Anda di halaman 1dari 13

Apa itu kelenjar?

Kelenjar adalah jaringan menyerupai kantung yang terbuat dari sel-sel sekresi.
Kelenjar terletak di lokasi-lokasi tubuh yang aman namun menonjol.

Fungsi kelenjar adalah untuk menghasilkan suatu zat tertentu yang berperan
mengatur berbagai fungsi fisiologis dan aktivitas tubuh. Zat yang dikeluarkan
kelenjar dapat berupa hormon, enzim, atau cairan yang masing-masing
memiliki fungsi penting.
Ada berbagai kelenjar yang bertugas sesuai dengan lokasi, tipe sekresi, dan
sistem organ yang dikendalikan. Tanpa pengeluaran sekresi yang cukup,
gangguan kesehatan yang terkait defisiensi enzim dan hormon dapat terjadi.

Macam-macam fungsi kelenjar berdasarkan jenisnya


Secara garis besar, ada dua tipe kelenjar pada tubuh manusia — yaitu kelenjar
eksokrin (duct glands) dan kelenjar endokrin (ductless glands). Berikut
perbedaan antara keduanya dan kelenjar apa saja yang termasuk ke dalamnya.
Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran untuk mengalirkan zat
sekresinya ke seluruh tubuh. Kebanyakan fungsi kelenjar eksokrin
menghasilkan enzim, tapi beberapa lainnya menghasilkan cairan non-enzim.

Beberapa kelenjar yang termasuk kelenjar eksokrin adalah:

 Kelenjar ludah: Kelenjar ini terletak di dalam dan sekitar rongga mulut, juga
dalam tenggorokan. Fungsi kelenjar ludah adalah menghasilkan air liur
membantu melembapkan mulut, mengawali pencernaan, dan melindungi gigi
dari pembusukan.
 Pankreas: Pankreas terletak dalam perut. Fungsinya adalah mensekresi enzim
pencernaan seperti amilase, tripsin, dan lipase untuk mencerna karbohidrat,
protein, dan lemak secara berurutan.
 Kelenjar keringat: Kelenjar ini terletak pada kulit. Saat suhu tubuh terlalu
panas, kelenjar ini mensekresikan keringat untuk mendinginkan tubuh.
 Kelenjar sebaceous (kelenjar minyak): Kelenjar ini terdapat di kulit untuk
menghasilkan minyak alami (sebum) yang membantu melembapkan kulit,
serta membuat kulit dan rambut jadi tahan air.
 Kelenjar lakrimal: Lokasinya di mata, sedikit di bagian atas dan luar ujung
mata. Kelenjar ini mensekresikan air mata yang mengandung protein,
elektrolit, dan air untuk melembapkan, memelihara, dan melindungi
permukaan mata.
Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar penghasil hormon yang tidak memiliki
saluran pengalir. Hormon yang dihasilkannya akan disalurkan lewat aliran
darah. Karena “menumpang” aliran darah, hormon tersebut bisa mencapai
bagian tubuh yang jauh dari lokasi kelenjar tersebut.

Kelenjar endokrin terdiri dari:

1. Kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis)

Kelenjar pituitari ada di dalam otak, tepatnya di bawah hipothalamus. Hormon


yang diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan
darah, produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh
lainnya.

Kelenjar ini meliputi kelenjar anterior dan posterior; masing-masingnya


memiliki jenis sekresi yang berbeda.

a) Kelenjar pituitari anterior


Terletak di bagian depan pituitari. Kelenjar ini menghasilkan:

 Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi


hormon adrenal.
 Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH): Hormon-
hormon ini mengatur produksi estrogen dan progesteron pada tubuh wanita
dan produksi testosteron pada tubuh pria. Letaknya di ovarium dan testis.
 Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam pertumbuhan
tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk anak-anak, hormon ini
membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat. Untuk orang dewasa, GH
bertindak sebagai penyeimbang distribusi lemak serta menjaga kesehatan
tulang dan otot.
 Prolaktin: Fungsi utama hormon ini adalah menstimulasi produksi ASI pada
wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitas seksual yang berbeda
pada pria dan wanita.
 Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormonnya sendiri, yang bertugas mendorong
metabolisme pada hampir seluruh jaringan tubuh.
b) Pituitari posterior

