Oleh
Faila Suffah (1921031024)
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
NPM : 1921031024
Tandatangan :
Sistem pemulihan bisnis (business recovery system) merupakan bagian dari business
continuity planning yang dilaksanakan segera setelah terjadinya bencana dengan tujuan agar
dapat membawa perusahaan kembali pulih pada kondisi yang sama atau hamper sama dengan
kondisi sebelum terjadinya bencana (www.businessdictionary.com). Business continuity
planning yaitu tentang membuat rencana dan menciptakan kerangka kerja untuk memastikan
bahwa bisnis itu dapat hidup dalam keadaan darurat. Business continuity planning dilakukan
untuk mencegah gangguan terhadap aktivitas bisnis dari bencana, baik bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, badai, kebakaran alami maupun bencana atas kelalaian manusia seperti
pemboman, sabotase, kegagalan infrastrukutr dan lain-lain. Dengan adanya business
continuity planning diharapkan dapat meminimalisir dampak dari gangguan tersebut yang
dapat menyebabkan bisnis berjalan tidak normal dan menggangu keberlanjutan bisnis suatu
organisasi. Selain itu, business continuity planning dapat mengurangi risiko kerugian
keuangan dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pemulihan
secepat mungkin dari suatu gangguan sehingga aktivitas bisnis dapat berlangsung dengan
normal dan keberlangsungan organisasi dapat terjamin.
Dalam kaitannya dengan pemulihan bisnis, terdapat sistem manajemen bencana
(disaster management system) yang merupakan serangkaian sistem, prosedur dan proses serta
pedoman/standar untuk penanggulangan bencana yang efektif dan efisien untuk memastikan
informasi penting, akurat, terkini dan relevan mengalir berkelanjutan kepada para pemangku
kepentingan di semua tingkatan pengaturan manajemen bencana. Disaster management
system atau disaster recovery system merupakan pedoman menyeluruh mengenai tindakan
yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah suatu gangguan terjadi yang menyebabkan
kerugian atas sumber daya sistem informasi. Dalam disaster recovery system terdapat
prosedur untuk keadaan darurat, menyediakan backup operasi selama gangguan tersebut
terjadi dan mengelola pemulihan atas gangguan. Tujuan adanya disaster recovery system
Penentuan Prioritas. Tiap-Tiap proses unit bisnis kritis harus dikenali dan
diprioritaskan, dan dampak suatu peristiwa yang mengganggu harus dievaluasi.
Proses bisnis yang tidak time-critical diberi prioritas lebih rendah dibanding proses
Kebutuhan Sumber Daya. Kebutuhan sumber daya untuk proses yang kritis
juga diidentifikasi pada proses ini, proses-proses yang paling time-sensitive
memerlukan alokasi sumber daya yang paling banyak.
3) Analisa Informasi
Selama tahap analisa BIA, beberapa aktivitas berlangsung, seperti
mendokumentasikan proses- proses yang diperlukan, mengidentifikasi
ketergantungan satu proses dengan proses lainnya, dan menentukan periode
gangguan yang masih bisa diterima. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memaparkan
secara jelas dukungan-dukungan apa saja yang diperlukan untuk memelihara arus
pendapatan dan memelihara proses-proses bisnis sudah ada, seperti tingkatan proses
transaksi dan tingkatan layanan pelanggan. Oleh karena itu, elemen- elemen analisa
harus datang dari seluruh area di perusahaan tersebut.
Hot Site
Ini adalah lokasi backup alternatif yang paling hebat. Hot site adalah suatu
tempat yang mempunyai fasilitas komputer yang dipasok dengan daya listrik, pemanasan,
ventilasi, dan proses pengaturan suhu, dan berfungsi sebagai file/print server dan
workstation. Aplikasi yang diperlukan untuk mendukung proses transaksi secara remote
di-install pada server dan workstation dan dijaga agar selalu up-to-date sesuai dengan
kondisi operasional biasa.
Lokasi jenis ini memerlukan pemeliharaan perangkat keras, perangkat lunak,
data, dan aplikasi yang teratur untuk menjaga kesesuaian dengan kondisi biasanya. Hal
ini memerlukan biaya administratif yang lebih dan cukup menghabiskan sumber daya.
Keuntungan dari hot site ini cukup banyak. Keuntungan yang utama adalah bahwa
ketersediannya selama 24/7. Hot site dapat digunakan secara cepat dan tersedia (atau
di dalam toleransi waktu yang diperbolehkan) sesaat setelah peristiwa yang mengganggu
terjadi.
Warm Site
Warm site merupakan kombinasi antara hot site dan cold site. Seperti halnya hot
site, pada warm site terdapat suatu fasilitas komputer yang tersedia dengan daya listrik
dan HVAC, tetapi aplikasinya belum di-install atau dikonfigurasi.
Untuk memungkinkan pengolahan secara remote pada lokasi jenis ini, workstation harus
dikirimkan dengan cepat; dan aplikasi dan data mereka perlu di-restore dari backup media.
Keuntungan warm site adalah sebagai berikut:
Cold Site
Cold site merupakan pilihan paling tidak siap dari ketiga pilihan yang ada, tetapi
mungkin yang paling umum. Cold site berbeda dengan dua yang lain, cold site merupakan
suatu ruang dengan daya listrik dan HVAC, tetapi komputer harus dibawa dari luar
jika diperlukan, dan link komunikasi bisa ada ataupun tidak. File/print server harus
dibawa masuk, seperti halnya semua workstation, dan aplikasi perlu diinstall dan data di-
resore dari backup.
