediasi sesuai jadwal yang telah
ditentukan (pergantian semester).
7. Remediasi OSCE hanya diperbolehkan bagi mahasiswa yang tidak lulus OSCE, nilai < 65
8. Setiap akan mengikuti ujian/OSCE, diwajibkan menunjukkan (identitas yang berlaku
(KTM/KTP/SIM/PASPOR/Name tag)
9. Nilai Remediasi OSCE maksimal 70
10. Biaya Remediasi OSCE Rp. 40.000,-/station, dibayarkan sebelum acara remediasi OSCE
Semester 1 1 station
Semester 2 2 station
18
Semester 3 3 station
Semester 4 3 station
Semester 5 3 station
INHAL
1. Inhal bagi mahasiswa bila nilai pretest < 40
2. Inhal diperuntukkan bagi mahasiswa dengan alasan apapun tidak mengikuti praktikum
3. Inhal praktikum hanya dilaksanakan pada akhir blok, tidak ada inhal pada akhir semester
4. Mahasiswa yang inhal > 50% dari jumlah topik skills lab/blok tidak diperkenankan mengikuti
OSCE dan harus mengulang pada blok yang sama tahun yang akan datang
5. Biaya inhal Rp.40.000,- / topik dan dibayarkan ke Bank yang ditujuk dengan membawa slip
pengantar inhal dari FKIK UMY
6. Bukti pembayaran dari Bank diserahkan ke skills lab, sebelum kegiatan inhal berlangsung
Demikian ketentuan tata tertib ini dibuat demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan skills lab PSPD FKIK
UMY. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur kemudian sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada.
19
20
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUTORIAL
MULTI LEVEL SCENARIO (MLS)
Proses tutorial dalam problem based learning (PBL) sejak blok kedokteran tropis tahun
ajaran 2013/2014 tidak lagi menggunakan metode seven jump tetapi menggunakan metode Multi
Level Scenario (MLS) sebagai petunjuk diskusi permasalahan dari skenario bagi tutor maupun
mahasiswa. Tujuan dari metode tutorial ini adalah untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
clinical reasoning mahasiswa.
Skenario pada metode MLS diberikan secara utuh dan lengkap, mahasiswa mempelajari
skenario sebelum tutorial dan mendiskusikan secara bertahap, setiap skenario akan diselesaikan
dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan scenario, dipandu oleh tutor secara aktif. Diskusi
dilakukan secara mendalam dan urut, bagian dari skenario yang belum terbahas diselesaikan di
pertemuan tutorial kari ke-2. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi
dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan
atau kuliah mini.
Dalam kelompok tutorial ditunjuk seorang ketua dan seorang sekertaris. Ketua diskusi
memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat
menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang
mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi.
Ketua diskusi dibantu sekretaris yang bertugas menulis hasil diskusi dalam white board atau
flipchart.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan
dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir
apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman yang lain, karena
dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah
dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses
informasi baik melalui internet (journal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan
penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
Nilai tutorial berkontribusi 30% dalam nilai akhir blok, yang terdiri dari 15% dari nilai
miniquiz, dan 15% dari nilai kegiatan dalam pertemuan tutorial.
21
SKENARIO TUTORIAL BLOK 20
Skenario 1
Anamnesis :
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 1
hari yang lalu. Demam dirasakan langsung tinggi dan berlangsung sepanjang hari. Keluhan tidak
disertai batuk, pilek maupun gangguan berkemih dan BAB, ataupun kejang. Pasien sudah
diberikan sirup parasetamol 3x1 sendok teh dan kemudian demam turun kemudian demam
kembali setelah 2 jam. Riwayat anak sekolah SD kelas 1. Teman sekelas pasien juga ada yang
memiliki keluhan serupa dan saat ini dirawat di RS.
Terapi
Dokter menyarankan untuk meneruskan pemberian parasetamol yang ada di rumah, minum
banyak dan diminta kontrol kembali jika demam tidak turun sampai hari ke-4 (3 hari kemudian).