Terletak di belakang bagian depan pituitari. Kelenjar ini mensekresikan:

 Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopressin: Hormon ini dihasilkan ginjal


untuk meningkatkan penyerapan air dalam darah, mengurangi jumlah air yang
keluar dalam urin, dan membantu menyimpan air dalam tubuh.
 Oksitosin: Oksitosin memberi sinyal pada rahim untuk memulai proses
persalinan. Hormon ini juga bertanggung jawab merangsang produksi ASI.
2. Kelenjar tiroid

Terletak di leher dan mensekresikan hormon tiroid T3 & T4

3. Kelenjar paratiroid

Terletak di leher dan mensekresikan parathormone.

4. Kelenjar adrenal

Kelenjar ini terletak pada kedua ginjal dan terdiri dari 2 bagian: korteks luar
dan medulla dalam.

 Korteks: menghasilkan gluco-corticoid dan mineralo-corticoid.


 Medulla: menghasilkan nor-adrenalin, yang merupakan salah satu
neurotransmiter (hormon flight or fight).
5. Pankreas
Kelenjar pankreas memiliki kedua fungsi eksokrin dan endokrin. Pankreas
menghasilkan berbagai hormon yang mengendalikan metabolisme glukosa
tubuh. Dengan fungsi endokrin, pankreas mensekresikan insulin, glukagon,
somatostatin.

6. Ginjal

Menghasilkan renin angiotensin yang membantu mengendalikan tekanan


darah.

7. Kelenjar pineal

Kelenjar ini terletak di dalam otak dan bekerja sebagai jam biologis tubuh.
Fungsi kelenjar pineal mensekresikan melatonin, hormon yang salah satunya
mengatur siklus tidur dan bangun.
8. Kelenjar gonad

Fungsi kelenjar gonad adalah menghasilkan hormon seks:

 Testis: Menghasilkan hormon pria testosteron yang memberikan karakter pria


seperti jenggot, otot dan lainnya. Testosteron disekresikan dalam jumlah besar
pada pria dan jumlah kecil pada wanita.
 Indung telur: Mensekresikan estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
dihasilkan hanya pada wanita dan mengatur siklus reproduksi.
Penyalahgunaan nerkoba dapat mempengaruhi jumlah neurotransmiter atau
pembawa pesan kimia pada otak, antara lain:3

> Dopamin – Neurotransmiter ini berperan dalam mengatur suasana hati,


meningkatkan kesenangan, dan terlibat dengan gerakan, perilaku, motivasi
dan perhatian.

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar dopamine adalah: ganja,


heroin dan opioid lainnya, stimulan, ekstasi, PCP (Fensiklidin/Phencyclidine).

> Serotonin – Neurotransmitter ini bertanggung jawab untuk menstabilkan


suasana hati dan mengatur emosi.

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar serotonin adalah: ekstasi dan


halusinogen. 

> Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) – Bertindak sebagai penenang alami,


mengurangi respon stress dan menurunkan tingkat kecemasan serta
memperlambat fungsi saraf pusat.

Obat yang dapat mempengaruhi kadar GABA yaitu benzodiazepine.

> Norepinefrin – Neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin, sering disebut


“hormon stress” karena bekerja mempercepat sistem saraf pusat sebagai
respon aksi “lawan atau lari”, memusatkan perhatian dan meningkatkan
energi.

