Anda di halaman 1dari 17

Kelenjar Pineal adalah kelenjar yang paling misterius di dalam tubuh manusia.

kelenjar ini
mengeluarkan hormon yang sangat ampuh yang disebut Melatonin, yang membuat pikiran
menjadi introvertif yang memberikan rasa kebahagiaan tanpa batas serta kesadaran yang
lebih tinggi.

Sebenarnya Kelenjar Pineal ini menghasilkan dua macam hormon penting dalam
mengendalikan aktifitas manusia. Kelenjar ini berfungsi juga mengeluarkan hormon
Serotonin yang memberikan pengaruh semangat untuk melakukan aktifitas fisik. Ini terjadi
khususnya pada siang hari dimana kelenjar-kelenjar yang dibawahnya sangat aktif karena
kegiatan fisik tubuh. Sebaliknya pada malam hari dimana semua kelenjar-kelenjar
dibawahnya menjadi kurang aktif, kelenjar ini mencapai puncak fungsinya mengeluarkan
hormon Melatonin.

Kelenjar pineal berfungsi mengatur irama bagun-tidur yang disebut irama sirkadian (sleep-
wake alert, circadian circle). Kelenjar Pineal dan hormon yang dihasilkannya, bekerja
berdasarkan rangsangan cahaya. Semakin meredup cahayanya, maka semakin banyak
hormon ini dihasilkan. Semakin banyak hormon ini beredar ke seluruh tubuh, maka tubuh
kita merespon dengan rasa kantuk. Mekanisme ini merupakan salah satu mekanisme
pertahanan tubuh, karena dengan beristirahat, tubuh kita memiliki cukup waktu untuk
mereparasi sel-sel tubuh yang rusak.

Jika hormon ini bekerja berdasarkan rangsangan cahaya, apa pengaruhnya?

Yang paling sederhana, ada beberapa orang yang mengeluh harus mematikan lampu
sebelum tidur. Ada yang hanya dengan menutup mata sudah bisa tidur. Semua adalah cara
untuk mengurangi masuknya rangsangan cahaya. Inilah pentingnya penerangan yang
cukup ketika belajar. Bagi pembaca yang ingin lembur malam, coba saja menyiapkan
penerangan yang cukup agar rangsangan cahaya yang masuk bisa menghambat
dihasilkannya hormon ini.

Selain itu, orang buta total mengalami kesulitan untuk mengatur irama sirkadiannya karena
tak cukup rangsangan cahaya masuk ke dalam matanya.
Kelenjar pineal adalah kelenjar endokrin kecil di otak. Kelenjar pineal terletak dekat pusat
otak, antara dua belahan, terselip di alur dimana dua badan talamik bulat bergabung.

Kelenjar pineal terdiri dari dua jenis sel yang dikenal sebagai parenkim dan sel-sel neuroglia.
Hormon utama yang dihasilkan dan disekresikan oleh kelenjar pineal adalah melatonin.
Tingkat produksi melatonin dipengaruhi oleh dengan penyinaran. Pada penyinaran siang
hari, sedikit melatonin yang diproduksi, namun produksi melatonin meningkat selama
penyinaran gelap (malam).

Dalam beberapa mamalia, melatonin memiliki penghambatan mempengaruhi fungsi


reproduksi dengan mengurangi produksi dan pematangan sperma, oosit, dan organ
reproduksi. Melatonin merupakan antioksidan yang efektif, melindungi sistem saraf pusat
dari radikal bebas seperti oksida nitrat dan hidrogen peroksida. Terakhir, melatonin terlibat
dalam ritme biologis, terutama ritme sirkadian seperti siklus tidur-bangun dan kebiasaan
makan.

Gonad

Gonad merupakan jenis kelenjar tambahan endokrin. Gonad adalah organ seks dan
termasuk testis pria dan indung telur perempuan. Peran utama mereka adalah produksi
hormon steroid. Testis memproduksi androgen, yang memungkinkan untuk pengembangan
karakteristik seks sekunder dan produksi sel sperma. Testosteron, androgen yang paling
menonjol pada laki-laki, merangsang perkembangan dan fungsi organ seks primer (Gambar
1). Hal ini juga merangsang perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-laki
sekunder, seperti pertumbuhan rambut pada wajah dan nada dalam suara.

