Anda di halaman 1dari 1

TATA CARA

PERENCANAAN BANGUNAN SEDERHANA TAHAN ANGIN


SNI 03-2397-1991

RUANG LINGKUP :
Tata cara ini memuat tentang persyaratan teknis untuk perencanaan rumah sederhana di
daerah rawan angin, guna memberikan jaminan bagi penghuninya, mencakup
perancangan konstruksi dan cara meningkatkan ketahanan struktur rumah terhadap
angin.

RINGKASAN :
Dasar-dasar perencanaan rumah tahan angin meliputi masalah angin dan unsur-unsur
penting dalam perancangan. Pada dasarnya angin akan lebih cepat pergerakannya
apabila melalui daerah-daerah yang terbuka, sehingga kecepatan angin akan tinggi dan
daya dorongnya kuat. Tiupan angin akan berubah arah jika terhalang oleh bentuk
permukaan yang lebih tinggi. Tumbukan akan menimbulkan turbulensi dekat permukaan
benda penghalang sehingga kecepatan di tempat tersebut kadang-kadang bisa
meningkat. Apabila angin bertiup melalui suatu bangunan, maka gaya angin yang bekerja
dapat berupa tekanan positif dapat pula berupa tekanan negatif (isapan). Gaya angin
tergantung dari kecepatan angin dan arah angin serta bentuk bangunan.
Unsur-unsur penting dalam perancangan adalah lokasi bangunan, bentuk dan ukuran
bangunan, perencanaan struktur. Untuk mengurangi timbulnya kerusakan akibat angin,
lokasi pemukiman dan pola tata letak bangunan sebaiknya mengikuti pola pemukiman
yang menyebar, diberi penghijauan (pemukiman di daerah pantai). Bentuk bangunan
mempengaruhi besarnya tekanan angin. Semakin tinggi bangunan semakin besar
tekanan anginnya, sehingga kelangsingan bangunan perlu diperhatikan. Persyaratan
perencanaan struktur yaitu struktur bangunan ,struktur atap, dinding dan pondasi harus
kokoh untuk menahan pengaruh angin.
Persyaratan bagian-bagian konstruksi antara lain :
Atap seng/asbes gelombang harus terikat dengan baik ke gording. Pengikatan atap
terhadap gording dengan menggunakan plat atau paku . Atap genting diikat dengan
kawat setiap 5 jalur atap, tetapi dapat juga di paku bila tersedia lubang. Penutup atap dari
daun rumbia yang digunakan harus mempunyai ukuran yang merata dan penempatan
saling menutupi minimum 1/3 nya
Bentuk kuda-kuda terdiri dari kuda-kuda konvensional, kuda-kuda papan paku. Ukuran
gording ditentukan oleh jenis atap, kemiringan atap, kelas kayu , jarak kuda-kuda dan
jarak gording. Pada kuda-kuda konvensional ikatan angin dapat diikatkan pada batang
tepi atas kuda-kuda atau gording. Untuk kuda-kuda papan paku, ikatan angin harus
diikatkan pada gording.
Cara pengikatan dinding dengan tiang disesuaikan dengan bahan penutup dinding yang
dipakai (pa-pan, batako , conblock atau batu bata).
Pondasi yang digunakan dapat berbentuk pondasi setempat, pondasi menerus atau
pondasi tiang.

Anda mungkin juga menyukai