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar norepinefrin, diantaranya


adalah opioid dan ekstasi

Susunan otak yang dapat terpengaruh dengan adanya penyalahgunaan


narkoba diantaranya:3

> Batang otak - Berfungsi sebagai penunjang kehidupan, termasuk tidur,


pernapasan dan detak jantung)

> Sistem limbik – Berperan dalam pembentukan tingkah laku dan mengontrol
emosi serta memberikan kemampuan untuk merasakan kebahagian.

>Korteks serebral - Dianggap sebagai “pusat berpikir” otak, mengatur


kemampuan mengelola pemecahan masalah, perencanaan, pengambilan
keputusan serta memproses informasi yang diperoleh dari indra tubuh.
Neurotransmitter adalah senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi
untuk membawa dan mengirimkan pesan antar neuron atau dari neuron
ke berbagai jaringan tubuh, seperti otot

Pemangkasan terhadap pohon mangga menyebabkan tanaman tumbuh


rindang karena muncul tunas samping. Tunas samping akan
memunculkan dayn sehingga pohon menjadi rindang. Munculnya tunas
samping dikarenakan hormon auksin di ujung batang hilang karena dipotong.
Hilangnya auksin merangsang sitokinin merangsang pembentukan tunas
samping.
Pembahasan
Hormon pada tumbuhan disebut disebut juga dengan
fitohormon.  Berbagai golongan zat yang termasuk hormon tumbuhan yaitu
auksin, giberilin, sitokinin, etilen, kalin dan traumalin. Setiap hormon memiliki
fungsi tertentu yang menjadi ciri khasnya. Fungsi utama hormon adalah
sebagai pengatur tumbuh tumbuhan.
Berikut ini macam-macam dan fungsi hormon pda tumbuhan adalah:
1. Hormon Auksin
Hormon auksin merupakan hormon tumbuhan yang ditemukan pertama kali
pada ujung kecambah gandum Avena sativa oleh Frits Went. Auksin alami
terdiri dari dua macam yaitu auksin a dan b.
Letak auksin berada pada meristem apikal (ujung) dan diproduksi di tempat
tersebut. Perpindahan hormon auksin selalu menjauhi cahaya matahari, atau
rentan dengan cahaya matahari.
Hormon auksin memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Merangsang perpanjangan sel (elongasi sel).
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d. Mempengaruhi pembengkokan batang tanaman.
e. Merangsang pembentukan akar lateral atau samping.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi atau perubahan bentuk.
Hormon auksin memegang peranan penting dalam bioteknologi tumbuhan
yaitu kultur jaringan.
2. Hormon Sitokinin
Hormon sitokonin merupakan hormon yang dikenal karena fungsinya dalam
pembelahan sel tumbuhan atau sitokinesis.
Hormon sitokonin berkaitan erat dengan hormon auksin. Apabila hormon
auksin tidak ada, maka sitokonin tidak mampu melakukan pembelahan sel
dengan cepat. Hal tersebut karena untuk membelah, dinding sel tumbuhan
harus menjadi lunak. Untuk melakukannya dibutuhkan kehadiran hormon
auksin.
Fungsi Hormon Sitokinin (Kinetin) sebagai berikut:
a. Mengatur pembentukan bunga dan buah.
b. Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada proses pembuatan
kultur jaringan.
c. Memperkecil dominansi apikal (pertumbuhan ujung) dan juga dapat
menyebabkan pembesaran daun muda.
d. Merangsang pembelahan sel dengan cepat.
e. Kombinasi dengan hormon auksin dan giberelin dapat menyebabkan
pertumbuhan normal bagi tumbuhan yang kerdil.
f. Memperlambat terjadinya pengguguran daun, bunga dan buah pada
tumbuhan karena terjadi peningkatan transport zat makanan.
3. Hormon Giberelin
Hormon giberelin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada
jamur Gibberella fujikuroi oleh Eiichi Kurosawa. Hormon giberelin berfungsi
hampir sama dengan hormon auksin, akan tetapi dengan letak yang berbeda.
Fungsi Hormon Giberelin sebagai berikut:
a. Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel.
b. Mempengaruhi perkembangan embrio dan perkecambahan
c. Menghambat pembentukan biji.
d. Mempengaruhi pemanjangan batang.
e. Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan
bunga.
4. Hormon Asam Absisat (ABA)  
Penemu dari hormon asam absisat adalah P. F. Wareing dan F.T. Addicott.
Hormon asam absisat dihasilkan di daun, batang, akar, dan buah hijau. fungsi
hormon asam absisat (ABA) sebagai berikut:
a.  Mengurangi pembelahan dan pemanjangan sel di daerah titik tumbuh.
b. Merangasang gugurnya daun pada saat musim kemarau untuk mengurangi
penguapan air.
c. Memicu menutupnya stomata daun agar mengurangi penguapan.
d. Menyebabkan dormansi biji agar tidak berkecambah.
5. Hormon Etilen
Penemu dari hormon ini adalah R. Gene (1934). Hormon etilen dibentuk oleh
jaringan buah yang sedang matang, ruas batang, daun, dan respons bunga
yang menua.
Fungsi hormon etilen sebagai berikut:
a. Mempercepat pematangan pada buah.
b. Menghambat pemanjangan akar, batang, dan proses pembungaan.  
c. Merangsang pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal.
e. Gabungan etilen dengan auksin saling untuk memacu proses pembungaan.
f. Gabungan etilen dan giberelin saling berinteraksi mengontrol rasio bunga
jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoecious.
6. Hormon Asam Traumalin
Hormon asam traumalin disebut juga dengan hormon luka atau kambium
luka. Fungsi hormon asam traumalin yaitu merangsang sel-sel pada daerah
luka menjadi jaringan yang bersifat meristematik sehingga akan mempercepat
proses penutupan pada bagian yang luka.
7. Hormon Kalin  
Hormon kalin dihasilkan di jaringan meristem. Fungsi hormon kalin yaitu
memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan.