Ovarium menghasilkan hormon, seperti estrogen dan progesteron, yang menyebabkan


karakteristik seks sekunder dan mempersiapkan tubuh untuk melahirkan. Estrogen
meningkat pada saat pubertas, yang menyebabkan pertumbuhan rahim dan fagina. Tanpa
estrogen, pematangan sel telur tidak akan terjadi. Estrogen juga bertanggung jawab untuk
karakteristik seks sekunder seperti rambut tubuh perempuan dan distribusi lemak. Estrogen
dan progesteron bertanggung jawab untuk pengembangan payudara dan untuk siklus
uterus. Progesteron adalah hormon wanita yang disekresikan oleh korpus luteum setelah
ovulasi selama paruh kedua dari siklus menstruasi. Ini mempersiapkan lapisan rahim untuk
implantasi telur yang dibuahi dan memungkinkan untuk penumpahan lengkap endometrium
pada saat menstruasi. Dalam hal kehamilan, tingkat progesteron tetap stabil awal sekitar
satu minggu setelah pembuahan.

Ringkasan

1. Kelenjar pineal, sebuah kelenjar endokrin yang berukuran kecil di otak, bertanggung
jawab untuk memproduksi hormon yang terlibat dalam pengaturan ritme biologis,
terutama irama sirkadian.
2. Gonad (testis pada laki-laki dan ovarium pada wanita) bertanggung jawab untuk
produksi hormon steroid, seperti testosteron, estrogen, dan progesteron.
3. Testosteron mengatur perkembangan dan fungsi organ seks primer dan sekunder
karakteristik laki-laki pada laki-laki, seperti memperdalam nada suara dan bulu tubuh.
4. Estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik
seks sekunder dan persiapan tubuh untuk melahirkan.

http://www.sridianti.com/hormon-kelenjar-pineal.html

Kelenjar Timus

Meskipun dianggap sebagai kelenjar endokrin, kelenjar timus adalah organ utama dari
sistem limfatik. Fungsi utamanya adalah untuk mempromosikan perkembangan sel-sel
darah putih khusus yang disebut T-limfosit. Timus memproduksi beberapa hormon termasuk
thymosin, yang meningkatkan respon kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi
antibodi. Selain fungsi kekebalan tubuh, timus juga merangsang produksi hormon kelenjar
hipofisis tertentu yang mendorong pertumbuhan dan kematangan seksual.

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Hormon, Mekanisme Kerja
Hormon, dan Kelenjar yang Menghasilkan Hormon. Pembahasan kali ini mungkin akan
sedikit panjang, tapi kami akan menampilkan banyak gambar untuk memperjelas
pembahasan.

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar
endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah
dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi organ target.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem endokrin dapat berkomunikasi dengan
jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar.

Tidak seperti sistem saraf [baca : Perjalanan Impuls Saraf], pengaruh hormon berjalan
lambat, tetapi karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada
jaringan dan organ menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, ada pula hormon yang
dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang
dihasilkan oleh sel saraf tersebut dinamakan neurohormon.
Hormon diproduksi berdasarkan mekanisme kerja umpan balik. Artinya kekurangan atau
kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon lain.

Perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon


1. Sistem saraf

 Sinyal yang dibawa berupa impuls saraf

 Impuls saraf berjalan cepat karena dihantarkan melalui serabut saraf

 Organ target biasanya khusus, misal jika kaki terkena paku, impuls khusus dari kaki
kembali lagi ke kaki

 Tanggapan organ target berlangsung cepat

2. Sistem hormon

 Sinyal yang dibawa berupa cairan hormon

 Efek hormon berjalan lambat karena dihantarkan melalui sistem peredaran darah

 Organ target ada yang khusus ada pula yang umum. Misalnya hormon vasopressin
berpengaruh pada penyerapan air di ginjal, sedangkan hormon pertumbuhan
berpengaruh ke seluruh tubuh.

 Tanggapan organ target ada yang cepat, ada yang lambat.

