Anda di halaman 1dari 4

Aspek Anatomi Telapak tangan

Struktur anatomis telapak tangan terdiri dari dua bagian utama yaitu :

a. Bagian tulang : Carpal, metacarpal, dan phalangs

b. Bagian lunak : Otot, saraf, vascular, jaringan lemak, dan jaringan ikat sendi

1. Bagian Tulang Telapak tangan

a. Carpal

Tulang carpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan
radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metacarpal. Antara tulang-tulang carpal
tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunatum, triqutrum,
piriformis, trapezium, trapezoid, capitatum, dan hamatum.

b. Metacarpal

Metacarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat pada pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan distal tulang-tulang carpal. Khususnya di tulang
metacarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.

Gambaran tulang penyusun telapak tangan


c. Tulang-tulang phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat dua phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal,
medial, dan distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan
tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.

2. Bagian Lunak Telapak Tangan

a. Otot-otot Telapak Tangan

Otot-otot tangan intrinsik digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :

a. Otot-otot thenar dalam kompartemen thenar

b. Musculus adductor pollicis dalam kompartemen adductor

c. Otot-otot hypothenar dalam kompartemen hyphothenar

d. Otot-otot tangan pendek (Musculi lumbricales dalam komparteman tengah

dan musculi interossei antara ossa metacarpi) Otot-otot thenar (musculus abductor pollicis
brevis, musculus flexor pollicis brevis, dan musculus opponens pollicis terutama berfungsi
untuk mengadakan oposisi pollex (digitus primus). Gerak majemuk ini dimulai dengan
ekstensi, lalu dilanjutkan dengan abduksi, fleksi, endorotasi, dan biasanya aduksi.
Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis Rheumatoid Arthritis

Manifestasi Klinis Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau
bulan. Sering pada keadan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas. Keluhan tersebut dapat
berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan keluhan diluar sendi, antara lain :

1. Keluhan umum Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan berat badan.

2. Kelainan sendi Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi pergelangan
tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga dapat terkena seperti sendi siku,
bahu sterno-klavikula, panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang terbatas pada
leher. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.

3. Kelainan diluar sendi

a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)

b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun 40% pada autopsi
RA didapatkan kelainan perikard

c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan kelainan pleura (efusi
pleura, nodul subpleura)

d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering terjadi berupa
keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan gejala foot or wrist drop

e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa kekeringan mata, skleritis
atau eriskleritis dan skleromalase perforans

f. Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan spleenomegali, limpadenopati, anemia,


trombositopeni, dan neutropeni
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP) meningkat

b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif tidak
menyingkirkan diagnosis

c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan dalam diagnosis dini
dan penanganan RA dengan spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan
antara anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten

2. Radiologis

Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang sendi,


demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi.

Anda mungkin juga menyukai