Anda di halaman 1dari 9

Bab 4

Hadist tentang Fenomena Api di Dasar Laut

Sebagai bentuk keagungan dan kemahakuasaan-Nya, banyak sekali keajaiban-

keajaiban yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT. Kepada manusia. Tidak sedikit

diantaranya terjadi benar-benar di luar batas kemampuan nalar manusia. Salah

satu bukti dari sekian banyak mukjizat yang diungkapkan dalam Al-Quran dan

hadits adalah adanya api yang menyala-nyala di dasar laut. Kini setelah ilmu

pengetahuan dan teknologi verkembang dengan pesat, penjelasan yang terdapat

pada kedua pedoman umat islam berhasil dibuktikan secara ilmiah.

A. Nash tentang Api di Dasar Lautan

Rasulullah Saw. Bersabda: Lautan adalah neraka (HR. Hakim)

Di dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, ibnu katsir menafsirkan mengenai

hadist “laut adalah neraka” bahwa maknanya adalah laun akan dibakar pada hari

kiamat hingga menjadi bagian dari neraka. Menurutnya, hadist itu harus dipahami

sesuai dengan arti eksplisit dan apa adanya. Sebab, Allah SWT. yang maha kuasa

mampu melakukan segala sesuatu. sedangkan dalam syarh sunan dawud, al-

khathabi juga mengatakan bahwa hadits tersebut dimaksudkan untuk

menunjukkan kebesaran sifat laut.

Sementara itu ibnu hajar menyampaikan sebuah riwayat pendukung untuk

bagian pertama hadits tersebut dalam kitabnya, Al-Talkhis, sebuah riwayat dari

ibnu Umar Ra., yang dapat meningkatkan statusnya menjadi hadist hasqan, oleh

karena itu, keseluruhan hadits tersebut dapat dinilai sebagi hadits hasan.
Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW. Tidak pernah berlayar mengarungi

lautan. Lantas, apa yang mendorong beliau berbicara tentang suatu hal yang tidak

pernah beliau lihat, jika bukan Allah swt. Yang memerintahjan beliau untuk

melakukannya? Allah maha kuasa dan maha mengetahui telah menginformasikan

melalui ilmu pengetahuan-Nya yang komprehensif, bahwa suatu hari, umat

manusia akan menemukan fakta ilmiah yang sangat menajubkan dan fenomena

adanya api didalam lautan. Allah menyebutkan fenomena tersebut di dalam Al-

Qur’an dan memberitahukan kepada nabi-Nya yang mulia, Muhammad SAW.

Agar menjadi petunjuk dan pengingat yang menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah

kalamNya dan kata-kata nabi terakhirNya merupakan wahyu yang diturunkan

kepadaNya

B. Fakta Ilmiah Tentang Api di Dasar Lautan

Bebrapa tahun yang lalu muncul sebuah fenomena adanya api di dalam lautan.

Fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava. Lava itu menyebabkan

air mendidih hingga suhunya lebih dari 1.0000C. Pada tahun 2015, sebuah video

unik berhasil didapatkan oleh pakar kelautan, Brennan Philips, bersama timnya

saat melakukan ekspedisi ke dasar laut, ketika Brennan philips mengiriimkan

instrumen kameranya pada kedalaman 45 m dibawah laut kavachi, mereka

terkejut adanya skleper sark yang berenang di area gunung api. Mereka heran,

karena hiu tersebut bisa hidup dan bersantai di lingkungan yang jauh lebih panas

dan asam.

Ekspedisi tersebut bertujuan untuk meneliti kerak bumi dan patahannya di

dasar lautan. Ketiganya menyelam hingga kedalaman 2 mil dari permukaan air
laut hingga sampai pada lahar yang ada pada dasar laut. Tidak ada yang

memisahkan mereka dari lahar itu. Kecuali lubang dari akrelik. Suhunya

mencapai 231 derajad celcius dan mereka berada di tepi bebatuan jurang, yang

dibawahnya memancar air yang menyala-nyala. Tempat tersebut adalah pangkal

bumi di lembah dalam samudera . mereka benar-benar menyaksikan bahwa air

dingin terdapat di permukaan laut bergerak menuju ke bawah.

Menurut para ilmuan fenomena tersebut terjadi di seluruh lautan dan

samudera. Terkadang, sering terjadi di suatu tempat. Namun pada tempat lainnya

jarang terjadi. Gunung-gunung berapi di dasar lautan jumlahnya justru jauh lebih

banyak ketimbang gunung-gunung berapi yang ada di daratan.. gunung-gunung

berapi itu terbentang sepanjang dasar samudera.

Setelah dilakukan beragam penelitian dan kajian terhadap bentangan

pegunungan bawah laut, terungkap bahwa gunung-gunung tersebut terbentuk

sebagai akibat dari letusan-letusan dahsyat gunung api melalui jaringan raksasa

pergeseran geologi yang meretakkan kerak-berbatu bumi dan mengitari celah

akibat retakan tersebut. Pergeseran ini, terutama berpusat di dasar laut. Jaringan

pergeseran geologi itu membentang hingga 64.000 km dan kedalamannya

mencapai sekitar 65 km menembus kerak berbatu dan mencapai lapisan lunak

yang dikenal sebagai zona lunal (osthenosphore).