Di dalam tubuh manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon,
yaitu hipotalamus, pituitari, pineal, tiroid, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas,
ovarium (pada wanita), dan testis (pada laki-laki).

1. Hipotalamus
Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostasis.
Hipotalamus mempunyai sel-sel saraf khusus yang memproduksi neurohormon.
Neurohormon ada yang berfungsi sebagai faktor pencetus dan ada pula yang berfungsi
sebagai faktor penghambat. Hormon yang berperan sebagai faktor pencetus akan dihasilkan
dan dibawa melalui pembuluh darah portahipotalamohipofisis menuju ke hipofisis. Jika
hormon itu tiba di hipofisis, maka hipofisis akan mengeluarkan hormon yang sesuai.

Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan hipotalamus beserta fungsinya:

 Hormon pencetus kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF)


Merangsang lobus anterior hipofisis agar mensekresi Adenocorticotropic Hormone
(ACTH)

 Hormon pencetus hormon pertumbuhan atau Growth Hormone Releasing Faktor


(GRF) Merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan Somatotrophic Hormone
(STH)
 Hormon pencetus tirotropik atau Tyrotrophic Releasing Factor (TRF) Merangsang
lobus anterior agar mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
 Hormon pencetus hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor
(FRF) Merangsang lobus anterior mensekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone)
 Hormon pencetus hormon LH atau Luteinizing Hormone Releasing Factor (LRF)
Merangsang lobus anterior mensekresi LH (Luteinizing Hormone)

Neurohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat, misalnya Prolactin Inhibiting Factor
(PIF) berfungsi untuk menghambat pengeluaran prolaktin. Hipotalamus juga menghasilkan
hormon yang bukan faktor pencetus. Hormon ini diangkut oleh neurit sel-sel neurosekresi ke
dalam hipofisis bagian belakang. Hormon-hormon tersebut adalah vasopressin
(mempengaruhi pengeluaran air pada urine) dan oksitosin (mempengaruhi kontraksi uterus).

2. Hipofisis (Kelenjar Pituitari)


Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi 3 bagian
(lobus), yaitu bagi anterior, tengah, dan posterior. Lobus tengah hanya terdapat pada saat
kita bayi, kemudian akan hanya tinggal sisa saat sudah beranjak dewasa. Kelenjar hipofisis
memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh, sehingga kelenjar ini disebut
“master of glands” karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar
endokrin lainnya. Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon setelah mendapat kiriman
sinyal (berupa hormon) dari kelenjar hipofisis.

Untuk lebih jelasnya silakan baca artikel lengkapnya :

 Perbedaan Hormon Hipofisis Anterior dan Posterior


 Umpan Balik Hormon Hipofisis Anterior dan Posterior

3. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terletak di otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama
melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun sesuai siklus diurnal. Kadar
melatonin paling tinggi terjadi di malam hari sehingga membuat kita mengantuk; sedangkan
pada siang hari kadarnya hanya sedikit. Kelenjar pineal diduga membantu mengatur siklus
proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan
suhu tubuh.

4. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan
kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofisis, yaitu hormon tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang
berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O 2 dan CO2,
mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.
Kelenjar Paratiroid dan Tiroid
(http://www.parathyroidglands.com/images/parathyroid-glands-2.jpg)

Kekurangan hormon tiroksin pada masa anak-anak dapat menyebabkan kretinisme, yaitu
terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Kekurangan homo tiroksin pada
orang dewasa menyebabkan mixudema, dengan gejala proses metabolisme menurun, berat
tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban, kulit tebal, dan rambut
rontok. Kelebihan tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan penyakit “Grave’s
disease” atau penyakit gondok eksoftalmus. Tanda-tanda penyakit tersebut adalah mata
menonjol, mudah gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta
tidak teratur, dan insomnia. Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi dengan
menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.

Tiroksin mengandung banyak iodin, kekurangan iodin dalam waktu lama dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar
harus bekerja keras agar produksi tiroksin terjamin. Akibatnya kelenjar gondok
mengembang dan muncullah penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerah-daerah
yang kekurangan iodin, misalnya daerah pegunungan atau daerah perbukitan. Pencegahan
dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, misalnya
ikan laut, atau menggunakan garam beriodin.

5. Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)


Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok
atau disebut juga dengan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan
hormon paratiroid untuk mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam
darah dan tulang. Kerja hormon ini sinergis dengan vitamin D [baca juga : Pengertian dan
Jenis-jenis Vitamin].

Jika seseorang mengalami defisiensi (kekurangan) hormon paratiroid akan mengakibatkan


tetani, dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, susah tidur, dan merasa
kesemutan.

Kebalikannya pula, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan kelainan pula, yaitu
menyebabkan kalsium dan fosforus dalam tulang akan dikeluarkan dan dialirkan ke dalam
serum darah sehingga penderita akan mudah untuk mengalami patah tulang, serta dalam
urine akan mengandung banyak kapur dan fosforus, sehingga memperbesar kemungkinan
untuk menimbulkan batu ginjal yang jika sudah parah dapat mengakibatkan kegagalan ginjal
[baca : Pengertian,Fungsi, dan bagian-bagian Ginjal]

6. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)

Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) atau kelenjar suprarenal terletak di atas (kutub) setiap
ginjal. Kelenjar ini terdiri dari bagian luar berwarna kekuningan yang disebut korteks dan
bagian dalam yang disebut medula. Setiap bagian tersebut menghasilkan hormon yang
berbeda,

1. Bagian Medula

 Hormon adrenalin (epinefrin) mempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan


darah, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan
gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
 Hormon noradrenalin (norepinefrin) menurunkan tekanan darah dan denyut
jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin bekerja antagonis

2. Bagian Korteks

 Hormon Glukokortikoid (kortisol, kortikosteron) menurunkan metabolisme hidrat


arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, serta mengurangi
kekebalan.

 Hormon Mineral kortikoid (aldosteron) Regulasi Na+ dan K+, meningkatkan


metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh, dan regulasi air.

Adrenalin berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja


berlawanan dengan hormon insulin. Kedua hormon tersebut bekerja secara berlawanan,
namun tujuannya sama yaitu mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal.

Kelenjar Adrenal
(http://healthcarehubindia.com/media/wysiwyg/Adrenal_Cortex.jpg)

Apabila kita terkejut, maka hormon adrenalin akan dilepaskan yang mengakibatkan denyut
jantung meningkat. Hormon adrenalin diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengubah glikogen
menjadi glukosa yang digunakan dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi.
Hormon adrenalin juga mengakibatkan saluran bronkiolus melebar, pupil mata melebar,
kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Kurang berfungsinya kelenjar adrenal akan mengakibatkan penyakit Addison, yang


mempunyai gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, terasa sakit di dalam
tubuh, dan meningkatnya pigmen melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal
mengakibatkan tumor kelenjar adrenal yang menyebabkan penyakit sindrom cushing
dengan gejala yang terlihat badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti “bulan
purnama”, adanya “punuk lembu” di punggung, dan perutnya menggantung. Kulit wajah juga
memerah, hipertensi dan mudah stres.

7. Pankreas

Pada pankreas terdapat kelompok sel yang disebut dengan pulau Langerhans. Pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.
Hormon ini membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik.
Kekurangan hormon ini akan mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi
glikogen untuk disimpan di dalam otot sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit kencing
manis (diabetes melitus). Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon
glukagon yang berfungsi menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi
glukosa.

ArtikelPenunjang : Pengertian, Fungsi, dan Struktur Pankreas


Pankreas
(https://my.bpcc.edu/content/blgy225/Hormones/pancreas.jpg)

8. Ovarium

Ovarium berbentuk seperti buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus [baca : Alat
Reproduksi Wanita dan Fungsinya]. Selain menghasilkan ovum (sel telur), ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkannya, yaitu estrogen dan
progesteron.
Ovarium
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

 Estrogen, dihasilkan oleh folikel Graff. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi hormon estrogen adalah merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder
pada wanita dan perilaku seksual.
 Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron dirangsang
oleh LH. Fungsi hormon ini adalah untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan
pertumbuhan kelenjar air susu.

