Adams MR, Moss MO. 2008. Food Microbiology, 3rd Edition. Cambridge: RSC
Pub.
Anonim. (2013). Peraturan Kepala Badan POM RI No. 36 Tahun 2013 Tentang
Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Badan POM RI. Jakarta
29
Fajriana, L. (2017). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Boraks pada Bakso Tusuk
di Wilayah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Putri, F. (2017). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Boraks pada Bakso Tusuk di
Wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Horirotul, I. (2017). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Boraks pada Bakso Tusuk
di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Lee, I.P., Sherins, R.j. and Dixon, R.L.(1978). Evidence for induction of germinal
aplasia in male rats by environmental exposure to boron. Toxicol Appl
Pharmacol.45:577-590
30
Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi II. Salemba Medika: Jakarta
Rahayu, WP. et all. (2011). Keamanan Pangan Peduli Kita Bersama. IPB Press.
Bogor
Sari, V. (2016).http://ayatekonomips3.co.id/2016/03/tafsir-surah-al-maidah-ayat-
88 (diakses tanggal 5 Agustus 2017)
31
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sulta, P. (2013). Analisis Kandungan Zat Pengawet Boraks pada Jajanan Bakso
di SDN Kompleks Mangkura Kota Makassar. Skripsi. Universitas
Hasanuddin Makasar.
Svehla, G.. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Terjemahan: Setiono dan A. Hadyana Pudjatmaka. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka
32