Ada beberapa keuntungan cold site, bagaimanapun, yang menjadi alasan utama
adalah biaya. Jika suatu organisasi mempunyai anggaran sangat kecil untuk suatu lokasi
proses backup alternatif, cold site mungkin lebih baik dibanding tidak ada sama sekali.
Multiple Centers
Variasi untuk lokasi alternatif yang sebelumnya telah disebutkan sebelumnya
dinamakan multiple centers, atau lokasi rangkap. Dalam suatu konsep multiple-center,
proses pengolahan tersebar di beberapa pusat operasi, menciptakan suatu pendekatan
reduncancy dan pembagian sumber daya tersedia. Multiple-center ini dimiliki dan diatur
oleh organisasi yang sama (lokasi in-house) atau penggunaan bersama dengan beberapa
macam persetujuan timbal balik. Keuntungannya terutama hanya semata-mata masalah
finansial. Kerugian yang utama adalah relatif lebih sulit untuk dikelola.
Service Bureaus
Dalam kasus yang langka, suatu organisasi dapat mengontrak suatu kantor
Accounting Information System
Master of Science Accounting, University of Lampung 2019
jasa/layanan untuk secara penuh menyediakan semua proses backup. Keuntungan yang
besar pada jenis ini adalah ketersediaan dan tanggapan yang cepat kantor jasa/layanan
dan uji coba bisa dilakukan. Kerugian dari jenis ini adalah biaya yang dibutuhkan cukup
besar.
Alasan pengetesan
Sebagai tambahan atas alasan umum untuk melakukan tes yang kita telah
sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa alasan khusus untuk melakukan tes, yang utama
untuk menginformasikan manajemen kemampuan-kemampuan pemulihan perusahaan.
Alasan-alasan lainnya yang lebih spesifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pengetesan memverifikasikan keakuratan/ketepatan prosedur-prosedur dan
mengidentifikasikan kekurangan-kekurangan.
2. Pengetesan menyiapkan dan melatih personil-personil untuk melakukan tugas-tugas
penting mereka.
3. Pengetesan memverifikasikan kemampuan proses dari alternatif backup
lapangan.
Checklist Test
Duplikasi dari rencana tersebut didistribusikan ke masing-masing business units
management. Rencana tersebut kemudian di-review untuk menjamin rencana tersebut
terhubungkan kesemua prosedur-prosedur dan area-area organisasi yang critical.
Kenyataannya, ini dianggap sesuatu langkah pendahuluan tes yang nyata dan bukan
tes yang memuaskan.
Simulation Test
Selama tes simulasi, seluruh personil operasional dan support diharapkan menjalankan
actual emergency meet pada sesi latihan. Tujuannya di sini adalah untuk menguji
kemampuan personil dalam merespons simulasi bencana. Simulasi tersebut
mengarah pada point relokasi untuk alternatif backup site atau menentukan prosedur
pemulihan, tetapi tidak dilaksanakan proses pemulihan aktual atau proses alternatif.
Paralel Test
Paralel adalah tes penuh dari rencana recovery, dengan menggunakan seluruh personil.
Perbedaan antara paralel test dengan full interruption test selanjutnya adalah proses
produksi utama pada bisnis tidak berhenti. Tujuan dari tes jenis ini adalah untuk
memastikan bahwa critical system akan berjalan aktual pada alternatif proses backup
site. Sistem-sistem tersebut direlokasikan ke site alternatif , proses paralel mulai
dijalankan dan hasil transaksi- transaksi dan elemen-elemen lainnya yang
dibandingkan. Tipe ini yang paling umum dari tes disaster recovery plan.
Full Interruption Test
Selama full interruption test, sesuatu bencana direplikasikan langsung ke sesuatu
saat pelaksanaan produksi normal yang terhenti. Rencana tersebut secara keseluruhan
di implementasikan seperti sebuah bencana yang nyata, langsung melibatkan
emergency sevices (meskipun untuk tes yang lebih besar, local authorities mungkin di
informasikan dan membantu cordinate).
Prosedur-Prosedur Pemulihan Bencana
Seperti asuransi jiwa, berikut ini adalah prosedur-prosedur yang anda harapkan anda
tidak akan pernah mengimplementasikan. Bagian dan rencana tersebut menjelaskan
serinci aturan-aturan bermacam-macam personil yang berperan, apa tugas yang harus
Elemen-elemen utama dari proses recovery bencana dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tim recovery
2. Salvage team
3. Normal operation resume
4. Isu-isu recovery lainnya
3.1 Kesimpulan
Sistem pemulihan bisnis (business recovery system) merupakan bagian dari
business continuity planning yang dilaksanakan segera setelah terjadinya bencana dengan
tujuan agar dapat membawa perusahaan kembali pulih pada kondisi yang sama atau hamper
sama dengan kondisi sebelum terjadinya bencana (www.businessdictionary.com). Disaster
management system atau disaster recovery system merupakan pedoman menyeluruh
mengenai tindakan yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah suatu gangguan terjadi
yang menyebabkan kerugian atas sumber daya sistem informasi. Business continuity planning
dan disaster recovery system merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling
mendukung kemampuan organisasi untuk tetap beroperasi setelah kejadian buruk atau
bencana terjadi. Ketika banyak ancaman yang terjadi, baik ancaman berupa bencana maupun
dari dunia maya, keberlangsungan bisnis dan pemulihan bencana menjadi sangat penting bagi
organisasi. Business continuity dan disaster recovery dapat membuat organisasi mampu
bangkit kembali setelah gangguan/bencana terjadi dan meminimalisir risiko kehilangan data
dan kerusakan reputasi organisasi serta dapat meningkatkan operasi organisasi saat dalam
keadaan darurat.