Inilah keseimbangan dua unsur yang berlawanan, air dan api di atas dasar

samudera bumi, termasuk samudera antartika utara dan selatan, serta dasar

sejumlah lautan , seperti lautan merah. Mereka menjadi saksi dan bukti nyata atas

kekuasaan dan keagungan Allah SWT. Kemudian, terbukti pula bahwa semua air
yang ada di bumi dikeluarkan olehNya dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan

vulkanik dari setiap mulut gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi

menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu dan mampu mencapai lapisan

lunak bumi. Di dalam lapisan itu dan lapisan bawahnya, magma vulkanik

menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada

di permukaan bumi.

BAB 5

Hadis Tentang Evolusi Tubuh Manusia

A. Nash tentang Evolusi Tubuh Manusia


Abu Hurairah Ra. Menuturkan bahwa Rasulullah Saw brsabda :
“Allah telah menciptakan Adam As. Berdasarkan bentukNya, tinggi-nya 60 hasta.

Kemudian, (Allah) berfirman, pergilah dan memberi salamlah kepada para

malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepadamu. Itulah

kehormatanmu dan keturunanmu. Lalu, (Adam) mengucapkan,

“Assalamualaikum” maka, (para malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa

rahmatullah, (para malaikat) menambahkan warahmatullahi. Maka setiap orang

masuk surga serupa dengan adam (dalam hal perawakan/postur dan gambarnya),

dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang.” (HR. Bukhari,

Muslim, dan Ahmad)

Hadist tersebut memberikan sebuah informasi bahwa tinggi Nabi Adam As

mencapai 60 hasta. Dalam hitungan saat in, 1 hasta sekitar 18 inci, dan 1 inci itu

sama dengan 0.0254 m. Apabila dikonversikan kedalam meter, maka tingg Nabi

Adan As. Mencapai 27,4320 m (dibulatkan 30 m). akan tetapi, seiring perjalanan
waktu dan bergantinya zaman, semua makhluk termasuk manusia, mengalami

pengusutan secara terus-menerus hingga seperti sekarang.

B. Fakta Ilmiah Tentang Evolusi Tubuh Manusia


Terkait dengan fenomena menyusutnya tubuh manusia tersebut, setidaknya

ada dua jawaban yang bisa menjelaskannya, berdasarkan penjelasan ilmiah dan

berdasarkan sifat kebijakan tuhan. Terkait dengan jawaban yang pertama, sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Dr. Shlomi Lesser, seorang pakar biologi dari

Universitas Hebrew, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal yang berjudul Ha-

Mada Ha-Yisraeli B’Angleet V’lvreet, menyatakan bahwa jika tinggi rata-rata

seperti saat ini, maka tinggi pada zaman dahulu seharusnya 90 kaki (1 kaki sama

dengan 30,48 cm). Bila dikalikan dengan 90 kaki maka sama dengan 27,43 m dan

jika dibulatkan sama dengan 30 m. Fakta ilmiah ini sekaligus menambah bukti

kebenaran hadist nabi yang sudah disebutkan bahwa tinggi Nabi Adam AS. adalah

30 M.
Penyusutan ukuran badan yang di alami oleh manusia tersebut, dinamakan

genetic bottleneck. Penyusutan ini diakibatkan oleh faktor gizi dan gen. Jika saja

tidak ada terobosan dibidang gizi pada abad ke 17 dan 18, niscaya yang ada

manusia sekarang ini lebih pendek dari rata-rata sekarang.


Patokan kedua dalah waktu. Dikatakan bahwa Nabi Adam As. Turun ke

bumi sekitar 7.555 tahun yang silam. Angka ini sudah ditambah dengan usia tahun

hijrah. Yaitu 1.400 tahun. Hal ini karena dikatakan bahwa para sejarawan

berpendapat rentang waktu antara Nabi Adam As. Dan Nabi Muhammad Saw.

Adalah 6,155 tahun.


Perhitungan penyusutan tinggi badan manusia sejak Nabi Adam As.

Hingga saat ini tersebut, hanyalah sebuah gambaran dan tentunya bukanlah
sebuah kebenaran pasti. Karena ukuran tinggi manusia terdahulu beserta para

Nabi terdahulu masih menjadi misteri. Bahkan, masalah waktu turunnya Nabi

Adam As. Ke bumi pun masih menjadi perdebatan. Kendati demikian, satu hal

yang pasti, tinggi manusia mengalami penyusutan. Tentunya, Allah Swt memiliki

alasan terbaik terkait penyusutan tubuh manusia karena rencana-Nya selalu yang

paling hebat.
Jawaban selanjutnya dalah berdasarkan sifat kekebijaksanaan tuhan.

Semua penjelasan ilmiah tersebut tentunya seiringan dengan kebijaksanaan tuhan.

Lalu mengapa Allah Swt membuat tubuh manusia semakin menyusut?