Perbedaan Proses Fotosintetis pada Tanaman C3,


C4 dan CAM
Menurut tipe atau proses fotosintetisnya, tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu tanaman C3, C4 dan CAM atau crassulacean acid metabolism. Fotosintetis adalah
sebuah cara atau proses yang dilakukan oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi
serta bahan makanan.

Baca juga: Mengenal Ciri dan Manfaat Tanaman Adas

Dibandingkan C3, tanaman C4 dan CAM bersifat lebih adaptif pada daerah yang kering
dan panas. Akan tetapi tanaman C4 lebih mudah beradaptasi di lahan yang memiliki
kadar CO2 tinggi. Jenis tanaman C3 antara lain kacang-kacangan, kapas, kedelai,
kentang dan gandum.
Sedangkan jenis tanaman C4 contohnya adalah tebu, jagung dan sorgum. Lalu untuk
tanaman CAM misalnya nenas dan kaktus serta beberapa jenis tanaman lain yang bisa
menutup stomata di siang hari dan menutupnya di malam hari.

Tanaman C3
Ketika menjalani proses fontosintetis, tanaman C3 dapat memasukan secara langsung
karbon dioksida ke dalam siklus calvin. Struktur kloropas tanaman ini bersifat homogen
serta punya peran yang sangat penting terhadap sistem metabolisme.

Selain itu tanaman C3 juga mempunyai kemampuan untuk melakukan fotorespirasi


rendah, karena tidak butuh energi dalam fiksasi yang sudah dilakukan. Namun pada sisi
yang lain C3 juga dapat kehilangan carbon sebanyak 20% pada sikluk calvin. Hal ini
dikarenakan adanya radiasi. Sehingga tanaman C3 juga bisa dimasukan dalam
keluarga phylogenik.