9. Testis
Testis
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

Testis adalah organ reproduksi laki-laki, berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan
hormon testosteron [Baca : Alat Reproduksi Priadan Fungsinya]. Sekresi hormon ini
dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada masa pubertas. Hormon
testosteron berpengaruh terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan
perilaku seksual. http://www.softilmu.com/2015/06/hormon.html

Kelenjar timus adalah organ utama dari sistem limfatik. Terletak di daerah dada bagian atas,
fungsi utama dari kelenjar ini adalah untuk mempromosikan perkembangan sel-sel tertentu
dari sistem kekebalan tubuh yang disebut T-limfosit. T-limfosit atau sel-T adalah sel darah
putih yang melindungi terhadap organisme asing (bakteri dan virus) yang telah berhasil
menginfeksi sel-sel tubuh. Mereka juga melindungi tubuh dari dirinya sendiri dengan
mengendalikan sel kanker. Dari bayi sampai remaja, ukuran timus relatif besar. Setelah
pubertas, ukuran timus mulai menurun dan terus menyusut sesuai dengan penambahan
usia.

Struktur Timus
Timus adalah dua struktur yang strategis di rongga dada bagian atas. Timus sebagian
meluas ke daerah leher. Timus terletak di atas perikardium jantung, di depan aorta, antara
paru-paru, di bawah tiroid, dan di belakang tulang dada.

Struktur timus

Timus memiliki lapisan luar tipis yang disebut kapsul dan terdiri dari tiga jenis sel. Jenis sel
timus termasuk sel epitel, limfosit, dan sel-sel neuroendokrin.

 Sel epitel – sel padat yang memberikan bentuk dan struktur ke timus.
 Limfosit – sel kekebalan yang melindungi terhadap infeksi dan merangsang respon
kekebalan tubuh.
 Sel-sel neuroendokrin – sel hormon pelepas.

Setiap lobus timus mengandung banyak bagian yang lebih kecil yang disebut lobulus.
Sebuah lobulus terdiri dari area bagian dalam yang disebut medulla dan kawasan luar yang
disebut korteks. Wilayah korteks berisi dewasa T-limfosit. Sel-sel ini belum mengembangkan
kemampuan untuk membedakan sel-sel tubuh dari sel-sel asing.

Fungsi Timus

Timus mempunyai fungsi:

1. mengatur sistem kekebalan tubuh melalui pengembangan sel kekebalan yang


berperan untuk imunitas sel.
2. menghasilkan hormon yang mendorong pertumbuhan.
3. mempengaruhi struktur dari sistem endokrin, termasuk kelenjar hipofisis dan kelenjar
adrenal, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan seksual.
4. mempengaruhi organ lain dan sistem organ termasuk ginjal, limpa, sistem
reproduksi, dan sistem saraf pusat.
Fungsi timus terutama untuk mengembangkan T-limfosit. Setelah matang, sel-sel ini
meninggalkan timus dan diangkut melalui pembuluh darah ke kelenjar getah bening dan
limpa. T-limfosit berperan untuk imunitas sel, yang merupakan respon imun yang melibatkan
aktivasi sel kekebalan tertentu untuk melawan infeksi. T-sel mengandung protein yang
disebut reseptor sel T yang mengisi membran sel T dan mampu mengenali berbagai jenis
antigen (zat yang menimbulkan reaksi kebal).

T-limfosit berdiferensiasi menjadi tiga kelompok utama dalam timus. Kelompok ini adalah:

 Sel T sitotoksik – langsung menghentikan antigen.


 Sel T pembantu – memicu produksi antibodi oleh sel-B dan juga memproduksi zat
yang mengaktifkan T-sel lain.
 Sel T peraturan – juga disebut sel T penekan, sel-sel ini menekan respon dari sel-B
dan sel T lain terhadap antigen.