Saat ini, jumlah populasi didunia mencapai sekitar tujuh miliar. Pastinya,

bumi akan penuh sesak dengan manusia ang berukuran raksasa. Apabila manusia

sebanyak itu berukuran raksasa sebagaimana manusia pada zaman Nabi Adam As

maka akan terjadi krisis pangan di mana-mana. Logikanya, semakin besar tubuh

manusia maka akan semakin banyak pula asupan makanan yang dibutuhka. Maka

dari itu, Allah Swt menjadikan manusia semakin kecil.


Dari fakta-fakta yang telah di uraikan tersebut, evolusi pada manusia

membutuhkan seleksi alam bertahun-tahun sehingga bisa terbentuk manusia

seperti sekarang. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa manusia terus

berevolusi. Menurut Dr. Virpi Lumma dari jurusan Biologi Universitas of

Sheffield, kita perlu melihat perbedaan manusia sekarang dari sejak masih

melakukan gaya baru hidup berburu. Tidak hanya masih berevolusi manusia

bahkan diketahui berevolusi 100 kali lebih cepat dalam 10.000 tahun terakhir.

Bankya sekali mutasi gen yang terbentuk sepanjang waktu tersebut.

Bab 6

Hadist Tentang Embrio di Dalam Rahim


A. Nash Embrio di Dalam Rahim
Terkait tentang proses penciptaan manusiahingga tahapannya di

dalam rahim, Allah swt. Telah menjelaskan dalam firman-Nya sebagai

berikut:
“sesungguhhnya, kami telah menciptakan manusia dari setetes

mani yang bercampur, yang kami hendak mengujinya (dengan perintah

dan larangan), karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat.” (Qs.

Al-Insan 76 : 2).
Dalam ayat lain, Allah Swt. Juga berfirman :
“Dan menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi

kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,

Tuhan kamu. Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain

Dia maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Qs. Az-Zumar 39 : 6).


Ayat Al-Quran tersebut menyatakan bahwa janin di dalam

kandungan mengallami tiga kegelapan atau tiga lapisan. Di era modern,

tahapan tersebut misalnya dijelaskan oleh Peter L. Williams dalam buku

Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang

embriologi, yaitu tahapan pre-embrionik (dua setengah dua pekan

pertama), embrionik (sampai akhir pekan kedelapan), dan janin (dari

pekan kedelapan sampai kelahiran).


Fase-fase tersebut mengacu pada tahap-tahapyang beda dari

perkembangan seorang bayi. Berikut uraian siangkatnya:


1. Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui

pembelahan sel, lalu terbentuklah segumpal sel yang kemudia

membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhannya yang


semakin membesar, sel-sel penyusun zigot pun mengatur diri mereka

sendiri guna membentuk tiga lapisan.


2. Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah pekan. Pada

masa ini, bayi sudah disebut sebagai embrio. Pada tahap ini pula, organ

dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan –lapisan sel tersebut.
3. Tahap Fetus
Tahap ketiga yang berlangsung sejak kehamilan bulan

kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran disebut sebagai fetus. Ciri

khusus pada tahapan ini adalah terlihatnya fetus yang sudah menyerupai

manusia, dengan wajah, kedua tangan, dan kakinya meskipun pada

awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah tampak. Tahap

ini berlangsung selama kurang lebih 30 pekan, dan perkembangan

berlanjut hingga pekan kelahiran.


Selain dinyatakan didalam Al-Quran, perkembangan janin di

dalam rahim juga dijelaskan oleh Rasulullah Saw. Di dalam sebuah hadist

yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Usaid Ra., Rasulullah Saw.

Bersabda :
“apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka

Allah Swt. Mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, di ciptakan

pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya.

Kemudian, malaikat bertanya, ‘Ya Rabb, laki-laki ataukah perempuan?’

lalu, Rabb-mu menentukan sesuai kehendak-Nya, dan malaikat

menulisnya. Kemudian, ia (malaikat) bertanya, ‘Ya Rabb, bagaimana

rezekinya?’ lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendaki-

Nya, dan mailaikat menulisnya. Kemudian, malaikat itu keluar dengan


membawa lembaran catetannya, maka ia tidak menambah dan tidak

mengurangi apa yang diperintahkan.” (HR. Muslim).


Sebuah pertanyaan penting yang perlu di ajukan terkait hadist

tersebut, yaitu mengapa Rasulullah Saw. Menyebutkan angka 42 sebagai

umur embrio? Makna apakah yang terdapat dari perkembangan embrio di

dalam rahim pada masa tersebuy?


Setelah berabad-abad lamanya, sabda Rasulullah Saw. Tersebut

masih menjadi misteri. Akan tetapi, seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sabda sabda beliau itu muai terkuak. Fakta

tentang embrio ketika berumur 42 hari mulai terjawab. Setelah melalui

berbagai proses dan tahapan sejak masih berbentuk sperma sehingga

berevolusi menjadi embrio pada minggu keenam (42 hari), ternyata embrio

baru mulai terbentuk atas berwujud manusia setelah melalui 42 malam,

sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah Saw. Melalui sabdanya.

Anda mungkin juga menyukai