22
Skenario 2
Seorang laki-laki berusia 40 tahun, bekerja sebagai tour guide, datang ke dokter keluarga
dengan keluhan kesulitan bernafas dan serangan batuk hebat. Dia juga menderita demam
naik turun yang disertai keringat pada malam hari, serta berat badan dan nafsu makan
menurun. Keluhan-keluhan tersebut di rasakan sudah beberapa bulan dan semakin memberat
dalam 3 minggu terakhir. 2 tahun sebelumnya, pasien pernah didiagnosis menderita TB paru,
dan mendapatkan pengobatan TBC 2 tahun yang lalu ketika bekerja di luar negeri. Gejala-
gejala membaik selama periode 6 bulan, namun kambuh lagi 2 minggu setelah penghentian obat
walaupun kepatuhan terhadap pengobatan baik.
Riwayat personal-sosial menunjukkan bahwa dia bekerja sebagai tour guide selama
10 tahun dan bercerai dari istrinya 2 tahun yang lalu. Dia beberapa kali melakukan hubungan
seksual tanpa perlindungan dengan pasangan baik laki-laki maupun wanita, namun diakui
lebih banyak dari klien laki-laki. Dia mengakui bahwa 4 bulan yang lalu dia pernah di tes
skrining HIV yang hasilnya positif ketika memperbarui kontrak kerjanya, namun menolak
konsultasi medis lebih lanjut. Dia mengalami gejala-gejala selama waktu tersebut.
Dia merasakan kesepian dan terisolasi dengan keadaan sakitnya tersebut. Dia
merahasiakan status HIV-nya dari keluarganya oleh karena takut adanya penolakan.
Dia mempunyai 1 anak (laki-laki 9 tahun), dan sampai saat ini mantan istrinya belum
mengetahui status HIV nya. Dia bekeinginan untuk mengungkapkan kondisi tersebut, kepada
mantan istri dan anaknya, tapi dia cemas dengan reaksi keluarganya namun juga takut
keluarganya sudah terinfeksi oleh penyakitnya.
23
Skenario 3
Seorang laki-laki usia 26 tahun, datang ke IGD Rumah sakit karena panas sudah hampir 1
minggu. Laki-laki tersebut adalah seorang tentara yang pulang dari tugas di Papua sebulan yang
lalu. Panas tinggi kadang-kadang disertai pusing dan menggigil. Pasien pernah merasakan gejala
yang sama ketika tugas di Papua, kemudian dia minum obat yang diminum sekali dan terasa
membaik. Laki-laki tersebut sudah berusaha minum obat seperti yang diminum ketika
mengalami kondisi serupa di Papua tetapi tidak membaik
Pasien diberikan obat klorokuin 600 mg (hari 1), 300 mg (hari ke-2 dan ke-3) dan parasetamol
3xsehari oleh dokter. Pasien tersebut dipulangkan oleh dokter yang memeriksanya.
24
Skenario 4
Hasil pemeriksaan diperoleh kesadaran : CM. Tanda vital : tekanan darah 110/70 mmHg, denyut
nadi 80 x/menit, frekuensi napas 22 x/menit, suhu 39,5°C
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan kepala : simetris, tidak ada tanda radang, tumor maupun bekas luka, mata / telinga /
hidung dalam batas normal, mulut : bibir kering (+), lidah tepi hiperemis dengan bagian tengah
tampak putih, lidah tremor (+)
2. Pemeriksaan thoraks: pulmo dbn, jantung: dbn
3. Pemeriksaan abdomen :
Auskultasi : bising usus (+) normal
Inspeksi : datar, spider nevy/pigmentasi/jejas luka (-)
Perkusi : tympani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan(+) regio epigastrium, elastisitas & turgor kulit dbn, roseola
(+), tumor/ascites/undulasi (-). Hepar teraba 1 jari bawah arcus costae, tepi tajam, tidak ada
nyeri tekan, lien/ginjal tidak teraba
25