Timus memproduksi protein hormon yang membantu T-limfosit matang dan membedakan.
Beberapa hormon timus termasuk thiympoeitin, tiymulin, timosin, dan faktor humoral timus
(THF). Timpoeitin dan timulin menginduksi diferensiasi di T-limfosit dan meningkatkan fungsi
sel-T. Timosin meningkatkan respon imun. Hal ini juga merangsang hormon tertentu kelenjar
pituitari (hormon pertumbuhan). Faktor humoral timus meningkatkan respon imun terhadap
virus pada khususnya. http://tatangsma.com/2014/09/fungsi-thymus-dan-strukturnya.html by
tatang · September 24, 2014

Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas
efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Oleh sebagian orang,
kelenjar ini diberi tautan simbolik dengan apa yang disebut sebagai “mata ketiga”.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah
otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan
sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian
tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju
bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan
kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada
cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi
menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
Melatonin pertama kali berhasil diisolasi pada tahun 1958 oleh seorang
profesor dermatology yang bernama Aaron B. Lerner. Senyawa ini menjadi sangat populer
sebagai suplemen dan disarankan sebagai penyembuh jet lag dan kelainan tidur lainnya.
Sementara berbagai kondisi seperti kelainan yang berhubungan dengan musim, mungkin
juga berhubungan dengan tingakat produksinya di otak.
Seperti banyak aspek anatomi lainnya, deskripsi pertama mengenai kelenjar pineal
diberikan oleh seorang dokter dan filosuf Yunani bernama Galen yang hidup pada tahun
130-210 M. Galen pula yang menjelaskan bahwa kelenjar itu mendapatkan namanya dari
buah pinus yang berbentuk kerucut, yaitu Pinus pinea dalam Bahasa Latin, karena
kemiripan penampilannya. Menurutnya, fungsi kelenjar itu adalah mendukung pembuluh
darah dan dia mengabaikan pendapat lain jika kelenjar itu mengatur arus yang disebut
sebagai pneuma psikis di dalam otak.
René Descartes, filosuf Perancis abad ke-17, percaya bahwa kelenjar pineal adalah
tempat roh berada. Descartes menulis pada bulan Desember 1640:
“Karena hanya kelenjar itu yang merupakan bagian padat di dalam otak, bagian itu mestinya
tempat nalar berada, tempat pikiran berada, dan konsekuensinya tempat jiwa berada;
karena yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain”.
Descartes juga menjelaskan,
“Menurut saya, kelenjar ini adalah tempat utama jiwa berada, dan tempat semua pikiran kita
terbentuk”.
Kelenjar pineal menarik perhatian Madame Helena Blavatsky, seorang penulis
esoterik dan pendiri Theosophical Society pada tahun 1875. Dia menautkan “Mata Siwa”,
atau mata ketiga, dengan kelenjar itu. Dia berpendapat bahwa kelenjar pineal di dalam diri
manusia modern adalah versi sampingan dari sebuah organ visi spiritual.
Dalam sebagian hewan kelompok pinealosit, sel-sel dari kelenjar pineal berbentuk
sangat mirip dengan sel-sel fotoreseptor yang ada di mata, dan berbagai fosil makhluk
bertulang belakang awal ditemukan memiliki bukaan pineal yang semakin mendukung
pandangan jika kelenjar ini adalah mata ketiga.
Kelenjar pineal diasosiasikan dengan chakra keenam atau anja chakra, yang disebut
sebagai mata ketiga. Dalam ajaran bangsa India, chakra ini dikenal sebagai gyananakashu,
mata pengetahuan, dan banyak penganut Hindu memberi tanda di antara kedua alis mereka
sebagai pengakuan atas hal ini. Bangsa Mesir Kuno mengenakan ureus, atau ikat kepala
berbentuk ular kobra, di bagian tengah kening mereka, mengungkap kepercayaan mereka
bahwa ada sesuatu yang mirip dengan mata ketiga.

http://www.academia.edu/13490641/RESPON_SISTEM_SARAF_TERHADAP_STRESS

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol2.no1.Januari2010/PERUBAHAN%20HOR
MON%20TERHADAP%20STRESS.pdf
http://www.sridianti.com/macam-macam-kelenjar-endokrin.html Oleh: Sridianti | Diperbaharui: 13
March, 2016

Anda mungkin juga menyukai