Pada proses fotosistetis pada tanaman C3, RUDP akan mengikat CO2 kemudian
dirubah jadi senyawa organik C6 yang sifatnya tidak stabil. Setelah itu senyawa organik
C6 tersebut akan dirubah lagi jadi glukosa memakai 12 NADPH dan 10 ATP.
Perjalanan siklus terhadap tanaman C3 ini terjadi di bagian stroma pada kloroplas.
Tujuannya agar bisa dihasilkan molekul glukosa. Molekul glukosa ini jadi kebutuhan
utama bagi 6 siklus C3.

Tanaman C4
Tanaman C4 misalnya jagung atau Zea Mays dan tebu atau Saccharum officinarum
maupun tumbuhan sejenis lainnya tidak akan melakukan ikatan langsung pada karbon
dioksida. Sebab tanaman ini dapat membentuk senyawa pertama setelah menjalankan
proses fotosintetis yang jangka waktunya lebih pendek.

Senyawa pertama yang dihasilkan tersebut tidak berupa PGA atau 3-C asam
fostogliserat tapi berbentuk senyawa 4-C asam oksaloasetat atau OAA. Metode
alternatif dalam proses fiksasi karbon dioksida terhadap proses fontosintetis tanaman
C4 ini dinamakan sebagai jalur hatch slack. Sedangkan tanaman yang
memanfaatkannya disebut tumbuhan 4 karbon atau tanaman C4.

Tanaman CAM
Tanaman CAM mempunyai gerakan stomata yang agak berbeda dibandingkan jenis
tanaman lainnya. Pada tanaman CAM, pembukaan gerakan stomata dilakukan pada
malam hari. Namun pada siang hari gerakan stomata tersebut akan ditutup.

Apabila cuaca atau suhu udara di malam hari tidak bagus untuk melakukan transpirasi,
maka stomata pada tanaman CAM bisa membuka. Setelah itu karbon dioksida akan
menjalani difusi dalam daun, lalu diikat dengan sistem PEP karbosilase.

Melalui proses ini selanjutnya akan terbentuk malat dan OAA. Berikutnya Malat
dipindahkan ke vakuola di tengah-tengah sel mesofil dari tempat sebelumnya,
sitoplasma. Di tempat baru ini asam bisa dikumpulkan pada jumlah yang besar. Setelah
itu di siang hari gerakan stomata akan menutup.

Dari proses tersebut tanaman akan terhindar dari kekurangan cairan, malat dan asam
organik yang lain yang telah dikumpulkan pada dekarboksilasi. Sehingga karbon
dioksida yang diikat secara langsung melalui daur calvin oleh sel akan selalu tersedia.

Itulah beberapa jenis perbedaan tanaman C3, C4 dan CAM saat menjalani proses
fotosintetis. Semoga bisa menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat untuk kita
semua.

C3: Hasil pertama dari fotosintesis adalah molekul yang mempunyai 3 atom karbon, yaitu 3
PGA (Phospho gliseric acid). Pada tanaman C3 fiksasi CO2 terjadi melalui siklus calvin. Contoh
tanaman C3 adalah gandum, kentang, kedelai, dan lain-lain. C4: Hasil dari fotosintesis adalah
molekul dengan 4 atom karbon, yaitu malat
Tabel 1. Perbedaan antara tanaman C3 dan C4
C3 C4

Mempunyai kloroplas dalam seludang pembuluh (bundle


Tidak mempunyai seludang pembuluh (bundle sheath) sheath).
CO2 difiksasi PEP membentuk asam berantai C4, ditranslokasi di
CO2 difiksasi Rubisco à siklus Calvin (dalam mesofil) seludang pembuluh
Rubisco daya ikat lebih rendah PEPC daya ikat kuat
Tidak mempunyai PEPC Mempunyai Rubisco (<< C3) ± 10%
Adaptasi: panas + lembab Adaptasi: panas, kering, lembab
Fotorespirasi (dari sampingan siklus Calvin) Tidak ada fotorespirasi yang terukur
Laju fotosintesis lebih rendah Laju fotosintesis tinggi

Anda mungkin juga menyukai